Anggota Keluarga Basagita terkejut setengah mati. Mereka mengira ada penagih utang yang datang.Sebelumnya, Kediaman Keluarga Basagita diserang oleh para penagih utang. Hingga saat ini, membayangkan momen itu saja masih membuat mereka ketakutan."Ardika!"Namun, setelah melihat dengan jelas wajah orang yang datang, ekspresi anggota Keluarga Basagita secara naluriah berubah menjadi marah. Namun, mereka segera mengubah ekspresi mereka.Ardika yang sekarang sudah bukan orang yang bisa anggota Keluarga Basagita singgung.Presdir Grup Bintang Darma, manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Hanya dengan dua identitas ini saja, anggota Keluarga Basagita sudah mengerti, Ardika bukanlah orang yang kala itu disebut-sebut sebagai pecundang.Paling tidak, anggota Keluarga Basagita tidak berhak mengatainya pecundang.Saat ini, ekspresi Ardika tampak sedingin es, sangat jelas dia datang bukan berniat baik.Anggota Keluarga Basagita sangat gelisah, mereka tidak mengerti apa lagi yang telah mereka lak
Akhirnya Wisnu bisa bernapas. Sambil memegang lehernya, dia terbatuk-batuk dengan ekspresi kesakitan.Ekspresi Yanto berubah menjadi sangat masam. Namun, kalau dia disuruh memilih antara putra atau putrinya, dia tetap memilih putranya tanpa ragu."Aku akan menelepon Wulan."Setelah mengucapkan beberapa patah pada istrinya, Yanto berkata dengan ekspresi masam, "Wulan memberi tahu kami, dia dikeluarkan dari penjara oleh seseorang yang dipanggil Nyonya Tisya. Tadi malam, Bu Sumalin, orang yang katanya adalah pelayan Nyonya Tisya datang menemuinya, nggak tahu membicarakan apa ....""Hal-hal ini nggak perlu dibicarakan lagi."Ardika sudah bisa menebaknya, dia langsung menyela Yanto, "Kalau begitu, kalian juga nggak tahu di mana Wulan berada?""Kami benar-benar nggak tahu apa-apa. Kami bersungguh-sungguh, Ardika. Percayalah pada kami," kata Yanto dengan nada bicara memohon.Tidak mendapati ada tanda-tanda kebohongan pada ekspresi pria itu, Ardika menganggukkan kepalanya pada Nadia dan berkat
Beberapa tahun terakhir, bisnis Tentara Bayaran Lane sudah berkembang ke negara timur.Keluarga Basuki Kota Gamiga sudah lama bekerja sama dengan Tentara Bayaran Lane.Kali ini, Haron menginstruksikan Sumalin mengatur orang untuk menculik Luna.Merasa bersalah sekaligus ketakutan karena perbuatannya sebelumnya, Tisya hanya bisa menawarkan harga tinggi untuk mengundang Tentara Bayaran Lane ke Kota Banyuli."Oke, bawa aku ke sana. Aku akan menunggu Ardika di sana."Tisya berkata dengan acuh tak acuh, "Helios, anjing yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku dengar Ardika bisa menghubunginya.""Kali ini aku akan memanfaatkan istri bajingan ini untuk memaksanya membantuku menghubungi Helios.""Baik!"Sumalin segera mempersilakan Tisya masuk ke dalam mobil.Namun, Ardika terlebih dahulu sampai dibandingkan mereka.Saat ini, Ardika sudah menemukan lokasi pabrik di pinggiran kota ini dengan meminta tim tempur Kota Banyuli melacak nomor Wulan.Sekeliling pabrik ini sangat luas, hanya ada ham
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s