Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 208 Menggerakkan Kekuatan Gelap

Share

Bab 208 Menggerakkan Kekuatan Gelap

Author: Sarjana
"Oh, direktur yang bank yang baru adalah Bu Jesika. Kalau begitu, aku sudah tenang. Kelak, semua uang perusahaan disimpan di Bank Banyuli saja."

Luna sudah lega sepenuhnya.

Kali ini, Grup Sentosa Jaya sudah membantu Grup Agung Makmur menyelesaikan sebuah masalah yang besar.

Jesika pasti tidak akan sengaja mempersulit Grup Agung Makmur.

"Presdir Grup Sentosa Jaya ini benar-benar hebat, bahkan sekretarisnya saja merupakan direktur Bank Banyuli!"

Tina benar-benar kagum dan makin penasaran pada sosok presdir misterius itu.

Kali ini, Ardika hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.

Di Vila Pelarum.

Setelah mendapat informasi, kepala tiga keluarga besar kembali berkumpul di kediaman Keluarga Hamdani.

"Kita mau menghancurkan Grup Agung Makmur, tapi Grup Sentosa Jaya malah berjuang mati-matian menyelamatkannya. Sepertinya dia benar-benar ingin menjadi musuh kita!" kata Jesper Hamdani sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya tampak sangat muram.

Awalnya, dia mengira bisa menghan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Azzam mubaraq
lama bnget selesai nya,,per bab pembaca harus top up koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 209 Gigi Diganti Gigi

    Kepala tiga keluarga besar itu tertawa cukup lama, mereka seolah merasakan masa depan yang cerah sedang menanti mereka.Saat ini, Jesper melambaikan tangannya untuk memanggil putra bungsunya, Revaldo Hamdani."Nak, sekarang kamu menjadi direktur Grup Kejora. Karena Diego dan Helmi, dua pecundang itu sudah masuk penjara, sudah sewajarnya Keluarga Hamdani mengambil alih Grup Kejora."Revaldo sangat senang.Dulu, di Keluarga Hamdani, Renaldi, kakaknya selalu lebih unggul darinya.Sekarang kakaknya sudah koma, kelak sudah sewajarnya kendali atas Keluarga Hamdani jatuh ke tangannya.Sekarang ayahnya memintanya untuk menjadi direktur Grup Kejora, pasti ini juga merupakan sebuah bentuk ujian untuknya."Ayah jangan khawatir, aku pasti akan mengelola Grup Kejora dengan baik!"Revaldo segera meninggalkan Vila Pelarum dengan senang bersama anak buahnya.Namun, kurang dari satu jam kemudian, dia kembali ke rumah dengan sedih."Ayah, gawat! Grup Kejora sudah direbut oleh orang lain!"Ekspresi sedih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 210 Berganti Nama Menjadi Grup Bintang Darma

    Melalui pengakuan langsung Helmi, Ardika sudah bisa memastikan bahwa kejadian yang menimpa Delvin dua tahun yang lalu adalah ulah tiga keluarga besar.Kala itu, Delvin sudah sukses dalam merintis kariernya. Impian terbesarnya adalah kembali ke kampung halamannya dan memajukan perekonomian kampung halamannya. Dia memperkenalkan bisnis pesisir wilayah selatan ke Kota Banyuli. Selain itu, dia mengundang tiga keluarga besar untuk bekerja sama dengannya dengan tulus. Namun, siapa sangka seolah mengundang serigala masuk ke dalam kandang domba, tiga keluarga besar langsung menghilangkan nyawanya dan merebut aset Grup Bintang Darma.Perebutan aset itu sama dengan perebutan aset Grup Agung Makmur yang mereka lakukan bersama Keluarga Mahasura ibu kota provinsi lima tahun yang lalu.Sebagian dari sejarah perkembangan tiga keluarga besar dipenuhi dengan darah dan air mata orang lain.Setelah merebut aset Grup Agung Makmur, kedudukan keluarga mereka naik dari keluarga kaya kelas satu menjadi keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 211 Si Pembuat Onar

