"Ardika, kamu nggak boleh membunuhku ...."Wulan berteriak sambil menangis. Saat dia mendapati Ardika benar-benar berani membunuhnya, dia benar-benar ketakutan."Syuu ...."Tepat pada saat ini, terdengar suara sebuah benda menembus udara.Ardika sedikit mengerutkan keningnya, lalu memutar pinggangnya untuk menghindar."Syuu!"Sebuah belati menembus udara, melewati posisi Ardika berdiri, lalu tertancap ke dinding. Walaupun sudah tertancap, bilah belati itu masih bergetar dengan kencang."Ibu sudah datang! Cepat selamatkan aku!"Wulan yang telungkup di lantai berteriak dengan keras bagaikan melihat sang penyelamat.Ardika menoleh, melihat ke arah pintu masuk.Di bawah pengawalan ketat sekelompok orang, seorang wanita terpandang dengan ekspresi dingin dan mengenakan gaun berwarna hitam berjalan masuk.Melihat Sumalin melayani wanita itu dengan hormat, Ardika langsung mengenali identitas wanita tersebut.Selir kelima Keluarga Basuki Kota Gamiga.Tisya!Sementara itu, di belakang Tisya, ada
Belati itu melesat dengan cepat bagaikan bintang jatuh dan kilat.Begitu terlepas dari genggaman Ardika, belati itu berubah seperti kilatan yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Ia langsung melesat ke arah wajah Charles!"Sialan!"Ekspresi Charles langsung berubah drastis. Dia tidak menyangka belati yang dilemparkan oleh Ardika bisa semenakutkan itu!Secara naluriah, dia ingin menghindar. Namun, orang yang berdiri tepat di belakangnya adalah Tisya, majikannya.Kalau majikannya terbunuh karena serangan belati orang lain tepat di hadapannya, tidak hanya Charles, reputasi seluruh Tentara Bayaran Lane akan hancur!Dalam situasi darurat, Charles mengulurkan lengannya ke belakang untuk merangkul Tisya, lalu keduanya menghindar ke samping."Syuu!"Bilah belati itu melesat melewati bahu Charles, bagaikan lalat yang memiliki mulut runcing, bilah belati itu membawa pergi sepotong daging beserta darah segar Charles."Ah ...."Dengan iringan suara kesakitan Charles, tubuhnya langsung membentur
"Ya, benar."Setelah mendengar ucapan pelayannya, Tisya baru benar-benar tenang kembali.Ekspresi berubah-ubah sejenak hingga pada akhirnya berubah menjadi tenang kembali. Dia menoleh menatap Ardika dan berkata dengan suara rendah, "Ardika, aku dengar kamu bisa menghubungi Kodam Helios.""Selama kamu membantu kami menghubunginya, agar aku bisa mengeluarkan Elsen, dendam di antara kita akan dianggap sirna. Aku berjanji nggak akan mempermasalahkannya lagi.""Selain itu, kamu juga bisa menjalin hubungan pertemanan dengan Keluarga Basuki Kota Gamiga.Sebenarnya, menurut perencanaan awal Tisya, dia ingin memanfaatkan Luna untuk memaksa Ardika menyetujui persyaratan ini.Namun sekarang, Luna sudah diselamatkan. Terlebih lagi, Ardika sudah menunjukkan kekuatan yang begitu luar biasa, sampai-sampai Charles dan para anggota Tentara Bayaran Lane ini juga bukan tandingannya.Karena itulah, Tisya tidak menganggap enteng Ardika lagi.Walaupun saat berhadapan dengan Ardika, dia tetap merasa lebih un
"Nggak mungkin, 'kan? Apa orang Negara Nusantara itu sekuat itu?"Sekelompok orang asing tentara bayaran itu tersentak kaget, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka.Kemampuan Ardika dalam melempar belati memang luar biasa, sampai-sampai bisa membuat Charles kewalahan.Namun, kalau mengatakan Ardika bisa membunuh mereka semua seorang diri, mereka tidak terlalu memercayainya.Sejak Tentara Bayaran Lane menguasai negara-negara barat dan bisa bertindak semena-mena, mereka sudah terbiasa memandang rendah orang lain.Selain sosok legenda seperti Tuan Kediaman Dewa Perang, dalam lubuk hati mereka, mereka sudah memandang rendah orang-orang Negara Nusantara lainnya.Charles tersenyum dingin dan berkata, "Kalau kalian nggak percaya, kalian boleh mengejarnya dan coba sendiri. Intinya, kalau kalian mati, jangan salahkan aku nggak memperingatkan kalian."Kejadian sebelumnya sudah membuat Charles ketakutan.Belati yang dilemparkan oleh Ardika dengan sembarang saja sudah bisa membuatnya mera
