Walaupun Rita memberi kesaksian bahwa Keluarga Buana yang menginstruksikannya untuk menuduh Luna, tetapi Luna sendiri mengetahui dengan jelas bahwa keluarga pamannya pasti mengetahui hal ini, bahkan memberi andil besar dalam hal ini.Sebagai contohnya, tanpa bantuan dari keluarga pamannya, Keluarga Buana tidak akan bisa memalsukan bukti transfer itu.Kali ini, Luna benar-benar sangat sedih dan kecewa atas tindakan kejam keluarga pamannya terhadap dirinya.Karena mereka sama sekali tidak menganggapnya sebagai keluarga, Luna juga tidak akan memperlakukan mereka layaknya keluarga lagi.Kali ini, tidak perlu Ardika yang berperan sebagai orang jahat lagi.Dia sendiri yang menelepon Juna, manajer umum Grup Bumantara, lalu berkata dengan dingin, "Pak Juna, ada orang yang menerobos masuk ke rumahku. Tolong kirimkan orang ke sini untuk mengusir mereka!"Yanto sekeluarga langsung tercengang.Nadia berteriak dengan marah, "Luna, apa kamu pikir kamu sudah hebat? Berani-beraninya kamu memanggil ora
Mengingat kata-kata ancaman yang dilontarkan oleh Wulan sebelum pergi, Desi merasa sangat cemas.Yanto sekeluarga adalah tipe orang yang bersikap arogan setelah memiliki kekuasaan.Ke depannya, mereka pasti akan makin keterlaluan menindas Luna sekeluarga.Luna tidak memperhatikan beberapa kalimat terakhir ibunya, melainkan mengerutkan keningnya dan berkata, "Pada akhirnya proyek Kompleks Prime Melati tetap jatuh ke tangan Keluarga Buana."Sebelumnya sepulang dari membuat keributan besar di Departemen PUPR, Ardika memberitahunya bahwa Keluarga Buana adalah dalang di balik semuanya dan berencana untuk merebut Grup Agung Makmur.Untung saja, kala itu Ardika berhasil menundukkan Ridwan dan menggagalkan rencana Keluarga Buana.Siapa sangka Keluarga Buana masih belum menyerah. Kali ini, mereka menjalankan aksi mereka sekali lagi dan berhasil mendapatkan proyek Kompleks Prime Melati.Luna langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Tuan Besar Basagita."Luna, bukankah kamu sedang diinteroga
"Bu Luna, karena kamu sudah terbukti nggak bersalah, cepat kembali ke perusahaan dan rebut kembali kekuasaan tertinggi atas perusahaan. Kami berharap Bu Luna bisa menyingkirkan orang-orang yang membuat kekacauan itu, lalu bekerja kembali dengan Bu Luna!"Kata-kata ini keluar dari mulut Gita, manajer pemasaran Kompleks Prime Melati, kata-katanya juga mewakili suara hati kebanyakan petinggi dan karyawan perusahaan yang sudah mengundurkan diri.Hanya sebagian kecil dari mereka yang dipecat oleh Yanto dan Wisnu.Sebagian besar dari mereka berinisiatif untuk mengundurkan diri.Setelah Luna ditangkap, Yanto yang memegang kendali atas Grup Agung Makmur. Mereka tidak bisa melihat adanya harapan lagi sejak perusahaan jatuh ke tangan Yanto.Walaupun mengundurkan diri sebelum mencari pekerjaan baru akan berpengaruh besar pada pekerjaan mereka selanjutnya, mereka tetap mengundurkan diri tanpa ragu.Mereka tahu Yanto dan Wisnu hanyalah orang-orang bodoh yang tidak akan bisa mengembangkan perusahaan
Ardika tahu isi pikiran Ridwan.Sekarang Ridwan mempertaruhkan masa depan kariernya, bahkan nyawa seluruh anggota keluarganya pada Ardika.Alasannya sangat jelas, yaitu karena Ardika adalah Dewa Perang.Di mata Ridwan, dengan menjalin relasi dengan Ardika, tidak hanya dirinya sendiri, nasib seluruh keluarganya juga akan berubah.Karena itulah, dia selalu mengusahakan yang terbaik untuk membantu Ardika.Begitu Luna ditangkap, bukan Ardika yang menelepon Ridwan untuk meminta bantuannya, melainkan Ridwan sendiri yang berinisiatif menelepon Ardika dan mengatakan bahwa dia akan mencari cara untuk mengeluarkan Luna.Namun, bagaimana mungkin Tina bisa memercayai hal seperti itu?Bahkan Desi dan yang lainnya juga tidak percaya. Mereka beranggapan Ardika sedang membual.Ardika juga malas memberi penjelasan. Kebetulan pada saat ini Jesika meneleponnya. Jadi, dia langsung berjalan keluar dengan membawa ponselnya."Ada apa?" tanya Ardika begitu menjawab panggilan telepon itu.Jesika berkata, "Pak
