Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 313 Sigit Secara Pribadi Menjadi Sopir

Share

Bab 313 Sigit Secara Pribadi Menjadi Sopir

Author: Sarjana
"Tuan Ardika, tadi Rita sudah memberi kesaksian. Dia mengatakan Keluarga Buana yang menginstruksikannya untuk menuduh Nona Luna. Aku akan segera menangkap anggota Keluarga Buana untuk memberikan keadilan kepada Nona Luna," kata Marko ketika Ardika hendak membawa Luna pergi.

Kesaksian Ferry benar-benar membuat Rita putus asa. Hanya dalam kurun waktu sesingkat itu, dia sudah mengungkapkan kebenaran dengan detail.

Sebenarnya kasus ini tidak rumit.

Setelah menemukan keberadaannya, Keluarga Buana mengancamnya dengan keluarganya, lalu memberikan suap yang besar kepadanya dan memintanya memberikan kesaksian palsu untuk menjebak Luna.

Sementara itu, bukti-bukti transfer dipalsukan oleh Keluarga Buana dengan bantuan Yanto sekeluarga.

Anggota Keluarga Buana di balik semua ini adalah Arif Buana, boleh dibilang termasuk paman David, yang satu generasi dengan ayahnya David.

"Pak Marko, penangkapan orang nggak perlu terburu-buru, tunggu saja instruksi dariku."

Ardika menolak usulan Marko untuk seger
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
bodohnya mati aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 314 Mengecewakan Kalian

    Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi Yanto sekeluarga.Kekesalan yang mereka rasakan sebelumnya, bisa mereka lampiaskan hari ini.Perusahaan sudah jatuh kembali ke tangan mereka, vila dan mobil juga kembali menjadi milik mereka.Selain itu, sekarang perusahaan memiliki dana investasi sebesar lebih dari empat triliun dan Kompleks Prime Melati yang akan segera dipasarkan.Tempat tinggal mereka berubah menjadi vila mewah yang bernilai dua triliun, mobil yang mereka kendarai juga berubah menjadi mobil balap.Kehidupan mereka saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.Mereka harus berterima kasih pada Luna. Wanita itu yang bekerja keras, mereka yang mendapatkan hasilnya."Desi, untuk apa kamu masih duduk dan menangis di sana? Apa kamu pikir hanya dengan menangis putrimu yang sudah melakukan tindakan pelanggaran hukum itu bisa kembali? Cepat bereskan barang-barang kalian dan pindah dari sini!"Melihat Desi masih duduk terisak di sofa, Nadia sudah kehilangan kesabarannya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 315 Luna Sudah Berubah

    Walaupun Rita memberi kesaksian bahwa Keluarga Buana yang menginstruksikannya untuk menuduh Luna, tetapi Luna sendiri mengetahui dengan jelas bahwa keluarga pamannya pasti mengetahui hal ini, bahkan memberi andil besar dalam hal ini.Sebagai contohnya, tanpa bantuan dari keluarga pamannya, Keluarga Buana tidak akan bisa memalsukan bukti transfer itu.Kali ini, Luna benar-benar sangat sedih dan kecewa atas tindakan kejam keluarga pamannya terhadap dirinya.Karena mereka sama sekali tidak menganggapnya sebagai keluarga, Luna juga tidak akan memperlakukan mereka layaknya keluarga lagi.Kali ini, tidak perlu Ardika yang berperan sebagai orang jahat lagi.Dia sendiri yang menelepon Juna, manajer umum Grup Bumantara, lalu berkata dengan dingin, "Pak Juna, ada orang yang menerobos masuk ke rumahku. Tolong kirimkan orang ke sini untuk mengusir mereka!"Yanto sekeluarga langsung tercengang.Nadia berteriak dengan marah, "Luna, apa kamu pikir kamu sudah hebat? Berani-beraninya kamu memanggil ora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 316 Tidak Meneteskan Air Mata Sebelum Ajal Menjemput

