Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1857 Pembelian Atas Dasar Niat Jahat

Share

Bab 1857 Pembelian Atas Dasar Niat Jahat

Author: Sarjana
Ardika duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. "Tina, ini nggak seperti gaya bertindakmu."

"Sebenarnya, kesimpulannya adalah awalnya pemikiranmu belum terbuka."

"Selama pemikiranmu sudah terbuka, kamu pasti mengerti, pilihan apa pun yang kamu ambil, sebenarnya ada di tanganmu sendiri. Selama tekadmu nggak tergoyahkan, nggak ada yang bisa memaksamu."

"Terkadang, nggak bisa berpikir terlalu banyak."

Tina mengangguk dan menatapnya dengan tatapan terkejut, "Kamu benar. Aku benar-benar nggak menyangka suatu hari nanti, aku membutuhkan perlindungan darimu."

Sorot mata Tina tampak sedikit rumit.

Sebelumnya, karena Ardika telah menjadi penyebab Luna melewati hari-hari yang sulit selama bertahun-tahun, dia tidak menyukai pria ini.

Dia selalu mempersulit Ardika.

Namun, hari ini dia baru mendapati ternyata tanpa dia sadari, Ardika telah menjadi sosok yang luar biasa hebat yang bisa diandalkan.

"Hei, jangan berbicara seperti itu. Bagi yang nggak tahu, akan mengira ada hubungan tertentu di antar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1858 Wulan Sudah Kembali

    Biarpun semua orang juga tahu ini hanyalah sebuah rumor, tidak ada yang bisa menebak hal-hal yang belum terjadi.Namun, seiring dengan pengalihan jabatan Wali Kota Banyuli kali ini, pihak luar kurang yakin terhadap Grup Hatari.Setelah menerima informasi tersebut, tentu saja amarah Luna langsung tersulut.Dia segera meminta orang untuk menyelidiki sebenarnya siapa dalang di balik kekacauan ini.Namun, hasil penyelidikan tersebut membuatnya kesal sekaligus tak berdaya.Karena dalang di balik organisasi investasi yang melakukan pembelian saham atas dasar niat buruk adalah Keluarga Basagita!Lebih tepatnya Tuan Besar Basagita yang merencanakan hal ini.Bahkan berita-berita negatif itu juga disebarluaskan oleh Keluarga Basagita melalui akses-akses tertentu."Sebenarnya apa yang ingin Kakek lakukan ...."Luna memijat-mijat pelipisnya.Walaupun dia tidak tahu jelas alasan Tuan Besar Basagita bertindak demikian.Sangat jelas tidak mungkin Keluarga Basagita bisa melakukan semua ini tanpa dukun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1859 Keluarga Bangsawan Basagita Suraba

    Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Sambil menyilangkan tangannya di depan dada, Wulan menatap Luna dengan tatapan arogan.Sorot mata dingin, meremehkan, disertai dengan sedikit dendam dan kebencian tampak jelas di matanya."Berikan padanya!"Setelah menatap Luna seperti itu selama beberapa saat, dia baru memberikan instruksi dengan mengangkat dagunya ke arah Luna tanpa menoleh ke belakang.Salah seorang pria bersetelan jas yang berada di belakangnya langsung melangkah maju, lalu mengeluarkan sebuah dokumen dan menyodorkannya pada Luna."Kalian melakukan pembelian Grup Hatari atas dasar niat jahat secara terang-terangan, hanya ingin Ardika menandatangani ini?"Luna memindai dokumen itu sejenak, keningnya sedikit berkerut.Ini adalah sebuah dokumen penerimaan permintaan maaf.Isi dari dokumen tersebut adalah, Ardika memaafkan tindakan Elsen dan Teodor yang kala itu telah menuduhnya dengan tidak benar.Akhir dari dokumen tersebut membutuhkan tanda tangan dari Ardika.Luna langsung menger

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1860 Kamu Sedang Bermain Api

