Yanto bertanya dengan hati-hati, "Ini Kak Bambang, ya? Apa yang salah dengan anak saya? Apakah dia menyinggung Anda?"Setelah melihat semua orang di dalam rumah, Bambang pun mendengus dingin."Kalian sengaja ingin mencelakakanku ya? Kalian menyuruhku merebut rumah Ardika, ternyata hari ini Komandan Draco mengubah Vila Cakrawala menjadi area terlarang. Setelah kami pergi, Korps Taring Harimau langsung datang. Kami hampir saja mati di sana.""Ah .... Vila Cakrawala berubah menjadi area terlarang? Kami nggak tahu."Tuan Besar Basagita dan yang lain terkejut."Buat apa aku menipu kalian? Lenganku ini patah di Vila Cakrawala."Bambang memelototi mereka dengan kesal dan berkata, "Kalian harus bayar biaya pengobatan 40 miliar kepadaku."Biaya pengobatan satu lengan yang patah mencapai 40 miliar?Kenapa dia tidak pergi merampok bank saja?"Bambang, Keluarga Basagita sudah memberimu 10 miliar dan kamu setuju untuk merebut rumahnya. Sekarang, kamu sudah gagal dan harusnya kamu mengembalikan uang
Vila Cakrawala.Ketika mengangkat panggilan telepon dari kakeknya, Luna sempat terkejut.Luna juga tidak punya uang 20 miliar, jadi dia tidak tahu harus menolak atau menyetujuinya.Setelah mematikan panggilan teleponnya, dia pun menceritakan masalah ini kepada Ardika.Keesokan harinya, mereka datang ke ruangan rapat Grup Agung Makmur.Tuan Besar Basagita sedang menunggu bersama jajaran direksi. Yanto dan keluarganya juga sudah datang."Kamu sudah datang, kalau begitu kita mulai saja. Aku umumkan, mulai hari ini, Luna akan menjabat wakil manajer umum Grup Agung Makmur, dia berhak melakukan semua hal."Demi 20 miliar, Tuan Besar Basagita bahkan memberikan jabatan wakil manajer umum kepada Luna. Sepertinya Tuan Besar Basagita mengorbankan hal besar.Untungnya saja, dia tidak memberikan posisi manajer umum kepada Luna. Yanto sekeluarga dan yang lain merasa lega.Kalau Luna yang tegas menjadi manajer umum, para belatung seperti mereka pasti akan kesusahan.Sepertinya Tuan Besar Basagita tet
Sejak kapan hal itu terjadi?Sejak Ardika kembali ke Keluarga Basagita.Tuan Besar Basagita sangat membenci Ardika.Luna tahu kalau kakeknya masih tidak senang dengannya. Meskipun merasa tak berdaya, Luna tidak mengatakan apa pun.Saat ini, Wisnu berjalan mendekat, lalu berkata dengan kejam, "Luna, jangan mengira setelah kamu mengambil alih perusahaan ini, Grup Agung Makmur akan mendengarkan perintahmu. Jangan lupa, para petinggi Grup Agung Makmur merupakan anggota keluarga yang dipromosikan oleh ayahku.""Betul. Kepala proyek Kompleks Prime Melati, Aripin Sutoro sangat galak. Kalau kamu pergi ke sana, hati-hati. Sayang sekali kalau wajah secantik itu rusak," kata Wulan dengan bangga.Awalnya, Kompleks Prime Melati adalah proyek milik Grup Agung Makmur. Hanya saja, proyek itu diberikan kepada Luna setelah rugi dalam waktu lama.Ardika berkata dengan nada dingin, "Wulan, aku nggak masalah merusak wajahmu sekarang juga."Wulan yang ketakutan segera menutupi wajahnya, lalu berkata, "Aku h
Mendengar Peter memfitnah Ardika, ekspresi Luna langsung menjadi masam.Peter menunjuk rangkaian bunga mawar di belakang sambil berkata, "Coba lihat, aku menyiapkan 99.999 tangkai bunga mawar untukmu. Lihatlah dengan saksama, kamu bisa melihat namamu."Setelah diingatkan, Luna ternyata melihat namanya yang terbentuk dari beberapa tangkai bunga yang lebih muda warnanya.Namun, Luna sama sekali tidak tertarik.Metode Peter mungkin masih bisa menipu para gadis yang belum punya pengalaman."Terima kasih atas niat baik Tuan Muda, tapi aku nggak bisa menerimanya. Silakan pergi."Luna menggelengkan kepalanya dan membuat ekspresi Peter makin jelek."Terima! Terima! Terima!""Terima! Terima! Terima!"Pada saat ini, orang-orang di sekitar mulai bersorak.Mereka melihat Luna terus menggelengkan kepala dengan wajah memerah, sehingga dikira Luna malu. Oleh karena itu, mereka pun bersorak.Melihat pemandangan tersebut, Peter langsung punya ide jahat."Nona Luna, coba lihat, semua orang menyuruhmu un
Mobil Audi A4 dibeli Luna ketika berhasil mendapatkan uang dari usaha sendiri saat menjadi mahasiswa. Mobil itu juga merupakan mobil yang dipakai sehari-hari oleh keluarganya setelah keluarganya tertimpa insiden.Ini adalah hasil jerih payah keluarganya.Ucapan Peter sama saja seperti penghinaan bagi Luna.Luna pun berjalan ke arah mobil Audi A4 tanpa menjawabnya.Peter yang tidak mengerti pun bertanya, "Nona Luna, memangnya mobilku ini kalah dengan mobil Audi A4 itu?"Ardika sudah sangat kesal dengan pengganggu ini, dia pun melepaskan tangan Luna dan mendekati Peter."Tahu nggak kenapa istriku nggak mau mobilmu? Karena nggak aman."Setelah tertegun sejenak, Peter pun tertawa terbahak-bahak seperti mendengar lelucon."Haha. Kamu ngerti mobil nggak? Bisa-bisanya kamu bilang kalau mobil 4 miliar ini nggak lebih aman dari mobil 600 juta itu ...."Bam!Suara yang keras menghentikan sindiran Peter.Di depan semua orang, Ardika menghancurkan penutup mesin mobil Maserati dengan tinjunya. Asap
Ternyata, ketika tadi pagi Ardika dan Luna pergi ke Grup Agung Makmur, Desi juga ikut keluar.Kemarin, Desi bilang ingin mengadakan pesta pindah rumah untuk mengundang teman dan tetangga yang dulu untuk makan.Hari ini, dia keluar untuk mencari tempat.Dia tentu saja tidak berani pergi ke Restoran Gatotkaca. Desi pernah mendengar bahwa Hotel Puritama lumayan terkenal, jadi dia pergi ke sana. Ternyata, setelah ditanya, harga paling murah untuk satu meja mencapai 10 juta.Desi rencananya ingin memesan 20 meja. Kalau begitu, dia harus menghabiskan 200 juta.Itu hanya biaya pemesanan, tidak termasuk biaya minuman.Selain itu, tamu undangannya kebanyakan para paruh baya dan yang sudah tua. Desi harus mengundang penyanyi untuk tampil dan meramaikan suasana.Dengan begitu, dia harus menghabiskan 400 juta.Desi tidak ingin menghabiskan uang sebanyak itu, dia pun bersiap untuk pergi mencari tempat lain.Pada saat ini, Desi kebetulan bertemu dengan rekan kerja di rumah sakit yang dulu. Rekan ker
Serius?Desi masih merasa curiga.Namun, sebelum memastikan hasilnya, dia tidak akan menyangkal ucapan Ardika sepenuhnya.Sebelumnya, fakta sudah membuktikan bahwa banyak teman-teman aneh yang muncul tiba-tiba di sisi menantunya ini.Luna memilih untuk percaya pada Ardika."Gini saja. Ardika, nanti sore kamu temani Ibu untuk memesan tempat di Hotel Puritama. Aku akan pergi ke lokasi proyek.""Baik."Ardika pun menyetujuinya.Kemudian, Ardika keluar dari vila dan memanggil dua orang Korps Taring Harimau.Sejak kemarin sore, satu tim prajurit mulai bertugas untuk keamanan Kompleks Vila Bumantara.Ardika memberikan dua batang rokok, lalu berkata, "Ketika istriku keluar, kalian harus ikut untuk melindunginya. Tapi, jangan sampai ketahuan. Kalau terjadi sesuatu, selesaikan sebisa mungkin. Kalau nggak bisa, telepon aku."Ardika harus menemani Desi ke hotel untuk reservasi tempat, jadi dia tidak bisa mengikuti Luna.Namun, Ardika juga tidak tenang kalau Luna pergi tanpa perlindungan. Dia pun
Sebelumnya, Novi melihat Desi berdiri di depan hotel dengan gugup dan tidak berani masuk.Jadi, dia yakin kalau Desi hanya berpura-pura kaya.Novi memalingkan wajahnya dengan ekspresi bangga, kemudian berkata kepada menantunya, "Remon, masuk dan bayar depositnya. Nggak ada gunanya bertengkar dengan orang yang nggak berani masuk ke hotel seperti mereka. Ckck. Di dunia ini, uang memang adalah segalanya.""Baiklah, aku akan segera memesan tempatnya."Remon tidak melihat Ardika atau Desi, tapi langsung masuk ke dalam hotel."Desi, kami masuk dulu."Novi berjalan masuk dengan sombong.Desi dibuat kesal oleh gaya Novi yang sombong itu. Dia pun menarik Ardika sambil berkata, "Menantu, ayo masuk dan pesan tempatnya. Kita pesan yang 40 juta.""Baik."Ardika membawa Desi masuk ke dalam hotel.Di depannya, Novi dan keluarganya sudah memanggil pelayan hotel.Remon berkata, "Tadi pagi kami sudah datang melihatnya, kami ingin memesan Hall Rezeki untuk besok. Hallnya masih belum dipesan, 'kan?""Betu
