Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1860 Kamu Sedang Bermain Api

Share

Bab 1860 Kamu Sedang Bermain Api

Penulis: Sarjana
Setelah Keluarga Basagita benar-benar mengakui leluhur dan kembali ke Keluarga Bangsawan Basagita ....

Tanpa perlu Luna pikirkan, dia juga sudah tahu bagaimana cara Keluarga Basagita memperlakukannya.

Habis manis sepah dibuang, tindakan seperti ini bukan hanya dilakukan sekali atau dua kali oleh Tuan Besar Basagita dan yang lainnya.

Jadi, hal-hal yang pada akhirnya hanya akan merugikan dirinya sendiri, Luna tidak akan melakukannya lagi.

Sebaliknya, Luna malah berharap Keluarga Basagita tidak bisa mengakui leluhur dan diterima oleh Keluarga Bangsawan Basagita selamanya.

Hanya dengan cara seperti ini, Tuan Besar Basagita dan yang lainnya akan terus bersikap merendah dan sewajarnya, tidak berani muncul di hadapannya dan membuatnya jijik.

"Apa? Kamu bilang nggak ada hubungannya denganmu?"

Seperti mendengar lelucon, Wulan memelototinya dan berkata, "Luna, selama masih ada darah Keluarga Basagita mengalir dalam tubuhmu, kamu adalah anggota Keluarga Basagita selamanya! Mati pun, kamu juga ada
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Bambang Haryadi
kenapa ya SDH dipenghujung masih dilama²kan, maaf min ...
goodnovel comment avatar
Rezza febryan
payah nih pengarang...tp yg lbih payah qta yg baca n bela2in kluar duit tuk crita sampah bgini..
goodnovel comment avatar
Dr. Mukhlis SH. MH
nggak jelas ceritanya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1861 Ardika Sudah Marah

    Senyuman menakutkan di wajah Wulan, membuat Luna bergidik ngeri.Perasaan takut yang luar biasa menyelimuti dirinya!"Dasar licik dan nggak tahu malu!"Sekujur tubuh Luna gemetaran saking kesalnya, dia berkata dengan marah, "Wulan, apa kamu tahu sekarang kamu benar-benar sudah berubah menjadi iblis?!""Kalau kamu terus begini, cepat atau lambat kamu akan mencelakai dirimu sendiri!""Iblis?"Wulan tertawa dengan bangga. "Kalau begitu, aku menjadi iblis saja.""Lagi pula, bukankah aku bisa menjadi iblis karena kamu dan Ardika?""Sekarang kamu sudah ketakutan? Ckck, aku beri tahu kamu, ini masih belum ada apa-apanya. Pembalasanku terhadap kalian sekeluarga baru saja dimulai ...."Wulan cekikikan dengan suara aneh.Suara tawanya menyelimuti seluruh Vila Cakrawala, membuat suasana di tempat tersebut terkesan menyeramkan.Luna berusaha menekan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya. Kemudian, dia mengangkat lengannya dan melirik jam sekilas, lalu berkata dengan dingin, "Aku beri tahu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1862 Kodam Berganti Orang

    Ardika memang sudah marah.Berani-beraninya Wulan menggunakan nyawa Jacky, Desi, Handoko dan yang lainnya sebagai ancaman! Hal itu benar-benar sudah melampaui batasannya!Orang yang bijak adalah orang yang mengambil tindakan untuk mengantisipasi segala bahaya.Ardika tidak ingin menunggu mereka bertindak terlebih dahulu, membiarkan keluarganya menghadapi bahaya.Dia harus membasmi bahaya itu sebelum bahaya itu muncul.Setelah memutuskan panggilan telepon itu, panggilan telepon kedua Ardika ditujukan kepada Helios, Kodam Provinsi Denpapan."Dewa Perang, apakah kamu ingin menyerang komplotan dunia preman atau kekuatan dari luar, sehingga membutuhkan bantuanku untuk mengendalikan situasi?"Begitu panggilan telepon terhubung, langsung terdengar suara riang Helios.Ardika mengangkat alisnya dan berkata, "Kodam Helios begitu senang, tampaknya ada hal yang menggembirakan. Kalau begitu, biarkan aku merepotkanmu sekali lagi.""Haha, Dewa Perang bisa saja! Kalau Dewa Perang menyebut diri sendiri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1863 Wulan Sudah Melarikan Diri

