Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 204 Serangan Balik

Share

Bab 204 Serangan Balik

Author: Sarjana
Melihat pemandangan di hadapannya ini, pikiran Luna sudah kosong.

Dia bahkan tidak bisa mendengar ucapan Ardika dengan jelas.

Tidak hanya dia, Diego, kepala bank lainnya, serta para wartawan dari puluhan perusahaan media tercengang menyaksikan pemandangan ini.

Awalnya mereka mengira setelah pemutusan pinjaman dari bank-bank besar, ditambah lagi dengan menagih utang di saat seperti ini secara langsung, Grup Agung Makmur pasti sudah menemui jalan buntu.

Namun, siapa sangka tiba-tiba situasi berbalik dengan cara yang begitu mengejutkan.

Selain beberapa keluarga dan perusahaan besar berinisiatif untuk membantu Grup Agung Makmur membayar utang pinjaman, sebanyak lebih dari dua puluh perusahaan besar datang untuk memberikan investasi kepada Grup Agung Makmur dengan nominal paling kecil sebesar 200 miliar!

Apa perusahaan-perusahaan besar ini sudah gila?! Di saat reputasi Grup Agung Makmur seburuk ini, mereka malah datang untuk memberikan investasi.

"Gila! Kalian semua benar-benar sudah gila!"
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 205 Penangkapan Diego

    "Pak Retno, kamu nggak bisa ikut campur dalam hal ini. Lagi pula, uang yang tersimpan dalam bank adalah uang kami. Kami bisa menggunakan uang sesuka hati kami. Satu hal yang pasti adalah kami nggak ingin menyimpan uang kami di bank kalian lagi!"Zaki dan yang lainnya terus mendesak kepala bank-bank itu untuk mengeluarkan uang mereka.Dalam sekejap, para kepala bank tertimpa masalah besar. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah Diego yang sudah membawa masalah besar ini pada mereka dengan serempak.Diego berteriak pada semua orang dengan kesal, "Bagus, kalian semua bekerja sama untuk menjebak kami? Apa kalian benar-benar mau menyinggung kami? Kelak, kalian nggak akan mendapat pinjaman lagi!"Bagi perusahaan-perusahaan besar ini, menjalin hubungan yang baik dengan pihak bank adalah suatu keharusan.Namun, saat ini mereka semua malah tertawa dingin."Diego, kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Kami memang nggak bisa menyinggung bank, tapi tentu saja kami bisa menyinggung ora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 206 Tina Mulai Penasaran

    "Di mana Ridwan? Aku mau bertemu dengan Ridwan! Aku adalah menantu tiga keluarga kaya! Atas dasar apa dia menangkapku?!"Tidak peduli sekeras apa pun teriakan Diego, anggota kepolisian tetap memborgol tangannya tanpa ragu.Presdir Bank Banyuli yang sebelumnya selalu bersikap arogan, kini harga dirinya sudah hancur setelah ditangkap.Luna menarik napas dalam-dalam.Kejadian hari ini benar-benar di luar dugaannya.Dia mengalihkan pandangannya ke arah dua puluhan tokoh hebat dunia bisnis Kota Banyuli yang sudah membantu Grup Agung Makmur mengubah nasib, lalu menyampaikan rasa terima kasihnya dengan tulus pada mereka.Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, "Semuanya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada kalian. Kenapa kalian memilih untuk berinvestasi pada Grup Agung Makmur di saat seperti ini?"Tidak hanya Luna seorang, banyak orang yang berada di tempat ini juga kebingungan.Sebelumnya, boleh dibilang Grup Agung Makmur sudah tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan.N

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 207 Pengalihan Bank Banyuli

    Tina adalah wanita yang sangat arogan. Ardika tidak menyangka wanita itu juga bisa takjub pada orang lain.Hal ini di luar dugaan Ardika.Tina melemparkan sorot mata meremehkan kepada pria itu dan berkata, "Ardika, apa kamu bisa tahu malu sedikit? Aku sedang membicarakan tentang presdir Grup Sentosa Jaya, bukan kamu. Kamu nggak mungkin benar-benar berpikir orang-orang itu datang berinvestasi pada Grup Agung Makmur karena kamu, 'kan?""Aku adalah ...."Saat Ardika hendak menyangkal ucapan Tina, Luna buru-buru berkata, "Tina, kali ini kamu benar-benar sudah salah menuduh Ardika. Ardika mengenal sekretaris Grup Sentosa Jaya yang bernama Jesika itu. Memang dia yang menelepon dan memanggil orang-orang itu untuk datang.Luna tahu, sebelumnya Ardika menang lotre perabotan rumah adalah dengan meminta bantuan Jesika.Tina menatap Ardika dengan tatapan terkejut, tetapi dia tetap mendengus dan berkata, "Itu juga karena presdir Grup Sentosa Jaya kebetulan memiliki kemampuan untuk melawan tiga kelu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 208 Menggerakkan Kekuatan Gelap

