Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 31 Berenang Pulang

Share

Bab 31 Berenang Pulang

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2023-11-08 18:00:00
"Luna, lihatlah suamimu ini, dia bahkan mengusir kakekmu pergi."

Sambil menatap Luna dengan dingin, Tuan Besar Basagita menunjukkan sikap seorang kepala keluarga dan berkata, "Aku perintahkan kamu untuk segera bercerai dengannya."

"Luna, dengar nggak? Kakek suruh cerai dengannya, kamu berani melawan?"

Semua anggota Keluarga Basagita menatap Luna dengan sinis.

Di Keluarga Basagita, ucapan Tuan Besar adalah hal mutlak dan tidak ada yang berani melawannya.

Namun, Luna justru menjawab dengan tegas, "Kakek, pernikahanku adalah urusanku, nggak ada yang boleh ikut campur."

Tuan Besar Basagita berkata dengan marah, "Luna, apakah kamu masih menganggap kakekmu ini?"

Melihat Luna tidak menjawab, dia pun melihat ke arah Jacky dan Desi, lalu berkata, "Kalian, cepat suruh anak kalian cerai dengan Ardika."

Jacky juga tidak menjawab.

Sambil mendengus dingin, Desi pun menjawab, "Tuan Besar, cukup. Kalau Luna bercerai dengan Ardika, dia harus mengandalkan siapa? Mengandalkan Keluarga Basagita?"

"Ketika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 32 Membangun Kembali Asosiasi Bahan Bangunan

    Ardika tersenyum dan berkata, "Bu, aku mendukungmu, yang penting Ibu senang.""Menantuku memang paling baik. Huh! Kalian nggak bisa dibandingkan dengan Ardika."Setelah mendapat pendukung, Desi langsung merasa senang."Sudahlah, kalau Ibu ingin pamer, lakukan saja," kata Luna dengan tak berdaya. Mendengar Desi mengakui Ardika sebagai menantunya, Luna tentu saja merasa senang.Di meja makan, Luna juga bilang kalau dia akan merekrut beberapa karyawan baru untuk Perusahaan Jaya Semi. Sebelumnya, banyak karyawan yang sudah pergi dari perusahaan itu, sehingga mereka kekurangan orang."Mulai sekarang, Perusahaan Jaya Semi adalah bisnisku sendiri. Aku akan berusaha untuk membesarkan Perusahaan Jaya Semi."Selesai berbicara, kedua mata Luna menunjukkan sedikit penyesalan dan kesedihan.Sejak lulus, Luna sudah mulai bekerja di Grup Agung Makmur. Dia sudah mengorbankan banyak waktu serta perasaan di dalamnya.Apalagi, menjayakan kembali Grup Agung Makmur serta mengembalikan nama baik Jacky merup

    Last Updated : 2023-11-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 33 Kejadian Masa Lalu

    Dia segera menghubungi Bambang. Untungnya, kali ini panggilannya tersambung. Wisnu menyuruh Bambang untuk merebut kembali Vila Cakrawala besok. Kalau berhasil, Wisnu akan memberikan bayaran 1 miliar.Bayaran 1 miliar untuk menakuti beberapa orang sudah termasuk tinggi."Vila Cakrawala? Itu adalah vila mewah. Semua satpam Grup Bumantara berasal dari perusahaan keamanan yang profesional. Pekerjaan ini sedikit sulit."Suara Bambang terdengar kesulitan dari ujung telepon.Wisnu melanjutkan, "Kak Bambang, kamu adalah bawahan terkuat Tuan Jinto. Kalau kamu turun tangan, semua satpam profesional pasti akan kabur. Bagaimanapun kita sudah kenal lama, tolong bantu aku.""Baiklah, aku setuju. Kalau bukan karena menghargaimu, aku nggak akan menerima pekerjaan ini."Ketika Wisnu sedang terharu, Bambang tiba-tiba berkata, "Tapi, bayarannya harus ditambah.""Kakek, dia minta 10 miliar."Wisnu memberi tahu Tuan Besar Basagita sambil menutupi ponselnya.Semua orang langsung terkejut. 10 Miliar? Kenapa

    Last Updated : 2023-11-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 34 Ketakutan Besar

    Bambang tiba-tiba berteriak, "Oi, tua bangka, berhenti kalian!"Ketika menoleh ke belakang dan melihat banyak preman, Desi langsung berhenti karena ketakutan.Bambang mendekat dengan gaya sombong, lalu berkata, "Kalian adalah orang Keluarga Basagita yang tinggal di Vila Cakrawala, 'kan? Hari ini, kalian harus pindah.""Kenapa kami harus pindah? Ini adalah rumah kami."Meskipun wajah Desi sudah pucat karena ketakutan, dia tetap berusaha berdebat.Tentu saja, para preman tidak mungkin mau berdebat dengannya.Plak!Bambang langsung menamparnya, lalu berkata dengan sombong, "Aku nggak peduli ini rumah siapa, kalau disuruh pindah, ya pindah saja.""Kalau kami nggak mau pindah?"Ketika mendengar kehebohan, Ardika pun berjalan keluar bersama Draco.Melihat Desi menutupi wajahnya, aura membunuh terbesit di mata Ardika."Oh, ternyata masih ada yang keras kepala."Sambil menoleh ke arah Ardika, Bambang langsung berkata dengan kesal, "Pergi dan tampar dia 10 kali."Seketika, salah satu preman lan

    Last Updated : 2023-11-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 35 Bertemu Lagi di Wawancara

    Setelah menjelaskan panjang lebar, Ardika berhasil menenangkan ayah dan ibu mertuanya.Setelah masuk ke vila, Desi dan Jacky pun pergi istirahat. Mereka masih ketakutan karena kejadian tadi.Ketika Ardika keluar dari vila, dia melihat Juna berlari kemari bersama beberapa orang."Tuan Ardika, mohon maaf. Satpam kami nggak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga membiarkan para preman menerobos masuk. Ini adalah tanggung jawab kami."Setelah sampai di hadapan Ardika, Juna terus membungkuk dan minta maaf."Satpam manajemen properti memang nggak berguna," ucap Ardika dengan ekspresi dingin.Beberapa satpam itu bukanlah satpam pria tua seperti di kompleks kecil, melainkan satpam dari perusahaan keamanan yang profesional. Namun, mereka ternyata tidak sanggup menahan para preman."Tuan Ardika, mereka ketakutan karena mendengar nama Tuan Jinto. Aku sudah memberikan perintah kepada para satpam, kalau sampai para preman itu datang lagi, mereka harus menahannya sekuat tenaga."Juna juga t

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 36 Luna yang Sedih

    "Wanita?"Luna mengerutkan keningnya."Ya, seorang wanita kaya yang mengendarai mobil Mercedes Benz Maybach dengan sopir pribadi. Melihat gayanya, dia pasti wanita bisnis yang hebat. Bahkan Pak Juna dari Grup Bumantara juga bersikap hormat kepadanya."Sambil memperhatikan ekspresi Luna, Jenny pun bertanya, "Kamu kenal nggak? Wanita itu yang membayar semua perabot yang dibeli Ardika ....""Kamu tahu nggak kenapa aku nggak lolos wawancara hari itu? Karena aku melihat suamimu dan wanita itu sedang ...."Sambil berbicara, Jenny juga menyingsingkan bajunya."Coba lihat bekas luka di tanganku ini. Awalnya, Pak Juna sudah menerimaku, tapi karena satu kata dari suamimu, aku langsung dilempar keluar oleh satpam."Luna tidak menyangka ada kejadian seperti itu."Jenny, semua itu benar?"Jenny mengangguk, lalu melanjutkan, "Memangnya untuk apa aku berbohong padamu? Aku dipecat, lalu diusir di depan umum. Untuk apa aku berbohong dengan hal yang begitu memalukan?"Luna mulai curiga.Betul juga. Ardi

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 37 Bekerja Sama

    "Jenny, kamu hebat juga. Luna nggak pernah minum alkohol, tapi kamu berhasil membuatnya mabuk dalam waktu singkat."Melihat wajah Luna yang merona merah, Tony menjilat bibirnya sendiri dengan ekspresi genit.Sudah berapa tahun, Tony terus mendambakan wanita ini.Hari ini, dia akhirnya bisa mendapatkan Luna."Bukan aku yang membuatnya mabuk, dia sendiri yang minum terus."Jenny berkata dengan bangga, "Tuan Muda Tony, aku sudah membantumu mendapatkan Luna, kamu harus memberiku pekerjaan.""Dasar kamu ini, memangnya kamu nggak ingin balas dendam kepada Ardika?"Sambil mencubit pinggang Jenny, Tony tersenyum dan berkata, "Tenang saja, memberikan pekerjaan itu masalah mudah."Sebelumnya, setelah pesta ulang tahun Luna selesai, Tony menghubungi Jenny. Awalnya, Tony ingin mendekatkan diri dengan Grup Angkasa Sura.Namun, Jenny ternyata sudah dipecat, mana mungkin bisa membantu Tony lagi. Setelah itu, mereka pun sering berkomunikasi.Setelah tahu Jenny adalah teman sekolahnya Luna, Tony pun in

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 38 Luna Dalam Bahaya

    "Terima kasih Tony, aku harus pulang ke kantor dulu."Sambil berkata, Luna pun turun dari ranjang, lalu bersiap untuk keluar.Ketika sampai di depan pintu, lengannya ditarik oleh Tony."Badanmu masih bau alkohol, bagaimana bisa kerja? Mandi dulu baru pulang."Luna berusaha memberontak, tapi tidak berhasil.Luna tahu dirinya tidak boleh membuat Tony marah. Kalau tidak, kondisinya akan makin berbahaya.Luna pun mengangguk dan berkata, "Baik, aku mandi dulu."Tony pun tersenyum dan melepaskannya.Setelah menarik napas dalam-dalam, Luna berusaha menenangkan diri, lalu masuk ke kamar mandi.Kamar mandi dipisahkan oleh kaca buram, sehingga pandangan dari luar akan terlihat buram. Setelah masuk ke dalam, Luna segera mengunci pintunya.Setelah masuk, Luna segera mencari ponsel di sakunya untuk lapor polisi.Namun, dia tidak menemukan ponsel di saku celana maupun baju."Kamu cari apa? Ini ya?"Suara Tony tiba-tiba terdengar dari luar kamar mandi.Dia mengangkat ponsel milik Luna sambil tersenyu

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 39 Ada Aku

    "Minggir!"Ardika tidak punya waktu untuk berdebat dengan wanita ini. Ardika langsung menamparnya, lalu masuk ke dalam lift.Bam!Setelah ditendang beberapa kali, pintu kaca kamar mandi langsung pecah.Luna menabrak dinding di belakang dan kesakitan."Kalau nggak mau mandi, nggak usah. Ayo naik ke atas ranjang."Tony berjalan masuk, lalu menarik pergelangan tangan Luna dan menyeretnya keluar."Tony, cepat lepaskan aku. Kamu sudah melanggar hukum."Luna terus memberontak, tetapi tenaganya tentu saja kalah dari seorang pria.Dalam sekejap, Luna sudah ditarik keluar."Melanggar hukum? Aku adalah hukum."Tony melemparkan Luna ke atas ranjang, kemudian mengeluarkan satu kotak pil biru. Tony lalu makan satu butir sendiri.Selama bertahun-tahun, Tony suka mabuk-mabukan sehingga tubuhnya rusak.Hari ini, Tony akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk meniduri Luna yang sudah dia dambakan selama ini, tentu saja dia sudah menyiapkan diri.Kemudian, Tony mulai membuka bajunya sendiri.Dia menatap Luna

    Last Updated : 2023-11-10

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1750 Membuat Sensasi

    Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1749 Meninggalkan Pasar Negara Nusantara

