"Desta, Kepala Keluarga Unima!""Zaki, Kepala Keluarga Yendia!""Bella Dewanto, presdir Grup Permata Buana!""Juna Halim, manajer umum Grup Bumantara!"....Begitu orang-orang ini berbicara, utang sebesar lebih dari 800 miliar yang membuat Luna putus asa langsung lunas!Semua orang tercengang, bahkan para wartawan sampai lupa mengambil gambar.Luna menatap orang-orang yang tiba-tiba datang ini dengan tatapan tidak percaya.Di antara orang-orang itu, ada kepala keluarga kaya kelas satu, presdir perusahaan besar yang merupakan penduduk asli kota ini, serta manajer umum perusahaan raksasa yang terkemuka di seluruh negeri.Setiap orang ini adalah tokoh hebat yang ada di Kota Banyuli!Sekarang, mereka bergegas datang ke sini secara pribadi untuk mewakili Grup Agung Makmur membayar utang.Sejak kapan Grup Agung Makmur menjadi begitu terhormat?Untuk sesaat, dia merasa semua ini adalah jebakan, bahkan dia curiga orang-orang ini diundang oleh Diego ke sini untuk mempermalukan dirinya. Kemudian
Melihat pemandangan di hadapannya ini, pikiran Luna sudah kosong.Dia bahkan tidak bisa mendengar ucapan Ardika dengan jelas.Tidak hanya dia, Diego, kepala bank lainnya, serta para wartawan dari puluhan perusahaan media tercengang menyaksikan pemandangan ini.Awalnya mereka mengira setelah pemutusan pinjaman dari bank-bank besar, ditambah lagi dengan menagih utang di saat seperti ini secara langsung, Grup Agung Makmur pasti sudah menemui jalan buntu.Namun, siapa sangka tiba-tiba situasi berbalik dengan cara yang begitu mengejutkan.Selain beberapa keluarga dan perusahaan besar berinisiatif untuk membantu Grup Agung Makmur membayar utang pinjaman, sebanyak lebih dari dua puluh perusahaan besar datang untuk memberikan investasi kepada Grup Agung Makmur dengan nominal paling kecil sebesar 200 miliar!Apa perusahaan-perusahaan besar ini sudah gila?! Di saat reputasi Grup Agung Makmur seburuk ini, mereka malah datang untuk memberikan investasi."Gila! Kalian semua benar-benar sudah gila!"
"Pak Retno, kamu nggak bisa ikut campur dalam hal ini. Lagi pula, uang yang tersimpan dalam bank adalah uang kami. Kami bisa menggunakan uang sesuka hati kami. Satu hal yang pasti adalah kami nggak ingin menyimpan uang kami di bank kalian lagi!"Zaki dan yang lainnya terus mendesak kepala bank-bank itu untuk mengeluarkan uang mereka.Dalam sekejap, para kepala bank tertimpa masalah besar. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah Diego yang sudah membawa masalah besar ini pada mereka dengan serempak.Diego berteriak pada semua orang dengan kesal, "Bagus, kalian semua bekerja sama untuk menjebak kami? Apa kalian benar-benar mau menyinggung kami? Kelak, kalian nggak akan mendapat pinjaman lagi!"Bagi perusahaan-perusahaan besar ini, menjalin hubungan yang baik dengan pihak bank adalah suatu keharusan.Namun, saat ini mereka semua malah tertawa dingin."Diego, kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Kami memang nggak bisa menyinggung bank, tapi tentu saja kami bisa menyinggung ora
"Di mana Ridwan? Aku mau bertemu dengan Ridwan! Aku adalah menantu tiga keluarga kaya! Atas dasar apa dia menangkapku?!"Tidak peduli sekeras apa pun teriakan Diego, anggota kepolisian tetap memborgol tangannya tanpa ragu.Presdir Bank Banyuli yang sebelumnya selalu bersikap arogan, kini harga dirinya sudah hancur setelah ditangkap.Luna menarik napas dalam-dalam.Kejadian hari ini benar-benar di luar dugaannya.Dia mengalihkan pandangannya ke arah dua puluhan tokoh hebat dunia bisnis Kota Banyuli yang sudah membantu Grup Agung Makmur mengubah nasib, lalu menyampaikan rasa terima kasihnya dengan tulus pada mereka.Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, "Semuanya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada kalian. Kenapa kalian memilih untuk berinvestasi pada Grup Agung Makmur di saat seperti ini?"Tidak hanya Luna seorang, banyak orang yang berada di tempat ini juga kebingungan.Sebelumnya, boleh dibilang Grup Agung Makmur sudah tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan.N
