Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 203 Apa Pertunjukan Kembang Api Ini Indah

Share

Bab 203 Apa Pertunjukan Kembang Api Ini Indah

Author: Sarjana
"Desta, Kepala Keluarga Unima!"

"Zaki, Kepala Keluarga Yendia!"

"Bella Dewanto, presdir Grup Permata Buana!"

"Juna Halim, manajer umum Grup Bumantara!"

....

Begitu orang-orang ini berbicara, utang sebesar lebih dari 800 miliar yang membuat Luna putus asa langsung lunas!

Semua orang tercengang, bahkan para wartawan sampai lupa mengambil gambar.

Luna menatap orang-orang yang tiba-tiba datang ini dengan tatapan tidak percaya.

Di antara orang-orang itu, ada kepala keluarga kaya kelas satu, presdir perusahaan besar yang merupakan penduduk asli kota ini, serta manajer umum perusahaan raksasa yang terkemuka di seluruh negeri.

Setiap orang ini adalah tokoh hebat yang ada di Kota Banyuli!

Sekarang, mereka bergegas datang ke sini secara pribadi untuk mewakili Grup Agung Makmur membayar utang.

Sejak kapan Grup Agung Makmur menjadi begitu terhormat?

Untuk sesaat, dia merasa semua ini adalah jebakan, bahkan dia curiga orang-orang ini diundang oleh Diego ke sini untuk mempermalukan dirinya. Kemudian
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 204 Serangan Balik

    Melihat pemandangan di hadapannya ini, pikiran Luna sudah kosong.Dia bahkan tidak bisa mendengar ucapan Ardika dengan jelas.Tidak hanya dia, Diego, kepala bank lainnya, serta para wartawan dari puluhan perusahaan media tercengang menyaksikan pemandangan ini.Awalnya mereka mengira setelah pemutusan pinjaman dari bank-bank besar, ditambah lagi dengan menagih utang di saat seperti ini secara langsung, Grup Agung Makmur pasti sudah menemui jalan buntu.Namun, siapa sangka tiba-tiba situasi berbalik dengan cara yang begitu mengejutkan.Selain beberapa keluarga dan perusahaan besar berinisiatif untuk membantu Grup Agung Makmur membayar utang pinjaman, sebanyak lebih dari dua puluh perusahaan besar datang untuk memberikan investasi kepada Grup Agung Makmur dengan nominal paling kecil sebesar 200 miliar!Apa perusahaan-perusahaan besar ini sudah gila?! Di saat reputasi Grup Agung Makmur seburuk ini, mereka malah datang untuk memberikan investasi."Gila! Kalian semua benar-benar sudah gila!"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 205 Penangkapan Diego

    "Pak Retno, kamu nggak bisa ikut campur dalam hal ini. Lagi pula, uang yang tersimpan dalam bank adalah uang kami. Kami bisa menggunakan uang sesuka hati kami. Satu hal yang pasti adalah kami nggak ingin menyimpan uang kami di bank kalian lagi!"Zaki dan yang lainnya terus mendesak kepala bank-bank itu untuk mengeluarkan uang mereka.Dalam sekejap, para kepala bank tertimpa masalah besar. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah Diego yang sudah membawa masalah besar ini pada mereka dengan serempak.Diego berteriak pada semua orang dengan kesal, "Bagus, kalian semua bekerja sama untuk menjebak kami? Apa kalian benar-benar mau menyinggung kami? Kelak, kalian nggak akan mendapat pinjaman lagi!"Bagi perusahaan-perusahaan besar ini, menjalin hubungan yang baik dengan pihak bank adalah suatu keharusan.Namun, saat ini mereka semua malah tertawa dingin."Diego, kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Kami memang nggak bisa menyinggung bank, tapi tentu saja kami bisa menyinggung ora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 206 Tina Mulai Penasaran

    "Di mana Ridwan? Aku mau bertemu dengan Ridwan! Aku adalah menantu tiga keluarga kaya! Atas dasar apa dia menangkapku?!"Tidak peduli sekeras apa pun teriakan Diego, anggota kepolisian tetap memborgol tangannya tanpa ragu.Presdir Bank Banyuli yang sebelumnya selalu bersikap arogan, kini harga dirinya sudah hancur setelah ditangkap.Luna menarik napas dalam-dalam.Kejadian hari ini benar-benar di luar dugaannya.Dia mengalihkan pandangannya ke arah dua puluhan tokoh hebat dunia bisnis Kota Banyuli yang sudah membantu Grup Agung Makmur mengubah nasib, lalu menyampaikan rasa terima kasihnya dengan tulus pada mereka.Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, "Semuanya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada kalian. Kenapa kalian memilih untuk berinvestasi pada Grup Agung Makmur di saat seperti ini?"Tidak hanya Luna seorang, banyak orang yang berada di tempat ini juga kebingungan.Sebelumnya, boleh dibilang Grup Agung Makmur sudah tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan.N

