Meskipun mereka tahu Ardika ada di samping Desi, mereka sama sekali tidak menganggapnya.Melihat Ardika bilang kalau dirinya yang memesan Hall Utopia, Novi langsung mendengus dingin."Desi, siapa ini? Jangan-jangan dia sama seperti kamu, suka berlagak kaya, ya?"Melihat ekspresi Desi sebelumnya, sepertinya tidak tahu kalau Ardika yang memesan Hall Utopia.Jadi, Novi mengira kalau Ardika berpura-pura menjadi pemesannya.Ketika mendengar ucapan Ardika, Desi baru sadar kalau Tuan Ardika itu adalah menantunya sendiri."Dia adalah menantuku, Ardika Mahasura."Sambil merangkul Ardika, Desi menatap Novi dengan bangga.Huh! Apa hebatnya Remon? Dia hanya sanggup memesan Hall Rezeki seharga 20 juta satu meja.Dibandingkan dengan Ardika, selain kenal dengan bos Hotel Puritama, bos itu juga berutang budi pada Ardika.Hall Utopia seharga 40 juta per meja, langsung didiskon hingga 10 juta.Ini yang namanya koneksi."Ardika? Dia adalah Ardika ...."Siapa sangka, ekspresi Novi dan keluarganya langsung
"Pak Yono!"Pelayan hotel itu langsung membungkukkan badannya kepada pria paruh baya yang berada di depan. Dia adalah manajer umum Hotel Puritama.Yono mengiakan, kemudian berlari ke depan Ardika sambil bertanya dengan hormat, "Dengan Tuan Ardika? Ardika Mahasura?"Bam!Pelayan hotel itu tercengang.Novi dan keluarganya juga tercengang.Desi juga ikut tercengang.Manajer umum Hotel Puritama sedang membungkuk ke arah Ardika.Kali ini, mereka tidak salah dengar. Yono memanggil nama Ardika dengan lengkap.Jadi, dia benar-benar Tuan Ardika yang memesan Hall Utopia?"Ya, aku."Ardika mengangguk.Yono langsung berkeringat dingin.Orang penting seperti ini datang ke hotel untuk reservasi, tetapi hampir saja dianggap idiot dan diusir.Yono buru-buru minta maaf, "Maaf, Tuan Ardika. Ini kesalahan hotel kami, aku akan menghukum pelayan hotel kami."Ketika mendengarnya, pelayan hotel itu langsung ketakutan sampai pucat.Lalu, Novi dan keluarganya juga membelalakkan kedua matanya.Mereka tidak meny
Informasi ini didengar oleh salah satu anak orang kaya yang kebetulan keluar untuk menerima telepon. Dia melihat Ardika dan ibu mertuanya datang memesan tempat, serta hampir saja diusir."Betul, Tuan Muda Peter. Tuan Ardika ingin mengadakan pesta pindah rumah untuk ibu mertuanya besok."Yono merasa aneh. Kenapa Tuan Muda Peter bisa memperhatikan urusan kecil seperti itu?"Huh! Si idiot itu ternyata punya uang untuk mengadakan pesta pindah rumah, aku sudah meremehkannya."Peter mendengus.Dia lalu bertanya, "Ardika dan ibu mertuanya sudah pergi?""Tuan Ardika sudah pergi setelah menerima panggilan telepon. Nyonya Desi masih ada, dia akan berdiskusi detail pesta pindah rumah besok. Oh ya, dia juga meminta aku mengusir tamu yang memesan tempat lain."Yono tidak berani merahasiakannya."Mengusir tamuku? Memangnya dia kira dia bisa melakukan semuanya sesuka hati karena menantunya punya uang? Haha, sekarang aku akan memberitahukan faktanya, siapa yang bisa bertindak sesuka hati."Dengan eksp
Yono datang dengan cepat.Tanpa basa-basi, Peter langsung menamparnya beberapa kali dengan keras."Bagus!"Para penonton langsung bersorak dan memuji Peter sebagai anak orang kaya yang baik.Setelah menendang Yono, Peter pun berkata, "Pergi kamu! Berani merundung Bibi Desi, kamu dipecat."Setelah mengusir Yono, Peter melihat ke arah Novi dan keluarganya yang tercengang."Tadi kalian yang ingin mengusir Bibi Desi dari Hotel Puritama, ya? Jangan mengira kalian memesan tempat di hotel kami, kalian bisa merundung orang lain sesuka hati. Cepat kembalikan uang kepada mereka, suruh mereka pergi."Novi dan keluarnya juga diusir pergi."Peter, terima kasih banyak. Kalau nggak ada kamu, Bibi pasti akan merasa malu seumur hidup."Dua hal yang dilakukan Peter membuat Desi lega dan berterima kasih padanya."Bibi Desi, kamu juga tahu kalau aku menyukai Luna. Jangan sungkan denganku."Peter memapahnya sambil berkata, "Bibi nggak usah khawatir untuk pesta pindah rumah besok. Aku sudah membatalkan pesa
"Betul. Kenapa kalau kami mengancammu?"Lukman menatap Luna sambil berkata, "Luna, coba pikirkan baik-baik. Kalau kami bertiga pergi, proyek ini akan berhenti. Dalam waktu singkat, kamu nggak akan bisa menemukan orang untuk menggantikan kami. Ckck. Mungkin saja dua hari lagi, direktur utama akan mempersilakan dua direktur lainnya kembali."Dua orang direktur yang dimaksud tentu saja adalah Yanto dan Wisnu. Menurut mereka, ikut Yanto dan Wisnu lebih enak.Bisa korupsi bersama tentu saja lebih enak."Sudahlah, ayo pergi. Sepertinya dia memang nggak membutuhkan kita, ayo tulis surat pengunduran diri."Sambil bersiul, Aripin memainkan mata ke arah dua orang lainnya, lalu bersiap untuk pergi."Kalian ...."Luna sangat marah dan juga tak berdaya. Tiga orang itu memegang kelemahan Luna.Pada saat ini, pintu ruangan pun terbuka dan seseorang berjalan masuk."Sayang, kalau mereka ingin mengundurkan diri, biarkan mereka pergi saja. Tanpa mereka, dunia tetap harus berputar.""Ardika, jangan menga
Kak Gita, aku adalah Lukman. Kita pernah bertemu di acara asosiasi sebelumnya. Kita sempat berfoto setelah kamu mendapatkan penghargaan."Pak Mario, saya sangat mengidolakanmu ...."Lukman dan Roy juga segera mendekat.Kalau tiga orang hebat ini bisa tertarik pada mereka, kemudian mengajak mereka masuk ke Grup Sentosa Jaya, mereka pasti akan kaya."Maaf, kami datang untuk wawancara. Jangan mengganggu kami, ok?"Aripin dan dua orang lainnya tercengang. Dia lalu berkata, "Wawancara? Bukankah kalian baru pindah ke Grup Sentosa Jaya?""Kami sudah mengundurkan diri dari Grup Sentosa Jaya."Mengundurkan diri dari Grup Sentosa Jaya dengan aset puluhan triliun itu?Apa yang terjadi?Namun, mereka bilang datang wawancara. Kenapa datang ke Kompleks Prime Melati?Zico melewati mereka, lalu datang ke hadapan Luna."Bu Luna, saya datang untuk wawancara posisi manajer proyek Kompleks Prime Melati. Ini CV saya, mohon dilihat dulu.""Bu Luna, saya Gita Lutawan. Saya datang untuk wawancara posisi manaj
"Apa? Kamu yang mengusir kami, tapi malah meminta kami tanda tangan surat perjanjian."Aripin dan yang lainnya langsung marah.Awalnya, mereka ingin segera pergi melamar pekerjaan di perusahaan saingan Grup Agung Makmur.Dengan rahasia bisnis Grup Agung Makmur di tangan mereka, selain bisa memberikan pukulan kepada Luna, mereka juga akan digaji tinggi.Kalau mereka tanda tangan perjanjian anti persaingan sehingga terikat oleh hukum, mereka tidak bisa melakukan apa pun lagi."Kalian nggak mau tanda tangan?"Ardika menyipitkan matanya."Kami nggak mau, memangnya kenapa?"Aripin dan yang lainnya segera berjalan pergi.Ekspresi Luna langsung menjadi masam. Dia melihat jelas kebencian di mata mereka bertiga, mereka pasti akan membalas dendam kepada Grup Agung Makmur.Lalu pada saat ini, Ardika tiba-tiba mengangkat ponselnya."Tangkap mereka!"Setelah itu, beberapa petugas kepolisian yang berada di luar langsung berlari masuk."Aripin, Lukman, Roy, kalian bertiga dicurigai melakukan kegiatan
Mereka tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini."Gawat, gawat. Begitu menjabat, wanita ini langsung menangkap kerabat kita. Kalau dia mengambil alih Grup Agung Makmur, keluarga kita nggak akan sanggup bertahan di bawah tekanannya dan harus patuh."Setelah mendengar ucapan Wisnu, ekspresi seluruh anggota keluarga menjadi pucat.Di matanya, Luna hanya bekerja untuk keluarga mereka dan merupakan alat terkuat.Mereka hanya ingin memanfaatkan Luna tanpa memberinya keuntungan. Selain itu, kalau terjadi sesuatu, mereka juga akan melemparkan tanggung jawab kepadanya.Kalau Luna malah bertindak semena-mena, mereka tidak akan sanggup menghadapinya.Yanto berpikir secara kritis.Keluarga mereka melakukan banyak hal kotor di Grup Agung Makmur.Setelah Luna mengambil alih perusahaan, jangan-jangan mereka juga akan ditangkap!Dia memandang Wulan dengan ketakutan sambil berkata, "Wulan, cepat hubungi David, sekarang hanya Keluarga Buana yang bisa membantu kita!"Dia lebih memilih untuk menye