Share

Bab 39 Ada Aku

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Minggir!"

Ardika tidak punya waktu untuk berdebat dengan wanita ini. Ardika langsung menamparnya, lalu masuk ke dalam lift.

Bam!

Setelah ditendang beberapa kali, pintu kaca kamar mandi langsung pecah.

Luna menabrak dinding di belakang dan kesakitan.

"Kalau nggak mau mandi, nggak usah. Ayo naik ke atas ranjang."

Tony berjalan masuk, lalu menarik pergelangan tangan Luna dan menyeretnya keluar.

"Tony, cepat lepaskan aku. Kamu sudah melanggar hukum."

Luna terus memberontak, tetapi tenaganya tentu saja kalah dari seorang pria.

Dalam sekejap, Luna sudah ditarik keluar.

"Melanggar hukum? Aku adalah hukum."

Tony melemparkan Luna ke atas ranjang, kemudian mengeluarkan satu kotak pil biru. Tony lalu makan satu butir sendiri.

Selama bertahun-tahun, Tony suka mabuk-mabukan sehingga tubuhnya rusak.

Hari ini, Tony akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk meniduri Luna yang sudah dia dambakan selama ini, tentu saja dia sudah menyiapkan diri.

Kemudian, Tony mulai membuka bajunya sendiri.

Dia menatap Luna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 40 Menjadi Kasim

    "Nggak berani!"Sigit segera membungkuk dan ketakutan.Ardika menoleh ke arah Jenny."Kemari kamu!"Melihat Sigit yang takut dengan Ardika dan tidak berani berbicara, Jenny gemetar hebat. Kali ini, dia akhirnya merasa takut."Ardika, aku bersalah. Tony yang menyuruhku untuk memprovokasimu dan Luna, kemudian mengantarnya ke hotel ...."Jesika berkata dengan nada dingin, "Cepat ke sana!"Jenny yang takut pun berjalan mendekat.Ardika menamparnya ke ranjang, kemudian memunggut pil yang jatuh dari tubuh Tony dan dimasukkan setengah ke dalam mulut Jenny.Sisa setengahnya juga dimasukkan ke dalam mulut Tony."Ini ...."Sigit dan yang lain menarik napas dalam-dalam. Mereka sudah mengerti rencana Ardika.Dengan obat sebanyak itu, meskipun tidak mati, kedua orang itu pasti akan lumpuh."Ketika sudah selesai, hubungi suaminya wanita itu dan bawa Tony ke Keluarga Susanto."Ardika menggendong Luna keluar, lalu menutup pintunya."Pak Sigit, kalau begitu, kalian nggak akan keberatan, 'kan?"Sigit te

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 41 Siapa Wanita Itu?

    Luna pun minta maaf setelah tahu dirinya salah paham dengan Ardika.Namun, Luna tetap cemburu.Ardika membeli perabot, tapi kenapa tidak membawa Luna dan malah membawa wanita lain?"Ardika, siapa wanita yang datang ke rumah semalam?""Jesika Siantar, dia adalah asisten direktur utama dari Grup Sentosa Jaya. Pak Henry yang menyuruhnya untuk menemaniku pergi membeli perabot," ucap Ardika menjelaskan.Melihat Luna yang cemburu, Ardika sebenarnya merasa senang.Itu berarti Luna memedulikannya.Mendengar bahwa orang itu adalah Jesika, Luna sekeluarga pun menghela napas lega.Mereka pernah bertemu dengan Jesika, dia adalah asistennya Henry.Luna menarik tangan Ardika dan berkata, "Maaf, Ardika. Hari ini aku sudah salah paham padamu, aku seharusnya memercayaimu."Sekarang, Luna merasa menyesal dan juga masih ketakutan.Jenny berhasil memprovokasinya karena Luna tidak percaya pada Ardika. Sampai akhirnya, Luna hampir diperkosa oleh Tony.Ardika lalu berkata dengan tegas, "Yang lalu biarlah ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 42 Si Gigi Emas yang Sombong