    "Seharusnya Tuan Ardika juga tahu, bukan Negara Enggrim saja yang melakukan hal seperti ini ...."Harrison mengamati ekspresi Ardika dengan hati-hati, mencoba untuk membela diri.Ardika tertawa dingin dan berkata, "Tapi Andrew meminta mereka untuk mematahkan lengan dan kakiku, lalu menghabisiku.""Karena mereka adalah anggota luar departemen luar negeri Negara Enggrim, kalau begitu bukankah aku boleh menganggap hal ini sebagai bentuk provokasi Negara Enggrim terhadapku?"Begitu mendengar ucapan Ardika, saking ketakutannya Harrison segera bersujud tanpa henti di hadapan Ardika."Tuan Ardika, Tuan salah paham! Negara Enggrim sama sekali nggak bermaksud seperti itu! Tuan nggak perlu ragu, negara kami nggak mungkin bermaksud seperti itu!""Pasti ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk merusak hubungan antara kita, kami sama sekali nggak bermaksud nggak hormat pada Tuan!"Semua orang di dalam ruangan tersebut menyaksikan pemandangan ini dengan tercengang.Sebenarnya siapa Ardika? Bisa-b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1748 Coba Kamu Jelaskan

    Harrison mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Andrew, saat itu juga dia melihat Ardika.Ekspresinya langsung berubah drastis, sekujur tubuhnya mulai gemetaran.Walaupun dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi hal ini, tetapi begitu mendengar Andrew mengatakan ingin menghabisi Ardika, perasaan ketakutan langsung menyelimuti hatinya."Diam!"Harrison melangkah maju satu langkah, melayangkan satu tendangan ke dada Andrew.Andrew berteriak kesakitan. Saking kesakitannya, tubuhnya meringkuk, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi."Brak ...."Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, Harrison berlutut di lantai."Tuan Ardika, aku sudah datang dalam sepuluh menit! Silakan beri instruksi!"Kemudian, dalam posisi bersujud, Harrison merangkak menghampiri Ardika, lalu mengucapkan kalimat itu dengan sangat merendah.Menyaksikan pemandangan itu, semua orang langsung tersentak.Selain Luna yang sudah pernah menyaksikan adegan yang sama, saat ini bahkan Felda yang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1747 Kedatangan Harrison

    Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung memutuskan panggilan telepon.Orang-orang lainnya tidak bisa mendengar suara Harrison di ujung telepon sana, mereka tidak tahu bagaimana sikap sang Konsul Jenderal terhadap Ardika.Mereka hanya mendengar Ardika mengucapkan beberapa patah kata dengan santai, lalu langsung memutuskan panggilan telepon begitu saja. Terlebih lagi, jelas-jelas Ardika memerintahkan Harrison untuk kemari, tentu saja hal ini membuat mereka semua tercengang.Memerintahkan Konsul Jenderal Negara Enggrim yang bertugas di Provinsi Denpapan untuk kemari?Apa mereka salah dengar?Atau bocah ini benar-benar sudah gila?Andrew memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, berani-beraninya kamu memerintahkan Pak Harrison untuk kemari! Tamat sudah riwayatmu!""Apa kamu tahu sebelum dia menjadi seorang konsul, dulu dia adalah salah seorang prajurit yang paling terkenal di Negara Enggrim?""Berani-beraninya kamu menghinanya seperti itu! Dia p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1746 Kemari

    Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1745 Andrew Berlutut

    "Sayang, bantu aku pegang sebentar, ya."Dengan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, Ardika menyerahkan cangkir tehnya kepada Luna."Ajal sudah hampir menjemputnya, tapi bocah ini masih sempat berlagak hebat?"Ada banyak orang yang mencibir.Ketua pengawal itu menerjang di paling depan. Saat ini, ekspresi marah juga sudah mulai terlihat di wajahnya."Cari mati!"Dia mengayunkan lengannya, lalu mengarahkan tinjunya ke arah bahu Ardika dengan keras.Kalau bukan karena Andrew memberi perintah untuk mematahkan lengan dan kaki Ardika terlebih dahulu, dia akan langsung melayangkan tinjunya ke arah tengkuk Ardika, Ardika pasti akan mati saat itu juga."Sayang, hati-hati!"Luna berseru dengan kaget."Nggak apa-apa," kata Ardika dengan tenang. Saat ini, dia masih menghadap Luna, belum sempat menoleh.Tepat pada saat tinju lawan hampir mengenai pundaknya, akhirnya dia mulai bergerak.Bagaikan ada sepasang mata di belakang kepalanya, Ardika kelihatan seperti melayangkan tamparan ke arah belaka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1744 Hak Kekebalan Diplomatik

