Pada saat bersamaan, Levin juga sudah mengerti satu hal.Dia sudah mengerti mengapa Ardika bisa kalah dari Haron tadi.Karena Luna telah diculik, Ardika terpaksa harus mengalah.Mengingat karena hal ini, Ardika berakhir menjadi bahan ejekan dan bahan tertawaan di seluruh Kota Banyuli, dia menjadi makin gelisah.Dalam sekejap, bulir-bulir keringat dingin langsung bercucuran di kening Levin. "Begini, Kak Ardika, orang-orang yang kukirim untuk melindungi Kak Luna, selalu menghubungiku untuk memberiku laporan setiap lima menit sekali.""Tiga menit yang lalu mereka masih memberiku laporan, mengatakan nggak ada yang aneh di Kediaman Keluarga Basagita!"Melalui reaksi Levin, Ardika mendapati pria itu tidak berbohong."Aku akan menghubungi mereka untuk menanyakan apa yang terjadi!"Dengan kepala dipenuhi keringat dingin, Levin mengeluarkan ponselnya.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Hubungi mereka nggak ada gunanya, suruh Tina menggerakkan relasi dunia preman untuk mencarinya.""Ya, benar
Ardika bukannya sama sekali tidak tahu tentang Haron.Setelah Kaori dilumpuhkan olehnya, anak buah Haron tidak ada yang bisa membantu Haron untuk menangani hal-hal kesehariannya.Karena tidak berdaya, dia tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan Sumalin, walaupun wanita itu telah menyebabkan Jafur menjadi koma.Jadi, Ardika langsung meyakini dalang di balik rencana penculikan Luna adalah Sumalin!Sebaliknya, orang yang sangat mementingkan reputasi seperti Haron, biarpun dia ingin menculik Luna, juga akan menginstruksikan orang lain untuk melakukannya. Dia sendiri bahkan tidak tahu detailnya.Karena itulah, dari awal Ardika tidak memilih untuk membuang-buang waktunya untuk Haron.Ardika sendiri sudah tahu betapa kejinya wanita bernama Sumalin itu.Sekarang pertandingannya dengan Haron, kalau berbicara agak kasar, Luna sudah tidak ada nilai yang bisa dimanfaatkan lagi.Sangat sulit dipastikan Sumalin tidak akan bertindak nekat terhadap Luna.Bagaimanapun juga, juga ada dendam yang sa
Bagi Yaori sendiri, ini adalah kesempatan emas untuk membalikkan keadaan. Karena itulah, dia langsung menyetujui penawaran itu tanpa ragu.Namun, setelah mengalami kejadian-kejadian dicampakkan oleh para majikannya, dia sudah tidak menaruh harapan pada majikannya.Kebetulan Wulan menemuinya dan ingin meminta uang tebusan sebesar dua triliun dari Ardika.Keduanya langsung mencapai kesepakatan bersama."Nona Wulan sudah bekerja keras, kali ini berkat kamu, aku nggak hanya bisa memainkan wanita itu, juga bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar! Haha!"Yaori menyodorkan sebotol air sambil tertawa terbahak-bahak."Pak Yaori mainkan saja dia sesuka hati, kalau bisa mainkan dia sampai dia lumpuh, agar semua orang Kota Banyuli tahu istri Ardika hanya sekadar boneka bekas!" kata Wulan dengan tajam.Dia menerima air yang disodorkan padanya itu tanpa meminumnya. Dia sudah bukan Wulan yang dulu lagi.Walaupun dia berada di pihak yang sama dengan Yaori, tetapi dia tetap waspada.Dia tahu bekerja s
Anggota Keluarga Basagita terkejut setengah mati. Mereka mengira ada penagih utang yang datang.Sebelumnya, Kediaman Keluarga Basagita diserang oleh para penagih utang. Hingga saat ini, membayangkan momen itu saja masih membuat mereka ketakutan."Ardika!"Namun, setelah melihat dengan jelas wajah orang yang datang, ekspresi anggota Keluarga Basagita secara naluriah berubah menjadi marah. Namun, mereka segera mengubah ekspresi mereka.Ardika yang sekarang sudah bukan orang yang bisa anggota Keluarga Basagita singgung.Presdir Grup Bintang Darma, manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Hanya dengan dua identitas ini saja, anggota Keluarga Basagita sudah mengerti, Ardika bukanlah orang yang kala itu disebut-sebut sebagai pecundang.Paling tidak, anggota Keluarga Basagita tidak berhak mengatainya pecundang.Saat ini, ekspresi Ardika tampak sedingin es, sangat jelas dia datang bukan berniat baik.Anggota Keluarga Basagita sangat gelisah, mereka tidak mengerti apa lagi yang telah mereka lak
