"Minggir!"Ardika tidak punya waktu untuk berdebat dengan wanita ini. Ardika langsung menamparnya, lalu masuk ke dalam lift.Bam!Setelah ditendang beberapa kali, pintu kaca kamar mandi langsung pecah.Luna menabrak dinding di belakang dan kesakitan."Kalau nggak mau mandi, nggak usah. Ayo naik ke atas ranjang."Tony berjalan masuk, lalu menarik pergelangan tangan Luna dan menyeretnya keluar."Tony, cepat lepaskan aku. Kamu sudah melanggar hukum."Luna terus memberontak, tetapi tenaganya tentu saja kalah dari seorang pria.Dalam sekejap, Luna sudah ditarik keluar."Melanggar hukum? Aku adalah hukum."Tony melemparkan Luna ke atas ranjang, kemudian mengeluarkan satu kotak pil biru. Tony lalu makan satu butir sendiri.Selama bertahun-tahun, Tony suka mabuk-mabukan sehingga tubuhnya rusak.Hari ini, Tony akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk meniduri Luna yang sudah dia dambakan selama ini, tentu saja dia sudah menyiapkan diri.Kemudian, Tony mulai membuka bajunya sendiri.Dia menatap Luna
"Nggak berani!"Sigit segera membungkuk dan ketakutan.Ardika menoleh ke arah Jenny."Kemari kamu!"Melihat Sigit yang takut dengan Ardika dan tidak berani berbicara, Jenny gemetar hebat. Kali ini, dia akhirnya merasa takut."Ardika, aku bersalah. Tony yang menyuruhku untuk memprovokasimu dan Luna, kemudian mengantarnya ke hotel ...."Jesika berkata dengan nada dingin, "Cepat ke sana!"Jenny yang takut pun berjalan mendekat.Ardika menamparnya ke ranjang, kemudian memunggut pil yang jatuh dari tubuh Tony dan dimasukkan setengah ke dalam mulut Jenny.Sisa setengahnya juga dimasukkan ke dalam mulut Tony."Ini ...."Sigit dan yang lain menarik napas dalam-dalam. Mereka sudah mengerti rencana Ardika.Dengan obat sebanyak itu, meskipun tidak mati, kedua orang itu pasti akan lumpuh."Ketika sudah selesai, hubungi suaminya wanita itu dan bawa Tony ke Keluarga Susanto."Ardika menggendong Luna keluar, lalu menutup pintunya."Pak Sigit, kalau begitu, kalian nggak akan keberatan, 'kan?"Sigit te
Luna pun minta maaf setelah tahu dirinya salah paham dengan Ardika.Namun, Luna tetap cemburu.Ardika membeli perabot, tapi kenapa tidak membawa Luna dan malah membawa wanita lain?"Ardika, siapa wanita yang datang ke rumah semalam?""Jesika Siantar, dia adalah asisten direktur utama dari Grup Sentosa Jaya. Pak Henry yang menyuruhnya untuk menemaniku pergi membeli perabot," ucap Ardika menjelaskan.Melihat Luna yang cemburu, Ardika sebenarnya merasa senang.Itu berarti Luna memedulikannya.Mendengar bahwa orang itu adalah Jesika, Luna sekeluarga pun menghela napas lega.Mereka pernah bertemu dengan Jesika, dia adalah asistennya Henry.Luna menarik tangan Ardika dan berkata, "Maaf, Ardika. Hari ini aku sudah salah paham padamu, aku seharusnya memercayaimu."Sekarang, Luna merasa menyesal dan juga masih ketakutan.Jenny berhasil memprovokasinya karena Luna tidak percaya pada Ardika. Sampai akhirnya, Luna hampir diperkosa oleh Tony.Ardika lalu berkata dengan tegas, "Yang lalu biarlah ber
Vila Cakrawala.Saat ini, Dengan ekspresi khawatir, Desi menceritakan kepada Luna tentang kejadian tadi pagi di mana Bambang datang mengusir mereka."Luna, orang-orang itu bilang kalau mereka akan datang lagi sore ini. Sebaiknya kita pindah saja."Bahkan seorang ibu rumah tangga seperti Desi tahu tentang Jinto."Bu, kalau mereka datang, kita hanya perlu lapor polisi saja. Aku nggak percaya mereka bisa bertindak seenaknya."Ini rumah mereka, kenapa mereka harus pindah?"Aduh, lapor polisi nggak ada gunanya."Desi yang panik pun melanjutkan, "Preman yang nggak takut mati itu susah dilawan. Kamu nggak pernah lihat berita tentang perbuatan preman-preman itu, ya?""Mereka nggak akan memukul, membunuh atau membakar rumahmu. Tapi, mereka akan sering datang mengganggumu, sehingga kamu nggak bisa hidup tenang. Lapor polisi juga nggak bisa ditangkap."Setelah mendengarnya, Luna mulai panik.Dia mencari Ardika, lalu bertanya, "Ardika, selain menghajar mereka, apakah kamu punya cara untuk mengusir