    Alasan Ardika meminta bantuan Helios untuk menyampaikan hal itu adalah, dia tidak ingin terlihat mencampuri urusan seperti ini terlalu terang-terangan, agar tidak menjadi bahan perbincangan orang lain.Bagaimanapun juga, dia adalah anggota tim tempur, seharusnya dia tidak boleh ikut campur dalam urusan Kota Banyuli."Oke, aku pasti akan membantu Dewa Perang untuk menyampaikannya!"Helios langsung menyetujui permintaan Ardika."Oh ya, Helios, beri aku CV orang-orang yang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Ardika mengajukan satu permintaan lagi.Awalnya, dia memang tidak berencana untuk ikut campur dalam perebutan posisi sebagai Wali Kota Banyuli.Dia tidak ingin dirinya berubah menjadi orang seperti Tiano.Namun, sekarang dia tidak bisa tidak ikut campur lagi.Berawal dari Violet yang begitu bersemangat untuk menjadikan Tina sebagai menantu Keluarga Bangsawan Sinatri untuk membantu suaminya memperebutkan posisi tersebut.Lalu sekarang, leluhur Keluarga Basagita, anggota Kel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1864 Yayasan Investasi Sakura

    Hamdi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Nona, apa kamu adalah orang Negara Jepara?""Bukan ... sekarang masih bukan!"Wanita itu mengoreksi kata-katanya dengan serius, lalu berkata, "Aku hanya pernah berkuliah di universitas terkenal di Yedo. Saat ini, aku bekerja di departemen investasi Yayasan Investasi Sakura di bawah naungan Bank Sakura.""Tapi, aku yakin dengan kerja kerasku, nggak lama lagi aku sudah bisa mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara!"Nama asli wanita ini adalah Aiko Kinata.Namun, karena bermimpi menjadi orang Negara Jepara, walaupun dia masih belum mendapatkan kewarganegaraan Negara Jepara, dia sudah mengganti nama di kartu tanda penduduknya terlebih dahulu.Melihat sikap ramah tak biasa yang ditunjukkan oleh wanita di hadapannya ini, tidak tahu mengapa Hamdi mulai merasa kesal dan gelisah.Menahan sedikit perasaan tidak suka yang muncul di hatinya, Hamdi bertanya dengan tenang, "Oh, kalau begitu kalian pasti perwakilan dari Yayasan Investasi Sakura?"Perasaan pri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1865 Keluarga Hirota

    Pria pendek itu tiba-tiba memukul lengan kursinya, lalu menunjuk Hamdi dengan marah dan mengomel panjang lebar dengan menggunakan bahasa Negara Jepara."Apa yang sedang dibicarakan oleh bajingan kecil ini?"Hamdi melontarkan pertanyaan itu dengan memasang ekspresi muram.Walaupun dia tidak mengerti bahasa Negara Jepara, tetapi dia bisa memahami satu kata umpatan itu, yaitu "bajingan". Semua orang Negara Nusantara mengerti satu kata tersebut.Karena itulah, dia juga tidak sungkan lagi. Dia langsung memanggil lawan bicaranya sebagai bajingan kecil.Sebagai penanggung jawab kedua kediaman wali kota, biarpun dia melontarkan kata-kata kasar di saat seperti ini, juga sedang melindungi martabat dan wibawa kediaman wali kota."Pak Hamdi!"Aiko tiba-tiba menegur dengan suara rendah, lalu berkata dengan ekspresi yang sangat serius, "Tolong bersikap hormat sepantasnya pada Tuan Shimizu!""Tuan Shimizu adalah kepala departemen investasi Yayasan Investasi Sakura. Selain itu, Keluarga Hirota di mana

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1866 Bajingan Kecil Sudah Mati

    "Intinya, aku harus mendapatkan keenam rumah sakit itu!"Saat ini, nada bicara Shimizu yang berpostur tubuh kecil dan pendek itu dipenuhi dengan acuh tak acuh dan arogan terhadap segala sesuatu.Kalau aturan itu palsu, maka pihak kediaman wali kota harus menetapkan sebuah aturan yang menguntungkan Yayasan Investasi Sakura.Kalau aturan itu memang benar adanya, maka harus disingkirkan!Bisa-bisanya dia melontarkan permintaan seperti itu dengan begitu percaya diri."Pak Hamdi, pertemuan hari ini sampai di sini, aku harap kamu bisa mempertimbangkan ucapanku tadi dengan serius."Shimizu merapikan pakaiannya sejenak, lalu langsung berbalik dan pergi.Beberapa orang pria dan wanita lainnya juga segera mengikutinya dari belakang.Namun, saat hendak keluar dari pintu, Aiko menoleh dan menatap Hamdi dengan sorot mata dingin."Pak Hamdi, aku harap kamu bisa mengerti maksud Tuan Shimizu.""Kalau kamu nggak bisa membuatnya puas, seharusnya kamu nggak akan bisa berlama-lama menduduki jabatanmu seba