    "Luna, sekarang hanya dengan satu kalimat dariku, para pengawalku akan menghajar suamimu sampai mati!""Oh ya, aku lupa memberitahumu, mereka memiliki status utusan luar negeri Negara Enggrim.""Dengan kata lain, biarpun mereka menghajar orang hingga mati di sini, mereka juga memiliki hak kekebalan diplomatik.""Apa kamu mengerti apa itu hak kekebalan diplomatik?!"Menghadapi pertanyaan mendesak dari Andrew, ekspresi Luna berubah menjadi pucat pasi, ketakutan tampak jelas di matanya.Tentu saja dia tahu apa artinya hak kekebalan diplomatik.Itu artinya biarpun orang-orang Andrew menghajar Ardika hingga mati di sini, juga tidak akan menghadapi tuntutan hukum.Saat ini, Andrew mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, kamu sudah berhasil menyulut amarahku. Bagus, luar biasa bagus.""Sekarang biarpun kamu berlutut meminta maaf padaku, aku juga nggak akan melepaskanmu!"Semua orang menatap Ardika dengan tatapan ajal akan segera m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1743 Aku Adalah Hukum Langit

    Jangankan Beryl yang hanya seorang Miss Gamiga, bahkan kalaupun dia dewi yang turun dari kayangan pun, Ardika tidak akan berpikiran untuk berbelas kasihan pada wanita seperti itu."Hehe, memangnya rakyat jelata sepertimu bisa apa?"Beryl tertawa dingin meremehkan, dia menatap Ardika dengan sorot mata penuh kebencian.Walaupun dia tidak sepenuhnya khawatir Ardika bisa melakukan apa yang dikatakannya, tetapi ucapan pria itu telah mengekspos isi hatinya yang paling dalam.Dia tidak peduli apakah dia dipermainkan oleh Andrew atau tidak.Karena sebelum dia menggoda pria itu, dia sudah mempersiapkan mentalnya.Bagi orang yang bermimpi pun bahkan ingin meningkatkan status sosial sendiri, selama Andrew membawanya ke acara formal, selama dia mendampingi pria itu, nilai dirinya sudah meningkat secara signifikan.Karena itulah, Andrew bahkan tidak perlu membayarnya.Masing-masing dari mereka mendapatkan kebutuhan masing-masing.Hanya saja, dia tidak bisa terima orang lain yang mengungkapkan pemik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1742 Bagaimana Kalau Dua Ratus Triliun

    Menghadapi kontrak pengalihan saham di hadapannya, api amarah mulai membara di mata Luna.Namun, dia tidak menyalahkan Ardika telah bertindak gegabah memukuli orang hingga menyebabkan situasi menjadi seperti sekarang ini.Sebelumnya, Zilwar membawa orang-orang bersenjata api untuk memaksanya menyerahkan Grup Hatari.Sekarang, Andrew menggunakan alasan mengadakan perjamuan malam, memasang jebakan dan menunggu mereka masuk dalam jebakan.Ada banyak pihak yang menargetkan Grup Hatari.Situasi seperti ini sangat sulit untuk dihindari.Biarpun Ardika tidak menghajar Givon, apa mungkin Andrew tidak bisa menggunakan cara lain lagi?Tentu saja tidak.Luna tahu sejak dia menyetujui ajakan Piom untuk menghadiri perjamuan malam ini, hal-hal seperti ini sudah tidak bisa dia hindari.Selalu ada alasan yang cocok untuk mereka.Namun, marah juga tidak ada gunanya.Grup Kamel yang luar biasa kuat dan berpengaruh, membuat Luna merasa sangat tidak berdaya.Melihat keraguan Luna, Andrew tertawa dingin da

DMCA.com Protection Status