    Karlos tidak lain adalah petinggi perusahaan yang memimpin para karyawan untuk mengundurkan diri.Sementara itu, orang-orang yang mengikutinya dari belakang adalah para petinggi dan karyawan perusahaan yang sudah mengundurkan diri.Setelah mendengar Grup Agung Makmur bukan hanya sudah melewati krisis, tetapi juga sudah memperoleh dana investasi sebesar lebih dari empat triliun, orang-orang ini menyesal karena sudah mengundurkan diri.Grup Agung Makmur pasti akan berkembang pesat, para karyawan perusahaan ini juga akan menjalani kehidupan yang baik dan menikmati keuntungan.Jadi, begitu mendengar Grup Agung Makmur sedang merekrut karyawan baru, mereka bergegas ke sini.Namun, orang-orang yang datang melamar kerja benar-benar sangat banyak.Para karyawan biasa yang sebelumnya mengundurkan diri dan kembali pada saat seperti ini sudah mulai panik. Mereka khawatir orang-orang yang datang melamar kerja ini akan merebut kesempatan mereka.Karena itulah, mereka meminta Karlos dan beberapa peti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 212 Kamu Pikir Kamu Siapa

    Para pelamar kerja yang hendak berjalan keluar menghentikan langkah mereka dengan ragu, lalu berbalik menghadap Luna."Oh, dia adalah Luna. Sebelumnya dia dituduh oleh temannya, tapi pada akhirnya dia terbukti nggak bersalah.""Aku dengar bank-bank besar memutuskan pinjaman dengan Grup Agung Makmur untuk membalas dendam padanya. Saat itu, jelas-jelas Grup Agung Makmur sudah di ambang kehancuran, tapi dia masih bisa menyelamatkan Grup Agung Makmur. Kemampuan Luna dalam mengelola perusahaan nggak perlu diragukan lagi. Mari kita dengar apa yang akan dia bicarakan terlebih dahulu."Karena reputasi baik Luna, walaupun amarah para pelamar kerja itu belum reda, tetapi mereka tidak terburu-buru untuk pergi lagi."Terima kasih, semuanya. Aku akan memberi kalian sebuah penjelasan yang memuaskan."Melihat situasi sudah di dalam kendalinya, Luna baru mengalihkan pandangannya ke arah Karlos dan yang lainnya.Dia bertanya dengan dingin, "Karlos, kalian memilih untuk mencampakkan Grup Agung Makmur sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 213 Tidak Terima

    Sebenarnya, anggota Keluarga Basagita juga bergegas kembali setelah mendengar Grup Agung Makmur menerima dana investasi sebesar lebih dari empat triliun.Sebelumnya, melihat Grup Agung Makmur sudah berada di ambang kehancuran, mereka buru-buru memutuskan hubungan dengan perusahaan dan segera menunjuk Luna sebagai manajer umum dan membiarkannya memikul semua beban seorang diri.Namun, setelah mendengar kabar Grup Agung Makmur berhasil melewati krisis dan memperoleh dana investasi besar, anggota Keluarga Basagita menyesali keputusan mereka.Terutama Yanto sekeluarga, mereka takut posisi Luna sebagai manajer umum di perusahaan tak tergoyahkan.Karena itulah, mereka segera memanggil Tuan Besar Basagita dan bergegas ke sini.Saat ini, setelah mendengar kata-kata provokatif dari Karlos, mereka langsung kesal sekaligus panik."Tuan Besar, cepat hentikan Luna. Dia ingin mengendalikan kita dan menguasai Grup Agung Makmur sepenuhnya!"Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Tua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 214 Apa Kalian Menyukai Penjara Prima Banyuli

    Begitu mendengar teriakan penuh amarah karyawan-karyawan itu, ekspresi Tuan Besar Basagita langsung berubah menjadi sangat masam.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Basagita lainnya.Kalau mereka tidak bersedia menerima Yanto, maka dia akan memilih orang untuk menggantikan putranya.Namun, sebelum dia sempat berbicara, Ardika langsung membantu pria tua itu menanyakan kandidat selanjutnya. "Kalau kalian nggak bersedia menerima Yanto sebagai manajer umum kalian, bagaimana kalau Wisnu?""Kami nggak terima!" teriak para karyawan dengan serempak.Ardika bertanya lagi, "Bagaimana kalau Wulan?""Kami nggak terima!""Bagaimana kalau Tito?"Tito adalah suami bibinya Luna."Kami nggak terima!""Kami nggak terima!""Kami nggak terima!"Ardika sudah menyebut nama semua anggota Keluarga Basagita satu per satu.Jawaban yang diperolehnya adalah "tidak terima"!Setiap kali para karyawan itu berteriak dengan keras, teriakan mereka seperti tamparan keras di wajah masing-masi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 215 Kontak Intim Pertama Kali