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1867 Undangan Amir

    "Biarpun ingin menginvestigasi apakah sopir itu mendapatkan instruksi dari seseorang atau nggak, juga harus menunggunya sadar terlebih dulu sebelum bisa dilakukan."Selesai berbicara, Hamdi tidak bisa menahan diri untuk merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Ardika, maaf kalau aku berbicara lancang, apakah ini benar-benar bukan pengaturan Tuan? Bukan Tuan yang menginstruksikan seseorang untuk melakukannya?"Jangankan Ardika, bahkan dia juga merasa hal ini terlalu kebetulan.Secara naluriah, dia merasa semua ini adalah pengaturan Ardika."Omong kosong!"Ardika memelototinya dan memarahinya sambil tersenyum, "Aku hanya bilang aku akan menangani hal ini, apa aku pernah bilang akan menghabisinya?!""Lagi pula, biarpun aku benar-benar ingin melakukannya, apa aku perlu menggunakan trik yang begitu rendahan?"Menciptakan kecelakaan mobil untuk menghabisi nyawa orang lain, memang rendahan.Namun, harus diakui, hasilnya memang sangat bagus.Tidak bisa menangani masalah, maka tangani si pembuat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1868 Menyerah

    "Pak Ardika, hal-hal nggak menyenangkan yang sudah berlalu itu, jangan diungkit dulu. Mari makan dulu, nanti aku akan bersulang dengan Pak Ardika!"Amir mencoba untuk meredakan suasana.Bos Hotel Blazar juga ikut mengundang dengan ramah."Dengan mempertimbangkan Kak Tiko, kalau begitu makan dulu."Ardika tersenyum tanpa menyetujui, juga tidak menolak. Dia tetap tidak bermaksud untuk menerima niat baik Amir.Boleh dibilang dia sudah berteman lama dengan bos Hotel Blazar, ditambah lagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga berada di gedung yang sama. Karena sudah sering berinteraksi dengan pria ini, Ardika sudah cukup dekat dengannya.Menghadapi Ardika yang tetap menanggapinya dengan acuh tak acuh, Amir tetap tersenyum, sama sekali tidak keberatan.Saat acara makan-makan sudah hampir selesai, bos Hotel Blazar mencari sebuah alasan untuk pergi dengan peka, bermaksud untuk memberi ruang kepada mereka berdua untuk berbincang."Pak Amir, katakan saja apa yang ingin kamu katakan."Sambil meminum

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1886 Ahli Bela Diri yang Luar Biasa

    Setelah mendengar ucapan suaminya, ekspresi Desi langsung berubah.Pada akhirnya, dia mendengus dengan enggan, tetapi dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Karena suaminya dan putrinya sudah mengatakan demikian, dia juga menyadari mungkin dirinya sudah gegabah."Benar saja, aku sudah tahu pasti ini ulah Kakek dan yang lainnya."Sementara itu, ekspresi Luna berubah menjadi agak masam.Dia masih belum sempat memberi tahu orang tuanya mengenai pembelian saham Grup Hatari yang dilakukan oleh Keluarga Basagita atas niat buruk.Siapa sangka, Keluarga Basagita malah begitu tidak tahu malu.Mereka berpura-pura seakan-akan tidak terjadi sesuatu, lalu menghasut ayah dan ibunya untuk mengelabui Ardika.Hasilnya, Keluarga Basagita yang akan mendapatkan keuntungan, lalu menindas keluarga mereka dengan makin menjadi-jadi."Ayah, Ibu, ada satu hal yang masih belum kalian ketahui ...."Saat itu juga, Luna menceritakan tentang pembelian atas niat buruk yang dilakukan oleh Keluarga Basagita,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1885 Tidak Sesederhana Itu