Tidak menyukai Desi mengucapkan kata-kata tidak enak didengar, Luna berkata dengan tidak senang, "Ibu, jelas-jelas kami nggak melakukan kesalahan apa pun. Atas dasar apa Ardika harus pergi meminta maaf? Lagi pula, Ardika sudah meminta Claudia untuk memberi kesaksian atas kasus ini, nggak lama lagi kasus ini akan berakhir.""Di saat seperti ini, kamu masih saja membelanya!"Desi berkata dengan amarah yang bergejolak, "Keluarga Buana saja sudah hampir membuatmu masuk ke penjara. Kalau sampai menyinggung tiga keluarga besar, apa yang akan terjadi padamu? Apa kamu mau membuat kami mencemaskanmu lagi? Lagi pula, dia hanya perlu meminta maaf, nggak akan terluka!"Luna masih hendak mengucapkan sesuatu, tetapi Ardika menghentikannya.Dia melirik Tina, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kalau begitu, Tina kamu urus saja. Aku mau lihat saat itu tiba siapa yang akan meminta maaf kepada siapa!"Ardika benar-benar sangat kesal pada Tina.Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemamp
"Aku nggak percaya."Saat ini, aura yang menakutkan sudah terpancar keluar dari tubuh Edrik. Mungkin merasakan aura menakutkan seperti itu, orang biasa pasti sudah merasa agak ketakutan. Namun, Ardika sama sekali tidak merasakan apa pun."Memohon bantuanku, tapi sikapmu malah seperti ini! Apa kamu pikir aku nggak berani menghajarmu?!"Sorot mata Edrik langsung berubah menjadi dingin dan berencana untuk memberi pelajaran pada Ardika yang berani berkata-kata tidak sopan di hadapannya."Siapa yang memohon bantuanmu?"Ardika hanya melirik pria itu dengan tatapan acuh tak acuh.Tina sendiri berlagak pandai, wanita itu yang bersikeras menariknya ke sini untuk meminta maaf kepada Kresna.Karena wanita itu adalah sahabat Luna, Ardika tidak bisa mengabaikan Tina begitu saja.Namun, menghadapi orang yang menganggap diri sendiri sangat hebat seperti Edrik, Ardika sama sekali tidak sungkan lagi.Hanya dengan satu pandangan saja, tangan Edrik sudah terangkat langsung berhenti di udara.Walaupun sor
"Ardika, siapa suruh kamu mematahkan kaki orang lain, lalu memasukkan banyak alkohol ke dalam tubuh orang lain sampai-sampai menyebabkannya masuk ke ICU dan hampir kehilangan nyawa.""Kalau bukan karena Grup Lautan Berlian maju sebagai menengah, Kresna dan yang lainnya pasti akan membunuhmu dan menghancurkan keluargamu! Kalau nggak, mereka pasti nggak akan berhenti membalas dendam!"Seolah-olah melakukan semua hal ini demi kebaikan Ardika sendiri, Tina mengucapkan beberapa patah kata untuk membuka pikirannya.Maksud wanita itu adalah agar Ardika jangan terlalu memedulikan harga dirinya dan menyelesaikan masalah ini.Namun, sikap meremehkan wanita itu benar-benar membuat Ardika kesal.Apa wanita itu berpikir bisa sesuka hati memintanya berlutut pada siapa pun?Tepat pada saat ini, pintu lift terbuka. Mereka sudah sampai di lantai enam."Sudah kubilang belum tentu siapa yang akan berlutut pada siapa!"Ardika sama sekali tidak melirik Tina.Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan ding
Dengan iringan teriakan menyedihkan, Kresna dan yang lainnya dibawa pergi oleh pihak berwenang.Selama menduduki jabatan sebagai petinggi Bank Banyuli, mereka sudah melakukan banyak tindakan pelanggaran hukum. Mungkin mereka harus mendekam di balik jeruji besi selama sisa hidup mereka."Ardika, kenapa saat Kresna dan yang lainnya ditangkap mereka memohon padamu?"Saat menuruni lift, Tina benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dan bertanya pada Ardika.Hingga saat ini, dia masih tidak berani memercayai apa yang telah terjadi.Namun, adegan Kresna dan yang lainnya terus menerus bersujud di hadapan Ardika dan memohon pada pria itu sebelum dibawa pergi terpampang jelas di hadapannya."Karena aku yang meminta Jesika untuk menyelidiki dan mencari bukti-bukti pelanggaran hukum mereka, lalu menangkap mereka. Nasib mereka ada di tanganku, tentu saja mereka harus memohon padaku."Ardika memang bermaksud untuk menunjukkan kemampuannya kepada Tina. Jadi, dia langsung memberi tahu wa
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b