Belati itu melesat dengan cepat bagaikan bintang jatuh dan kilat.Begitu terlepas dari genggaman Ardika, belati itu berubah seperti kilatan yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Ia langsung melesat ke arah wajah Charles!"Sialan!"Ekspresi Charles langsung berubah drastis. Dia tidak menyangka belati yang dilemparkan oleh Ardika bisa semenakutkan itu!Secara naluriah, dia ingin menghindar. Namun, orang yang berdiri tepat di belakangnya adalah Tisya, majikannya.Kalau majikannya terbunuh karena serangan belati orang lain tepat di hadapannya, tidak hanya Charles, reputasi seluruh Tentara Bayaran Lane akan hancur!Dalam situasi darurat, Charles mengulurkan lengannya ke belakang untuk merangkul Tisya, lalu keduanya menghindar ke samping."Syuu!"Bilah belati itu melesat melewati bahu Charles, bagaikan lalat yang memiliki mulut runcing, bilah belati itu membawa pergi sepotong daging beserta darah segar Charles."Ah ...."Dengan iringan suara kesakitan Charles, tubuhnya langsung membentur
"Ya, benar."Setelah mendengar ucapan pelayannya, Tisya baru benar-benar tenang kembali.Ekspresi berubah-ubah sejenak hingga pada akhirnya berubah menjadi tenang kembali. Dia menoleh menatap Ardika dan berkata dengan suara rendah, "Ardika, aku dengar kamu bisa menghubungi Kodam Helios.""Selama kamu membantu kami menghubunginya, agar aku bisa mengeluarkan Elsen, dendam di antara kita akan dianggap sirna. Aku berjanji nggak akan mempermasalahkannya lagi.""Selain itu, kamu juga bisa menjalin hubungan pertemanan dengan Keluarga Basuki Kota Gamiga.Sebenarnya, menurut perencanaan awal Tisya, dia ingin memanfaatkan Luna untuk memaksa Ardika menyetujui persyaratan ini.Namun sekarang, Luna sudah diselamatkan. Terlebih lagi, Ardika sudah menunjukkan kekuatan yang begitu luar biasa, sampai-sampai Charles dan para anggota Tentara Bayaran Lane ini juga bukan tandingannya.Karena itulah, Tisya tidak menganggap enteng Ardika lagi.Walaupun saat berhadapan dengan Ardika, dia tetap merasa lebih un
"Nggak mungkin, 'kan? Apa orang Negara Nusantara itu sekuat itu?"Sekelompok orang asing tentara bayaran itu tersentak kaget, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka.Kemampuan Ardika dalam melempar belati memang luar biasa, sampai-sampai bisa membuat Charles kewalahan.Namun, kalau mengatakan Ardika bisa membunuh mereka semua seorang diri, mereka tidak terlalu memercayainya.Sejak Tentara Bayaran Lane menguasai negara-negara barat dan bisa bertindak semena-mena, mereka sudah terbiasa memandang rendah orang lain.Selain sosok legenda seperti Tuan Kediaman Dewa Perang, dalam lubuk hati mereka, mereka sudah memandang rendah orang-orang Negara Nusantara lainnya.Charles tersenyum dingin dan berkata, "Kalau kalian nggak percaya, kalian boleh mengejarnya dan coba sendiri. Intinya, kalau kalian mati, jangan salahkan aku nggak memperingatkan kalian."Kejadian sebelumnya sudah membuat Charles ketakutan.Belati yang dilemparkan oleh Ardika dengan sembarang saja sudah bisa membuatnya mera
Kilatan dingin melintas di mata Tisya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Kamu pergi temui Haron.""Beri tahu dia, selama dia turun tangan untuk menghabisi Ardika, aku akan memberinya sepuluh persen saham Hongkem lagi!"Sebelumnya, Keluarga Rewind telah memberikan lima belas persen yang mereka miliki untuk dirinya.Saat dia mengundang Haron datang ke Kota Banyuli, dia sudah menyerahkan lima persen saham kepada pria itu.Sekarang dia menjadikan sepuluh persen ini sebagai penawaran, hanya ibarat menggunakan pemberian orang lain untuk kepentingannya sendiri.Lagi pula, saham itu memang bukan miliknya. Dia sama sekali tidak rugi.Tisya melambaikan tangannya lagi dan berkata, "Lupakan saja. Kamu langsung bawa surat perjanjian pengalihan saham ke sana saja. Pria tua cerdas itu adalah tipe orang yang nggak akan bertindak sebelum apa yang ditawarkan sampai ke tangannya!""Baik!"Sumalin segera mengiakan....Kediaman Keluarga Rewind.Haron duduk di kursi malas tanpa bersuara.Di meja di s
Ardika benar-benar luar biasa brutal!Mengingat sebelumnya dia masih memanfaatkan istri Ardika untuk mengancam Ardika, dia sudah bisa merasakan hawa dingin menjalar di lehernya.Kalau kala itu Ardika tidak memedulikan apa pun dan langsung membunuhnya di atas arena, apa dia masih bisa bertahan?Pertanyaan ini sama sekali tidak penting.Seorang muridnya berkata dengan sedikit terkejut, "Guru, Ardika benar-benar brutal. Saat berhadapan dengan Guru, dia sangat patuh. Tapi, saat berhadapan dengan orang lain, dia langsung melancarkan serangan mematikan.""Sekarang sepertinya hanya Guru yang bisa menundukkannya ....""Pffttt!"Sebelum murid itu selesai berbicara, air teh dalam mulut Haron sudah muncrat membasahi wajah murid tersebut."Guru?"Murid itu mengira topik pembicaraan yang dibahasnya ini membuat Haron tidak puas. Dalam sekejap, dia langsung merasa gelisah."Hmm, nggak apa-apa."Haron melambaikan tangannya, ekspresinya sedikit aneh.Hanya dia sendiri yang mengetahui alasan di balik re
"Dia ingin bertemu denganku?"Ardika mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan santai, "Di mana?""Di luar Kompleks Vila Bumantara. Begitu dia sampai di sini, anak buah yang kuatur untuk berjaga, langsung menahannya. Mendengar dia bilang ingin menyampaikan pesan dari Haron, kami sudah menggeledahnya, nggak ada masalah. Kak Ardika, apa kami perlu membiarkannya masuk?"Sejak kejadian Luna diculik, kini pihak Levin sudah memperketat penjagaan.Setiap orang yang kemungkinan akan mengancam keselamatan Ardika sekeluarga, pasti akan ditahan terlebih dahulu."Aku akan keluar menemuinya."Ardika berdiri, lalu berjalan keluar...."Lepaskan aku! Sekarang aku mewakili Tuan Haron, sedangkan kalian hanya bekerja untuk Ardika! Tahukah kalian bahkan dia pun nggak berani menyinggungku?!"Klito sedang ditahan oleh dua anak buah Levin. Saat ini, dia terus berteriak seperti orang gila.Levin sudah tidak tahan lagi, dia pun melambaikan tangannya dan berkata, "Suruh dia diam.""Plak!""Plak!"Dua tampara
Agar murid-muridnya tidak curiga, Haron dengan sangat murah hati mengirim rombongan mobil Maybach itu menuju ke rumah sakit untuk menjemput murid-murid dan keponakannya yang masih dirawat di rumah sakit.Para muridnya sangat tersentuh sampai berlinang air mata, merasa mereka tidak salah memilih guru.Mereka tahu guru mereka adalah orang yang sangat mementingkan harga diri. Namun, sekarang guru mereka malah bersedia menumpangi mobil sederhana, memilih untuk mengirim rombongan mobil mereka untuk menjemput mereka.Namun, mereka sama sekali tidak tahu, Haron mengambil tindakan ini hanya demi menutupi kecurigaan orang lain.Kalau berbicara secara blak-blakan, dia bertindak seperti ini karena takut Ardika mengejarnya dan langsung mengkhianati murid-murid dan keponakannya."Gila, gila, bagaimana bisa ada monster seperti Ardika di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini?""Ternyata memang benar, aku tetap tinggal di Vila Harmon tanpa menginjakkan kaki keluar dari ibu kota provinsi adalah pilihan
Haron terkejut setengah mati.Kalau dia tidak mati di Kota Banyuli, tetapi malah mati dalam kecelakaan mobil menuju ke ibu kota provinsi, menjadi hantu gentayangan pun dia tidak akan rela.Sambil memegang kepalanya, Haron berkata dengan marah, "Dasar bajingan! Kamu bisa mengendarai mobil atau nggak?!"Saat ini, murid yang bertugas mengemudi itu menoleh dan berkata, "Guru, mobil di depan mengalami pecah ban, ada yang menaruh pemecah ban di sana!""Ada yang membuat jebakan?"Ekspresi Haron sedikit berubah."Turun dari mobil, kita lewat jalan kecil!"Dia segera membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Dia ingin mengandalkan kedua kakinya untuk berjalan melewati perbatasan Kota Banyuli.Namun, begitu mereka semua keluar dari mobil, mereka melihat beberapa orang muncul dari semak-semak di kedua sisi jalan. Sementara itu, sudah ada sebuah truk besar melaju dari arah depan.Saat ini, orang-orang itu berjalan menghampiri mereka dengan langkah kaki yang tidak cepat, juga tidak lambat."Ardika
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d