    Setelah Keluarga Basagita benar-benar mengakui leluhur dan kembali ke Keluarga Bangsawan Basagita ....Tanpa perlu Luna pikirkan, dia juga sudah tahu bagaimana cara Keluarga Basagita memperlakukannya.Habis manis sepah dibuang, tindakan seperti ini bukan hanya dilakukan sekali atau dua kali oleh Tuan Besar Basagita dan yang lainnya.Jadi, hal-hal yang pada akhirnya hanya akan merugikan dirinya sendiri, Luna tidak akan melakukannya lagi.Sebaliknya, Luna malah berharap Keluarga Basagita tidak bisa mengakui leluhur dan diterima oleh Keluarga Bangsawan Basagita selamanya.Hanya dengan cara seperti ini, Tuan Besar Basagita dan yang lainnya akan terus bersikap merendah dan sewajarnya, tidak berani muncul di hadapannya dan membuatnya jijik."Apa? Kamu bilang nggak ada hubungannya denganmu?"Seperti mendengar lelucon, Wulan memelototinya dan berkata, "Luna, selama masih ada darah Keluarga Basagita mengalir dalam tubuhmu, kamu adalah anggota Keluarga Basagita selamanya! Mati pun, kamu juga ada

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1861 Ardika Sudah Marah

    Senyuman menakutkan di wajah Wulan, membuat Luna bergidik ngeri.Perasaan takut yang luar biasa menyelimuti dirinya!"Dasar licik dan nggak tahu malu!"Sekujur tubuh Luna gemetaran saking kesalnya, dia berkata dengan marah, "Wulan, apa kamu tahu sekarang kamu benar-benar sudah berubah menjadi iblis?!""Kalau kamu terus begini, cepat atau lambat kamu akan mencelakai dirimu sendiri!""Iblis?"Wulan tertawa dengan bangga. "Kalau begitu, aku menjadi iblis saja.""Lagi pula, bukankah aku bisa menjadi iblis karena kamu dan Ardika?""Sekarang kamu sudah ketakutan? Ckck, aku beri tahu kamu, ini masih belum ada apa-apanya. Pembalasanku terhadap kalian sekeluarga baru saja dimulai ...."Wulan cekikikan dengan suara aneh.Suara tawanya menyelimuti seluruh Vila Cakrawala, membuat suasana di tempat tersebut terkesan menyeramkan.Luna berusaha menekan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya. Kemudian, dia mengangkat lengannya dan melirik jam sekilas, lalu berkata dengan dingin, "Aku beri tahu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1862 Kodam Berganti Orang

    Ardika memang sudah marah.Berani-beraninya Wulan menggunakan nyawa Jacky, Desi, Handoko dan yang lainnya sebagai ancaman! Hal itu benar-benar sudah melampaui batasannya!Orang yang bijak adalah orang yang mengambil tindakan untuk mengantisipasi segala bahaya.Ardika tidak ingin menunggu mereka bertindak terlebih dahulu, membiarkan keluarganya menghadapi bahaya.Dia harus membasmi bahaya itu sebelum bahaya itu muncul.Setelah memutuskan panggilan telepon itu, panggilan telepon kedua Ardika ditujukan kepada Helios, Kodam Provinsi Denpapan."Dewa Perang, apakah kamu ingin menyerang komplotan dunia preman atau kekuatan dari luar, sehingga membutuhkan bantuanku untuk mengendalikan situasi?"Begitu panggilan telepon terhubung, langsung terdengar suara riang Helios.Ardika mengangkat alisnya dan berkata, "Kodam Helios begitu senang, tampaknya ada hal yang menggembirakan. Kalau begitu, biarkan aku merepotkanmu sekali lagi.""Haha, Dewa Perang bisa saja! Kalau Dewa Perang menyebut diri sendiri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1863 Wulan Sudah Melarikan Diri

    Alasan Ardika meminta bantuan Helios untuk menyampaikan hal itu adalah, dia tidak ingin terlihat mencampuri urusan seperti ini terlalu terang-terangan, agar tidak menjadi bahan perbincangan orang lain.Bagaimanapun juga, dia adalah anggota tim tempur, seharusnya dia tidak boleh ikut campur dalam urusan Kota Banyuli."Oke, aku pasti akan membantu Dewa Perang untuk menyampaikannya!"Helios langsung menyetujui permintaan Ardika."Oh ya, Helios, beri aku CV orang-orang yang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Ardika mengajukan satu permintaan lagi.Awalnya, dia memang tidak berencana untuk ikut campur dalam perebutan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Dia tidak ingin dirinya berubah menjadi orang seperti Tiano.Namun, sekarang dia tidak bisa tidak ikut campur lagi.Berawal dari Violet yang begitu bersemangat untuk menjadikan Tina sebagai menantu Keluarga Bangsawan Sinatri untuk membantu suaminya memperebutkan posisi tersebut.Lalu sekarang, leluhur Keluarga Basagita, anggota Kel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1864 Yayasan Investasi Sakura