Kilatan dingin melintas di mata Tisya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Kamu pergi temui Haron.""Beri tahu dia, selama dia turun tangan untuk menghabisi Ardika, aku akan memberinya sepuluh persen saham Hongkem lagi!"Sebelumnya, Keluarga Rewind telah memberikan lima belas persen yang mereka miliki untuk dirinya.Saat dia mengundang Haron datang ke Kota Banyuli, dia sudah menyerahkan lima persen saham kepada pria itu.Sekarang dia menjadikan sepuluh persen ini sebagai penawaran, hanya ibarat menggunakan pemberian orang lain untuk kepentingannya sendiri.Lagi pula, saham itu memang bukan miliknya. Dia sama sekali tidak rugi.Tisya melambaikan tangannya lagi dan berkata, "Lupakan saja. Kamu langsung bawa surat perjanjian pengalihan saham ke sana saja. Pria tua cerdas itu adalah tipe orang yang nggak akan bertindak sebelum apa yang ditawarkan sampai ke tangannya!""Baik!"Sumalin segera mengiakan....Kediaman Keluarga Rewind.Haron duduk di kursi malas tanpa bersuara.Di meja di s
Ardika benar-benar luar biasa brutal!Mengingat sebelumnya dia masih memanfaatkan istri Ardika untuk mengancam Ardika, dia sudah bisa merasakan hawa dingin menjalar di lehernya.Kalau kala itu Ardika tidak memedulikan apa pun dan langsung membunuhnya di atas arena, apa dia masih bisa bertahan?Pertanyaan ini sama sekali tidak penting.Seorang muridnya berkata dengan sedikit terkejut, "Guru, Ardika benar-benar brutal. Saat berhadapan dengan Guru, dia sangat patuh. Tapi, saat berhadapan dengan orang lain, dia langsung melancarkan serangan mematikan.""Sekarang sepertinya hanya Guru yang bisa menundukkannya ....""Pffttt!"Sebelum murid itu selesai berbicara, air teh dalam mulut Haron sudah muncrat membasahi wajah murid tersebut."Guru?"Murid itu mengira topik pembicaraan yang dibahasnya ini membuat Haron tidak puas. Dalam sekejap, dia langsung merasa gelisah."Hmm, nggak apa-apa."Haron melambaikan tangannya, ekspresinya sedikit aneh.Hanya dia sendiri yang mengetahui alasan di balik re
"Dia ingin bertemu denganku?"Ardika mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan santai, "Di mana?""Di luar Kompleks Vila Bumantara. Begitu dia sampai di sini, anak buah yang kuatur untuk berjaga, langsung menahannya. Mendengar dia bilang ingin menyampaikan pesan dari Haron, kami sudah menggeledahnya, nggak ada masalah. Kak Ardika, apa kami perlu membiarkannya masuk?"Sejak kejadian Luna diculik, kini pihak Levin sudah memperketat penjagaan.Setiap orang yang kemungkinan akan mengancam keselamatan Ardika sekeluarga, pasti akan ditahan terlebih dahulu."Aku akan keluar menemuinya."Ardika berdiri, lalu berjalan keluar...."Lepaskan aku! Sekarang aku mewakili Tuan Haron, sedangkan kalian hanya bekerja untuk Ardika! Tahukah kalian bahkan dia pun nggak berani menyinggungku?!"Klito sedang ditahan oleh dua anak buah Levin. Saat ini, dia terus berteriak seperti orang gila.Levin sudah tidak tahan lagi, dia pun melambaikan tangannya dan berkata, "Suruh dia diam.""Plak!""Plak!"Dua tampara
Agar murid-muridnya tidak curiga, Haron dengan sangat murah hati mengirim rombongan mobil Maybach itu menuju ke rumah sakit untuk menjemput murid-murid dan keponakannya yang masih dirawat di rumah sakit.Para muridnya sangat tersentuh sampai berlinang air mata, merasa mereka tidak salah memilih guru.Mereka tahu guru mereka adalah orang yang sangat mementingkan harga diri. Namun, sekarang guru mereka malah bersedia menumpangi mobil sederhana, memilih untuk mengirim rombongan mobil mereka untuk menjemput mereka.Namun, mereka sama sekali tidak tahu, Haron mengambil tindakan ini hanya demi menutupi kecurigaan orang lain.Kalau berbicara secara blak-blakan, dia bertindak seperti ini karena takut Ardika mengejarnya dan langsung mengkhianati murid-murid dan keponakannya."Gila, gila, bagaimana bisa ada monster seperti Ardika di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini?""Ternyata memang benar, aku tetap tinggal di Vila Harmon tanpa menginjakkan kaki keluar dari ibu kota provinsi adalah pilihan