    Vila Cakrawala.Saat ini, Dengan ekspresi khawatir, Desi menceritakan kepada Luna tentang kejadian tadi pagi di mana Bambang datang mengusir mereka."Luna, orang-orang itu bilang kalau mereka akan datang lagi sore ini. Sebaiknya kita pindah saja."Bahkan seorang ibu rumah tangga seperti Desi tahu tentang Jinto."Bu, kalau mereka datang, kita hanya perlu lapor polisi saja. Aku nggak percaya mereka bisa bertindak seenaknya."Ini rumah mereka, kenapa mereka harus pindah?"Aduh, lapor polisi nggak ada gunanya."Desi yang panik pun melanjutkan, "Preman yang nggak takut mati itu susah dilawan. Kamu nggak pernah lihat berita tentang perbuatan preman-preman itu, ya?""Mereka nggak akan memukul, membunuh atau membakar rumahmu. Tapi, mereka akan sering datang mengganggumu, sehingga kamu nggak bisa hidup tenang. Lapor polisi juga nggak bisa ditangkap."Setelah mendengarnya, Luna mulai panik.Dia mencari Ardika, lalu bertanya, "Ardika, selain menghajar mereka, apakah kamu punya cara untuk mengusir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 43 Korps Taring Harimau

    Korps Taring Harimau adalah korps tempur militer yang terkenal di Kota Banyuli.Kapten korps itu bernama Abdul Haris dan memiliki jabatan setingkat Wali Kota Ridwan.Ardika bisa mendatangkan Korps Taring Harimau dengan satu telepon?Saat ini, Bambang berkata, "Tuan Jinto, bocah itu sedang menggertak kita. Tadi pagi, bocah yang satu lagi hanya jago bertarung. Selain itu, dia juga sendirian dan nggak punya pengikut. Nggak mungkin orang seperti itu bisa mendatangkan pasukan militer."Jinto pun merasa lebih tenang.Jinto berkata, "Nak, kamu mau berlagak hebat di depanku, ya? Baiklah, aku akan menunggu kedatangan Korps Taring Harimau. 10 menit, aku hanya akan berikan kamu 10 menit. Setelah waktunya habis, kalau kalian nggak mau pindah sendiri, aku akan mematahkan kaki kalian dan mengeluarkan kalian.""Nggak perlu 10 menit, mereka sudah datang," ucap Ardika.Haha!Setelah yakin bahwa Ardika sedang menggertaknya, Jinto pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Kamu kira mereka terbang ke si

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 44 Membuat Jinto Ketakutan

    Setelah membalas hormatnya, Ardika berkata dengan datar, "Bawa orang-orang itu kemari."Abdul mengayunkan tangannya.Jinto dan seratusan anak buahnya langsung disuruh mendekat.Buk!Jinto yang ketakutan langsung berlutut di depan Ardika.Sejak awal, seratusan preman itu sudah ketakutan oleh pemandangan megah ini.Melihat Jinto berlutut, semua anak buahnya langsung serentak berlutut. Mereka tampak ketakutan dan gemetaran.Abdul melihat para preman itu dengan tatapan menjijikkan, kemudian berkata dengan nada dingin, "Lancang kalian! Kalian bahkan berani datang membuat kekacauan di tempat tinggal Komandan Draco, serta membawa senjata tajam. Apa yang ingin kalian lakukan? Membunuh Komandan Draco?"Sebelumnya, Draco sudah mengingatkan Abdul untuk tidak membocorkan identitas Dewa Perang Ardika. Kalau tidak, Kota Banyuli akan heboh.Abdul tentu saja mengingat perintah Komandan Draco, dia tidak mengungkit Dewa Perang Ardika sama sekali.Namun, para preman ini tetap saja ketakutan.Jinto mengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 45 Disita Semua