    Karlos dan beberapa orang lainnya langsung terjatuh lemas ke lantai.Sama seperti Aripin dan dua orang lainnya yang bekerja di lokasi konstruksi sebelumnya, dulu mereka semua adalah orang kepercayaan Yanto.Karena Yanto kurang berkemampuan dalam mengelola perusahaan dan tidak bisa mengawasi gerak-gerik mereka, maka mereka saling bekerja sama untuk menggelapkan uang perusahaan."Bu Luna, kami bersalah, tolong jangan tangkap kami. Bagaimanapun juga, kami adalah karyawan lama Grup Agung Makmur. Kami semua pernah memberi kontribusi pada perusahaan ini!"Karlos dan beberapa orang lainnya memeluk kaki anggota kepolisian dengan kuat, lalu mengalihkan pandangan ke arah Luna dan memohon belas kasihan wanita itu."Hah, kalian baru menyadari kesalahan kalian sekarang? Semuanya sudah terlambat."Begitu Ardika melambaikan tangannya, beberapa orang itu langsung dibawa pergi.Karena beberapa pemimpin mereka sudah ditangkap, karyawan-karyawan biasa yang ikut datang bersama mereka untuk membuat keribut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 216 Parasit

    "Ardika, kamu mau memelukku seperti ini sampai kapan?"Beberapa saat kemudian, Luna memutar matanya kepada Ardika dengan wajah dan telinga memerah.Tidak hanya memeluknya dengan erat, tangan Ardika juga mulai bergerak dengan liar."Walau memelukmu seumur hidupku, tetap nggak cukup bagiku, hehe ...."Akhirnya, Ardika melepaskan pelukannya. Dia menghirup aroma rambut istrinya, seolah enggan melepaskannya.Namun, dia juga tahu dia tidak boleh bertindak keterlaluan.Paling tidak hari ini dia dan Luna sudah melakukan kontak intim seperti ini untuk pertama kalinya. Ini adalah awal yang baik.Kemudian, Luna duduk di tempat duduknya dan mulai fokus mengerjakan pekerjaannya. Dari waktu ke waktu, dia memanggil para petinggi perusahaan yang baru dia promosikan untuk mendiskusikan tentang pekerjaan.Sekarang, dia sudah menduduki posisi manajer umum di Perusahaan Agung Makmur. Dia bertanggung jawab penuh atas semua urusan perusahaan. Karena itulah, dia menjadi jauh lebih sibuk dan lelah dibandingka

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2071 Wakil Ketua Kantor Polisi Ibu Kota Provinsi

    "Angkat kedua tanganmu tinggi-tinggi melewati kepalamu, jangan melakukan pergerakan lainnya!"Ketua kelompok anggota kepolisian itu berteriak ke arah Ardika.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Maaf, aku pernah bergabung dengan militer. Aku nggak bisa melakukan gerakan menyerah seperti itu."Pernah bergabung dengan militer?Saat ini, di mata orang banyak, tingkat bahayanya Ardika langsung meningkat beberapa level."Kalau begitu, apa yang kamu sembunyikan di tubuhmu? Cepat keluarkan!"Ketua itu kembali berteriak.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak menyembunyikan apa pun ....""Nggak mungkin! Kalau kamu nggak menyembunyikan sesuatu, bagaimana mungkin alarm bahaya berbunyi tanpa sebab?!"Ketua itu berkata dengan nada bicara tajam, "Kamu berinisiatif menyerahkannya, atau berhasil kami temukan setelah kami menahanmu dan menggeledahmu, sifatnya berbeda. Kalau kamu berinisiatif menyerahkannya sendiri, hukuman yang kamu terima bisa jauh lebih ringan. Pikirkan baik-baik!"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2070 Orang yang Berbahaya

    Pintu pemeriksaan ini dilengkapi dengan sistem yang paling canggih dan terbaru. Makin tinggi level bahaya yang terdeteksi, maka alarm bahaya akan berbunyi dengan makin keras.Saat ini, alarm bahaya berbunyi dengan sangat keras. Orang-orang di sekeliling tempat itu pun terkejut. Dalam sekejap, terjadilah keributan berskala kecil.Sementara itu, petugas keamanan yang berada di sekitar tempat tersebut juga makin waspada.Sambil memanggil petugas keamanan yang berada di sekitar tempat tersebut dengan protofon, petugas keamanan tersebut pun mendekat.Makin lama, bunyi alarm bahaya makin menusuk indra pendengaran. Ardika dan yang lainnya langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di tempat tersebut."Jangan bergerak!""Letakkan semua barang bawaan kalian! Semuanya, angkat kedua tangan kalian perlahan-lahan!"Tanpa butuh waktu lama, anggota kepolisian bersenjata lengkap bergegas ke lokasi, membidik Ardika dan beberapa orang lainnya dengan senjata api."Plak!"Ardika langsung mel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2069 Alarm Bahaya