    "Oh, direktur yang bank yang baru adalah Bu Jesika. Kalau begitu, aku sudah tenang. Kelak, semua uang perusahaan disimpan di Bank Banyuli saja."Luna sudah lega sepenuhnya.Kali ini, Grup Sentosa Jaya sudah membantu Grup Agung Makmur menyelesaikan sebuah masalah yang besar.Jesika pasti tidak akan sengaja mempersulit Grup Agung Makmur."Presdir Grup Sentosa Jaya ini benar-benar hebat, bahkan sekretarisnya saja merupakan direktur Bank Banyuli!"Tina benar-benar kagum dan makin penasaran pada sosok presdir misterius itu.Kali ini, Ardika hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Di Vila Pelarum.Setelah mendapat informasi, kepala tiga keluarga besar kembali berkumpul di kediaman Keluarga Hamdani."Kita mau menghancurkan Grup Agung Makmur, tapi Grup Sentosa Jaya malah berjuang mati-matian menyelamatkannya. Sepertinya dia benar-benar ingin menjadi musuh kita!" kata Jesper Hamdani sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya tampak sangat muram.Awalnya, dia mengira bisa menghan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 209 Gigi Diganti Gigi

    Kepala tiga keluarga besar itu tertawa cukup lama, mereka seolah merasakan masa depan yang cerah sedang menanti mereka.Saat ini, Jesper melambaikan tangannya untuk memanggil putra bungsunya, Revaldo Hamdani."Nak, sekarang kamu menjadi direktur Grup Kejora. Karena Diego dan Helmi, dua pecundang itu sudah masuk penjara, sudah sewajarnya Keluarga Hamdani mengambil alih Grup Kejora."Revaldo sangat senang.Dulu, di Keluarga Hamdani, Renaldi, kakaknya selalu lebih unggul darinya.Sekarang kakaknya sudah koma, kelak sudah sewajarnya kendali atas Keluarga Hamdani jatuh ke tangannya.Sekarang ayahnya memintanya untuk menjadi direktur Grup Kejora, pasti ini juga merupakan sebuah bentuk ujian untuknya."Ayah jangan khawatir, aku pasti akan mengelola Grup Kejora dengan baik!"Revaldo segera meninggalkan Vila Pelarum dengan senang bersama anak buahnya.Namun, kurang dari satu jam kemudian, dia kembali ke rumah dengan sedih."Ayah, gawat! Grup Kejora sudah direbut oleh orang lain!"Ekspresi sedih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 210 Berganti Nama Menjadi Grup Bintang Darma

    Melalui pengakuan langsung Helmi, Ardika sudah bisa memastikan bahwa kejadian yang menimpa Delvin dua tahun yang lalu adalah ulah tiga keluarga besar.Kala itu, Delvin sudah sukses dalam merintis kariernya. Impian terbesarnya adalah kembali ke kampung halamannya dan memajukan perekonomian kampung halamannya. Dia memperkenalkan bisnis pesisir wilayah selatan ke Kota Banyuli. Selain itu, dia mengundang tiga keluarga besar untuk bekerja sama dengannya dengan tulus. Namun, siapa sangka seolah mengundang serigala masuk ke dalam kandang domba, tiga keluarga besar langsung menghilangkan nyawanya dan merebut aset Grup Bintang Darma.Perebutan aset itu sama dengan perebutan aset Grup Agung Makmur yang mereka lakukan bersama Keluarga Mahasura ibu kota provinsi lima tahun yang lalu.Sebagian dari sejarah perkembangan tiga keluarga besar dipenuhi dengan darah dan air mata orang lain.Setelah merebut aset Grup Agung Makmur, kedudukan keluarga mereka naik dari keluarga kaya kelas satu menjadi keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 211 Si Pembuat Onar

