"Anak Muda, kamu masih keras kepala, ya? Kamu mengira aku menang darimu hanya dengan mengandalkan keberuntungan?"Haron mendongak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kursi penonton dan berkata dengan suara lantang, "Semuanya, bagaimana menurut kalian?""Hahaha ...."Orang-orang yang duduk di kursi penonton langsung tertawa terbahak-bahak."Eh, Ardika, kamu bahkan nggak sanggup menahan satu serangan dari Tuan Haron, atas dasar apa kamu berbicara seperti itu?!""Atas dasar sebelumnya kamu memprovokasi Tuan Haron dengan sebegitunya dan melumpuhkan muridnya, kalau aku adalah Tuan Haron, aku pasti nggak akan berbelas kasihan. Aku pasti akan menghajarmu hingga mati di arena!""Tuan Haron terlalu baik hati, dia nggak tega mencabut nyawamu.""Jelas-jelas sudah tahu pasti akan kalah, tapi tetap saja keras kepala! Di saat seperti ini, kamu masih bisa keras kepala! Benar-benar memalukan!"Orang-orang yang memang mendukung Haron, saat ini mereka tentu saja melontarkan ejekan dan sindiran terhad
Saat ini, Haron benar-benar ingin menghabisi Ardika, agar bisa menyelesaikan masalah hingga tuntas!Namun, dia tahu dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sementara itu, orang-orang yang tidak memahami makna tersirat ucapan Ardika, mengira Ardika masih keras kepala di saat seperti ini."Eh, Ardika, Tuan Haron sudah berbesar hati mengampuni nyawamu! Berani-beraninya kamu bersikap lancang pada Tuan Haron! Bagaimana bisa ada pecundang nggak tahu malu sepertimu di dunia ini?!""Benar-benar mempermalukan Kota Banyuli saja!"Dalam sekejap, banyak orang yang melontarkan makian terhadap Ardika.Di antara orang-orang ini, suara Weigus dan para investor dari luar kota, beserta Tiano, Klito dan yang lainnya paling keras.Hari ini Ardika sudah diinjak-injak oleh Haron.Tentu saja mereka paling senang, seperti sedang melewati tahun baru. Mereka melontarkan ejekan terhadap Ardika sesuka hati mereka untuk melampiaskan kekesalan dalam hati mereka sebelumnya.Dengan memasang ekspresi dingin, Haron be
Pada saat bersamaan, Levin juga sudah mengerti satu hal.Dia sudah mengerti mengapa Ardika bisa kalah dari Haron tadi.Karena Luna telah diculik, Ardika terpaksa harus mengalah.Mengingat karena hal ini, Ardika berakhir menjadi bahan ejekan dan bahan tertawaan di seluruh Kota Banyuli, dia menjadi makin gelisah.Dalam sekejap, bulir-bulir keringat dingin langsung bercucuran di kening Levin. "Begini, Kak Ardika, orang-orang yang kukirim untuk melindungi Kak Luna, selalu menghubungiku untuk memberiku laporan setiap lima menit sekali.""Tiga menit yang lalu mereka masih memberiku laporan, mengatakan nggak ada yang aneh di Kediaman Keluarga Basagita!"Melalui reaksi Levin, Ardika mendapati pria itu tidak berbohong."Aku akan menghubungi mereka untuk menanyakan apa yang terjadi!"Dengan kepala dipenuhi keringat dingin, Levin mengeluarkan ponselnya.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Hubungi mereka nggak ada gunanya, suruh Tina menggerakkan relasi dunia preman untuk mencarinya.""Ya, benar
Ardika bukannya sama sekali tidak tahu tentang Haron.Setelah Kaori dilumpuhkan olehnya, anak buah Haron tidak ada yang bisa membantu Haron untuk menangani hal-hal kesehariannya.Karena tidak berdaya, dia tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan Sumalin, walaupun wanita itu telah menyebabkan Jafur menjadi koma.Jadi, Ardika langsung meyakini dalang di balik rencana penculikan Luna adalah Sumalin!Sebaliknya, orang yang sangat mementingkan reputasi seperti Haron, biarpun dia ingin menculik Luna, juga akan menginstruksikan orang lain untuk melakukannya. Dia sendiri bahkan tidak tahu detailnya.Karena itulah, dari awal Ardika tidak memilih untuk membuang-buang waktunya untuk Haron.Ardika sendiri sudah tahu betapa kejinya wanita bernama Sumalin itu.Sekarang pertandingannya dengan Haron, kalau berbicara agak kasar, Luna sudah tidak ada nilai yang bisa dimanfaatkan lagi.Sangat sulit dipastikan Sumalin tidak akan bertindak nekat terhadap Luna.Bagaimanapun juga, juga ada dendam yang sa
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd