Violet mendengus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Aku sudah mengatakan apa yang harus kukatakan. Karena kamu sudah bertekad, bersiaplah sendiri."Selesai berbicara, Violet langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu.Namun, sebelum keluar dari pintu, Violet melirik Ardika sekilas lagi dan berkata dengan dingin, "Bocah, hari ini dengan mempertimbangkan Tina, aku nggak mempermasalahkannya denganmu.""Tapi, aku tetap harus memperingatkanmu, kelak jauhi Tina.""Karena dia adalah putri Keluarga Bangsawan Dienga Supham. Sejak kecil, dia sudah terhomat, bukan orang yang bisa didekati oleh pria sepertimu.""Ada kesenjangan-kesenjangan tertentu yang nggak bisa diimbangi hanya dengan mengandalkan kerja keras sendiri.""Aku hanya berbicara sejauh ini saja, sebaiknya kamu sadar diri!"Di Keluarga Bangsawan Dienga, tidak ada seorang pun yang lebih memahami Tina selain Violet.Tina adalah tipe wanita yang arogan, dia sama sekali tidak akan menganggap serius pria biasa.Namun, kejadian hari in
Ardika duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. "Tina, ini nggak seperti gaya bertindakmu.""Sebenarnya, kesimpulannya adalah awalnya pemikiranmu belum terbuka.""Selama pemikiranmu sudah terbuka, kamu pasti mengerti, pilihan apa pun yang kamu ambil, sebenarnya ada di tanganmu sendiri. Selama tekadmu nggak tergoyahkan, nggak ada yang bisa memaksamu.""Terkadang, nggak bisa berpikir terlalu banyak."Tina mengangguk dan menatapnya dengan tatapan terkejut, "Kamu benar. Aku benar-benar nggak menyangka suatu hari nanti, aku membutuhkan perlindungan darimu."Sorot mata Tina tampak sedikit rumit.Sebelumnya, karena Ardika telah menjadi penyebab Luna melewati hari-hari yang sulit selama bertahun-tahun, dia tidak menyukai pria ini.Dia selalu mempersulit Ardika.Namun, hari ini dia baru mendapati ternyata tanpa dia sadari, Ardika telah menjadi sosok yang luar biasa hebat yang bisa diandalkan."Hei, jangan berbicara seperti itu. Bagi yang nggak tahu, akan mengira ada hubungan tertentu di antar
Biarpun semua orang juga tahu ini hanyalah sebuah rumor, tidak ada yang bisa menebak hal-hal yang belum terjadi.Namun, seiring dengan pengalihan jabatan Wali Kota Banyuli kali ini, pihak luar kurang yakin terhadap Grup Hatari.Setelah menerima informasi tersebut, tentu saja amarah Luna langsung tersulut.Dia segera meminta orang untuk menyelidiki sebenarnya siapa dalang di balik kekacauan ini.Namun, hasil penyelidikan tersebut membuatnya kesal sekaligus tak berdaya.Karena dalang di balik organisasi investasi yang melakukan pembelian saham atas dasar niat buruk adalah Keluarga Basagita!Lebih tepatnya Tuan Besar Basagita yang merencanakan hal ini.Bahkan berita-berita negatif itu juga disebarluaskan oleh Keluarga Basagita melalui akses-akses tertentu."Sebenarnya apa yang ingin Kakek lakukan ...."Luna memijat-mijat pelipisnya.Walaupun dia tidak tahu jelas alasan Tuan Besar Basagita bertindak demikian.Sangat jelas tidak mungkin Keluarga Basagita bisa melakukan semua ini tanpa dukun
Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Sambil menyilangkan tangannya di depan dada, Wulan menatap Luna dengan tatapan arogan.Sorot mata dingin, meremehkan, disertai dengan sedikit dendam dan kebencian tampak jelas di matanya."Berikan padanya!"Setelah menatap Luna seperti itu selama beberapa saat, dia baru memberikan instruksi dengan mengangkat dagunya ke arah Luna tanpa menoleh ke belakang.Salah seorang pria bersetelan jas yang berada di belakangnya langsung melangkah maju, lalu mengeluarkan sebuah dokumen dan menyodorkannya pada Luna."Kalian melakukan pembelian Grup Hatari atas dasar niat jahat secara terang-terangan, hanya ingin Ardika menandatangani ini?"Luna memindai dokumen itu sejenak, keningnya sedikit berkerut.Ini adalah sebuah dokumen penerimaan permintaan maaf.Isi dari dokumen tersebut adalah, Ardika memaafkan tindakan Elsen dan Teodor yang kala itu telah menuduhnya dengan tidak benar.Akhir dari dokumen tersebut membutuhkan tanda tangan dari Ardika.Luna langsung menger