    Mengingat kata-kata ancaman yang dilontarkan oleh Wulan sebelum pergi, Desi merasa sangat cemas.Yanto sekeluarga adalah tipe orang yang bersikap arogan setelah memiliki kekuasaan.Ke depannya, mereka pasti akan makin keterlaluan menindas Luna sekeluarga.Luna tidak memperhatikan beberapa kalimat terakhir ibunya, melainkan mengerutkan keningnya dan berkata, "Pada akhirnya proyek Kompleks Prime Melati tetap jatuh ke tangan Keluarga Buana."Sebelumnya sepulang dari membuat keributan besar di Departemen PUPR, Ardika memberitahunya bahwa Keluarga Buana adalah dalang di balik semuanya dan berencana untuk merebut Grup Agung Makmur.Untung saja, kala itu Ardika berhasil menundukkan Ridwan dan menggagalkan rencana Keluarga Buana.Siapa sangka Keluarga Buana masih belum menyerah. Kali ini, mereka menjalankan aksi mereka sekali lagi dan berhasil mendapatkan proyek Kompleks Prime Melati.Luna langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Tuan Besar Basagita."Luna, bukankah kamu sedang diinteroga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 317 Aku Tidak Perlu Memohon

    "Bu Luna, karena kamu sudah terbukti nggak bersalah, cepat kembali ke perusahaan dan rebut kembali kekuasaan tertinggi atas perusahaan. Kami berharap Bu Luna bisa menyingkirkan orang-orang yang membuat kekacauan itu, lalu bekerja kembali dengan Bu Luna!"Kata-kata ini keluar dari mulut Gita, manajer pemasaran Kompleks Prime Melati, kata-katanya juga mewakili suara hati kebanyakan petinggi dan karyawan perusahaan yang sudah mengundurkan diri.Hanya sebagian kecil dari mereka yang dipecat oleh Yanto dan Wisnu.Sebagian besar dari mereka berinisiatif untuk mengundurkan diri.Setelah Luna ditangkap, Yanto yang memegang kendali atas Grup Agung Makmur. Mereka tidak bisa melihat adanya harapan lagi sejak perusahaan jatuh ke tangan Yanto.Walaupun mengundurkan diri sebelum mencari pekerjaan baru akan berpengaruh besar pada pekerjaan mereka selanjutnya, mereka tetap mengundurkan diri tanpa ragu.Mereka tahu Yanto dan Wisnu hanyalah orang-orang bodoh yang tidak akan bisa mengembangkan perusahaan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 318 Pergi Meminta Maaf

    Ardika tahu isi pikiran Ridwan.Sekarang Ridwan mempertaruhkan masa depan kariernya, bahkan nyawa seluruh anggota keluarganya pada Ardika.Alasannya sangat jelas, yaitu karena Ardika adalah Dewa Perang.Di mata Ridwan, dengan menjalin relasi dengan Ardika, tidak hanya dirinya sendiri, nasib seluruh keluarganya juga akan berubah.Karena itulah, dia selalu mengusahakan yang terbaik untuk membantu Ardika.Begitu Luna ditangkap, bukan Ardika yang menelepon Ridwan untuk meminta bantuannya, melainkan Ridwan sendiri yang berinisiatif menelepon Ardika dan mengatakan bahwa dia akan mencari cara untuk mengeluarkan Luna.Namun, bagaimana mungkin Tina bisa memercayai hal seperti itu?Bahkan Desi dan yang lainnya juga tidak percaya. Mereka beranggapan Ardika sedang membual.Ardika juga malas memberi penjelasan. Kebetulan pada saat ini Jesika meneleponnya. Jadi, dia langsung berjalan keluar dengan membawa ponselnya."Ada apa?" tanya Ardika begitu menjawab panggilan telepon itu.Jesika berkata, "Pak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 319 Edrik Lotoka

    Tidak menyukai Desi mengucapkan kata-kata tidak enak didengar, Luna berkata dengan tidak senang, "Ibu, jelas-jelas kami nggak melakukan kesalahan apa pun. Atas dasar apa Ardika harus pergi meminta maaf? Lagi pula, Ardika sudah meminta Claudia untuk memberi kesaksian atas kasus ini, nggak lama lagi kasus ini akan berakhir.""Di saat seperti ini, kamu masih saja membelanya!"Desi berkata dengan amarah yang bergejolak, "Keluarga Buana saja sudah hampir membuatmu masuk ke penjara. Kalau sampai menyinggung tiga keluarga besar, apa yang akan terjadi padamu? Apa kamu mau membuat kami mencemaskanmu lagi? Lagi pula, dia hanya perlu meminta maaf, nggak akan terluka!"Luna masih hendak mengucapkan sesuatu, tetapi Ardika menghentikannya.Dia melirik Tina, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kalau begitu, Tina kamu urus saja. Aku mau lihat saat itu tiba siapa yang akan meminta maaf kepada siapa!"Ardika benar-benar sangat kesal pada Tina.Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemamp

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 320 Hanya Boleh Membiarkannya Meminta Maaf Tanpa Berlutut

    "Aku nggak percaya."Saat ini, aura yang menakutkan sudah terpancar keluar dari tubuh Edrik. Mungkin merasakan aura menakutkan seperti itu, orang biasa pasti sudah merasa agak ketakutan. Namun, Ardika sama sekali tidak merasakan apa pun."Memohon bantuanku, tapi sikapmu malah seperti ini! Apa kamu pikir aku nggak berani menghajarmu?!"Sorot mata Edrik langsung berubah menjadi dingin dan berencana untuk memberi pelajaran pada Ardika yang berani berkata-kata tidak sopan di hadapannya."Siapa yang memohon bantuanmu?"Ardika hanya melirik pria itu dengan tatapan acuh tak acuh.Tina sendiri berlagak pandai, wanita itu yang bersikeras menariknya ke sini untuk meminta maaf kepada Kresna.Karena wanita itu adalah sahabat Luna, Ardika tidak bisa mengabaikan Tina begitu saja.Namun, menghadapi orang yang menganggap diri sendiri sangat hebat seperti Edrik, Ardika sama sekali tidak sungkan lagi.Hanya dengan satu pandangan saja, tangan Edrik sudah terangkat langsung berhenti di udara.Walaupun sor

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 321 Berlutut

    "Ardika, siapa suruh kamu mematahkan kaki orang lain, lalu memasukkan banyak alkohol ke dalam tubuh orang lain sampai-sampai menyebabkannya masuk ke ICU dan hampir kehilangan nyawa.""Kalau bukan karena Grup Lautan Berlian maju sebagai menengah, Kresna dan yang lainnya pasti akan membunuhmu dan menghancurkan keluargamu! Kalau nggak, mereka pasti nggak akan berhenti membalas dendam!"Seolah-olah melakukan semua hal ini demi kebaikan Ardika sendiri, Tina mengucapkan beberapa patah kata untuk membuka pikirannya.Maksud wanita itu adalah agar Ardika jangan terlalu memedulikan harga dirinya dan menyelesaikan masalah ini.Namun, sikap meremehkan wanita itu benar-benar membuat Ardika kesal.Apa wanita itu berpikir bisa sesuka hati memintanya berlutut pada siapa pun?Tepat pada saat ini, pintu lift terbuka. Mereka sudah sampai di lantai enam."Sudah kubilang belum tentu siapa yang akan berlutut pada siapa!"Ardika sama sekali tidak melirik Tina.Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan ding

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2087 Nasib Seseorang Tidaklah Tetap

    Banyak orang yang berkemampuan, tetapi hanya segelintir orang yang bisa menjadi presdir sebuah perusahaan sebesar itu.Sorot mata yang ditujukan Leane terhadap Ardika juga sudah berubah. Dia menatap Ardika dengan tatapan penuh semangat, seperti ibu mertua yang sedang menatap sang menantu.Tepat pada saat ini, anak mitra tersebut berkata, "Tapi aku dengar-dengar, Pak Ardika ini sudah disingkirkan oleh orang lain. Sekarang presdir Grup Susanto Raya sudah ganti orang menjadi seorang wanita yang bernama Jesika. Dia adalah sekretaris mantan presdir, luar biasa cantik.""Oh, omong-omong, ada rumor yang bilang Kak Ardika adalah seorang menantu benalu. Biasanya nggak hanya menuangkan air cuci kaki di rumah, kali ini setelah dia disingkirkan dari Grup Susanto Raya, ibu mertuanya terus mendesaknya untuk bercerai dengan istrinya ...."Anak mitra itu baru berusia sepuluh tahun. Saat ini, dia membicarakan rumor-rumor itu tanpa henti, seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang menarik.Rumor menge

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2086 Mantan Presdir

    "Lagi pula, aku memilih menantu nggak melihat latar belakangnya, hanya melihat karakternya. Aku nggak akan setuju Kalris menjadi menantuku."Sambil berbicara, Sutandi mengangkat tangannya dan menepuk bahu Ardika. "Menurutku Ardika cukup baik. Dia berkemampuan dan berkarakter baik. Selain itu, dia dan Jeslin sudah saling mengenal sejak kecil, boleh dibilang mereka tumbuh bersama.""Saat itu, setiap hari Jeslin merengek ingin menikah dengannya!"Mendengar ucapan sang guru, Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kala itu Jeslin memang sangat menempel padanya, mengatakan setelah tumbuh dewasa nanti akan menikah dengannya. Namun, itu hanyalah ucapan anak kecil. Bagaimana bisa dianggap serius?Namun, ada satu kalimat Sutandi memang benar.Memang belum pasti siapa yang akan menduduki posisi sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pada akhirnya, siapa yang bisa menduduki posisi itu tergantung keputusannya yang kini sudah merupakan Organisasi Snakei cabang Gotawa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2085 Tuan Muda Kalris

    Di samping mereka.Melihat suaminya langsung memberikan selembar kartu bank pada Ardika begitu bertemu dengan Ardika, ekspresi Leane langsung berubah menjadi sangat muram.Seorang pria dewasa sepertinya masih perlu dihibur oleh Sutandi.Bukan hanya tidak berguna lagi, murid Sutandi yang satu ini benar-benar payah.Sangat jelas pria itu datang untuk bergantung pada keluarga mereka."Pak Sutandi, simpan saja kartu ini, aku punya uang. Kalau suatu hari nanti aku benar-benar mencapai titik terendah dalam hidupku, aku pasti akan memberi tahu Pak Sutandi."Sambil tersenyum, Ardika memasukkan kembali kartu bank itu ke dalam genggaman Sutandi. Tentu saja dia tidak akan menerima uang ini."Baiklah kalau begitu."Sutandi juga menyadari ekspresi muram istrinya. Mengira Ardika memedulikan harga diri sendiri, dia juga tidak memaksa lebih jauh lagi."Ayo, ikut aku masuk ke dalam!"Sambil menarik Ardika menuju ke dalam, dia berkata, "Kebetulan kamu datang. Kemarin sudah aku sudah bilang padamu, hari

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2084 Kepedulian

    Ekspresi dan pergerakan Leane, menunjukkan bahwa wanita itu jijik padanya. Ya, tentu saja Ardika menyadari hal ini.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sutandi yang menyuruh sopir kalian untuk membawaku ke sini, katanya kebetulan makan bersama di sini terlebih dulu baru pulang ke rumah.""Dasar Sutandi ini! Apa dia nggak lihat acara apa ini?! Bisa-bisanya dia langsung memanggilnya kemari!"Leane melontarkan kata-kata itu dengan agak kesal. Kemudian, dia menarik Ardika ke luar ruang pribadi, di mana orang-orang di dalam ruangan tidak bisa melihat mereka lagi, lalu berkata dengan suara rendah, "Ardika, acara hari ini sangat penting bagi keluarga kami. Orang-orang yang kami undang adalah orang-orang kaya dan berkuasa. Kamu nggak cocok berkunjung ke tempat seperti ini."Saat berbicara, Leane membuka tasnya, mengeluarkan semua uang tunai di dalam tasnya. Kemudian, dia langsung memasukkan uang sekitar sebesar empat juta itu dalam genggaman Ardika tanpa banyak bicara."Kamu ambil saja u

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2083 Istri Guru

    "Tuan, silakan."Pelayan tersebut membimbing Ardika ke ruang pribadi yang telah dipesan oleh Sutandi. Untuk menjaga privasi pelanggan setiap meja, Restoran Siam menyediakan sebuah ruang pribadi untuk pelanggan setiap meja."Eh? Pemuda itu ...."Manajer Restoran Siam kebetulan lewat. Dia tiba-tiba menoleh dan melihat punggung Ardika. Saat itu juga, keningnya langsung berkerut.Setelah ragu sejenak, dia mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan telepon."Halo, Tuan Muda Levin, aku adalah manajer Restoran Siam cabang ibu kota provinsi. Sebelumnya, Tuan Muda sudah menginstruksikan pada kami, kalau ada seorang tuan bernama Ardika datang berkunjung ke restoran, kami harus melayaninya dengan sepenuh hati.""Barusan sepertinya aku melihat Tuan Ardika itu ...."..."Tok ... tok ...."Ardika yang tengah membawa bungkusan herba itu berjalan mengikuti pelayan Restoran Siam. Dia melihat pelayan tersebut tengah mengetuk pintu sebuah ruang pribadi."Eh, sepertinya Jeslin dan Tuan Muda Kalris sud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2082 Mengadakan Perjamuan di Restoran Siam

    Ya, contohnya saja Ardika tahu, hanya Chamir seorang saja sudah memegang tiga puluh persen saham.Selain itu, tiga wakil ketua cabang Gotawa, seperti Jiglo, suami Ruth, wanita yang mati di tangan Ardika, juga memegang saham sebesar sepuluh persen.Selain Jiglo, sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan, juga karena cabang Provinsi Denpapan menduduki posisi yang istimewa di cabang Gotawa, Sirilus memegang saham sebesar dua puluh persen.Hanya dua puluh persen sisanya yang merupakan aset bersama Organisasi Snakei cabang Gotawa.Berbisnis dengan meminjam kekuasaan dan sumber daya Organisasi Snakei, tetapi keuntungan malah dibagikan oleh para tokoh besar internal organisasi. Yah, pantas saja ada begitu orang yang bermimpi pun ingin bergabung dengan Organisasi Snakei.Kini, Chamir sudah mati. Sirilus dan putranya juga sudah mati di tangan Ardika.Jangankan perebutan posisi ketua cabang Gotawa dan ketua cabang Provinsi Denpapan, hanya saham Grup Goldis yang mereka tinggalkan saja, sudah cukup m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2081 Grup Goldis

    Mercedes-Benz itu sudah melaju, tetapi Ardika tidak menanyakan lokasi yang ditujunya.Lagi pula, dia juga tidak takut Miro bermain trik dengannya.Menghadapi orang seperti Miro yang suka memandang rendah orang lain, takut pada yang kuat serta suka menindas yang lemah, dia memang harus langsung turun tangan untuk mengintimidasi orang tersebut. Kalau tidak, Miro hanya akan makin menjadi-jadi.Dia yakin setelah dihajar olehnya tadi, pemuda yang satu ini sudah mengerti dia bukanlah orang yang mudah diprovokasi.Kalau Miro masih tak kunjung tahu diri, Ardika tidak keberatan untuk memberinya pelajaran yang tak terlupakan seumur hidupnya.Mercedes-Benz itu melaju di jalanan utama ibu kota provinsi.Gedung-gedung pencakar langit melintasi indra penglihatan Ardika.Walaupun kedudukannya tidak bisa dibandingkan dengan Kota Sewo yang merupakan ibu kota Gotawa, tetapi tidak perlu diragukan lagi ibu kota provinsi adalah pusat perekonomian di sini.Pengaruhnya tersebar luas ke seluruh Gotawa, bahkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2080 Memandang Rendah Orang Lain

    Ardika melangkah maju dan berkata, "Kak Miro, 'kan? Aku Ardika, murid Pak Sutandi ...."Miro mengalihkan pandangannya dari seorang wanita muda. Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, bahkan membawa sebuah bungkusan yang terkesan kampungan, tampak seperti orang kampung yang baru masuk kota, ekspresi meremehkan pun menghiasi wajahnya."Kenapa kamu membiarkanku menunggu begitu lama?!""Pertama kali naik kereta api cepat, jadi tersesat?"Miro memang merupakan keponakan jauh Leane. Beberapa tahun yang lalu, saat Sutandi baru mulai merintis kariernya dan membutuhkan seorang sopir untuk menunjukkan martabat sendiri, sudah mulai mempekerjakan pemuda ini sebagai sopir.Selama bertahun-tahun ini, dia sudah mengikuti Sutandi sekeluarga dan melihat banyak orang kaya. Miro sendiri menganggap dirinya sudah menjadi orang kaya.Dia sudah lupa dia sendiri juga anak kampung. Walaupun sekarang dia sudah masuk kota, tetapi dia tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2079 Dua Orang Musuh

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sepertinya Ratu Ular juga nggak seperti yang kamu katakan sendiri, nggak memperhatikan hal-hal kecil. Kamu bahkan tahu Tina sudah datang ke ibu kota provinsi.""Kamu ingin meminjam tanganku lagi untuk membersihkan pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri di Organisasi Snakei?"Sebelumnya, untuk mencari masalah dengan Ardika, Pangeran Sego langsung memanggil orang-orang Organisasi Snakei.Melalui hal itu saja sudah terlihat jelas, pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri dalam Organisasi Snakei cabang Gotawa sudah sangat dalam. Tidak berlebihan kalau mengatakan sudah seperti pasir yang bertebaran.Jadi, hanya dengan sekali lihat saja, Ardika sudah bisa menebak perencanaan menguntungkan yang tengah disusun oleh Vanya.Vanya tidak keberatan tujuannya diketahui oleh Ardika. Tidak menyetujui, juga tidak menyangkal, dia berkata, "Kalau begitu, tergantung pada pemikiranmu sendiri. Kamu sudah merusak pernikahan politik antara Keluarga Bangsawan Sinatri dengan Keluar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status