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 207 Pengalihan Bank Banyuli

    Tina adalah wanita yang sangat arogan. Ardika tidak menyangka wanita itu juga bisa takjub pada orang lain.Hal ini di luar dugaan Ardika.Tina melemparkan sorot mata meremehkan kepada pria itu dan berkata, "Ardika, apa kamu bisa tahu malu sedikit? Aku sedang membicarakan tentang presdir Grup Sentosa Jaya, bukan kamu. Kamu nggak mungkin benar-benar berpikir orang-orang itu datang berinvestasi pada Grup Agung Makmur karena kamu, 'kan?""Aku adalah ...."Saat Ardika hendak menyangkal ucapan Tina, Luna buru-buru berkata, "Tina, kali ini kamu benar-benar sudah salah menuduh Ardika. Ardika mengenal sekretaris Grup Sentosa Jaya yang bernama Jesika itu. Memang dia yang menelepon dan memanggil orang-orang itu untuk datang.Luna tahu, sebelumnya Ardika menang lotre perabotan rumah adalah dengan meminta bantuan Jesika.Tina menatap Ardika dengan tatapan terkejut, tetapi dia tetap mendengus dan berkata, "Itu juga karena presdir Grup Sentosa Jaya kebetulan memiliki kemampuan untuk melawan tiga kelu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 208 Menggerakkan Kekuatan Gelap

    "Oh, direktur yang bank yang baru adalah Bu Jesika. Kalau begitu, aku sudah tenang. Kelak, semua uang perusahaan disimpan di Bank Banyuli saja."Luna sudah lega sepenuhnya.Kali ini, Grup Sentosa Jaya sudah membantu Grup Agung Makmur menyelesaikan sebuah masalah yang besar.Jesika pasti tidak akan sengaja mempersulit Grup Agung Makmur."Presdir Grup Sentosa Jaya ini benar-benar hebat, bahkan sekretarisnya saja merupakan direktur Bank Banyuli!"Tina benar-benar kagum dan makin penasaran pada sosok presdir misterius itu.Kali ini, Ardika hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Di Vila Pelarum.Setelah mendapat informasi, kepala tiga keluarga besar kembali berkumpul di kediaman Keluarga Hamdani."Kita mau menghancurkan Grup Agung Makmur, tapi Grup Sentosa Jaya malah berjuang mati-matian menyelamatkannya. Sepertinya dia benar-benar ingin menjadi musuh kita!" kata Jesper Hamdani sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya tampak sangat muram.Awalnya, dia mengira bisa menghan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 209 Gigi Diganti Gigi

    Kepala tiga keluarga besar itu tertawa cukup lama, mereka seolah merasakan masa depan yang cerah sedang menanti mereka.Saat ini, Jesper melambaikan tangannya untuk memanggil putra bungsunya, Revaldo Hamdani."Nak, sekarang kamu menjadi direktur Grup Kejora. Karena Diego dan Helmi, dua pecundang itu sudah masuk penjara, sudah sewajarnya Keluarga Hamdani mengambil alih Grup Kejora."Revaldo sangat senang.Dulu, di Keluarga Hamdani, Renaldi, kakaknya selalu lebih unggul darinya.Sekarang kakaknya sudah koma, kelak sudah sewajarnya kendali atas Keluarga Hamdani jatuh ke tangannya.Sekarang ayahnya memintanya untuk menjadi direktur Grup Kejora, pasti ini juga merupakan sebuah bentuk ujian untuknya."Ayah jangan khawatir, aku pasti akan mengelola Grup Kejora dengan baik!"Revaldo segera meninggalkan Vila Pelarum dengan senang bersama anak buahnya.Namun, kurang dari satu jam kemudian, dia kembali ke rumah dengan sedih."Ayah, gawat! Grup Kejora sudah direbut oleh orang lain!"Ekspresi sedih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 210 Berganti Nama Menjadi Grup Bintang Darma

    Melalui pengakuan langsung Helmi, Ardika sudah bisa memastikan bahwa kejadian yang menimpa Delvin dua tahun yang lalu adalah ulah tiga keluarga besar.Kala itu, Delvin sudah sukses dalam merintis kariernya. Impian terbesarnya adalah kembali ke kampung halamannya dan memajukan perekonomian kampung halamannya. Dia memperkenalkan bisnis pesisir wilayah selatan ke Kota Banyuli. Selain itu, dia mengundang tiga keluarga besar untuk bekerja sama dengannya dengan tulus. Namun, siapa sangka seolah mengundang serigala masuk ke dalam kandang domba, tiga keluarga besar langsung menghilangkan nyawanya dan merebut aset Grup Bintang Darma.Perebutan aset itu sama dengan perebutan aset Grup Agung Makmur yang mereka lakukan bersama Keluarga Mahasura ibu kota provinsi lima tahun yang lalu.Sebagian dari sejarah perkembangan tiga keluarga besar dipenuhi dengan darah dan air mata orang lain.Setelah merebut aset Grup Agung Makmur, kedudukan keluarga mereka naik dari keluarga kaya kelas satu menjadi keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 211 Si Pembuat Onar

    Karlos tidak lain adalah petinggi perusahaan yang memimpin para karyawan untuk mengundurkan diri.Sementara itu, orang-orang yang mengikutinya dari belakang adalah para petinggi dan karyawan perusahaan yang sudah mengundurkan diri.Setelah mendengar Grup Agung Makmur bukan hanya sudah melewati krisis, tetapi juga sudah memperoleh dana investasi sebesar lebih dari empat triliun, orang-orang ini menyesal karena sudah mengundurkan diri.Grup Agung Makmur pasti akan berkembang pesat, para karyawan perusahaan ini juga akan menjalani kehidupan yang baik dan menikmati keuntungan.Jadi, begitu mendengar Grup Agung Makmur sedang merekrut karyawan baru, mereka bergegas ke sini.Namun, orang-orang yang datang melamar kerja benar-benar sangat banyak.Para karyawan biasa yang sebelumnya mengundurkan diri dan kembali pada saat seperti ini sudah mulai panik. Mereka khawatir orang-orang yang datang melamar kerja ini akan merebut kesempatan mereka.Karena itulah, mereka meminta Karlos dan beberapa peti

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2067 Tetap Harus Waspada

    Saat ini, Hafa masih belum tahu Gijran sudah memutuskan untuk menyingkirkannya.Dia masih ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki citranya di hadapan Jace, mencoba untuk menyenangkan hati Jace.Namun, penglihatan penipu seperti ini lebih tajam dibandingkan orang biasa. Hanya dengan melihat sedikit petunjuk saja, dia sudah bisa menebak kali ini Ardika pergi ke ibu kota provinsi untuk mengunjungi siapa.Jace mengangguk dan berkata, "Pak Hafa benar juga. Ardika, karena Pak Hafa sudah berbicara demikian, pilihlah dua macam herba, nanti aku akan membayar Pak Hafa.""Yah, herba-herba ini memang digunakan untuk mengobati dan menyembuhkan orang, nggak pantas membicarakan tentang uang. Lagi pula, herba-herba ini juga nggak seberapa. Ardika, pilih dan ambil saja sendiri!" kata Hafa sambil tersenyum.Walaupun dia hanyalah seorang penipu, tetapi selama bertahun-tahun ini, dia sudah menjelajahi banyak tempat, melakukan aksi penipuan. Kekayaan yang dikumpulnya juga tidak sedikit.Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2066 Perubahan Sikap Seratus Delapan Puluh Derajat

    Mendapatkan tanggapan dingin dari Ardika, Hafa tertawa canggung untuk menyembunyikan malunya, kilatan tajam yang sulit disadari oleh orang lain melintas di matanya.Saat ini, Jace juga membungkukkan badannya memberi hormat dan berkata dengan tulus, "Ardika, aku juga minta maaf atas sikapku terhadapmu sebelumnya.""Selanjutnya kamu akan pergi ke ibu kota provinsi, 'kan? Bagaimana kalau untuk sementara waktu kamu tinggal di rumahku? Beri aku kesempatan untuk menjadi seorang tuan rumah yang baik dan melayanimu dengan baik sebagai bentuk terima kasihku!""Ardika, apa yang akan kamu lakukan di ibu kota provinsi? Aku pasti akan memberimu dukungan penuh. Aku berutang nyawa padamu, aku pasti harus membalas budimu ini!"Saat ini, Jace juga sudah meyakini Ardika bukanlah orang biasa, melainkan orang yang luar biasa.Dia harus menarik orang yang begitu berbakat ini ke pihaknya.Ardika memiliki kesan cukup baik terhadap Jace. Dia berkata, "Aku bukanlah orang hebat. Aku hanya pernah melihat situasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2065 Mantra Wajah Hantu

    Begitu api bersentuhan dengan darah hitam itu, dalam sekejap, bagaikan disiram oleh minyak, api menyala makin ganas, bahkan mengeluarkan suara ledakan kecil.Si jago merah melahap dengan cepat, gumpalan asap hitam mulai membubung tinggi. Selama proses itu berlangsung, terbentuklah profil hantu jahat yang ganas di udara. Tak lama kemudian, darah hitam itu sudah terbakar habis dan menghilang di udara.Semua orang, termasuk Hafa, merasakan sekujur tubuh mereka gemetaran sejenak.Kalau di dunia ini benar-benar ada dewa dan semacamnya, ini adalah kali pertama mereka melihatnya seumur hidup mereka."Apa ini?!"Jace bertanya dengan ekspresi terkejut sekaligus ketakutan. Saking ketakutannya, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.Mengingat ada benda seaneh itu di dalam tubuhnya, hawa dingin langsung menjalar dari telapak kakinya hingga ke kepalanya."Mantra kutukan Negara Jepara."Ardika berkata dengan tenang, "Ada orang yang sudah menjebakmu, serangga wajah hantu yang membawa kutukan sudah d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2064 Satu Tendangan Penyelamat Nyawa

    Gijran langsung menendang Hafa, lalu menatap Ardika dengan sorot mata memerah. "Kamu! Pasti kamu yang mencelakai pamanku, 'kan?!"Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin, dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Hafa yang kamu bawa kemari itulah yang telah mencelakai pamanmu. Kalau dia terbukti adalah seorang penipu, menurutmu bagaimana keluargamu akan memandangmu?""Kalau aku adalah kamu, di saat seperti ini aku nggak akan sebodoh itu dengan terburu-buru menyalahkan orang lain, melainkan berlutut untuk memohon pada orang yang bisa menyelamatkan pamanku."Gijran menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Kamu bisa menyelamatkan pamanku?""Kalau kamu berlutut di hadapanku, aku bisa menyelamatkannya."Ardika melontarkan satu kalimat itu dengan datar, lalu melirik Jace sekilas dan berkata, "Perhatikan baik-baik, waktunya nggak tersisa banyak lagi, palingan hanya tersisa satu menit saja. Setelah lewat satu menit ini, dia benar-benar nggak akan bisa terselamatkan lagi.""Brak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2063 Pak Jace Sudah Mati

    Mendengar ucapan ini, Hafa mengusap-usap janggutnya dan berkata sambil tersenyum, "Sudah kubilang kamu akan baik-baik saja, maka kamu pasti akan baik-baik saja."Gijran menatap Ardika sambil tersenyum dingin. "Eh, Ardika, kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Pamanku bukan hanya nggak mati, sekarang dia masih hidup dalam kondisi baik-baik saja, bahkan merasa lebih rileks.""Berani-beraninya kamu menuduh Pak Hafa sebagai penipu, kulihat kamulah penipu!""Huh! Aku akan lapor polisi untuk menangkapmu sekarang juga! Berani-beraninya kamu menipu Wali Kota Ibu Kota Provinsi ....""Gijran ...."Jace malah melambaikan tangannya untuk menyela keponakannya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.Sambil mengerutkan keningnya, dia berkata dengan nada bicara memperingatkan, "Ardika, saat masih muda memiliki sedikit temperamen, memang nggak masalah. Tapi, jangan sampai kehilangan arah. Begitu salah memilih jalan, maka seumur hidupmu akan hancur.""Sekarang, selama kamu meminta maaf pada Pak Hafa da

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2062 Obat dengan Khasiat Ajaib