    Karlos tidak lain adalah petinggi perusahaan yang memimpin para karyawan untuk mengundurkan diri.Sementara itu, orang-orang yang mengikutinya dari belakang adalah para petinggi dan karyawan perusahaan yang sudah mengundurkan diri.Setelah mendengar Grup Agung Makmur bukan hanya sudah melewati krisis, tetapi juga sudah memperoleh dana investasi sebesar lebih dari empat triliun, orang-orang ini menyesal karena sudah mengundurkan diri.Grup Agung Makmur pasti akan berkembang pesat, para karyawan perusahaan ini juga akan menjalani kehidupan yang baik dan menikmati keuntungan.Jadi, begitu mendengar Grup Agung Makmur sedang merekrut karyawan baru, mereka bergegas ke sini.Namun, orang-orang yang datang melamar kerja benar-benar sangat banyak.Para karyawan biasa yang sebelumnya mengundurkan diri dan kembali pada saat seperti ini sudah mulai panik. Mereka khawatir orang-orang yang datang melamar kerja ini akan merebut kesempatan mereka.Karena itulah, mereka meminta Karlos dan beberapa peti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 212 Kamu Pikir Kamu Siapa

    Para pelamar kerja yang hendak berjalan keluar menghentikan langkah mereka dengan ragu, lalu berbalik menghadap Luna."Oh, dia adalah Luna. Sebelumnya dia dituduh oleh temannya, tapi pada akhirnya dia terbukti nggak bersalah.""Aku dengar bank-bank besar memutuskan pinjaman dengan Grup Agung Makmur untuk membalas dendam padanya. Saat itu, jelas-jelas Grup Agung Makmur sudah di ambang kehancuran, tapi dia masih bisa menyelamatkan Grup Agung Makmur. Kemampuan Luna dalam mengelola perusahaan nggak perlu diragukan lagi. Mari kita dengar apa yang akan dia bicarakan terlebih dahulu."Karena reputasi baik Luna, walaupun amarah para pelamar kerja itu belum reda, tetapi mereka tidak terburu-buru untuk pergi lagi."Terima kasih, semuanya. Aku akan memberi kalian sebuah penjelasan yang memuaskan."Melihat situasi sudah di dalam kendalinya, Luna baru mengalihkan pandangannya ke arah Karlos dan yang lainnya.Dia bertanya dengan dingin, "Karlos, kalian memilih untuk mencampakkan Grup Agung Makmur sa

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1922 Tokoh Antagonis Kebanyakan Mati Daripada Hidup

    "Eh, Ardika, apa lagi yang kamu tunggu? Cepat berlutut!""Bisa-bisanya kamu nggak sadar diri, memangnya kamu pikir kamu siapa? Siapa yang memberimu keberanian untuk melawan Keluarga Halim?""Benar-benar nggak tahu diri ...."Saat ini, orang-orang Keluarga Halim lainnya juga ikut melontarkan ejekan terhadap Ardika, ekspresi mempermainkan menghiasi wajah mereka.Saat ini, bagi mereka, Ardika sudah dalam kendali mereka, tidak akan bisa melarikan diri.Karena itulah, mereka mempermalukan Ardika sepuas hati mereka, menginjak-injak harga diri dan martabat pria itu!Ruth juga menyunggingkan seulas senyum dingin penuh kemenangan. "Eh, bajingan kecil, ini adalah harga yang harus kamu bayar karena berani menyentuh Valtino!""Di kehidupan selanjutnya, kamu harus ingat baik-baik, jangan menyinggung orang nggak bisa kamu singgung!""Oh? Kehidupan selanjutnya?"Ardika tertawa dan berkata, "Ruth, apa ini adalah karakter asli Keluarga Halim? Membiarkan keponakanmu merengek, berguling-guling di tanah d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1921 Sekelompok Orang Lemah

    Namun, di mata Ruth dan yang lainnya, pertunjukan Valtino ini adalah gambaran lain.Saat ini, ekspresi Ruth sudah berubah menjadi sangat ganas.Sementara itu, beberapa orang kepercayaan yang mengikutinya kemari, juga memelototi Ardika dengan niat membunuh yang kuat.Si Ardika ini benar-benar cari mati!Keluarga Halim sudah berkuasa di ibu kota provinsi selama bertahun-tahun. Dari dulu, hanya mereka yang menindas orang lain, sekarang satu-satunya generasi muda Keluarga Halim malah ditindas oleh orang lain!Kalau si Ardika ini tidak dihabisi, bagaimana Keluarga Halim bisa bertahan di dunia preman ibu kota provinsi kelak? Bagaimana mereka bisa memerintah para anak buah mereka lagi?"Nona Ruth, serang saja!""Si Ardika ini benar-benar arogan, kita harus membuatnya membayar harganya!""Berani memprovokasi Keluarga Halim, bagaimana cara matinya pun benar-benar nggak diketahui!""Dia sudah melakukan tindak kejahatan di bawah pengawasan murid Yang Mulia! Biarpun dia dihabisi, murid Yang Mulia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1920 Tidak Perlu Melakukan Apa-Apa

