Hamdi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Nona, apa kamu adalah orang Negara Jepara?""Bukan ... sekarang masih bukan!"Wanita itu mengoreksi kata-katanya dengan serius, lalu berkata, "Aku hanya pernah berkuliah di universitas terkenal di Yedo. Saat ini, aku bekerja di departemen investasi Yayasan Investasi Sakura di bawah naungan Bank Sakura.""Tapi, aku yakin dengan kerja kerasku, nggak lama lagi aku sudah bisa mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara!"Nama asli wanita ini adalah Aiko Kinata.Namun, karena bermimpi menjadi orang Negara Jepara, walaupun dia masih belum mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara, dia sudah mengganti nama di kartu tanda penduduknya terlebih dahulu.Melihat sikap ramah tak biasa yang ditunjukkan oleh wanita di hadapannya ini, tidak tahu mengapa Hamdi mulai merasa kesal dan gelisah.Menahan sedikit perasaan tidak suka yang muncul di hatinya, Hamdi bertanya dengan tenang, "Oh, kalau begitu kalian pasti perwakilan dari Yayasan Investasi Sakura?"Perasaan pri
Pria pendek itu tiba-tiba memukul lengan kursinya, lalu menunjuk Hamdi dengan marah dan mengomel panjang lebar dengan menggunakan bahasa Negara Jepara."Apa yang sedang dibicarakan oleh bajingan kecil ini?"Hamdi melontarkan pertanyaan itu dengan memasang ekspresi muram.Walaupun dia tidak mengerti bahasa Negara Jepara, tetapi dia bisa memahami satu kata umpatan itu, yaitu "bajingan". Semua orang Negara Nusantara mengerti satu kata tersebut.Karena itulah, dia juga tidak sungkan lagi. Dia langsung memanggil lawan bicaranya sebagai bajingan kecil.Sebagai penanggung jawab kedua kediaman wali kota, biarpun dia melontarkan kata-kata kasar di saat seperti ini, juga sedang melindungi martabat dan wibawa kediaman wali kota."Pak Hamdi!"Aiko tiba-tiba menegur dengan suara rendah, lalu berkata dengan ekspresi yang sangat serius, "Tolong bersikap hormat sepantasnya pada Tuan Shimizu!""Tuan Shimizu adalah kepala departemen investasi Yayasan Investasi Sakura. Selain itu, Keluarga Hirota di mana
"Intinya, aku harus mendapatkan keenam rumah sakit itu!"Saat ini, nada bicara Shimizu yang berpostur tubuh kecil dan pendek itu dipenuhi dengan acuh tak acuh dan arogan terhadap segala sesuatu.Kalau aturan itu palsu, maka pihak kediaman wali kota harus menetapkan sebuah aturan yang menguntungkan Yayasan Investasi Sakura.Kalau aturan itu memang benar adanya, maka harus disingkirkan!Bisa-bisanya dia melontarkan permintaan seperti itu dengan begitu percaya diri."Pak Hamdi, pertemuan hari ini sampai di sini, aku harap kamu bisa mempertimbangkan ucapanku tadi dengan serius."Shimizu merapikan pakaiannya sejenak, lalu langsung berbalik dan pergi.Beberapa orang pria dan wanita lainnya juga segera mengikutinya dari belakang.Namun, saat hendak keluar dari pintu, Aiko menoleh dan menatap Hamdi dengan sorot mata dingin."Pak Hamdi, aku harap kamu bisa mengerti maksud Tuan Shimizu.""Kalau kamu nggak bisa membuatnya puas, seharusnya kamu nggak akan bisa berlama-lama menduduki jabatanmu seba