    Begitu Ardika selesai berbicara, jantung Luna langsung berdegap kencang.Dia sudah sangat mengenal temperamen ibunya.Setiap kali ibunya merasa puas, ibunya akan memperlakukan seseorang lebih baik dibandingkan siapa pun.Namun, setiap kali ibunya merasa tidak puas, tanpa banyak bicara lagi, sikap ibunya pasti akan berubah seratus delapan puluh derajat."Nggak cocok?"Benar saja, detik berikutnya senyuman di wajah Desi langsung menegang.Meletakkan alat makannya di atas meja, Desi menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Coba kamu katakan, mengapa nggak cocok?""Ibu, aku sudah pernah melihat CV Mikues ini selama di Suraba."Ardika tidak memedulikan perubahan sikap Desi, dia menjelaskan dengan sabar, "Orang ini terlalu memedulikan pencapaian. Dia adalah tipe orang yang tergesa-gesa dalam meraih pencapaian, orang yang ambisius. Demi meraih pencapaian, dia bisa menggunakan cara apa saja.""Kalau membiarkan dia yang memimpin Kota Banyuli, bukan sebuah keberuntungan bagi penduduk Kota Banyu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1884 Dia Tidak Cocok

    "Hormat kepada Tuan Anjing!"Ternyata pria tua inilah Tuan Anjing yang sesungguhnya.Tuan Besar Basagita menarik napas dalam-dalam, lalu segera bangkit dan membeli hormat.Menghadapi sosok pria tua dengan aura menakutkan yang menyelimuti sekujur tubuhnya itu, Tuan Besar Basagita benar-benar ketakutan.Wulan juga berkata dengan penuh hormat, "Tuan Anjing, aku harap Tuan bisa menemaniku ke Vila Cakrawala!""Nggak masalah!"Tuan Anjing mengangguk sambil tersenyum jahat....Vila Cakrawala.Begitu kembali dari Kediaman Keluarga Basagita, Desi langsung berinisiatif menyiapkan satu meja hidangan, bahkan meminta Luna untuk segera memanggil Ardika pulang.Merasakan sikap Desi yang tidak biasa ini, Luna merasa sedikit terkejut. Namun, dia merasa ini adalah hal yang baik. Oleh karena itulah, dia segera menghubungi Ardika.Handoko dan Amanda sekeluarga juga berada di rumah.Satu keluarga besar itu berkumpul bersama dan makan dengan diselimuti suasana harmonis."Kak Ardika, beberapa hari lagi aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1883 Tuan Anjing

    "Eh ... ini ...."Dalam sekejap, ekspresi seluruh anggota Keluarga Basagita tampak sangat menarik.Ada yang kagum dan iri, ada juga yang menunjukkan ekspresi rumit.Tiba-tiba saja, Ardika, pecundang yang mereka pandang rendah, sudah bisa menentukan pemilihan wali kota yang setara dengan level wakil kodam.Bahkan pengangkatan Mikues yang didukung oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba juga membutuhkan persetujuan dari Ardika.Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh mereka."Huh! Apa yang perlu dikagumkan? Dia hanya sekadar beruntung saja!"Hanya Wulan yang menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.Dia tidak menyembunyikan kebenciannya terhadap Ardika, semua orang tahu alasannya.Tuan Besar Basagita mengalihkan pandangannya ke arah Jacky dan Desi, lalu berkata, "Jacky, kalian harus kembali dan bicarakan dengan Ardika. Dia harus menyetujui Mikues menjadi wali kota. Kali ini jangan bersikap keras kepala lagi.""Dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Bangsawan Basagita Su

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1882 Sudah Membaik

    "Violet, sekarang semua orang sudah tahu, ingin menjadi Wali Kota Banyuli, membutuhkan persetujuan dari Ardika itu.""Menurutku, ini ada kaitannya dengan proyek kota baru Sungai Banyuli yang telah dia usulkan sebelumnya. Terlebih lagi, ini adalah sebuah proyek besar yang melibatkan banyak pihak, jadi perlu dipastikan bisa berlanjut dengan baik.""Itulah sebabnya, wali kota baru yang diangkat oleh kabinet kali ini, pasti harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan Ardika ....""Eh ... ini ...."Violet tercengang sambil menggenggam ponselnya, mulutnya terbuka sangat lebar hingga bisa dimasukkan sebutir telur ayam.Dia tidak memedulikan kata-kata yang keluar dari mulut Jorgo selanjutnya.Dia hanya memedulikan satu hal.Pemilihan wali kota baru memerlukan persetujuan dari Ardika?Apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka, atau bocah itu sudah tahu sejak awal, itulah sebabnya bocah tersebut bertaruh dengannya?"Halo? Violet, apa kamu mendengarkanku?""Oh ya, sebelumnya kamu bilang kamu mau

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1881 Benar-Benar Membutuhkan Persetujuan dari Ardika

    Ketua kelompok kecil Pasukan Pengawal Internal itu melangkah maju, lalu langsung menjambak rambut Hanko dan menyeretnya pergi seakan-akan dia adalah seekor anjing mati.Anggota Organisasi Snakei lainnya juga dibawa pergi.Ardika tidak berniat untuk terlalu mempersulit mereka, dia hanya meminta Pasukan Pengawal Internal untuk membawa mereka ke kantor polisi pusat, diberi sedikit pelajaran, lalu dibebaskan.Bagaimanapun juga, walaupun Hanko mencari masalah dengannya atas tuduhan tak berdasar, pria itu juga tidak melakukan tindakan yang fatal.Kalau benar-benar diperhitungkan, hal ini juga tidak bisa ditetapkan sebagai kesalahan pria tersebut.Namun, sebagai anggota pelaksana tugas Organisasi Snakei di bawah naungan departemen hukum, mereka ditangkap ke kantor polisi, juga sudah cukup untuk membuat sekelompok orang ini malu setengah mati.Tak lama kemudian, hanya tersisa Ardika, Violet dan yang lainnya yang berada di tempat tersebut."Ar ... Ardika ... sebenarnya siapa orang-orang tadi it

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1880 Kalian Dipersilakan untuk Mencari Masalah Denganku Lagi

    "Nona Violet, dilihat dari aura orang-orang ini, sepertinya mereka berasal dari tim tempur."Fandhi yang berdiri di belakang Violet membisikkan beberapa patah kata itu.Violet menarik napas dalam-dalam, lalu bergumam, "Apa mungkin Thomas si bocah itu yang mengirim mereka kemari?"Fandhi menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Aku nggak tahu, tapi nggak ada anggota tim tempur Provinsi Denpapan yang menjalankan misi dengan terus mengenakan masker hitam seperti ini.""Terlebih lagi, tim tempur Provinsi Denpapan juga nggak berhak menghalangi Organisasi Snakei menjalankan tugas."Berdasarkan pengalaman dan wawasan Fandhi selama berada di Keluarga Bangsawan Dienga, dia juga tidak bisa menebak latar belakang sekelompok orang ini.Hal ini hanya bisa menunjukkan bahwa mungkin saja orang-orang ini bahkan berasal dari level yang tidak bisa digapai oleh mereka.Mendengar ucapannya, ekspresi Violet berubah menjadi makin serius."Hmm, reaksi kalian lumayan, cukup cepat."Saat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1879 Tuan Ardika

    "Eh, Ardika ... kamu cari mati!"Saking emosinya, Hanko tertawa. Dia mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan senjata apinya."Plak!"Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan senjata apinya dari sarung senjatanya, Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Hanko sama sekali tidak sempat bereaksi. Akibat tamparan itu, darah muncrat dari hidungnya. Sisi wajahnya yang terkena tamparan itu langsung membengkak."Bam!"Hanko langsung terjatuh ke tanah, kepalanya terasa pusing.Dia tidak menyangka Ardika akan langsung main tangan begitu saja."Pak Hanko!"Melihat Ardika berhasil menyerang Hanko secara dadakan, belasan orang anggota Organisasi Snakei tertegun sejenak, lalu satu per satu dari mereka mengeluarkan senjata api mereka sambil berteriak dengan marah."Dor!"Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang mereka.Seorang anggota Organisasi Snakei yang baru saja mengeluarkan senjata api dan membidik Ardika, lengannya yang memegang senjata api langsung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1878 Memberimu Satu Kesempatan

    "Ardika, kamu hanya menjabat sebagai wali kota sementara Kota Banyuli dan mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli, hanya sekadar itu saja.""Jujur saja, lebih masuk akal kalau mempertimbangkan saran Tiano selaku wali kota lama dibandingkan saranmu!""Sangat disayangkan, ini sama sekali nggak memungkinkan.""Sudah kubilang, beberapa keluarga bangsawan sedang bertarung memperebutkan posisi ini. Kalau kamu ikut campur, kamu akan mati tanpa ada artinya!"Saat ini, Violet sudah tidak berminat untuk berbicara lebih jauh lagi dengan Ardika.Baginya, Ardika hanyalah orang bodoh yang tak tahu diri.Ardika hanya tersenyum, dia sama sekali tidak memedulikan ejekan Violet.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia tiba-tiba berkata, "Begini saja, Bibi, mari kita bertaruh.""Kalau aku bisa membantu suamimu menjadi Wali Kota Banyuli, jangan paksa Tina untuk menikah dengan Sego lagi.""Berilah dia kebebasan untuk memilih, oke?"Dia sudah melihat data diri kandidat-kandidat tersebut.Selama menja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status