Tina adalah wanita yang sangat arogan. Ardika tidak menyangka wanita itu juga bisa takjub pada orang lain.Hal ini di luar dugaan Ardika.Tina melemparkan sorot mata meremehkan kepada pria itu dan berkata, "Ardika, apa kamu bisa tahu malu sedikit? Aku sedang membicarakan tentang presdir Grup Sentosa Jaya, bukan kamu. Kamu nggak mungkin benar-benar berpikir orang-orang itu datang berinvestasi pada Grup Agung Makmur karena kamu, 'kan?""Aku adalah ...."Saat Ardika hendak menyangkal ucapan Tina, Luna buru-buru berkata, "Tina, kali ini kamu benar-benar sudah salah menuduh Ardika. Ardika mengenal sekretaris Grup Sentosa Jaya yang bernama Jesika itu. Memang dia yang menelepon dan memanggil orang-orang itu untuk datang.Luna tahu, sebelumnya Ardika menang lotre perabotan rumah adalah dengan meminta bantuan Jesika.Tina menatap Ardika dengan tatapan terkejut, tetapi dia tetap mendengus dan berkata, "Itu juga karena presdir Grup Sentosa Jaya kebetulan memiliki kemampuan untuk melawan tiga kelu
"Oh, direktur yang bank yang baru adalah Bu Jesika. Kalau begitu, aku sudah tenang. Kelak, semua uang perusahaan disimpan di Bank Banyuli saja."Luna sudah lega sepenuhnya.Kali ini, Grup Sentosa Jaya sudah membantu Grup Agung Makmur menyelesaikan sebuah masalah yang besar.Jesika pasti tidak akan sengaja mempersulit Grup Agung Makmur."Presdir Grup Sentosa Jaya ini benar-benar hebat, bahkan sekretarisnya saja merupakan direktur Bank Banyuli!"Tina benar-benar kagum dan makin penasaran pada sosok presdir misterius itu.Kali ini, Ardika hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Di Vila Pelarum.Setelah mendapat informasi, kepala tiga keluarga besar kembali berkumpul di kediaman Keluarga Hamdani."Kita mau menghancurkan Grup Agung Makmur, tapi Grup Sentosa Jaya malah berjuang mati-matian menyelamatkannya. Sepertinya dia benar-benar ingin menjadi musuh kita!" kata Jesper Hamdani sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya tampak sangat muram.Awalnya, dia mengira bisa menghan
Kepala tiga keluarga besar itu tertawa cukup lama, mereka seolah merasakan masa depan yang cerah sedang menanti mereka.Saat ini, Jesper melambaikan tangannya untuk memanggil putra bungsunya, Revaldo Hamdani."Nak, sekarang kamu menjadi direktur Grup Kejora. Karena Diego dan Helmi, dua pecundang itu sudah masuk penjara, sudah sewajarnya Keluarga Hamdani mengambil alih Grup Kejora."Revaldo sangat senang.Dulu, di Keluarga Hamdani, Renaldi, kakaknya selalu lebih unggul darinya.Sekarang kakaknya sudah koma, kelak sudah sewajarnya kendali atas Keluarga Hamdani jatuh ke tangannya.Sekarang ayahnya memintanya untuk menjadi direktur Grup Kejora, pasti ini juga merupakan sebuah bentuk ujian untuknya."Ayah jangan khawatir, aku pasti akan mengelola Grup Kejora dengan baik!"Revaldo segera meninggalkan Vila Pelarum dengan senang bersama anak buahnya.Namun, kurang dari satu jam kemudian, dia kembali ke rumah dengan sedih."Ayah, gawat! Grup Kejora sudah direbut oleh orang lain!"Ekspresi sedih
Melalui pengakuan langsung Helmi, Ardika sudah bisa memastikan bahwa kejadian yang menimpa Delvin dua tahun yang lalu adalah ulah tiga keluarga besar.Kala itu, Delvin sudah sukses dalam merintis kariernya. Impian terbesarnya adalah kembali ke kampung halamannya dan memajukan perekonomian kampung halamannya. Dia memperkenalkan bisnis pesisir wilayah selatan ke Kota Banyuli. Selain itu, dia mengundang tiga keluarga besar untuk bekerja sama dengannya dengan tulus. Namun, siapa sangka seolah mengundang serigala masuk ke dalam kandang domba, tiga keluarga besar langsung menghilangkan nyawanya dan merebut aset Grup Bintang Darma.Perebutan aset itu sama dengan perebutan aset Grup Agung Makmur yang mereka lakukan bersama Keluarga Mahasura ibu kota provinsi lima tahun yang lalu.Sebagian dari sejarah perkembangan tiga keluarga besar dipenuhi dengan darah dan air mata orang lain.Setelah merebut aset Grup Agung Makmur, kedudukan keluarga mereka naik dari keluarga kaya kelas satu menjadi keluar