    Valtino juga tahu jelas, kali ini Sirilus, ayahnya bisa terlebih dahulu bertemu dengan Gina, murid langsung Ratu Ular, mendahului Ardika, juga berkat relasi bibinya yang satu ini.Mendengar teriakan minta tolong Valtino, ekspresi Ruth langsung berubah drastis. Dia menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalannya dengan kedua tangannya, bergegas menerjang ke kerumunan.Setelah melihat Valtino yang tampak menyedihkan dengan kepala berdarah itu, ekspresi Ruth langsung berubah menjadi sangat muram."Valtino, apa yang terjadi padamu?""Siapa yang memukulimu hingga seperti ini?""Berani-beraninya orang itu memukuli anggota Keluarga Halim!"Dengan emosi meledak-ledak, Ruth langsung berteriak dengan marah.Di generasi muda Keluarga Halim, Valtino satu-satunya penerus keluarga mereka.Karena itulah, biasanya Ruth juga sangat menyayangi dan memanjakan keponakannya ini. Apa pun yang keponakannya inginkan, selalu dia berikan. Sekarang melihat keponakannya dipukuli seperti ini, bagaimana mungkin

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1919 Ruth Halim

    "Eh, Valtino sialan, kalau kamu adalah seorang pria sejati, jangan memainkan permainan seperti ini!" teriak Levin sambil menggertakkan giginya. Saking emosinya, dia bahkan sampai mengentakkan kakinya.Dia sama sekali tidak menyangka putra seorang ketua cabang Organisasi Snakei Provinsi Denpapan, bisa memainkan permainan rendahan seperti ini.Namun, Valtino mengabaikan kata-kata Levin begitu saja, aktingnya kian menjadi-jadi.Saking emosinya, Levin ingin maju untuk menarik Valtino. Saat ini, Ardika malah berkata dengan tenang, "Levin, biarkan saja dia melanjutkan aktingnya.""Dia adalah putra Sirilus, ketua cabang Provinsi Denpapan. Biasanya, bayar pun, pertunjukan dia berguling-guling di tanah seperti ini nggak akan bisa kita saksikan.""Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini, kita nikmati saja."Ardika menatap Valtino yang berbaring di tanah itu dengan ekspresi penuh minat, sorot mata main-main dan mengejek terlihat di matanya, seakan-akan dia benar-benar sedang menyaksikan sebuah p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1918 Hidup Itu Ibarat Sandiwara, Tergantung Kemampuan Akting

    Saat ini, Valtino ingin langsung memberi perintah, meminta orang-orangnya menyerang Ardika, memotong Ardika hingga hancur berkeping-keping!Namun, pada akhirnya dia tetap menekan gejolak emosinya, memilih untuk tidak bertindak gegabah.Murid Ratu Ular berada di dalam sana.Lagi pula, dia juga tahu jelas Ardika memang dipanggil kemari oleh Gina. Kalau Ardika benar-benar langsung dihabisi, bukankah sama saja dengan mempermalukan Gina?Kecuali ....Saat ini, Levin kembali melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Valtino dengan marah dan berkata, "Eh, Valtino, apa kamu nggak mengerti bahasa manusia?""Anjing cerdas nggak menghalangi jalan! Kalau kamu nggak minggir juga, satu kakimu lagi akan dipatahkan!"Sebagai Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, tentu saja dia tidak akan takut pada Valtino.Ingin bekerja untuk Ardika, dia tidak bisa bersikap layaknya pengecut dalam situasi genting.Biarpun saat ini pihak Valtino menang jumlah, tetapi dia tetap harus menunjukkan aura yang seh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1917 Anjing Penghalang Jalan