    "Tuan Ardika, itu hanya bercanda, bercanda."Jinto ketakutan setengah mati.Ardika juga malas berdebat dengannya, dia berkata dengan nada dingin, "Kalau kalian ingin merobohkan rumah orang, kalian juga harus bersiap untuk dirobohkan. Setelah ini, coba hitung semua hartamu, kemudian serahkan kepada Korps Taring Harimau."Abdul yang terkejut segera berkata, "Tuan ... Tuan Ardika, sepertinya nggak pantas ....""Nggak ada yang tak pantas. Semua itu juga harta ilegal, jadi disita saja. Kalau ada yang mempersulitmu karena hal ini, suruh dia datang cari aku," kata Ardika dengan tegas sambil mengayunkan tangannya.Abdul tidak berani melawan perintah Ardika lagi.Dia tahu Ardika pulang dari luar perbatasan.Itu adalah tempat yang kacau dan sama sekali berbeda dengan peraturan di Kota Banyuli.Wajah Jinto menjadi pucat karena terkejut.Semua harta yang dia kumpulkan selama 20 tahun harus disita karena satu ucapan Ardika.Namun, Jinto tidak berani menolak.Ardika sudah berbaik hati dengan menyela

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 46 Biaya Pengobatan Puluhan Miliar

    Yanto bertanya dengan hati-hati, "Ini Kak Bambang, ya? Apa yang salah dengan anak saya? Apakah dia menyinggung Anda?"Setelah melihat semua orang di dalam rumah, Bambang pun mendengus dingin."Kalian sengaja ingin mencelakakanku ya? Kalian menyuruhku merebut rumah Ardika, ternyata hari ini Komandan Draco mengubah Vila Cakrawala menjadi area terlarang. Setelah kami pergi, Korps Taring Harimau langsung datang. Kami hampir saja mati di sana.""Ah .... Vila Cakrawala berubah menjadi area terlarang? Kami nggak tahu."Tuan Besar Basagita dan yang lain terkejut."Buat apa aku menipu kalian? Lenganku ini patah di Vila Cakrawala."Bambang memelototi mereka dengan kesal dan berkata, "Kalian harus bayar biaya pengobatan 40 miliar kepadaku."Biaya pengobatan satu lengan yang patah mencapai 40 miliar?Kenapa dia tidak pergi merampok bank saja?"Bambang, Keluarga Basagita sudah memberimu 10 miliar dan kamu setuju untuk merebut rumahnya. Sekarang, kamu sudah gagal dan harusnya kamu mengembalikan uang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 47 Kenapa Uangnya Diberikan ke Luna?

    Vila Cakrawala.Ketika mengangkat panggilan telepon dari kakeknya, Luna sempat terkejut.Luna juga tidak punya uang 20 miliar, jadi dia tidak tahu harus menolak atau menyetujuinya.Setelah mematikan panggilan teleponnya, dia pun menceritakan masalah ini kepada Ardika.Keesokan harinya, mereka datang ke ruangan rapat Grup Agung Makmur.Tuan Besar Basagita sedang menunggu bersama jajaran direksi. Yanto dan keluarganya juga sudah datang."Kamu sudah datang, kalau begitu kita mulai saja. Aku umumkan, mulai hari ini, Luna akan menjabat wakil manajer umum Grup Agung Makmur, dia berhak melakukan semua hal."Demi 20 miliar, Tuan Besar Basagita bahkan memberikan jabatan wakil manajer umum kepada Luna. Sepertinya Tuan Besar Basagita mengorbankan hal besar.Untungnya saja, dia tidak memberikan posisi manajer umum kepada Luna. Yanto sekeluarga dan yang lain merasa lega.Kalau Luna yang tegas menjadi manajer umum, para belatung seperti mereka pasti akan kesusahan.Sepertinya Tuan Besar Basagita tet

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1636 Maksud Nyonya

    Setelah mengetahui pria tua itu adalah orangnya Keluarga Bangsawan Dienga Supham, suasana di tempat itu langsung berubah menjadi hening.Banyak orang yang diam-diam mengamati pria tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu, tetapi tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Di tempat kecil seperti Kota Banyuli, bahkan tidak ada satu keluarga besar yang setara dengan Keluarga Sudibya dan yang lainnya, apalagi keluarga bangsawan seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham.Bagi banyak orang Kota Banyuli, keluarga bangsawan hanya ada di legenda.Kalau tidak terjadi kejadian tak terduga, mereka bahkan tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan orang-orang di level itu seumur hidup mereka.Mereka memang hidup di dunia yang sama dan menghirup udara yang sama dengan orang-orang tersebut.Namun, kesenjangan mereka dengan orang-orang itu luar biasa besar.Ibarat ada tembok pembatas antara orang-orang di dua level yang berbeda ini, sehingga memberikan kesan asing bagi mereka terhadap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1635 Pak Fandhi

    "Thomas, setelah kamu melepas seragam militermu, kamu hanyalah rakyat biasa.""Organisasi Snakei berwenang untuk menjalankan hukum. Kami bahkan nggak membutuhkan perintah penangkapan untuk menangkap pelaku kejahatan.""Thomas, kamu melukai orang lain tepat di hadapan banyak orang, mengapa aku nggak bisa menangkapmu?"Thomas tertawa meremehkan. "Biarpun aku melepas seragam militerku dan nggak punya jabatan militer, juga nggak bisa ditangkap oleh Organisasi Snakei sesuka hati.""Anak muda, jangan berbicara terlalu percaya diri."Chamir meletakkan kedua tangannya di punggungnya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan seulas senyum tipis, "Aku tahu kamu berasal dari Keluarga Bangsawan Dienga Supham, sebuah keluarga bangsawan yang sudah memiliki sejarah ribuan tahun.""Ckckck, latar belakang yang benar-benar terhormat. Sejak lahir sudah terhormat, itu adalah orang-orang sepertimu.""Bahkan tuan muda keluarga kaya, juga hanya dianggap sebagai keturunan kaya olehmu.""Organisasi peneg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1634 Pengecut

    Thomas mengerutkan keningnya.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang mendengus dingin dari arah pintu.Jelas-jelas suara itu tidak keras, tetapi seperti palu yang menghantam hati semua orang, membuat banyak orang bergidik ngeri.Semua orang menoleh ke sumber suara secara refleks.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan tradisional berwarna abu-abu gelap tampak berada di depan pintu.Walaupun tidak menunjukkan ekspresi marah, aura wibawanya sudah terpancar. Selain itu, aura seseorang yang telah menduduki kedudukan tinggi cukup lama juga terpancar dari tubuhnya. Dia berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung, memberi kesan kokoh dan tak tergoyahkan pada orang lain.Sosok seperti ini membuat orang lain tidak berani menganggap remeh dirinya.Pria paruh baya itu mengamati sekeliling. Pada akhirnya, sorot mata dinginnya tertuju pada Thomas. Dia berkata dengan datar, "Komandan Thomas dari tim tempur Provinsi Denpapan, kamu benar-benar arogan. Saat nggak mengena

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1633 Aku Menertawakanmu Terlalu Bodoh

    Wanita misterius itu menyimpan Pedang Ular Gelap, lalu berkata dengan datar, "Dasar bodoh! Dalam jarak dekat, senjata api nggak serbabisa! Di hadapan seorang ahli bela diri yang sesungguhnya, tindakanmu itu sama sekali nggak ada artinya!"Setelah selesai menegur Hanko, wanita misterius itu menatap Ardika dengan tatapan dalam, lalu berbalik dan pergi.Hanko menatap ke arah pintu yang sudah kosong itu dengan lekat dan terdiam cukup lama.Sementara itu, Ardika menunjukkan ekspresi penuh arti.Menarik.Daripada mengatakan wanita itu sedang mengejek Hanko tadi, lebih baik mengatakan dia sedang memperingatkan dan memberi pelajaran pada pria itu.Melihat ekspresi muram Hanko, Ardika tidak tahu apakah pria itu bisa memahami hal tersebut atau tidak.Setelah wanita misterius itu pergi cukup lama.Perlahan-lahan, orang-orang di tempat itu baru tersadar kembali.Adegan barusan benar-benar menggemparkan.Sementara itu, saat ini, Hanko juga tersadar kembali setelah terkejut sejenak.Dia menyeka tete

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1632 Wanita Misterius

    "Tuan mengatakan setelah kamu menyelesaikan urusanmu sekarang, dia akan menemuimu secara pribadi."Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia langsung menerima Pedang Ular Gelap, lalu berbalik dan pergi."Berhenti!"Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama, tiba-tiba saja dua orang di antara orang-orang Keluarga Sudibya yang Hanko bawa kemari, menghalangi jalan wanita itu.Salah seorang di antara dua orang itu langsung mengulurkan lengannya dan berkata dengan dingin, "Dasar penipu! Cepat serahkan Pedang Ular Gelap!"Menyaksikan pemandangan itu, banyak orang melemparkan sorot mata meremehkan ke arah Hanko.Gagal bersaing dengan mengandalkan kekayaan, tuan muda yang satu itu sudah berencana untuk merampas.Benar-benar tidak tahu malu.Namun, Hanko melihat ke arah pintu dengan ekspresi datar, seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya.Kemunculan Kartu Hitam Sentral hanya membuatnya terkejut sejenak.Namun, siapa yang tahu apakah ini han

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1631 Kartu Hitam Sentral

    Dua puluh triliun. Walaupun ke depannya dia bisa merampas uang sebanyak ini bahkan lebih dari Ardika.Namun, kalau Hanko harus mengeluarkan uang tunai sebesar 20 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Hanko duduk kembali dengan tidak berdaya. Dia menatap wanita itu dengan menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, "Dua puluh triliun, 'kan? Kalau begitu, Pedang Ular Gelap untukmu saja. Tapi, apakah kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?"Awalnya wanita itu sama sekali tidak memedulikan Hanko. Saat ini, dia menoleh dan melirik pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Dasar pecundang! Nggak punya uang, diam saja!""Pedang Ular Gelap adalah senjata suci Organisasi Snakei, memangnya 20 triliun sangat banyak?""Pfffttt ...."Begitu mendengar ucapan wanita itu, Rhino, Lila dan yang lainnya langsung tidak bisa menahan diri dan tertawa.Sementara itu, wajah Hanko juga tampak memerah.Dia adalah Tuan Muda Keluarga Sudibya, tetapi sekarang dia malah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1630 Dua Puluh Triliun

    Penjual yang disebut oleh Felda tidak lain adalah Ardika.Hanko melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Nona Felda nggak perlu khawatir, hanya 10 triliun saja, Keluarga Sudibya nggak mungkin nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu.""Lagi pula, hanya pengalihan uang sesaat saja. Uang yang kukeluarkan, pada akhirnya akan kuambil kembali sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat!"Hanko melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Menurut Hanko, Pedang Ular Gelap sudah pasti akan menjadi miliknya.Biarpun Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka juga tidak mungkin akan mengeluarkan uang di atas 10 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap.Hari ini, tujuan kedatangan mereka hanya untuk menyaksikan pertunjukan, mentertawakan Organisasi Snakei. Mereka tidak benar-benar bermaksud untuk membeli Pedang Ular Gelap.Kalau tidak, mereka akan benar-benar menyinggung Organisasi Snakei.Jadi, biarpun sekarang Keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1629 Menambah Harga Penawaran Satu Triliun

    Begitu Hanko selesai berbicara, pandangan semua orang yang berada di tempat itu langsung tertuju pada Ardika.Mereka mendengar lengan Hanko itu dipatahkan oleh Ardika dengan menggunakan Pedang Ular Gelap.Sangat jelas hal itu benar adanya.Karena itulah, Hanko memendam kebencian yang sangat mendalam terhadap Ardika, rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli Pedang Ular Gelap, lalu menggunakan Pedang Ular Gelap untuk membunuh Ardika.Saat ini, bahkan Levin juga bisa merasakan aura membunuh yang kuat menjalar di punggungnya.Namun, Ardika sendiri seakan-akan tidak merasakan apa-apa. Dia menatap Hanko sambil tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, harga yang kamu bayar sudah sedikit terlalu besar. Kamu sampai mengeluarkan beberapa triliun hanya untuk membunuhku."Hanko tersenyum tipis dan berkata, "Kalau perusahaan dan asetmu beserta dengan perusahaan dan aset istrimu digabungkan, paling nggak sudah setara dengan beberapa Pedang Ular Gelap, bukan?"Maksud ucapannya sangat jelas.Set

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1628 Akan Membunuhmu Setelah Membeli Pedang Ular Gelap

    Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma

DMCA.com Protection Status