    "Aku masih sedang memikirkan bagaimana caranya membawa benda ini keluar dari stasiun, sekarang biarkan saja bocah itu membantuku."Abbil tertawa dengan dingin.Hafa bertanya dengan penasaran, "Bagaimana rencanamu melakukannya?""Lihat saja!"Abbil terkekeh. Kemudian, dia diam-diam mengeluarkan senjata api tersebut dan menyembunyikannya di lengan bajunya, lalu berjalan menuju ke arah tempat duduk Ardika.Tempat duduk ekonomi terbaik terdiri dari dua tempat duduk satu baris. Sebelumnya, pacar Abbil tidak berani tetap duduk berdampingan dengan Ardika, itulah sebabnya tempat duduk itu kosong. Ardika meletakkan bungkusan obat itu dengan santai di tempat duduk yang dekat dengan lorong.Ardika sedang memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak, dia tidak terburu-buru berdiri di area antar gerbong untuk menunggu turun kereta."Plak ...."Tepat pada saat ini, dia merasakan bungkusan herba yang diletakkannya di tempat duduk di sampingnya tiba-tiba terjatuh ke lantai. Begitu dia membuka matanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2068 Membalas Dendam

    Limdo mengangguk dan berkata, "Aku mengerti!"Tak lama setelah dua orang ini berhenti mengobrol, Gijran sudah kembali. Saat ini, kereta juga sudah tiba di Stasiun Westin Ibu Kota Provinsi.Jace mengerutkan keningnya dan bertanya, "Gijran, di mana Pak Hafa?""Paman, Pak Hafa tiba-tiba ada seorang pasien darurat yang membutuhkan penanganannya, jadi dia pergi terlebih dulu."Sambil tersenyum, Gijran berkata, "Paman, nanti aku akan menghubungi lebih banyak dokter terkenal lagi, Kasandra pasti akan sembuh."Dia tidak memberi tahu Hafa, Jace dan dua orang lainnya sudah dia usir."Baiklah kalau begitu."Jace mengangguk. Sebenarnya, melalui kejadian sebelumnya, dia juga sudah mendapati Hafa itu tampaknya kurang bisa diandalkan.Namun, sebelumnya dia sudah pernah menyelidiki orang tersebut. Sosok yang disebut-sebut sebagai dokter genius itu, disambut baik oleh kalangan orang-orang kaya dan berkuasa di ibu kota provinsi. Karena itulah, Jace juga tidak ingin memusuhi orang tersebut. Bagaimanapun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2067 Tetap Harus Waspada

    Saat ini, Hafa masih belum tahu Gijran sudah memutuskan untuk menyingkirkannya.Dia masih ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki citranya di hadapan Jace, mencoba untuk menyenangkan hati Jace.Namun, penglihatan penipu seperti ini lebih tajam dibandingkan orang biasa. Hanya dengan melihat sedikit petunjuk saja, dia sudah bisa menebak kali ini Ardika pergi ke ibu kota provinsi untuk mengunjungi siapa.Jace mengangguk dan berkata, "Pak Hafa benar juga. Ardika, karena Pak Hafa sudah berbicara demikian, pilihlah dua macam herba, nanti aku akan membayar Pak Hafa.""Yah, herba-herba ini memang digunakan untuk mengobati dan menyembuhkan orang, nggak pantas membicarakan tentang uang. Lagi pula, herba-herba ini juga nggak seberapa. Ardika, pilih dan ambil saja sendiri!" kata Hafa sambil tersenyum.Walaupun dia hanyalah seorang penipu, tetapi selama bertahun-tahun ini, dia sudah menjelajahi banyak tempat, melakukan aksi penipuan. Kekayaan yang dikumpulnya juga tidak sedikit.Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2066 Perubahan Sikap Seratus Delapan Puluh Derajat