Setelah mengetahui pria tua itu adalah orangnya Keluarga Bangsawan Dienga Supham, suasana di tempat itu langsung berubah menjadi hening.Banyak orang yang diam-diam mengamati pria tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu, tetapi tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Di tempat kecil seperti Kota Banyuli, bahkan tidak ada satu keluarga besar yang setara dengan Keluarga Sudibya dan yang lainnya, apalagi keluarga bangsawan seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham.Bagi banyak orang Kota Banyuli, keluarga bangsawan hanya ada di legenda.Kalau tidak terjadi kejadian tak terduga, mereka bahkan tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan orang-orang di level itu seumur hidup mereka.Mereka memang hidup di dunia yang sama dan menghirup udara yang sama dengan orang-orang tersebut.Namun, kesenjangan mereka dengan orang-orang itu luar biasa besar.Ibarat ada tembok pembatas antara orang-orang di dua level yang berbeda ini, sehingga memberikan kesan asing bagi mereka terhadap
"Thomas, setelah kamu melepas seragam militermu, kamu hanyalah rakyat biasa.""Organisasi Snakei berwenang untuk menjalankan hukum. Kami bahkan nggak membutuhkan perintah penangkapan untuk menangkap pelaku kejahatan.""Thomas, kamu melukai orang lain tepat di hadapan banyak orang, mengapa aku nggak bisa menangkapmu?"Thomas tertawa meremehkan. "Biarpun aku melepas seragam militerku dan nggak punya jabatan militer, juga nggak bisa ditangkap oleh Organisasi Snakei sesuka hati.""Anak muda, jangan berbicara terlalu percaya diri."Chamir meletakkan kedua tangannya di punggungnya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan seulas senyum tipis, "Aku tahu kamu berasal dari Keluarga Bangsawan Dienga Supham, sebuah keluarga bangsawan yang sudah memiliki sejarah ribuan tahun.""Ckckck, latar belakang yang benar-benar terhormat. Sejak lahir sudah terhormat, itu adalah orang-orang sepertimu.""Bahkan tuan muda keluarga kaya, juga hanya dianggap sebagai keturunan kaya olehmu.""Organisasi peneg
Thomas mengerutkan keningnya.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang mendengus dingin dari arah pintu.Jelas-jelas suara itu tidak keras, tetapi seperti palu yang menghantam hati semua orang, membuat banyak orang bergidik ngeri.Semua orang menoleh ke sumber suara secara refleks.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan tradisional berwarna abu-abu gelap tampak berada di depan pintu.Walaupun tidak menunjukkan ekspresi marah, aura wibawanya sudah terpancar. Selain itu, aura seseorang yang telah menduduki kedudukan tinggi cukup lama juga terpancar dari tubuhnya. Dia berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung, memberi kesan kokoh dan tak tergoyahkan pada orang lain.Sosok seperti ini membuat orang lain tidak berani menganggap remeh dirinya.Pria paruh baya itu mengamati sekeliling. Pada akhirnya, sorot mata dinginnya tertuju pada Thomas. Dia berkata dengan datar, "Komandan Thomas dari tim tempur Provinsi Denpapan, kamu benar-benar arogan. Saat nggak mengena
Wanita misterius itu menyimpan Pedang Ular Gelap, lalu berkata dengan datar, "Dasar bodoh! Dalam jarak dekat, senjata api nggak serbabisa! Di hadapan seorang ahli bela diri yang sesungguhnya, tindakanmu itu sama sekali nggak ada artinya!"Setelah selesai menegur Hanko, wanita misterius itu menatap Ardika dengan tatapan dalam, lalu berbalik dan pergi.Hanko menatap ke arah pintu yang sudah kosong itu dengan lekat dan terdiam cukup lama.Sementara itu, Ardika menunjukkan ekspresi penuh arti.Menarik.Daripada mengatakan wanita itu sedang mengejek Hanko tadi, lebih baik mengatakan dia sedang memperingatkan dan memberi pelajaran pada pria itu.Melihat ekspresi muram Hanko, Ardika tidak tahu apakah pria itu bisa memahami hal tersebut atau tidak.Setelah wanita misterius itu pergi cukup lama.Perlahan-lahan, orang-orang di tempat itu baru tersadar kembali.Adegan barusan benar-benar menggemparkan.Sementara itu, saat ini, Hanko juga tersadar kembali setelah terkejut sejenak.Dia menyeka tete
"Tuan mengatakan setelah kamu menyelesaikan urusanmu sekarang, dia akan menemuimu secara pribadi."Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia langsung menerima Pedang Ular Gelap, lalu berbalik dan pergi."Berhenti!"Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama, tiba-tiba saja dua orang di antara orang-orang Keluarga Sudibya yang Hanko bawa kemari, menghalangi jalan wanita itu.Salah seorang di antara dua orang itu langsung mengulurkan lengannya dan berkata dengan dingin, "Dasar penipu! Cepat serahkan Pedang Ular Gelap!"Menyaksikan pemandangan itu, banyak orang melemparkan sorot mata meremehkan ke arah Hanko.Gagal bersaing dengan mengandalkan kekayaan, tuan muda yang satu itu sudah berencana untuk merampas.Benar-benar tidak tahu malu.Namun, Hanko melihat ke arah pintu dengan ekspresi datar, seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya.Kemunculan Kartu Hitam Sentral hanya membuatnya terkejut sejenak.Namun, siapa yang tahu apakah ini han
Dua puluh triliun. Walaupun ke depannya dia bisa merampas uang sebanyak ini bahkan lebih dari Ardika.Namun, kalau Hanko harus mengeluarkan uang tunai sebesar 20 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Hanko duduk kembali dengan tidak berdaya. Dia menatap wanita itu dengan menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, "Dua puluh triliun, 'kan? Kalau begitu, Pedang Ular Gelap untukmu saja. Tapi, apakah kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?"Awalnya wanita itu sama sekali tidak memedulikan Hanko. Saat ini, dia menoleh dan melirik pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Dasar pecundang! Nggak punya uang, diam saja!""Pedang Ular Gelap adalah senjata suci Organisasi Snakei, memangnya 20 triliun sangat banyak?""Pfffttt ...."Begitu mendengar ucapan wanita itu, Rhino, Lila dan yang lainnya langsung tidak bisa menahan diri dan tertawa.Sementara itu, wajah Hanko juga tampak memerah.Dia adalah Tuan Muda Keluarga Sudibya, tetapi sekarang dia malah
Penjual yang disebut oleh Felda tidak lain adalah Ardika.Hanko melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Nona Felda nggak perlu khawatir, hanya 10 triliun saja, Keluarga Sudibya nggak mungkin nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu.""Lagi pula, hanya pengalihan uang sesaat saja. Uang yang kukeluarkan, pada akhirnya akan kuambil kembali sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat!"Hanko melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Menurut Hanko, Pedang Ular Gelap sudah pasti akan menjadi miliknya.Biarpun Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka juga tidak mungkin akan mengeluarkan uang di atas 10 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap.Hari ini, tujuan kedatangan mereka hanya untuk menyaksikan pertunjukan, mentertawakan Organisasi Snakei. Mereka tidak benar-benar bermaksud untuk membeli Pedang Ular Gelap.Kalau tidak, mereka akan benar-benar menyinggung Organisasi Snakei.Jadi, biarpun sekarang Keluarga
Begitu Hanko selesai berbicara, pandangan semua orang yang berada di tempat itu langsung tertuju pada Ardika.Mereka mendengar lengan Hanko itu dipatahkan oleh Ardika dengan menggunakan Pedang Ular Gelap.Sangat jelas hal itu benar adanya.Karena itulah, Hanko memendam kebencian yang sangat mendalam terhadap Ardika, rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli Pedang Ular Gelap, lalu menggunakan Pedang Ular Gelap untuk membunuh Ardika.Saat ini, bahkan Levin juga bisa merasakan aura membunuh yang kuat menjalar di punggungnya.Namun, Ardika sendiri seakan-akan tidak merasakan apa-apa. Dia menatap Hanko sambil tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, harga yang kamu bayar sudah sedikit terlalu besar. Kamu sampai mengeluarkan beberapa triliun hanya untuk membunuhku."Hanko tersenyum tipis dan berkata, "Kalau perusahaan dan asetmu beserta dengan perusahaan dan aset istrimu digabungkan, paling nggak sudah setara dengan beberapa Pedang Ular Gelap, bukan?"Maksud ucapannya sangat jelas.Set
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma