Saat ini, Haron benar-benar ingin menghabisi Ardika, agar bisa menyelesaikan masalah hingga tuntas!Namun, dia tahu dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sementara itu, orang-orang yang tidak memahami makna tersirat ucapan Ardika, mengira Ardika masih keras kepala di saat seperti ini."Eh, Ardika, Tuan Haron sudah berbesar hati mengampuni nyawamu! Berani-beraninya kamu bersikap lancang pada Tuan Haron! Bagaimana bisa ada pecundang nggak tahu malu sepertimu di dunia ini?!""Benar-benar mempermalukan Kota Banyuli saja!"Dalam sekejap, banyak orang yang melontarkan makian terhadap Ardika.Di antara orang-orang ini, suara Weigus dan para investor dari luar kota, beserta Tiano, Klito dan yang lainnya paling keras.Hari ini Ardika sudah diinjak-injak oleh Haron.Tentu saja mereka paling senang, seperti sedang melewati tahun baru. Mereka melontarkan ejekan terhadap Ardika sesuka hati mereka untuk melampiaskan kekesalan dalam hati mereka sebelumnya.Dengan memasang ekspresi dingin, Haron be
Pada saat bersamaan, Levin juga sudah mengerti satu hal.Dia sudah mengerti mengapa Ardika bisa kalah dari Haron tadi.Karena Luna telah diculik, Ardika terpaksa harus mengalah.Mengingat karena hal ini, Ardika berakhir menjadi bahan ejekan dan bahan tertawaan di seluruh Kota Banyuli, dia menjadi makin gelisah.Dalam sekejap, bulir-bulir keringat dingin langsung bercucuran di kening Levin. "Begini, Kak Ardika, orang-orang yang kukirim untuk melindungi Kak Luna, selalu menghubungiku untuk memberiku laporan setiap lima menit sekali.""Tiga menit yang lalu mereka masih memberiku laporan, mengatakan nggak ada yang aneh di Kediaman Keluarga Basagita!"Melalui reaksi Levin, Ardika mendapati pria itu tidak berbohong."Aku akan menghubungi mereka untuk menanyakan apa yang terjadi!"Dengan kepala dipenuhi keringat dingin, Levin mengeluarkan ponselnya.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Hubungi mereka nggak ada gunanya, suruh Tina menggerakkan relasi dunia preman untuk mencarinya.""Ya, benar
Ardika bukannya sama sekali tidak tahu tentang Haron.Setelah Kaori dilumpuhkan olehnya, anak buah Haron tidak ada yang bisa membantu Haron untuk menangani hal-hal kesehariannya.Karena tidak berdaya, dia tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan Sumalin, walaupun wanita itu telah menyebabkan Jafur menjadi koma.Jadi, Ardika langsung meyakini dalang di balik rencana penculikan Luna adalah Sumalin!Sebaliknya, orang yang sangat mementingkan reputasi seperti Haron, biarpun dia ingin menculik Luna, juga akan menginstruksikan orang lain untuk melakukannya. Dia sendiri bahkan tidak tahu detailnya.Karena itulah, dari awal Ardika tidak memilih untuk membuang-buang waktunya untuk Haron.Ardika sendiri sudah tahu betapa kejinya wanita bernama Sumalin itu.Sekarang pertandingannya dengan Haron, kalau berbicara agak kasar, Luna sudah tidak ada nilai yang bisa dimanfaatkan lagi.Sangat sulit dipastikan Sumalin tidak akan bertindak nekat terhadap Luna.Bagaimanapun juga, juga ada dendam yang sa
Bagi Yaori sendiri, ini adalah kesempatan emas untuk membalikkan keadaan. Karena itulah, dia langsung menyetujui penawaran itu tanpa ragu.Namun, setelah mengalami kejadian-kejadian dicampakkan oleh para majikannya, dia sudah tidak menaruh harapan pada majikannya.Kebetulan Wulan menemuinya dan ingin meminta uang tebusan sebesar dua triliun dari Ardika.Keduanya langsung mencapai kesepakatan bersama."Nona Wulan sudah bekerja keras, kali ini berkat kamu, aku nggak hanya bisa memainkan wanita itu, juga bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar! Haha!"Yaori menyodorkan sebotol air sambil tertawa terbahak-bahak."Pak Yaori mainkan saja dia sesuka hati, kalau bisa mainkan dia sampai dia lumpuh, agar semua orang Kota Banyuli tahu istri Ardika hanya sekadar boneka bekas!" kata Wulan dengan tajam.Dia menerima air yang disodorkan padanya itu tanpa meminumnya. Dia sudah bukan Wulan yang dulu lagi.Walaupun dia berada di pihak yang sama dengan Yaori, tetapi dia tetap waspada.Dia tahu bekerja s
Anggota Keluarga Basagita terkejut setengah mati. Mereka mengira ada penagih utang yang datang.Sebelumnya, Kediaman Keluarga Basagita diserang oleh para penagih utang. Hingga saat ini, membayangkan momen itu saja masih membuat mereka ketakutan."Ardika!"Namun, setelah melihat dengan jelas wajah orang yang datang, ekspresi anggota Keluarga Basagita secara naluriah berubah menjadi marah. Namun, mereka segera mengubah ekspresi mereka.Ardika yang sekarang sudah bukan orang yang bisa anggota Keluarga Basagita singgung.Presdir Grup Bintang Darma, manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Hanya dengan dua identitas ini saja, anggota Keluarga Basagita sudah mengerti, Ardika bukanlah orang yang kala itu disebut-sebut sebagai pecundang.Paling tidak, anggota Keluarga Basagita tidak berhak mengatainya pecundang.Saat ini, ekspresi Ardika tampak sedingin es, sangat jelas dia datang bukan berniat baik.Anggota Keluarga Basagita sangat gelisah, mereka tidak mengerti apa lagi yang telah mereka lak
Akhirnya Wisnu bisa bernapas. Sambil memegang lehernya, dia terbatuk-batuk dengan ekspresi kesakitan.Ekspresi Yanto berubah menjadi sangat masam. Namun, kalau dia disuruh memilih antara putra atau putrinya, dia tetap memilih putranya tanpa ragu."Aku akan menelepon Wulan."Setelah mengucapkan beberapa patah pada istrinya, Yanto berkata dengan ekspresi masam, "Wulan memberi tahu kami, dia dikeluarkan dari penjara oleh seseorang yang dipanggil Nyonya Tisya. Tadi malam, Bu Sumalin, orang yang katanya adalah pelayan Nyonya Tisya datang menemuinya, nggak tahu membicarakan apa ....""Hal-hal ini nggak perlu dibicarakan lagi."Ardika sudah bisa menebaknya, dia langsung menyela Yanto, "Kalau begitu, kalian juga nggak tahu di mana Wulan berada?""Kami benar-benar nggak tahu apa-apa. Kami bersungguh-sungguh, Ardika. Percayalah pada kami," kata Yanto dengan nada bicara memohon.Tidak mendapati ada tanda-tanda kebohongan pada ekspresi pria itu, Ardika menganggukkan kepalanya pada Nadia dan berkat
Beberapa tahun terakhir, bisnis Tentara Bayaran Lane sudah berkembang ke negara timur.Keluarga Basuki Kota Gamiga sudah lama bekerja sama dengan Tentara Bayaran Lane.Kali ini, Haron menginstruksikan Sumalin mengatur orang untuk menculik Luna.Merasa bersalah sekaligus ketakutan karena perbuatannya sebelumnya, Tisya hanya bisa menawarkan harga tinggi untuk mengundang Tentara Bayaran Lane ke Kota Banyuli."Oke, bawa aku ke sana. Aku akan menunggu Ardika di sana."Tisya berkata dengan acuh tak acuh, "Helios, anjing yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku dengar Ardika bisa menghubunginya.""Kali ini aku akan memanfaatkan istri bajingan ini untuk memaksanya membantuku menghubungi Helios.""Baik!"Sumalin segera mempersilakan Tisya masuk ke dalam mobil.Namun, Ardika terlebih dahulu sampai dibandingkan mereka.Saat ini, Ardika sudah menemukan lokasi pabrik di pinggiran kota ini dengan meminta tim tempur Kota Banyuli melacak nomor Wulan.Sekeliling pabrik ini sangat luas, hanya ada ham
Sekitar dua puluh orang itu langsung mengepung Ardika dari segala arah."Bocah, untuk apa kamu bersikap seperti ini? Bisa-bisanya kamu berlagak hebat di hadapan kami, benar-benar sudah bosan hidup ...."Ketua kelompok itu sangat percaya diri, dia mengembuskan asapnya ke wajah Ardika, lalu mengulurkan lengannya, hendak menyerang bagian leher Ardika."Plak!"Sorot mata Ardika berubah menjadi dingin, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu.Kemudian, sebelum lawannya sempar bereaksi, dia langsung menarik pergelangan tangan pria itu dan memutarnya, lalu memasukkan puntung rokok itu ke dalam mulut pria tersebut."Hmmphhh!"Lidah ketua kelompok itu terbakar, membuatnya terus menerus mengeluarkan suara kesakitan."Eh, bocah, cepat lepaskan dia!"Petugas keamanan lainnya langsung marah besar dan mengarahkan tongkat besi mereka ke Ardika."Bam!"Ardika melayangkan satu tendangan ke arah ketua kelompok itu, hingga membuat tubuhnya terpental ke arah sekelompok orang itu.Satu men
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses
"Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi
Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k
Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu
Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l
Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar
Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed
"Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d
"Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,