"Xavier, karena pihak cabang tim tempur Kota Serambi sudah mengirim anggota ke sini, Yoga pasti akan melepaskan Luna, 'kan?"Desi mengabaikan Ardika begitu saja. Saat ini, hal yang paling penting baginya adalah keselamatan putrinya.Xavier berkata dengan penuh percaya diri, "Tentu saja. Pihak cabang tim tempur Kota Serambi sudah turun tangan, Yoga pasti akan melepaskan Luna.""Kita langsung masuk ke dalam untuk menjemputnya saja. Mungkin sekarang Luna juga sangat terkejut. Saat ini, seharusnya orang yang paling ingin ditemuinya adalah Bibi."Setelah mendengar ucapan Xavier, seulas senyum langsung tersungging di wajah Desi."Kalau begitu, ayo segera masuk ke dalam untuk menjemputnya. Xavier, aku benar-benar berterima kasih atas bantuanmu kali ini. Kamu beri tahu penjaga pintu untuk membiarkan kita masuk ke dalam," kata Desi dengan ekspresi bersyukur."Oke."Xavier langsung berjalan ke arah pintu besi.Penjaga pintu bersikap sesuai dengan latar belakang seseorang.Begitu melihat mobil ya
Yoga memang layak disebut sebagai pengedar informasi terbesar di Provinsi Denpapan. Dia bisa menyebut nama Xavier secara tepat dan akurat.Xavier tertegun sejenak, lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya, benar. Luna adalah temanku, jadi sebaiknya kamu lepaskan dia ...."Sebelum Xavier menyelesaikan kalimatnya, dia kembali disela oleh Yoga."Dengan mempertimbangkan ayahmu, aku nggak akan menuntut pertanggung jawabanmu karena sudah berkata-kata kasar padaku tadi. Kamu bawa mereka pergi sekarang juga," kata Yoga sambil menunjuk Desi dan yang lainnya.Xavier langsung marah besar. "Yoga, kamu ....""Apa kamu nggak dengar Bos menyuruhmu untuk pergi sekarang juga?!"Anak buah Yoga langsung menghampiri Xavier, lalu melayangkan pukulan keras ke bahu Xavier, sampai-sampai pemuda itu merintih kesakitan.Bulir-bulir keringat dingin mulai bercucuran ke sekujur tubuhnya.Sesaat kemudian, di bawah tatapan ganas sekelompok anak buah Yoga, Xavier dan yang lainnya tampak berada di pintu taman log
"Bibi Desi, aku akan memikirkan cara lain lagi. Pasti ada cara untuk menyelamatkan Luna ..." kata Xavier dengan kesal. Siapa pun yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya ini, samar-samar pasti bisa menyadari ketidakberdayaannya.Yoga bahkan sama sekali tidak mempertimbangkan wakil kapten tim tempur Provinsi Denpapan.Apa mungkin masih ada tokoh hebat lain dengan tingkatan yang lebih tinggi dari tingkatan ayahnya yang bisa diandalkan oleh Xavier?Dalam sekejap, hati Desi diselimuti oleh keputusasaan.Namun, dia tetap menghibur Xavier."Xavier, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kamu sudah berusaha semampumu. Sebelumnya, keluarga kalian juga sudah memberikan bantuan besar pada kami. Kami sangat berterima kasih padamu.""Semua ini salah Ardika si pembawa sial itu!""Kalau bukan karena dia, Luna juga nggak akan ditahan di sini.""Ardika, kalau sampai terjadi sesuatu pada Luna, mati pun aku nggak akan melepaskanmu!"Desi menggertakkan giginya dan memelototi Ardika dengan kesal, di
Saat ini, napas semua orang seakan-akan terhenti.Semua orang merasakan pandangan mereka sebelumnya hancur berantakan!Bagaimana mungkin Ardika bisa menggerakkan pasukan?Bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi?Mereka bahkan mencurigai diri mereka sendiri apakah sedang berhalusinasi.Mereka menggosok-gosok mata mereka dengan tidak percaya.Namun, pemandangan di hadapan mereka ini benar-benar nyata!"Ternyata orang yang biasa-biasa saja tapi begitu percaya diri itu bukan dia, tapi kita."Saat ini, Futari ingin sekali menghilang ditelan bumi.Dia merasa dirinya sendiri sangat konyol."Astaga! Kak Desi, Kak Jacky, sebenarnya siapa Ardika?!"Amanda sudah hampir jatuh pingsan, suaranya sudah terdengar bergetar.Mengingat kata-kata sindiran yang dilontarkannya pada Ardika tadi, wajahnya langsung merah padam."Aku nggak tahu."Pikiran Desi juga kosong seperti secarik kertas putih.Sementara itu, Xavier menatap Ardika dengan tatapan terkejut sekaligus ketakutan.Sebelumnya, berani-beraninya
Ardika menganggukkan kepalanya. Setelah mendengar ucapan Yoga, dia baru lega sepenuhnya."Aku dengar kamu menerima 200 miliar dari Luna, ada apa dengan uang itu?" tanyanya lagi.Yoga berkata dengan cemas, "Nona Luna meminta bantuanku untuk menyelidiki tentang pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian.""Oh? Lalu, apakah sudah ada hasilnya?""Sudah, pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian adalah seseorang bernama Edrik."Ardika menatap lawan bicaranya dan berkata, "Tapi, dari hasil penyelidikan anggotaku, setelah Edrik mengunjungimu, dia kembali ke Kota Banyuli, tapi kamu malah menahan dua wanita itu. Jadi, seperti ini caramu berbisnis?"Saking ketakutannya, Yoga ingin berlutut lagi.Melihat sorot mata dingin Ardika, sekujur tubuhnya gemetaran. Dia pun menahan dirinya untuk tidak berlutut."Tuan, aku sudah bertindak gegabah! Aku nggak mampu menahan godaan dua triliun yang ditawarkan oleh Edrik!""Tapi, aku sama sekali nggak melukai Nona Tina dan Nona Luna!""Dalang di balik semua ini adalah E
Tidak hanya Luna dan Tina, Desi dan yang lainnya juga menatap Ardika dengan lekat."Ya, aku yang menggerakkan pasukan ini."Ardika mengakui dengan terus terang."Eh ...."Walaupun sebelumnya mereka sudah tercengang dengan pemandangan yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, tetapi mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Ardika tetap membuat mereka sangat terkejut.Bagaimana Ardika bisa melakukan hal yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh Xavier?Saat ini, di mata semua orang, Ardika menjadi makin misterius.Semua orang juga makin penasaran pada identitas asli pria itu.Apa mungkin pria itu adalah anak haram dari tokoh hebat tim khusus? Tingkatan tokoh hebat itu lebih tinggi dibandingkan ayah Xavier?"Tuan, Kapten Thomas tim tempur Provinsi Denpapan sedang mengawasi pelatihan Korps Armor Besi ke-1, mendengar Tuan berada di Kota Serambi, Kapten Thomas berharap bisa bertemu dengan Tuan."Tepat pada saat ini, Yanis yang dari tadi hanya berdiri di belakang Ardika tanpa menguca
Saat mereka sedang berdiskusi satu sama lain, mobil khusus Thomas sudah berhenti tepat di hadapan mereka semua.Tak lama kemudian, seorang pemuda dengan aura yang mengesankan dan mengenakan seragam dengan bintang di bagian bahunya keluar dari mobil tersebut.Saat pengawalnya hendak memakaikan sebuah mantel khusus yang hanya bisa dikenakan oleh orang berpangkat tinggi sepertinya, Thomas melambaikan tangannya untuk menghentikan anak buahnya itu.Berhadapan dengan Ardika, dia tidak berhak berlagak hebat.Hanya dengan sekali pandangan saja, Thomas sudah menemukan keberadaan Ardika. Dengan sorot mata antusias, dia melangkahkan kakinya ke arah Ardika.Dalam lubuk hatinya, dia sangat menghormati pria yang telah mengubah nasibnya itu!Tak lama kemudian, dia sudah berdiri di hadapan Ardika. Saking antusiasnya, dia hendak mengangkat lengannya untuk memberi hormat kepada Ardika.Tepat pada saat ini, Tina yang dari tadi hanya diam tiba-tiba berkata dengan dingin, "Thomas, siapa yang memintamu untu
Prasangka buruk terhadap seseorang tidak akan bisa menghilang semudah itu.Dalam lubuk hati Desi, dia tetap meragukan ucapan Ardika yang menyatakan bahwa dirinya yang telah menggerakkan pasukan ke sini.Biarpun tadi dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri Prananda memberi hormat kepada Ardika, dia tetap merasakan hal itu bagaikan ilusi belaka.Kebetulan, dia mendengar ucapan Tina pada Thomas tadi.Oleh karena itu, sama seperti Tina, dia juga mengira pasukan ini digerakkan oleh Thomas."Bibi, mengenai hal ini ..." kata Thomas sambil melemparkan sorot mata rumit kepada Ardika.Tina tidak menghubunginya, dia sama sekali tidak mengetahui masalah ini.Setelah Ardika mengeluarkan perintah untuk menggerakkan pasukan, dia baru tahu adik sepupunya ditahan di sini.Namun, kalau di saat seperti ini dia membantah hal tersebut, bukankah kesempatannya untuk memperbaiki hubungan dengan adik sepupunya akan hilang begitu saja?Ardika menyadari situasi sulit Thomas, dia pun berinisiatif untuk mem