"Biarpun ingin menginvestigasi apakah sopir itu mendapatkan instruksi dari seseorang atau nggak, juga harus menunggunya sadar terlebih dulu sebelum bisa dilakukan."Selesai berbicara, Hamdi tidak bisa menahan diri untuk merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Ardika, maaf kalau aku berbicara lancang, apakah ini benar-benar bukan pengaturan Tuan? Bukan Tuan yang menginstruksikan seseorang untuk melakukannya?"Jangankan Ardika, bahkan dia juga merasa hal ini terlalu kebetulan.Secara naluriah, dia merasa semua ini adalah pengaturan Ardika."Omong kosong!"Ardika memelototinya dan memarahinya sambil tersenyum, "Aku hanya bilang aku akan menangani hal ini, apa aku pernah bilang akan menghabisinya?!""Lagi pula, biarpun aku benar-benar ingin melakukannya, apa aku perlu menggunakan trik yang begitu rendahan?"Menciptakan kecelakaan mobil untuk menghabisi nyawa orang lain, memang rendahan.Namun, harus diakui, hasilnya memang sangat bagus.Tidak bisa menangani masalah, maka tangani si pembuat
"Pak Ardika, hal-hal nggak menyenangkan yang sudah berlalu itu, jangan diungkit dulu. Mari makan dulu, nanti aku akan bersulang dengan Pak Ardika!"Amir mencoba untuk meredakan suasana.Bos Hotel Blazar juga ikut mengundang dengan ramah."Dengan mempertimbangkan Kak Tiko, kalau begitu makan dulu."Ardika tersenyum tanpa menyetujui, juga tidak menolak. Dia tetap tidak bermaksud untuk menerima niat baik Amir.Boleh dibilang dia sudah berteman lama dengan bos Hotel Blazar, ditambah lagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga berada di gedung yang sama. Karena sudah sering berinteraksi dengan pria ini, Ardika sudah cukup dekat dengannya.Menghadapi Ardika yang tetap menanggapinya dengan acuh tak acuh, Amir tetap tersenyum, sama sekali tidak keberatan.Saat acara makan-makan sudah hampir selesai, bos Hotel Blazar mencari sebuah alasan untuk pergi dengan peka, bermaksud untuk memberi ruang kepada mereka berdua untuk berbincang."Pak Amir, katakan saja apa yang ingin kamu katakan."Sambil meminum
"Selama Pak Ardika bersedia membantuku, kelak aku akan bekerja keras untuk Pak Ardika, senantiasa mendengarkan Pak Ardika dengan setia!"Amir berdiri membungkuk di seberang Ardika, menatap Ardika dengan tatapan penuh harap.Ardika mengambil mangkuk supnya, mendekatkannya ke bibirnya. Setelah meneguk satu tegukan, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Memintaku untuk menyerahkan lima puluh persen saham begitu saja untuk menyelamatkan nyawamu. Selain itu, kelak kamu masih bisa mendapatkan perlindungan dariku atas nama sebagai anak buahku.""Pak Amir, perencanaanmu ini sangat luar biasa.""Tapi, apa kamu merasa kamu pantas untuk menerima semua itu?"Saham sebesar lima puluh persen tidaklah sedikit.Dengan memegang saham ini, Ardika bisa langsung menjadi pemegang saham besar Perusahaan Investasi Mahasura, bahkan kalau dia menggunakan sedikit trik saja, dia bisa membawa dampak besar bagi Perusahaan Investasi Mahasura.Biarpun dia langsung menjadikannya sebagai uang tunai, dia juga bisa mendapa
Tepat pada saat Shimizu diliputi oleh keinginan yang kuat untuk bertahan hidup, dia membuka mulutnya memohon pengampunan dengan tidak berdaya, sang perekam malah langsung melangkah maju dan menginjak dada Shimizu.Serangan ini langsung merenggut nyawa Shimizu.Pada akhirnya, sang perekam mengalihkan kamera ke arah dirinya sendiri, menunjukkan wajahnya.Ardika langsung mengenali orang tersebut.Orang itu tidak lain adalah sopir yang berkendara dalam kondisi mabuk.Video tersebut berhenti sampai di situ.Sangat jelas, Shimizu sama sekali bukan mati dalam kecelakaan mobil.Melainkan dihabisi oleh orang lain!Ardika meletakkan ponsel itu, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Amir dan berkata, "Jadi, Pak Amir yang mengatur kecelakaan semalam?""Mengapa kamu melakukan tindakan seperti itu?""Kalau aku bilang aku melakukannya karena membenci bajingan-bajingan kecil itu, apa Pak Ardika percaya?" tanya Amir balik.Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal.Lagi pula, dia tidak
Ardika pernah merasakan pengkhianatan tak tahu malu dari Keluarga Mahasura.Hingga kini, rasa sakit itu masih terukir jelas dalam dirinya.Kalau dia bisa membuat Keluarga Mahasura juga merasakan sensasi seperti ini, boleh dibilang juga merupakan pilihan yang cukup baik.Demi hal ini, dia tidak keberatan untuk membantu Amir sekali."Baik, aku akan senantiasa mengingat tugas dari Pak Ardika ini!"Amir mengangguk dengan sungguh-sungguh. Kemudian, dia bangkit dan berkata, "Tapi, aku ingin mengingatkan Pak Ardika satu hal. Keluarga Mahasura nggak sesederhana kelihatannya.""Dengar-dengar, ada anggota Keluarga Mahasura di kemiliteran, bahkan sepertinya berkembang dengan lumayan baik."Tim tempur adalah keberadaan yang cukup luar biasa sepanjang sejarah Negara Nusantara.Biasanya, mereka tidak ikut campur dalam urusan daerah, tetapi keluarga-keluarga besar setempat juga tidak ada yang berani mengabaikan keberadaan tim tempur.Kalau ada anggota sebuah keluarga yang menjadi anggota tim tempur,
"Nona Violet, dilihat dari aura orang-orang ini, sepertinya mereka berasal dari tim tempur."Fandhi yang berdiri di belakang Violet membisikkan beberapa patah kata itu.Violet menarik napas dalam-dalam, lalu bergumam, "Apa mungkin Thomas si bocah itu yang mengirim mereka kemari?"Fandhi menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Aku nggak tahu, tapi nggak ada anggota tim tempur Provinsi Denpapan yang menjalankan misi dengan terus mengenakan masker hitam seperti ini.""Terlebih lagi, tim tempur Provinsi Denpapan juga nggak berhak menghalangi Organisasi Snakei menjalankan tugas."Berdasarkan pengalaman dan wawasan Fandhi selama berada di Keluarga Bangsawan Dienga, dia juga tidak bisa menebak latar belakang sekelompok orang ini.Hal ini hanya bisa menunjukkan bahwa mungkin saja orang-orang ini bahkan berasal dari level yang tidak bisa digapai oleh mereka.Mendengar ucapannya, ekspresi Violet berubah menjadi makin serius."Hmm, reaksi kalian lumayan, cukup cepat."Saat
"Eh, Ardika ... kamu cari mati!"Saking emosinya, Hanko tertawa. Dia mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan senjata apinya."Plak!"Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan senjata apinya dari sarung senjatanya, Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Hanko sama sekali tidak sempat bereaksi. Akibat tamparan itu, darah muncrat dari hidungnya. Sisi wajahnya yang terkena tamparan itu langsung membengkak."Bam!"Hanko langsung terjatuh ke tanah, kepalanya terasa pusing.Dia tidak menyangka Ardika akan langsung main tangan begitu saja."Pak Hanko!"Melihat Ardika berhasil menyerang Hanko secara dadakan, belasan orang anggota Organisasi Snakei tertegun sejenak, lalu satu per satu dari mereka mengeluarkan senjata api mereka sambil berteriak dengan marah."Dor!"Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang mereka.Seorang anggota Organisasi Snakei yang baru saja mengeluarkan senjata api dan membidik Ardika, lengannya yang memegang senjata api langsung