    Sementara itu, di sekeliling tempat tersebut, masih ada banyak pria dan wanita muda. Seharusnya mereka semua adalah bawahan Sirilus.Bagian pinggang orang-orang ini tampak mengembang, mereka juga menatap Ardika dengan sorot mata jahat."Tuan Muda Valtino, Ardika sudah datang!"Saat ini, ada orang yang memelototi Ardika sejenak, lalu menoleh dan berteriak dengan pelan ke arah belakang kerumunan tersebut.Seiring dengan roda bergesekan dengan permukaan tanah, seseorang berjalan keluar dari belakang kerumunan dengan mendorong sebuah kursi roda.Orang yang duduk di kursi roda itu tidak lain adalah Valtino, yang tadi malam kakinya dipatahkan oleh Ardika.Saat ini, kaki Valtino diperban dengan cukup tebal, ekspresinya juga tampak agak suram.Namun, sorot mata yang ditujukan pada Ardika dipenuhi dengan kebencian, api amarah seolah-olah akan menyembur keluar dari matanya!Valtino melirik Levin, lalu pada akhirnya pandangannya tertuju pada Ardika. Dia berkata dengan dingin, "Ardika, aku benar-b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1916 Tiga Pendekar Kosasih

    Inilah alasan mengapa sebelumnya Levin merasa kurang baik mereka pergi ke Vila Bistani hanya berdua saja.Bagaimanapun juga, terlepas dari seberapa kuat Ardika, dia juga hanya seorang diri saja.Apalagi Levin sendiri. Kemampuan berkelahinya hanya sekelas preman-preman biasa. Dalam situasi genting, mungkin saja dia masih membutuhkan Ardika untuk melindunginya.Dia tidak lebih dari sekadar beban.Selain itu, menurut informasi yang diperolehnya, kali ini Sirilus telah membawa banyak anggota dari cabang Provinsi Denpapan.Ditambah lagi Gina juga merupakan seorang ahli bela diri luar biasa.Kalau wanita itu memutuskan untuk menyerang, mungkin saja Ardika dalam bahaya.Karena itulah, Levin bertanya sekali lagi, "Kak Ardika, perlukah aku memanggil beberapa orang kemari dengan membawa senjata api?""Nggak perlu."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Menyerangku, ya? Kalau begitu, aku hanya perlu memastikan mereka nggak punya kesempatan untuk melakukannya."Memu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1915 Pengganggu

    "Meminta maaf?"Ardika melirik Levin sekilas dan berkata, "Levin, kamu sudah ikut denganku sudah lumayan lama, 'kan?""Apa kamu masih belum mengerti aku orang seperti apa?""Maaf, Kak Ardika, aku ...."Levin tergagap.Awalnya dia kira Ardika bergegas pergi ke Gunung Amona secara pribadi karena berniat untuk tunduk pada Keluarga Halim, berencana untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.Namun, ucapan Ardika saat ini sudah membuatnya mengerti satu hal.Tunduk? Menyelesaikan masalah secara baik-baik?Hal seperti ini sama sekali tidak ada dalam kamus Ardika.Ardika sama sekali tidak berencana untuk tunduk dan menyelesaikan masalah secara baik-baik, dia ingin menuntut pertanggungjawaban dari Sirilus!Kalau Sirilus tidak bisa membuat Ardika puas, maka dengan gaya bertindak Ardika, dia tidak keberatan untuk membuat masalah besar!Dewa Perang memang adalah Dewa Perang.Baik di tim tempur maupun di luar tim tempur, dia tetap mengintimidasi, tidak ada yang bisa menghalanginya!Saat ini, Levi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1914 Sirilus

    Sangat jelas Levin sedang mengkhawatirkan Ardika.Bagaimanapun juga, kali ini berbeda dengan kejadian yang melibatkan Chamir sebelumnya. Tidak ada Vanya sang Ratu Ular yang mendukung Ardika lagi.Selain itu, informasi internal Organisasi Snakei juga sudah beredar keluar.Vanya sang Ratu Ular mengeluarkan perintah, siapa pun di antara orang-orang Organisasi Snakei yang bisa membunuh Ardika, orang itulah yang akan menjadi ketua cabang Gotawa.Dengan adanya perintah ini, sangat jelas Sirilus tidak akan mempertimbangkan apa pun lagi saat menyerang Ardika.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Oh? Kalau begitu, Sirilus ini cukup membela putranya, ya? Dia adalah seorang ketua cabang Provinsi Denpapan, putranya hanya dihajar saja, dia sudah membawa orang-orang kemari secara terang-terangan.""Pantas saja Gina memintaku pergi ke Vila Bistani.""Ayo, antar aku ke sana sekarang."Levin tertegun sejenak, lalu berkata, "Kak Ardika, hanya kita berdua?""Kamu ingin membawa berapa banyak orang lagi?"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status