    Mendapatkan tanggapan dingin dari Ardika, Hafa tertawa canggung untuk menyembunyikan malunya, kilatan tajam yang sulit disadari oleh orang lain melintas di matanya.Saat ini, Jace juga membungkukkan badannya memberi hormat dan berkata dengan tulus, "Ardika, aku juga minta maaf atas sikapku terhadapmu sebelumnya.""Selanjutnya kamu akan pergi ke ibu kota provinsi, 'kan? Bagaimana kalau untuk sementara waktu kamu tinggal di rumahku? Beri aku kesempatan untuk menjadi seorang tuan rumah yang baik dan melayanimu dengan baik sebagai bentuk terima kasihku!""Ardika, apa yang akan kamu lakukan di ibu kota provinsi? Aku pasti akan memberimu dukungan penuh. Aku berutang nyawa padamu, aku pasti harus membalas budimu ini!"Saat ini, Jace juga sudah meyakini Ardika bukanlah orang biasa, melainkan orang yang luar biasa.Dia harus menarik orang yang begitu berbakat ini ke pihaknya.Ardika memiliki kesan cukup baik terhadap Jace. Dia berkata, "Aku bukanlah orang hebat. Aku hanya pernah melihat situasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2065 Mantra Wajah Hantu

    Begitu api bersentuhan dengan darah hitam itu, dalam sekejap, bagaikan disiram oleh minyak, api menyala makin ganas, bahkan mengeluarkan suara ledakan kecil.Si jago merah melahap dengan cepat, gumpalan asap hitam mulai membubung tinggi. Selama proses itu berlangsung, terbentuklah profil hantu jahat yang ganas di udara. Tak lama kemudian, darah hitam itu sudah terbakar habis dan menghilang di udara.Semua orang, termasuk Hafa, merasakan sekujur tubuh mereka gemetaran sejenak.Kalau di dunia ini benar-benar ada dewa dan semacamnya, ini adalah kali pertama mereka melihatnya seumur hidup mereka."Apa ini?!"Jace bertanya dengan ekspresi terkejut sekaligus ketakutan. Saking ketakutannya, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.Mengingat ada benda seaneh itu di dalam tubuhnya, hawa dingin langsung menjalar dari telapak kakinya hingga ke kepalanya."Mantra kutukan Negara Jepara."Ardika berkata dengan tenang, "Ada orang yang sudah menjebakmu, serangga wajah hantu yang membawa kutukan sudah d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2064 Satu Tendangan Penyelamat Nyawa

    Gijran langsung menendang Hafa, lalu menatap Ardika dengan sorot mata memerah. "Kamu! Pasti kamu yang mencelakai pamanku, 'kan?!"Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin, dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Hafa yang kamu bawa kemari itulah yang telah mencelakai pamanmu. Kalau dia terbukti adalah seorang penipu, menurutmu bagaimana keluargamu akan memandangmu?""Kalau aku adalah kamu, di saat seperti ini aku nggak akan sebodoh itu dengan terburu-buru menyalahkan orang lain, melainkan berlutut untuk memohon pada orang yang bisa menyelamatkan pamanku."Gijran menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Kamu bisa menyelamatkan pamanku?""Kalau kamu berlutut di hadapanku, aku bisa menyelamatkannya."Ardika melontarkan satu kalimat itu dengan datar, lalu melirik Jace sekilas dan berkata, "Perhatikan baik-baik, waktunya nggak tersisa banyak lagi, palingan hanya tersisa satu menit saja. Setelah lewat satu menit ini, dia benar-benar nggak akan bisa terselamatkan lagi.""Brak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2063 Pak Jace Sudah Mati

    Mendengar ucapan ini, Hafa mengusap-usap janggutnya dan berkata sambil tersenyum, "Sudah kubilang kamu akan baik-baik saja, maka kamu pasti akan baik-baik saja."Gijran menatap Ardika sambil tersenyum dingin. "Eh, Ardika, kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Pamanku bukan hanya nggak mati, sekarang dia masih hidup dalam kondisi baik-baik saja, bahkan merasa lebih rileks.""Berani-beraninya kamu menuduh Pak Hafa sebagai penipu, kulihat kamulah penipu!""Huh! Aku akan lapor polisi untuk menangkapmu sekarang juga! Berani-beraninya kamu menipu Wali Kota Ibu Kota Provinsi ....""Gijran ...."Jace malah melambaikan tangannya untuk menyela keponakannya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.Sambil mengerutkan keningnya, dia berkata dengan nada bicara memperingatkan, "Ardika, saat masih muda memiliki sedikit temperamen, memang nggak masalah. Tapi, jangan sampai kehilangan arah. Begitu salah memilih jalan, maka seumur hidupmu akan hancur.""Sekarang, selama kamu meminta maaf pada Pak Hafa da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status