Tidak hanya Luna dan Tina, Desi dan yang lainnya juga menatap Ardika dengan lekat."Ya, aku yang menggerakkan pasukan ini."Ardika mengakui dengan terus terang."Eh ...."Walaupun sebelumnya mereka sudah tercengang dengan pemandangan yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, tetapi mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Ardika tetap membuat mereka sangat terkejut.Bagaimana Ardika bisa melakukan hal yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh Xavier?Saat ini, di mata semua orang, Ardika menjadi makin misterius.Semua orang juga makin penasaran pada identitas asli pria itu.Apa mungkin pria itu adalah anak haram dari tokoh hebat tim khusus? Tingkatan tokoh hebat itu lebih tinggi dibandingkan ayah Xavier?"Tuan, Kapten Thomas tim tempur Provinsi Denpapan sedang mengawasi pelatihan Korps Armor Besi ke-1, mendengar Tuan berada di Kota Serambi, Kapten Thomas berharap bisa bertemu dengan Tuan."Tepat pada saat ini, Yanis yang dari tadi hanya berdiri di belakang Ardika tanpa menguca
Saat mereka sedang berdiskusi satu sama lain, mobil khusus Thomas sudah berhenti tepat di hadapan mereka semua.Tak lama kemudian, seorang pemuda dengan aura yang mengesankan dan mengenakan seragam dengan bintang di bagian bahunya keluar dari mobil tersebut.Saat pengawalnya hendak memakaikan sebuah mantel khusus yang hanya bisa dikenakan oleh orang berpangkat tinggi sepertinya, Thomas melambaikan tangannya untuk menghentikan anak buahnya itu.Berhadapan dengan Ardika, dia tidak berhak berlagak hebat.Hanya dengan sekali pandangan saja, Thomas sudah menemukan keberadaan Ardika. Dengan sorot mata antusias, dia melangkahkan kakinya ke arah Ardika.Dalam lubuk hatinya, dia sangat menghormati pria yang telah mengubah nasibnya itu!Tak lama kemudian, dia sudah berdiri di hadapan Ardika. Saking antusiasnya, dia hendak mengangkat lengannya untuk memberi hormat kepada Ardika.Tepat pada saat ini, Tina yang dari tadi hanya diam tiba-tiba berkata dengan dingin, "Thomas, siapa yang memintamu untu
Prasangka buruk terhadap seseorang tidak akan bisa menghilang semudah itu.Dalam lubuk hati Desi, dia tetap meragukan ucapan Ardika yang menyatakan bahwa dirinya yang telah menggerakkan pasukan ke sini.Biarpun tadi dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri Prananda memberi hormat kepada Ardika, dia tetap merasakan hal itu bagaikan ilusi belaka.Kebetulan, dia mendengar ucapan Tina pada Thomas tadi.Oleh karena itu, sama seperti Tina, dia juga mengira pasukan ini digerakkan oleh Thomas."Bibi, mengenai hal ini ..." kata Thomas sambil melemparkan sorot mata rumit kepada Ardika.Tina tidak menghubunginya, dia sama sekali tidak mengetahui masalah ini.Setelah Ardika mengeluarkan perintah untuk menggerakkan pasukan, dia baru tahu adik sepupunya ditahan di sini.Namun, kalau di saat seperti ini dia membantah hal tersebut, bukankah kesempatannya untuk memperbaiki hubungan dengan adik sepupunya akan hilang begitu saja?Ardika menyadari situasi sulit Thomas, dia pun berinisiatif untuk mem
Ucapan Desi membuat suasana langsung menegang.Thomas langsung melemparkan sorot mata tidak percaya ke arah Desi.Dia bertanya-tanya mengapa sepertinya ibu mertua atasannya itu sangat tidak menyukai atasannya.Thomas tahu jelas bahwa Ardika sangat diminati oleh kaum hawa.Dia ingat ketika berada di medan perang perbatasan, aura mengesankan sang dewa perang membuat wanita yang tak terhitung jumlahnya tergila-gila pada Ardika.Bahkan, putri negara lain rela datang jauh-jauh dan menawarkan diri untuk tidur dengan Ardika hanya demi memiliki keturunan dari pria itu.Boleh dibilang, selama Ardika menganggukkan kepalanya, wanita yang cantik dengan bentuk badan yang indah serta berasal dari latar belakang keluarga yang kuat berbaris untuk menjadi milik pria itu!Alasannya sederhana. Karena pria itu adalah dewa perang.Pria itu adalah sosok dewa perang yang mampu mengalahkan sebuah negara seorang diri di medan perang!Negara yang tidak terhitung jumlahnya menawarkan kekuasaan, uang dan wanita u
Melihat Ardika memeluk Luna dengan erat, mata Desi seolah-olah akan memuncratkan api!Dia sangat ingin memisahkan mereka berdua, tetapi Luna selalu saja menentang keinginannya."Ardika, ikut pulang bersamaku, ya? Aku nggak ingin bercerai denganmu."Luna tidak memedulikan pendapat ibunya.Ardika menepuk-nepuk punggung Luna dengan lembut.Setelah melirik Desi sejenak, dia berkata, "Tapi, sebaiknya kamu pulang bersama Ayah, Ibu dan yang lainnya terlebih dahulu. Setelah amarah Ibu reda, aku baru pulang.""Ardika, kamu nggak perlu mengucapkan kata-kata untuk menyenangkanku!"Desi malah mendengus, sama sekali tidak menerima niat baik dari Ardika."Jangan berpikir aku sengaja menentangmu dan bersikeras memisahkanmu dengan Luna.""Sebenarnya masalah terletak pada dirimu sendiri!""Mengapa Edrik menjebakmu? Jelas-jelas karena kamu sudah menyinggungnya.""Dia adalah anggota Grup Lautan Berlian yang memiliki banyak anak buah. Kekuatan mereka sangat mengerikan. Kamu pernah bekerja di Grup Lautan B
"Lapor ...."Secara naluriah, Thomas mengangkat kepalanya dan menegakkan tubuhnya, lalu memberi hormat militer.Ini adalah kebiasaan yang telah terbentuk saat dirinya tergabung dalam tim khusus pelatihan Ardika. Hingga sekarang, dia tidak melupakan aturan tersebut.Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Sekarang kita sedang membicarakan masalah pribadi, nggak perlu terlalu kaku.""Baik!"Setelah mendengar ucapan Ardika, Thomas baru tampak agak rileks. Dia berkata, "Tina adalah putri bungsu pamanku yang merupakan Kepala Keluarga Dienga.""Sejak Bibi tiada, Tina nggak terima Paman menikah lagi. Karena itulah, hubungannya dengan Keluarga Dienga menegang, lalu dia memutuskan hubungannya dengan Keluarga Dienga secara sepihak dan meninggalkan kediaman Keluarga Dienga."Pemutusan hubungan secara sepihak yang dimaksud oleh Thomas adalah Tina sendiri menghapus namanya dari silsilah keluarga.Sejak saat itu, Tina sudah putus hubungan dengan Keluarga Dienga sepenuhnya.Ternyata apa yang diala
Saking ketakutan, sekujur tubuh Yoga sampai gemetaran.Dia berkata dengan suara bergetar, "Karena Tuan Ardika nggak memerintahkanku untuk berdiri, aku nggak berani berdiri!"Sangat jelas bahwa dia sedang sengaja menjilat Ardika.Ardika mendengus dengan acuh tak acuh. "Berdirilah."Setelah mendengar ucapan Ardika, Yoga baru bangkit dengan kaki yang masih gemetaran.Kemudian, dia berkata dengan nada menyanjung, "Tuan Ardika, sebenarnya masih ada hal tentang Grup Lautan Berlian yang ingin kulaporkan kepada Tuan.""Katakan saja," kata Ardika tanpa ekspresi.Yoga berkata, "Malam sebelum Alden mati keracunan, Vrenzent, dokter genius nomor satu Provinsi Denpapan bertemu dengan Alden di Kota Banyuli.""Begitu Alden mati, Vrenzent juga menghilang.""Jadi, menurut tebakanku, mungkin saja Vrenzent adalah orang yang ditempatkan oleh Billy di sisi Alden."Selesai berbicara, Yoga menatap Ardika sambil tersenyum menyanjung.Dia tahu, Ardika pasti tidak akan melepaskan orang-orang yang sudah menuduhny
"Tina, Edrik sudah menunjukkan bukti konkret bahwa kamu adalah pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian. Apa lagi yang ingin kamu katakan?"Melihat Tina keluar dari mobil, pedang dalam genggaman Titus sudah sedikit terangkat.Tina menutup pintu mobil dengan perlahan, lalu menoleh dan menatap Titus."Paman Titus, kediaman Komandan Draco dari tim tempur Kota Banyuli terletak di sebelah Kompleks Vila Bumantara."Dia berkata dengan tenang, "Sebelumnya, saat Bromo mengutus dua puluh pembunuh ke sini untuk membalas dendam, mereka semua langsung ditembak mati di sini.""Kalau Paman berencana membunuhku di sini, Paman sendiri yang akan rugi besar."Tentu saja Tina tidak ingin mati.Apalagi mati tidak berdaya karena menjadi kambing hitam Edrik.Jadi, begitu keluar dari mobil, dia langsung menyampaikan beberapa patah kata itu.Dia ingin Titus segera mengurungkan niat untuk membunuhnya.Selama Titus tidak langsung bertindak, maka dia memiliki waktu untuk meyakinkan pria tua itu dan memberi penjelasa