Akhirnya Wisnu bisa bernapas. Sambil memegang lehernya, dia terbatuk-batuk dengan ekspresi kesakitan.Ekspresi Yanto berubah menjadi sangat masam. Namun, kalau dia disuruh memilih antara putra atau putrinya, dia tetap memilih putranya tanpa ragu."Aku akan menelepon Wulan."Setelah mengucapkan beberapa patah pada istrinya, Yanto berkata dengan ekspresi masam, "Wulan memberi tahu kami, dia dikeluarkan dari penjara oleh seseorang yang dipanggil Nyonya Tisya. Tadi malam, Bu Sumalin, orang yang katanya adalah pelayan Nyonya Tisya datang menemuinya, nggak tahu membicarakan apa ....""Hal-hal ini nggak perlu dibicarakan lagi."Ardika sudah bisa menebaknya, dia langsung menyela Yanto, "Kalau begitu, kalian juga nggak tahu di mana Wulan berada?""Kami benar-benar nggak tahu apa-apa. Kami bersungguh-sungguh, Ardika. Percayalah pada kami," kata Yanto dengan nada bicara memohon.Tidak mendapati ada tanda-tanda kebohongan pada ekspresi pria itu, Ardika menganggukkan kepalanya pada Nadia dan berkat
Beberapa tahun terakhir, bisnis Tentara Bayaran Lane sudah berkembang ke negara timur.Keluarga Basuki Kota Gamiga sudah lama bekerja sama dengan Tentara Bayaran Lane.Kali ini, Haron menginstruksikan Sumalin mengatur orang untuk menculik Luna.Merasa bersalah sekaligus ketakutan karena perbuatannya sebelumnya, Tisya hanya bisa menawarkan harga tinggi untuk mengundang Tentara Bayaran Lane ke Kota Banyuli."Oke, bawa aku ke sana. Aku akan menunggu Ardika di sana."Tisya berkata dengan acuh tak acuh, "Helios, anjing yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku dengar Ardika bisa menghubunginya.""Kali ini aku akan memanfaatkan istri bajingan ini untuk memaksanya membantuku menghubungi Helios.""Baik!"Sumalin segera mempersilakan Tisya masuk ke dalam mobil.Namun, Ardika terlebih dahulu sampai dibandingkan mereka.Saat ini, Ardika sudah menemukan lokasi pabrik di pinggiran kota ini dengan meminta tim tempur Kota Banyuli melacak nomor Wulan.Sekeliling pabrik ini sangat luas, hanya ada ham
Sekitar dua puluh orang itu langsung mengepung Ardika dari segala arah."Bocah, untuk apa kamu bersikap seperti ini? Bisa-bisanya kamu berlagak hebat di hadapan kami, benar-benar sudah bosan hidup ...."Ketua kelompok itu sangat percaya diri, dia mengembuskan asapnya ke wajah Ardika, lalu mengulurkan lengannya, hendak menyerang bagian leher Ardika."Plak!"Sorot mata Ardika berubah menjadi dingin, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu.Kemudian, sebelum lawannya sempar bereaksi, dia langsung menarik pergelangan tangan pria itu dan memutarnya, lalu memasukkan puntung rokok itu ke dalam mulut pria tersebut."Hmmphhh!"Lidah ketua kelompok itu terbakar, membuatnya terus menerus mengeluarkan suara kesakitan."Eh, bocah, cepat lepaskan dia!"Petugas keamanan lainnya langsung marah besar dan mengarahkan tongkat besi mereka ke Ardika."Bam!"Ardika melayangkan satu tendangan ke arah ketua kelompok itu, hingga membuat tubuhnya terpental ke arah sekelompok orang itu.Satu men
Semua anggota Tentara Bayaran Lane adalah tentara-tentara pensiunan yang sudah berpengalaman di medan perang.Saat mereka berada di medan perang, kebanyakan dari mereka sudah pernah merasakan sendiri betapa hebatnya Tinju Dewa Perang, jurus mematikan ini seakan-akan sudah membekas dalam benak mereka.Saat ini, begitu melihat jurus yang ditunjukkan oleh Ardika, orang-orang asing tentara bayaran itu langsung mengetahui latar belakangnya.Orang yang menguasai Tinju Dewa Perang, sudah pasti adalah prajurit Negara Nusantara yang sudah berpengalaman di medan perang!"Oh? Kamu bisa mengenali Tinju Dewa Perang? Penglihatanmu lumayan bagus.""Tapi, kamu nggak tahu saat aku menciptakan jurus yang satu ini, aku menyebutnya sebagai Tinju Penghancur Musuh, secara khusus dikembangkan untuk membunuh tentara Aliansi Panca!"Ardika mendekati pria itu tanpa ekspresi sambil melontarkan kata-kata itu dengan dingin."Apa? Kamu yang menciptakan dan mengembangkan Tinju Dewa Perang?!""Kalau ... kalau begitu,
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk