Mobil Audi A4 dibeli Luna ketika berhasil mendapatkan uang dari usaha sendiri saat menjadi mahasiswa. Mobil itu juga merupakan mobil yang dipakai sehari-hari oleh keluarganya setelah keluarganya tertimpa insiden.Ini adalah hasil jerih payah keluarganya.Ucapan Peter sama saja seperti penghinaan bagi Luna.Luna pun berjalan ke arah mobil Audi A4 tanpa menjawabnya.Peter yang tidak mengerti pun bertanya, "Nona Luna, memangnya mobilku ini kalah dengan mobil Audi A4 itu?"Ardika sudah sangat kesal dengan pengganggu ini, dia pun melepaskan tangan Luna dan mendekati Peter."Tahu nggak kenapa istriku nggak mau mobilmu? Karena nggak aman."Setelah tertegun sejenak, Peter pun tertawa terbahak-bahak seperti mendengar lelucon."Haha. Kamu ngerti mobil nggak? Bisa-bisanya kamu bilang kalau mobil 4 miliar ini nggak lebih aman dari mobil 600 juta itu ...."Bam!Suara yang keras menghentikan sindiran Peter.Di depan semua orang, Ardika menghancurkan penutup mesin mobil Maserati dengan tinjunya. Asap
Ternyata, ketika tadi pagi Ardika dan Luna pergi ke Grup Agung Makmur, Desi juga ikut keluar.Kemarin, Desi bilang ingin mengadakan pesta pindah rumah untuk mengundang teman dan tetangga yang dulu untuk makan.Hari ini, dia keluar untuk mencari tempat.Dia tentu saja tidak berani pergi ke Restoran Gatotkaca. Desi pernah mendengar bahwa Hotel Puritama lumayan terkenal, jadi dia pergi ke sana. Ternyata, setelah ditanya, harga paling murah untuk satu meja mencapai 10 juta.Desi rencananya ingin memesan 20 meja. Kalau begitu, dia harus menghabiskan 200 juta.Itu hanya biaya pemesanan, tidak termasuk biaya minuman.Selain itu, tamu undangannya kebanyakan para paruh baya dan yang sudah tua. Desi harus mengundang penyanyi untuk tampil dan meramaikan suasana.Dengan begitu, dia harus menghabiskan 400 juta.Desi tidak ingin menghabiskan uang sebanyak itu, dia pun bersiap untuk pergi mencari tempat lain.Pada saat ini, Desi kebetulan bertemu dengan rekan kerja di rumah sakit yang dulu. Rekan ker
Serius?Desi masih merasa curiga.Namun, sebelum memastikan hasilnya, dia tidak akan menyangkal ucapan Ardika sepenuhnya.Sebelumnya, fakta sudah membuktikan bahwa banyak teman-teman aneh yang muncul tiba-tiba di sisi menantunya ini.Luna memilih untuk percaya pada Ardika."Gini saja. Ardika, nanti sore kamu temani Ibu untuk memesan tempat di Hotel Puritama. Aku akan pergi ke lokasi proyek.""Baik."Ardika pun menyetujuinya.Kemudian, Ardika keluar dari vila dan memanggil dua orang Korps Taring Harimau.Sejak kemarin sore, satu tim prajurit mulai bertugas untuk keamanan Kompleks Vila Bumantara.Ardika memberikan dua batang rokok, lalu berkata, "Ketika istriku keluar, kalian harus ikut untuk melindunginya. Tapi, jangan sampai ketahuan. Kalau terjadi sesuatu, selesaikan sebisa mungkin. Kalau nggak bisa, telepon aku."Ardika harus menemani Desi ke hotel untuk reservasi tempat, jadi dia tidak bisa mengikuti Luna.Namun, Ardika juga tidak tenang kalau Luna pergi tanpa perlindungan. Dia pun
Sebelumnya, Novi melihat Desi berdiri di depan hotel dengan gugup dan tidak berani masuk.Jadi, dia yakin kalau Desi hanya berpura-pura kaya.Novi memalingkan wajahnya dengan ekspresi bangga, kemudian berkata kepada menantunya, "Remon, masuk dan bayar depositnya. Nggak ada gunanya bertengkar dengan orang yang nggak berani masuk ke hotel seperti mereka. Ckck. Di dunia ini, uang memang adalah segalanya.""Baiklah, aku akan segera memesan tempatnya."Remon tidak melihat Ardika atau Desi, tapi langsung masuk ke dalam hotel."Desi, kami masuk dulu."Novi berjalan masuk dengan sombong.Desi dibuat kesal oleh gaya Novi yang sombong itu. Dia pun menarik Ardika sambil berkata, "Menantu, ayo masuk dan pesan tempatnya. Kita pesan yang 40 juta.""Baik."Ardika membawa Desi masuk ke dalam hotel.Di depannya, Novi dan keluarganya sudah memanggil pelayan hotel.Remon berkata, "Tadi pagi kami sudah datang melihatnya, kami ingin memesan Hall Rezeki untuk besok. Hallnya masih belum dipesan, 'kan?""Betu
Meskipun mereka tahu Ardika ada di samping Desi, mereka sama sekali tidak menganggapnya.Melihat Ardika bilang kalau dirinya yang memesan Hall Utopia, Novi langsung mendengus dingin."Desi, siapa ini? Jangan-jangan dia sama seperti kamu, suka berlagak kaya, ya?"Melihat ekspresi Desi sebelumnya, sepertinya tidak tahu kalau Ardika yang memesan Hall Utopia.Jadi, Novi mengira kalau Ardika berpura-pura menjadi pemesannya.Ketika mendengar ucapan Ardika, Desi baru sadar kalau Tuan Ardika itu adalah menantunya sendiri."Dia adalah menantuku, Ardika Mahasura."Sambil merangkul Ardika, Desi menatap Novi dengan bangga.Huh! Apa hebatnya Remon? Dia hanya sanggup memesan Hall Rezeki seharga 20 juta satu meja.Dibandingkan dengan Ardika, selain kenal dengan bos Hotel Puritama, bos itu juga berutang budi pada Ardika.Hall Utopia seharga 40 juta per meja, langsung didiskon hingga 10 juta.Ini yang namanya koneksi."Ardika? Dia adalah Ardika ...."Siapa sangka, ekspresi Novi dan keluarganya langsung
"Pak Yono!"Pelayan hotel itu langsung membungkukkan badannya kepada pria paruh baya yang berada di depan. Dia adalah manajer umum Hotel Puritama.Yono mengiakan, kemudian berlari ke depan Ardika sambil bertanya dengan hormat, "Dengan Tuan Ardika? Ardika Mahasura?"Bam!Pelayan hotel itu tercengang.Novi dan keluarganya juga tercengang.Desi juga ikut tercengang.Manajer umum Hotel Puritama sedang membungkuk ke arah Ardika.Kali ini, mereka tidak salah dengar. Yono memanggil nama Ardika dengan lengkap.Jadi, dia benar-benar Tuan Ardika yang memesan Hall Utopia?"Ya, aku."Ardika mengangguk.Yono langsung berkeringat dingin.Orang penting seperti ini datang ke hotel untuk reservasi, tetapi hampir saja dianggap idiot dan diusir.Yono buru-buru minta maaf, "Maaf, Tuan Ardika. Ini kesalahan hotel kami, aku akan menghukum pelayan hotel kami."Ketika mendengarnya, pelayan hotel itu langsung ketakutan sampai pucat.Lalu, Novi dan keluarganya juga membelalakkan kedua matanya.Mereka tidak meny
Informasi ini didengar oleh salah satu anak orang kaya yang kebetulan keluar untuk menerima telepon. Dia melihat Ardika dan ibu mertuanya datang memesan tempat, serta hampir saja diusir."Betul, Tuan Muda Peter. Tuan Ardika ingin mengadakan pesta pindah rumah untuk ibu mertuanya besok."Yono merasa aneh. Kenapa Tuan Muda Peter bisa memperhatikan urusan kecil seperti itu?"Huh! Si idiot itu ternyata punya uang untuk mengadakan pesta pindah rumah, aku sudah meremehkannya."Peter mendengus.Dia lalu bertanya, "Ardika dan ibu mertuanya sudah pergi?""Tuan Ardika sudah pergi setelah menerima panggilan telepon. Nyonya Desi masih ada, dia akan berdiskusi detail pesta pindah rumah besok. Oh ya, dia juga meminta aku mengusir tamu yang memesan tempat lain."Yono tidak berani merahasiakannya."Mengusir tamuku? Memangnya dia kira dia bisa melakukan semuanya sesuka hati karena menantunya punya uang? Haha, sekarang aku akan memberitahukan faktanya, siapa yang bisa bertindak sesuka hati."Dengan eksp
Yono datang dengan cepat.Tanpa basa-basi, Peter langsung menamparnya beberapa kali dengan keras."Bagus!"Para penonton langsung bersorak dan memuji Peter sebagai anak orang kaya yang baik.Setelah menendang Yono, Peter pun berkata, "Pergi kamu! Berani merundung Bibi Desi, kamu dipecat."Setelah mengusir Yono, Peter melihat ke arah Novi dan keluarganya yang tercengang."Tadi kalian yang ingin mengusir Bibi Desi dari Hotel Puritama, ya? Jangan mengira kalian memesan tempat di hotel kami, kalian bisa merundung orang lain sesuka hati. Cepat kembalikan uang kepada mereka, suruh mereka pergi."Novi dan keluarnya juga diusir pergi."Peter, terima kasih banyak. Kalau nggak ada kamu, Bibi pasti akan merasa malu seumur hidup."Dua hal yang dilakukan Peter membuat Desi lega dan berterima kasih padanya."Bibi Desi, kamu juga tahu kalau aku menyukai Luna. Jangan sungkan denganku."Peter memapahnya sambil berkata, "Bibi nggak usah khawatir untuk pesta pindah rumah besok. Aku sudah membatalkan pesa