Setelah Keluarga Basagita benar-benar mengakui leluhur dan kembali ke Keluarga Bangsawan Basagita ....Tanpa perlu Luna pikirkan, dia juga sudah tahu bagaimana cara Keluarga Basagita memperlakukannya.Habis manis sepah dibuang, tindakan seperti ini bukan hanya dilakukan sekali atau dua kali oleh Tuan Besar Basagita dan yang lainnya.Jadi, hal-hal yang pada akhirnya hanya akan merugikan dirinya sendiri, Luna tidak akan melakukannya lagi.Sebaliknya, Luna malah berharap Keluarga Basagita tidak bisa mengakui leluhur dan diterima oleh Keluarga Bangsawan Basagita selamanya.Hanya dengan cara seperti ini, Tuan Besar Basagita dan yang lainnya akan terus bersikap merendah dan sewajarnya, tidak berani muncul di hadapannya dan membuatnya jijik."Apa? Kamu bilang nggak ada hubungannya denganmu?"Seperti mendengar lelucon, Wulan memelototinya dan berkata, "Luna, selama masih ada darah Keluarga Basagita mengalir dalam tubuhmu, kamu adalah anggota Keluarga Basagita selamanya! Mati pun, kamu juga ada
Senyuman menakutkan di wajah Wulan, membuat Luna bergidik ngeri.Perasaan takut yang luar biasa menyelimuti dirinya!"Dasar licik dan nggak tahu malu!"Sekujur tubuh Luna gemetaran saking kesalnya, dia berkata dengan marah, "Wulan, apa kamu tahu sekarang kamu benar-benar sudah berubah menjadi iblis?!""Kalau kamu terus begini, cepat atau lambat kamu akan mencelakai dirimu sendiri!""Iblis?"Wulan tertawa dengan bangga. "Kalau begitu, aku menjadi iblis saja.""Lagi pula, bukankah aku bisa menjadi iblis karena kamu dan Ardika?""Sekarang kamu sudah ketakutan? Ckck, aku beri tahu kamu, ini masih belum ada apa-apanya. Pembalasanku terhadap kalian sekeluarga baru saja dimulai ...."Wulan cekikikan dengan suara aneh.Suara tawanya menyelimuti seluruh Vila Cakrawala, membuat suasana di tempat tersebut terkesan menyeramkan.Luna berusaha menekan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya. Kemudian, dia mengangkat lengannya dan melirik jam sekilas, lalu berkata dengan dingin, "Aku beri tahu
Ardika memang sudah marah.Berani-beraninya Wulan menggunakan nyawa Jacky, Desi, Handoko dan yang lainnya sebagai ancaman! Hal itu benar-benar sudah melampaui batasannya!Orang yang bijak adalah orang yang mengambil tindakan untuk mengantisipasi segala bahaya.Ardika tidak ingin menunggu mereka bertindak terlebih dahulu, membiarkan keluarganya menghadapi bahaya.Dia harus membasmi bahaya itu sebelum bahaya itu muncul.Setelah memutuskan panggilan telepon itu, panggilan telepon kedua Ardika ditujukan kepada Helios, Kodam Provinsi Denpapan."Dewa Perang, apakah kamu ingin menyerang komplotan dunia preman atau kekuatan dari luar, sehingga membutuhkan bantuanku untuk mengendalikan situasi?"Begitu panggilan telepon terhubung, langsung terdengar suara riang Helios.Ardika mengangkat alisnya dan berkata, "Kodam Helios begitu senang, tampaknya ada hal yang menggembirakan. Kalau begitu, biarkan aku merepotkanmu sekali lagi.""Haha, Dewa Perang bisa saja! Kalau Dewa Perang menyebut diri sendiri
Alasan Ardika meminta bantuan Helios untuk menyampaikan hal itu adalah, dia tidak ingin terlihat mencampuri urusan seperti ini terlalu terang-terangan, agar tidak menjadi bahan perbincangan orang lain.Bagaimanapun juga, dia adalah anggota tim tempur, seharusnya dia tidak boleh ikut campur dalam urusan Kota Banyuli."Oke, aku pasti akan membantu Dewa Perang untuk menyampaikannya!"Helios langsung menyetujui permintaan Ardika."Oh ya, Helios, beri aku CV orang-orang yang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Ardika mengajukan satu permintaan lagi.Awalnya, dia memang tidak berencana untuk ikut campur dalam perebutan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Dia tidak ingin dirinya berubah menjadi orang seperti Tiano.Namun, sekarang dia tidak bisa tidak ikut campur lagi.Berawal dari Violet yang begitu bersemangat untuk menjadikan Tina sebagai menantu Keluarga Bangsawan Sinatri untuk membantu suaminya memperebutkan posisi tersebut.Lalu sekarang, leluhur Keluarga Basagita, anggota Kel
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d