"Ardika, kamu hanya menjabat sebagai wali kota sementara Kota Banyuli dan mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli, hanya sekadar itu saja.""Jujur saja, lebih masuk akal kalau mempertimbangkan saran Tiano selaku wali kota lama dibandingkan saranmu!""Sangat disayangkan, ini sama sekali nggak memungkinkan.""Sudah kubilang, beberapa keluarga bangsawan sedang bertarung memperebutkan posisi ini. Kalau kamu ikut campur, kamu akan mati tanpa ada artinya!"Saat ini, Violet sudah tidak berminat untuk berbicara lebih jauh lagi dengan Ardika.Baginya, Ardika hanyalah orang bodoh yang tak tahu diri.Ardika hanya tersenyum, dia sama sekali tidak memedulikan ejekan Violet.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia tiba-tiba berkata, "Begini saja, Bibi, mari kita bertaruh.""Kalau aku bisa membantu suamimu menjadi Wali Kota Banyuli, jangan paksa Tina untuk menikah dengan Sego lagi.""Berilah dia kebebasan untuk memilih, oke?"Dia sudah melihat data diri kandidat-kandidat tersebut.Selama menja
Terlepas dari hubungan yang terjalin antara Ardika dan Thomas.Hanya karena sebelumnya saat Chamir mencari masalah dengannya, Thomas datang membantunya, lalu setelah Chamir mati, Thomas tiba-tiba dijadikan sebagai pelaku terduga dan sekarang masih sedang menjalani pemeriksaan.Ardika tidak bisa mengabaikan permintaan Thomas begitu saja.Karena itulah, Ardika mendongak menatap Violet dengan lekat dan berkata dengan suara dalam, "Bibi, intinya aku nggak akan membiarkan siapa pun memaksa temanku melakukan hal yang nggak ingin dia lakukan ....""Cukup!"Violet langsung menyelanya dengan tidak sabar, "Berhentilah berbicara omong kosong padaku!""Kalau begitu, mari kita bicarakan hal yang nyata."Ardika berkata dengan tenang, "Kalau aku bisa membantu suamimu untuk menduduki posisi sebagai Wali Kota Banyuli, apa kamu masih akan memaksa Tina seperti ini?""Kamu? Membantu Jorgo menjadi Wali Kota Banyuli?"Violet tertegun sejenak, lalu seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. "Ardika, aku tahu s
"Kulihat masih ada hubungan kekeluargaan antara Bibi dengan Tina, kamu bukanlah tipe orang yang akan menjual keponakan sendiri demi keuntungan."Kalau bukan karena alasan ini, bagaimana mungkin Ardika bersedia berbicara sebanyak ini dengan Violet?"Huh! Kamu nggak berhak mengomentari hubunganku dengan Tina!"Violet mendengus dingin dan berkata, "Eh, Ardika, dari awal sudah kubilang kamu seperti katak dalam tempurung, tapi kamu tetap saja nggak sadar diri sedikit pun.""Hanya posisi sebagai Wali Kota Banyuli saja?""Apa kamu kira nilai Wali Kota Banyuli sekarang masih sama seperti saat kamu menjabat sebagai wali kota?!""Nggak lama lagi Kota Banyuli sudah naik level, saat itu tiba posisi Wali Kota Banyuli sudah setara dengan Wakil Kodam!""Terlebih lagi, ini baru permulaan.""Melalui batu loncatan ini, kelak masih bisa menjadi Duta Perbatasan, bahkan penguasa suatu wilayah!""Apa kamu tahu ada berapa banyak pihak yang memperebutkan posisi ini?""Terlepas dari anggota keluargaku itu, beb
"Diam!"Violet menegur dengan tajam.Sikap arogan Ardika yang tidak menganggap serius Sego membuatnya sangat kesal.Bagaimanapun juga, dalam lubuk hatinya, dia beranggapan Sego dan Tina adalah pasangan yang serasi, sedangkan Ardika sudah memiliki istri dan merupakan seorang menantu benalu. Akan tetapi, bisa-bisanya pria itu melakukan intervensi dalam urusan pernikahan keponakannya.Baginya, Ardika benar-benar tidak tahu diri."Eh, Ardika, atas dasar apa kamu menyindir Pangeran Sego!""Aku beri tahu kamu, hal-hal buruk tentangmu di masa lalu, aku mengetahuinya dengan sangat jelas!""Kamu diusir oleh Keluarga Mahasura, dengan mengandalkan istrimu, kamu baru bisa melangkah sejauh ini.""Harus kuakui, kamu ahli dalam meminjam kekuatan orang lain dan berlagak hebat. Pria yang mengandalkan wanita biasa, nggak punya kemampuan dan nggak menguasai trik yang kamu kuasai ini.""Tapi, terlepas dari seberapa hebat dirimu dalam menguasai trik dan seberapa berkemampuan dirimu, identitasmu hanyalah se
Melihat Ardika tertimpa masalah, orang-orang Organisasi Snakei itu sangat senang.Ardika melirik borgol berkilauan perak di tanah itu sekilas. Tiba-tiba, dia mengentakkan kakinya."Krak ... krak ...."Dengan iringan suara pecahan logam yang memekakkan telinga, borgol di atas tanah itu sudah hancur berkeping-keping akibat entakan kaki Ardika."Kamu ... berani-beraninya kamu menghalangi kami bertugas!"Hanko langsung marah besar. Kemudian, kilatan niat membunuh melintas di matanya. Dia langsung mengulurkan tangannya ke arah sarung senjata di pinggangnya untuk mengeluarkan senjata api.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin.Tepat pada saat pertempuran akan pecah.Pada saat ini pula, tiba-tiba saja sebuah Toiyotan Alphard melaju kemari.Melihat Alphard tersebut, Hanko mengerutkan keningnya, diam-diam menyimpan kembali senjata apinya, lalu menyambut orang itu."Hormat kepada Nyonya Violet!"Hanko sedikit membungkukkan badannya, memberi hormat kepada orang yang baru turun dari mo
"Pak Ardika, kita bertemu lagi."Hanko melangkah maju beberapa langkah, menghentikan langkah kakinya saat berjarak sekitar lima atau enam meter dari Ardika. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan menatap Ardika sambil tersenyum tipis.Hanya saja, sorot matanya tampak dingin dan tajam seperti ular beracun."Kenapa? Ada masalah?"Ardika menanggapi lawan bicaranya dengan acuh tak acuh, dia bahkan tidak melirik belasan orang anggota Organisasi Snakei lainnya.Sebelumnya, saat Chamir secara pribadi datang mencari masalah dengannya, Hanko sudah mengundurkan diri dari Organisasi Snakei.Sekarang sepertinya pemuda yang satu ini sudah menjalin hubungan dengan seorang tokoh hebat lagi, kembali ke Organisasi Snakei dan menduduki jabatannya sebelumnya.Hanko menyalakan sebatang rokok, tidak cepat, juga tidak lambat. Setelah menyesapnya sejenak, dia baru berkata dengan perlahan, "Terjadi kasus pembunuhan di Kota Banyuli, korbannya adalah Tuan Shimizu, penanggung jawab Yayasan Inv
Kalau dilihat sekarang, pilihan Amir adalah pilihan yang tepat.Dari berbagai aspek, Ardika tampak sangat percaya diri. Hal ini membuatnya merasa jauh lebih tenang.Beberapa saat setelah kepergian Amir, Jesika tiba-tiba keluar dari sebuah ruangan kecil di dalam ruang pribadi mewah tersebut."Pak Ardika, Amir adalah orang yang sangat licik.""Melihat kemungkinan kelak Keluarga Mahasura akan dihancurkan oleh Bapak, dia segera beralih pada Bapak, tapi dia juga nggak berani mengkhianati Keluarga Mahasura sepenuhnya.""Begitu dia menemukan kesempatan, orang seperti ini akan berbalik menyerang Bapak tanpa ragu."Ardika berkata dengan santai, "Nggak masalah. Kalau dia patuh, nggak perlu memedulikannya.""Kalau dia benar-benar berani berpikiran macam-macam, aku akan menghabisinya."Intinya, Ardika sama sekali tidak peduli Amir adalah orang seperti apa.Dia sengaja mengatur "senjata rahasia" ini, ingin memanfaatkan nilai Amir dalam pertarungannya melawan Keluarga Mahasura.Dia ingin membuat Kel