    Hamdi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Nona, apa kamu adalah orang Negara Jepara?""Bukan ... sekarang masih bukan!"Wanita itu mengoreksi kata-katanya dengan serius, lalu berkata, "Aku hanya pernah berkuliah di universitas terkenal di Yedo. Saat ini, aku bekerja di departemen investasi Yayasan Investasi Sakura di bawah naungan Bank Sakura.""Tapi, aku yakin dengan kerja kerasku, nggak lama lagi aku sudah bisa mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara!"Nama asli wanita ini adalah Aiko Kinata.Namun, karena bermimpi menjadi orang Negara Jepara, walaupun dia masih belum mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara, dia sudah mengganti nama di kartu tanda penduduknya terlebih dahulu.Melihat sikap ramah tak biasa yang ditunjukkan oleh wanita di hadapannya ini, tidak tahu mengapa Hamdi mulai merasa kesal dan gelisah.Menahan sedikit perasaan tidak suka yang muncul di hatinya, Hamdi bertanya dengan tenang, "Oh, kalau begitu kalian pasti perwakilan dari Yayasan Investasi Sakura?"Perasaan pri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1865 Keluarga Hirota

    Pria pendek itu tiba-tiba memukul lengan kursinya, lalu menunjuk Hamdi dengan marah dan mengomel panjang lebar dengan menggunakan bahasa Negara Jepara."Apa yang sedang dibicarakan oleh bajingan kecil ini?"Hamdi melontarkan pertanyaan itu dengan memasang ekspresi muram.Walaupun dia tidak mengerti bahasa Negara Jepara, tetapi dia bisa memahami satu kata umpatan itu, yaitu "bajingan". Semua orang Negara Nusantara mengerti satu kata tersebut.Karena itulah, dia juga tidak sungkan lagi. Dia langsung memanggil lawan bicaranya sebagai bajingan kecil.Sebagai penanggung jawab kedua kediaman wali kota, biarpun dia melontarkan kata-kata kasar di saat seperti ini, juga sedang melindungi martabat dan wibawa kediaman wali kota."Pak Hamdi!"Aiko tiba-tiba menegur dengan suara rendah, lalu berkata dengan ekspresi yang sangat serius, "Tolong bersikap hormat sepantasnya pada Tuan Shimizu!""Tuan Shimizu adalah kepala departemen investasi Yayasan Investasi Sakura. Selain itu, Keluarga Hirota di mana

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1890 Merangkak Keluar dari Sini

    Siapa sangka ternyata ketiga orang pelayan anjing itu juga merupakan ahli bela diri.Dalam sekejap, mereka sudah menerjang ke hadapan Luna. Saking cepatnya pergerakan mereka, Desi dan yang lainnya tidak sempat bereaksi.Luna sendiri juga memejamkan matanya saking ketakutannya.Walaupun sikapnya sangat tegas, tetapi saat menghadapi situasi seperti ini, hanya tersisa ketakutan yang menyelimuti hatinya."Bam!"Tepat pada saat ini, sosok bayangan seseorang tiba-tiba muncul di hadapannya, lalu mengangkat satu kaki dan melayangkan tendangan ke arah pelayan anjing yang menerjang di paling depan itu. Dengan darah muncrat dari mulutnya, tubuh pelayan anjing itu terpental."Ardika!"Wulan meneriakkan nama Ardika dengan kesal, dia memelototi pria itu dengan penuh kebencian.Begitu mendengar teriakan ini, secara refleks Luna membuka matanya.Saat dia melihat sosok bayangan familier yang berdiri di depannya dan melindungi dirinya itu, matanya langsung memerah.Tidak peduli kapan pun dan seberapa be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1889 Pelayan Anjing

    "Futari, kemarilah, jangan ikut campur dalam pembicaraan orang dewasa!"Amanda segera menarik putri kesayangan yang berlinang air mata itu ke hadapannya. Kemudian, sambil memeluk putrinya, dia menatap Tuan Anjing dengan tatapan marah."Kalian menjauh saja."Saat ini, Ardika juga sudah berdiri. Dia menepuk-nepuk bahu Handoko dan Hariyo.Setelah melirik bekas tamparan di wajah Futari, sorot matanya berubah menjadi sedingin es."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Cepat duduk!""Apa kamu merasa masalah masih belum cukup besar? Kamulah penyebab semua masalah ini! Nanti aku akan memperhitungkannya padamu!"Melihat Ardika sudah mulai bergerak, Desi buru-buru menegurnya.Dia sudah tahu jelas temperamen Ardika. Dia takut mulut bocah ini memperburuk situasi.Setelah memelototi Ardika dengan sorot mata peringatan, Desi segera berbalik dan menghampiri Tuan Anjing."Tuan Anjing, saat berada di Kediaman Keluarga Basagita, kami sudah berjanji pada Tuan Besar. Kami akan melakukannya dengan baik.""S

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1888 Tuan Anjing yang Arogan

    Raut wajah Luna juga sedikit memucat. Namun, setelah melirik Ardika sekilas, dia tetap menggelengkan kepalanya dengan penuh tekad."Mengenai Mikues menjabat sebagai wali kota, ini adalah hal besar, bukanlah hal yang bisa keluarga kami campur tangan. Maaf, kami nggak bisa menuruti permintaan ini.""Adapun mengenai pelepasan Elsen, kecuali kalian bisa meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik setelah Elsen dibebaskan, dia nggak akan membalas keluarga kami! Kalau nggak, kami juga nggak bisa menuruti permintaan ini!""Ini adalah batasanku!"Luna tahu kedua hal ini tidak bisa disetujui dengan mudah.Namun, dia tetap menyisakan ruang untuk berkompromi."Meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik?"Begitu mendengar ucapan ini, Wulan tidak bisa menahan diri dan tersenyum dingin sekaligus mengejek. "Luna, memangnya kamu pikir kamu siapa? Apa hakmu meminta ibu angkatku untuk berjanji pada kalian?""Sesungguhnya, ibu angkatku sudah bilang padaku, bukan hanya menyuruh suamimu un

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1887 Menghukum Putri Keluarga Basagita dengan Aturan Basuki

    "Hormat kepada Tuan Anjing!"Saat itu juga, beberapa orang dewasa di tempat itu, termasuk Luna segera bangkit dan memberi hormat kepada Tuan Anjing dengan sopan.Sementara itu, beberapa anak muda tersebut sudah ketakutan sejak awal. Mereka hanya berdiri mematung di tempat, menyaksikan pemandangan itu dengan sedikit ketakutan.Hanya Ardika yang tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia tetap duduk di sana dan makan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun."Handoko, seduh teh berkualitas baik untuk menjamu tamu!"Setelah memberi instruksi pada putranya, Desi menyunggingkan seulas senyum kaku dan menyapa, "Tuan Anjing adalah tamu dari jauh. Tuan dipersilakan untuk duduk. Nanti Tuan akan dipersilakan untuk mencicipi teh terbaik kami.""Nggak perlu."Tuan Anjing melangkah maju, lalu berkata dengan suara serak yang tidak enak didengar, "Tujuan kedatanganku kemari hari ini ada dua hal."Seiring dengan pergerakannya ini, tiga ekor anjing ganas itu juga ikut bergerak maju sambil menjulurkan lidah.Mengh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1886 Ahli Bela Diri yang Luar Biasa

    Setelah mendengar ucapan suaminya, ekspresi Desi langsung berubah.Pada akhirnya, dia mendengus dengan enggan, tetapi dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Karena suaminya dan putrinya sudah mengatakan demikian, dia juga menyadari mungkin dirinya sudah gegabah."Benar saja, aku sudah tahu pasti ini ulah Kakek dan yang lainnya."Sementara itu, ekspresi Luna berubah menjadi agak masam.Dia masih belum sempat memberi tahu orang tuanya mengenai pembelian saham Grup Hatari yang dilakukan oleh Keluarga Basagita atas niat buruk.Siapa sangka, Keluarga Basagita malah begitu tidak tahu malu.Mereka berpura-pura seakan-akan tidak terjadi sesuatu, lalu menghasut ayah dan ibunya untuk mengelabui Ardika.Hasilnya, Keluarga Basagita yang akan mendapatkan keuntungan, lalu menindas keluarga mereka dengan makin menjadi-jadi."Ayah, Ibu, ada satu hal yang masih belum kalian ketahui ...."Saat itu juga, Luna menceritakan tentang pembelian atas niat buruk yang dilakukan oleh Keluarga Basagita,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1885 Tidak Sesederhana Itu

    Begitu Ardika selesai berbicara, jantung Luna langsung berdegap kencang.Dia sudah sangat mengenal temperamen ibunya.Setiap kali ibunya merasa puas, ibunya akan memperlakukan seseorang lebih baik dibandingkan siapa pun.Namun, setiap kali ibunya merasa tidak puas, tanpa banyak bicara lagi, sikap ibunya pasti akan berubah seratus delapan puluh derajat."Nggak cocok?"Benar saja, detik berikutnya senyuman di wajah Desi langsung menegang.Meletakkan alat makannya di atas meja, Desi menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Coba kamu katakan, mengapa nggak cocok?""Ibu, aku sudah pernah melihat CV Mikues ini selama di Suraba."Ardika tidak memedulikan perubahan sikap Desi, dia menjelaskan dengan sabar, "Orang ini terlalu memedulikan pencapaian. Dia adalah tipe orang yang tergesa-gesa dalam meraih pencapaian, orang yang ambisius. Demi meraih pencapaian, dia bisa menggunakan cara apa saja.""Kalau membiarkan dia yang memimpin Kota Banyuli, bukan sebuah keberuntungan bagi penduduk Kota Banyu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1884 Dia Tidak Cocok

    "Hormat kepada Tuan Anjing!"Ternyata pria tua inilah Tuan Anjing yang sesungguhnya.Tuan Besar Basagita menarik napas dalam-dalam, lalu segera bangkit dan membeli hormat.Menghadapi sosok pria tua dengan aura menakutkan yang menyelimuti sekujur tubuhnya itu, Tuan Besar Basagita benar-benar ketakutan.Wulan juga berkata dengan penuh hormat, "Tuan Anjing, aku harap Tuan bisa menemaniku ke Vila Cakrawala!""Nggak masalah!"Tuan Anjing mengangguk sambil tersenyum jahat....Vila Cakrawala.Begitu kembali dari Kediaman Keluarga Basagita, Desi langsung berinisiatif menyiapkan satu meja hidangan, bahkan meminta Luna untuk segera memanggil Ardika pulang.Merasakan sikap Desi yang tidak biasa ini, Luna merasa sedikit terkejut. Namun, dia merasa ini adalah hal yang baik. Oleh karena itulah, dia segera menghubungi Ardika.Handoko dan Amanda sekeluarga juga berada di rumah.Satu keluarga besar itu berkumpul bersama dan makan dengan diselimuti suasana harmonis."Kak Ardika, beberapa hari lagi aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1883 Tuan Anjing

    "Eh ... ini ...."Dalam sekejap, ekspresi seluruh anggota Keluarga Basagita tampak sangat menarik.Ada yang kagum dan iri, ada juga yang menunjukkan ekspresi rumit.Tiba-tiba saja, Ardika, pecundang yang mereka pandang rendah, sudah bisa menentukan pemilihan wali kota yang setara dengan level wakil kodam.Bahkan pengangkatan Mikues yang didukung oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba juga membutuhkan persetujuan dari Ardika.Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh mereka."Huh! Apa yang perlu dikagumkan? Dia hanya sekadar beruntung saja!"Hanya Wulan yang menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.Dia tidak menyembunyikan kebenciannya terhadap Ardika, semua orang tahu alasannya.Tuan Besar Basagita mengalihkan pandangannya ke arah Jacky dan Desi, lalu berkata, "Jacky, kalian harus kembali dan bicarakan dengan Ardika. Dia harus menyetujui Mikues menjadi wali kota. Kali ini jangan bersikap keras kepala lagi.""Dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Bangsawan Basagita Su

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1882 Sudah Membaik

    "Violet, sekarang semua orang sudah tahu, ingin menjadi Wali Kota Banyuli, membutuhkan persetujuan dari Ardika itu.""Menurutku, ini ada kaitannya dengan proyek kota baru Sungai Banyuli yang telah dia usulkan sebelumnya. Terlebih lagi, ini adalah sebuah proyek besar yang melibatkan banyak pihak, jadi perlu dipastikan bisa berlanjut dengan baik.""Itulah sebabnya, wali kota baru yang diangkat oleh kabinet kali ini, pasti harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan Ardika ....""Eh ... ini ...."Violet tercengang sambil menggenggam ponselnya, mulutnya terbuka sangat lebar hingga bisa dimasukkan sebutir telur ayam.Dia tidak memedulikan kata-kata yang keluar dari mulut Jorgo selanjutnya.Dia hanya memedulikan satu hal.Pemilihan wali kota baru memerlukan persetujuan dari Ardika?Apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka, atau bocah itu sudah tahu sejak awal, itulah sebabnya bocah tersebut bertaruh dengannya?"Halo? Violet, apa kamu mendengarkanku?""Oh ya, sebelumnya kamu bilang kamu mau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status