Korps Taring Harimau adalah korps tempur militer yang terkenal di Kota Banyuli.Kapten korps itu bernama Abdul Haris dan memiliki jabatan setingkat Wali Kota Ridwan.Ardika bisa mendatangkan Korps Taring Harimau dengan satu telepon?Saat ini, Bambang berkata, "Tuan Jinto, bocah itu sedang menggertak kita. Tadi pagi, bocah yang satu lagi hanya jago bertarung. Selain itu, dia juga sendirian dan nggak punya pengikut. Nggak mungkin orang seperti itu bisa mendatangkan pasukan militer."Jinto pun merasa lebih tenang.Jinto berkata, "Nak, kamu mau berlagak hebat di depanku, ya? Baiklah, aku akan menunggu kedatangan Korps Taring Harimau. 10 menit, aku hanya akan berikan kamu 10 menit. Setelah waktunya habis, kalau kalian nggak mau pindah sendiri, aku akan mematahkan kaki kalian dan mengeluarkan kalian.""Nggak perlu 10 menit, mereka sudah datang," ucap Ardika.Haha!Setelah yakin bahwa Ardika sedang menggertaknya, Jinto pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Kamu kira mereka terbang ke si
Setelah membalas hormatnya, Ardika berkata dengan datar, "Bawa orang-orang itu kemari."Abdul mengayunkan tangannya.Jinto dan seratusan anak buahnya langsung disuruh mendekat.Buk!Jinto yang ketakutan langsung berlutut di depan Ardika.Sejak awal, seratusan preman itu sudah ketakutan oleh pemandangan megah ini.Melihat Jinto berlutut, semua anak buahnya langsung serentak berlutut. Mereka tampak ketakutan dan gemetaran.Abdul melihat para preman itu dengan tatapan menjijikkan, kemudian berkata dengan nada dingin, "Lancang kalian! Kalian bahkan berani datang membuat kekacauan di tempat tinggal Komandan Draco, serta membawa senjata tajam. Apa yang ingin kalian lakukan? Membunuh Komandan Draco?"Sebelumnya, Draco sudah mengingatkan Abdul untuk tidak membocorkan identitas Dewa Perang Ardika. Kalau tidak, Kota Banyuli akan heboh.Abdul tentu saja mengingat perintah Komandan Draco, dia tidak mengungkit Dewa Perang Ardika sama sekali.Namun, para preman ini tetap saja ketakutan.Jinto mengan
"Tuan Ardika, itu hanya bercanda, bercanda."Jinto ketakutan setengah mati.Ardika juga malas berdebat dengannya, dia berkata dengan nada dingin, "Kalau kalian ingin merobohkan rumah orang, kalian juga harus bersiap untuk dirobohkan. Setelah ini, coba hitung semua hartamu, kemudian serahkan kepada Korps Taring Harimau."Abdul yang terkejut segera berkata, "Tuan ... Tuan Ardika, sepertinya nggak pantas ....""Nggak ada yang tak pantas. Semua itu juga harta ilegal, jadi disita saja. Kalau ada yang mempersulitmu karena hal ini, suruh dia datang cari aku," kata Ardika dengan tegas sambil mengayunkan tangannya.Abdul tidak berani melawan perintah Ardika lagi.Dia tahu Ardika pulang dari luar perbatasan.Itu adalah tempat yang kacau dan sama sekali berbeda dengan peraturan di Kota Banyuli.Wajah Jinto menjadi pucat karena terkejut.Semua harta yang dia kumpulkan selama 20 tahun harus disita karena satu ucapan Ardika.Namun, Jinto tidak berani menolak.Ardika sudah berbaik hati dengan menyela
Yanto bertanya dengan hati-hati, "Ini Kak Bambang, ya? Apa yang salah dengan anak saya? Apakah dia menyinggung Anda?"Setelah melihat semua orang di dalam rumah, Bambang pun mendengus dingin."Kalian sengaja ingin mencelakakanku ya? Kalian menyuruhku merebut rumah Ardika, ternyata hari ini Komandan Draco mengubah Vila Cakrawala menjadi area terlarang. Setelah kami pergi, Korps Taring Harimau langsung datang. Kami hampir saja mati di sana.""Ah .... Vila Cakrawala berubah menjadi area terlarang? Kami nggak tahu."Tuan Besar Basagita dan yang lain terkejut."Buat apa aku menipu kalian? Lenganku ini patah di Vila Cakrawala."Bambang memelototi mereka dengan kesal dan berkata, "Kalian harus bayar biaya pengobatan 40 miliar kepadaku."Biaya pengobatan satu lengan yang patah mencapai 40 miliar?Kenapa dia tidak pergi merampok bank saja?"Bambang, Keluarga Basagita sudah memberimu 10 miliar dan kamu setuju untuk merebut rumahnya. Sekarang, kamu sudah gagal dan harusnya kamu mengembalikan uang