    Saat ini, Jace sudah sangat meyakini Hafa ini benar-benar adalah seorang dokter genius.Orang biasa tidak mungkin punya kemampuan untuk mengumpulkan begitu banyak herba mahal."Hehe, hanya sedikit simpanan di rumah. Kali ini aku masuk penjara, itulah sebabnya aku meminta muridku untuk membawakan herba-herba ini dari Suraba kemari. Yah, awalnya aku ingin memberi sedikit keuntungan kepada orang-orang di kantor polisi. Siapa sangka, Tuan Muda Gijran sudah terlebih dulu menawarkan bantuan dan mengeluarkanku dari penjara.""Kebetulan, sekarang aku bisa menggunakan herba-herba ini untuk mengobati Pak Jace."Hafa tersenyum. Herba-herba yang bernilai fantastis di mata orang biasa itu, baginya seakan-akan bukanlah apa-apa.Dia langsung mengeluarkan sepotong potongan batang akar fo-ti, lalu menyodorkannya kepada Gijran dan berkata, "Ambil dua potongan, lalu rendam dengan air hangat selama beberapa saat. Setelah itu, Pak Jace meminumnya. Dengan begitu, Pak Jace sudah bisa tidur dengan lelap.""Ad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2061 Akar Fo-ti Berusia Seratus Tahun

    Tentu saja Ardika bisa melihat reaksi Jace dengan jelas. Dia hanya tersenyum, tidak membela diri.Karena itu tidak ada artinya.Ada hal-hal tertentu, kalau tidak dialami sendiri, berbicara sampai mulutmu berbusa pun, orang lain nggak akan memercayaimu.Selain itu, Hafa si penipu ini memang pandai membangun citra. Dalam aspek ini, penipu itu memang lebih dipercaya dibandingkan dirinya.Melihat Jace juga mulai meragukan Ardika, kilatan bangga melintasi mata Hafa.Permainan Ardika ini sudah sering dimainkan olehnya dulu.Bisa-bisanya Ardika ingin melawannya dalam hal yang paling dikuasainya, benar-benar tidak tahu diri.Saat ini, Gijran berjalan menghampiri Hafa dan berkata dengan penuh hormat, "Pak Hafa, kamu bilang tubuh pamanku bermasalah, benarkah itu? Kalau begitu, cepat sembuhkan dia!"Hafa mengusap-usap janggutnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jace dan berkata dengan tenang, "Pak Jace, seharusnya beberapa waktu yang lalu kamu diserang dan mengalami cedera yang cukup serius

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2060 Sengaja Menakut-Nakuti

    "Percaya atau nggak, kalau kamu berani mengucapkan kata-kata kotor lagi, aku akan menghajarmu hingga gigimu rontok semua."Mengabaikan sorot mata penuh kebencian Gijran, Ardika tetap berdiri di tempat dan melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh."Dasar lancang!"Melihat Ardika melakukan aksi pemukulan tepat di hadapan mereka, beberapa orang pengawal itu tampak marah, mereka segera mengeluarkan senjata api yang terselip di pinggang mereka."Sudah cukup."Tiba-tiba saja, Jace buka suara untuk menghentikan semua orang. "Sobat muda ini nggak bermaksud untuk menyakitiku, kalian semua mundur saja."Beberapa orang pengawal itu ragu sejenak. Pada akhirnya, mereka menyimpan kembali senjata api dalam genggaman mereka, lalu mundur ke belakang Jace."Paman, bocah ... orang ini mengutuk Paman, apa Paman akan melepaskannya begitu saja?"Gijran yang tergeletak di lantai berkata dengan ekspresi tidak terima, "Biarpun dia bukan pembunuh, bagaimana kalau dia adalah orang yang dikirim untuk mencar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2059 Kamu Sudah Hampir Mati

    "Sobat Muda, apa maksudmu?!"Ekspresi Jace langsung berubah menjadi dingin.Dia sudah mengundang banyak dokter terkenal, tetapi tetap tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit putrinya.Sekarang Gijran mengundang Hafa, tentu saja Hafa sudah menjadi salah satu dari segelintir orang tersisa yang bisa diharapkannya.Ardika mengamati Jace dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, lalu berkata dengan datar, "Karena Pak Hafa yang disebut-sebut sebagai dokter genius ini adalah seorang penipu. Kalau hal sepele seperti ini saja nggak bisa kamu sadari, kamu sudah hampir mati."Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, suasana di gerbong bisnis langsung berubah menjadi sangat hening.Bahkan ekspresi Jace juga tiba-tiba berubah.Pupil matanya mengecil. Dia langsung mendongak, menatap Ardika dengan sorot mata menyelidik sekaligus waspada.Sementara itu, di sisi pintu lain gerbong bisnis, juga tiba-tiba muncul beberapa orang pria dan wanita berpakaian jas. Dalam sekejap mata saja, mereka sudah melind

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status