Semua orang sudah meninggalkan aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Hanya Haron dan para muridnya, serta anggota Keluarga Rewind yang gemetaran ketakutan masih berada di sana.Tekanan yang mereka rasakan paling besar.Karena sebelumnya tidak tahu mengapa Haron tiba-tiba marah besar, bahkan seakan-akan juga sudah membenci Keluarga Rewind."Kemarilah."Haron duduk di tempat duduk utama, mengambil garpu, menjepit sepotong daging bebek dengan perlahan, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.Belasan hidangan yang telah dipersiapkan secara khusus oleh Keluarga Rewind, sama sekali belum terpegang."Brak!"Sumalin, Klito dan yang lainnya berjalan menghampiri Haron dengan patuh, lalu berlutut di hadapannya.Haron meminta muridnya untuk menuangkan anggur untuknya. Kemudian, dia melirik Sumalin dan berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana? Apakah kamu sudah memikirkannya dengan jelas?""Tu ... Tuan Haron, aku sudah memikirkannya dengan jelas!""Aku seharusnya nggak mengambil keputusan secara sepih
Ekspresi cemas tampak jelas di wajah Luna.Ardika tersenyum dan berkata, "Baik aku mempertimbangkannya atau nggak, dia tetap akan menargetkanku. Jangan dengar omong kosong Tina. Dia nggak memahami situasinya. Konflik antara aku dan Haron, sudah nggak bisa diselesaikan dengan cara berdamai lagi."Saat berada di perjamuan malam itu, Ardika baru tahu ternyata Haron sedang menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli.Kalau Haron mendengar ucapannya, melupakan delusi-delusi itu dan meninggalkan Kota Banyuli dengan patuh.Tentu saja mereka berdua akan baik-baik saja, tidak perlu saling menyinggung satu sama lain lagi.Namun, kalau Haron masih saja keras kepala.Maka pertarungan antara mereka sudah tidak bisa dihindari lagi.Tentu saja, Ardika sama sekali tidak peduli pilihan apa yang diambil oleh Haron.Karena semua konsekuensi itu, baik hidup maupun mati, akan ditanggung oleh Haron sendiri.Jujur saja, dia sama sekali tidak menganggap serius orang yang disebut-sebut sebagai ahli bela diri i
"Siapa kalian?!"Sopir Desta menegur dengan tajam. Melihat situasi itu, pengawal Desta dan yang lainnya juga segera keluar dari mobil.Sebelumnya, mereka menunggu di luar Kediaman Keluarga Rewind, jadi mereka sama sekali tidak mengenal Sumalin."Siapa kami? Tentu saja orang yang akan melumpuhkan kalian!"Pemimpin sekelompok orang itu adalah Sumalin, keningnya tampak terbalut oleh kain kasa. Sambil mengucapkan beberapa patah kata itu, dia tertawa dingin.Belasan orang ini, selain dua orang pria pendiam, sisanya adalah murid Haron."Jangan omong kosong lagi! Cepat lumpuhkan mereka!"Begitu Sumalin melambaikan tangannya, enam orang di antara belasan orang tersebut segera maju, masing-masing dari mereka menerjang ke arah sopir dan pengawal Desta dan yang lainnya.Dalam pertarungan satu lawan satu saja, para sopir dan pengawal ini bukanlah tandingan lawan mereka.Tanpa butuh waktu lama, mereka sudah tergeletak di tanah. Masing-masing dari mereka sudah patah satu kaki, mengeluarkan suara ter
Serigala Ganas juga terkekeh, lalu ikut menerjang ke depan."Ahhh ....""Ahh ...."Selanjutnya, pemandangan yang membuat orang merinding terpampang nyata di sana.Dengan iringan suara teriakan kesakitan, sekitar lima puluh atau enam puluh pengawal itu sudah dikalahkan oleh Tujuh Bilah dan Serigala Ganas. Mereka semua tergeletak tak berdaya di tanah!"Ssss!"Menyaksikan dua orang yang menerjang dengan ganas dan darah yang tampak jelas di tinju mereka, Desta dan yang lainnya tersentak saking ketakutannya.Aura dingin menjalar dari ujung kaki hingga ke kepala mereka!Tidak hanya mereka, bahkan Sumalin dan para murid Haron juga gugup bukan main.Kekuatan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas benar-benar menakutkan!Tidak salah lagi, mereka memang adalah raj tinju yang menguasai arena tinju dunia preman ibu kota provinsi!Tak lama kemudian, Tujuh Bilah dan Serigala Ganas berjalan kembali ke posisi mereka. Setelah melumpuhkan sekitar enam puluh orang pengawal, aura yang terpancar dari tubuh mereka
"Di Rumah Sakit Ortopedi," jawab Levin.Desta dan yang lainnya, beserta para pengawal mereka mengalami patah tulang, jadi langsung diantar ke Rumah Sakit Ortopedi.Rumah sakit itu adalah rumah sakit paling ahli dalam mengobati cedera tulang di Kota Banyuli. Roberto, kepala rumah sakit tersebut adalah murid Farlin.Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ayo, pergi lihat mereka.""Kak Ardika, apakah kamu benar-benar ingin pergi ke rumah sakit secara pribadi? Aku bisa mewakilimu pergi melihat mereka."Levin buru-buru membujuk Ardika, "Sekarang rumor sedang beredar luas di luar sana, mengatakan alasan Haron nggak menyerangmu adalah karena kamu bersembunyi di Kompleks Vila Bumantara. Di sini ada perlindungan dari prajurit tim tempur, mereka nggak berani masuk.""Begitu kamu keluar, kemungkinan besar Tujuh Bilah dan Serigala Ganas akan menyerangmu!"Dia tahu keterampilan bela diri Ardika sangat luar biasa, sebelumnya Ardika bisa melumpuhkan Tiga King Kong dengan mudah.Namun, rumor sed
Melihat ekspresi tenang sekaligus percaya diri Ardika, Levin tidak banyak berkomentar lagi.Saat Ardika meninggalkan rumah sakit, dia mendapati ada banyak orang yang menjulurkan kepala mereka di luar rumah sakit. Saat melihatnya, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka."Seharusnya orang-orang ini dikirim oleh berbagai keluarga untuk mencari informasi. Saat ini, orang-orang di Kota Banyuli sudah dibuat gelisah oleh Haron."Levin berkomentar.Seperti apa yang dia katakan, saat ini orang-orang kalangan kelas atas Kota Banyuli benar-benar terguncang.Haron benar-benar terlalu kejam.Karena tidak memihak padanya, malam itu juga Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax yang merupakan keluarga kelas satu Kota Banyuli tertimpa musibah. Tidak hanya sekitar enam puluh pengawal mereka saja yang dilumpuhkan, kepala keluarga tiga keluarga itu juga patah satu lengan.Suasana hati orang-orang yang memilih untuk mendukung Haron cukup baik, mereka merasa sangat senang.Haron makin aro
Walaupun diliputi amarah yang menggebu-gebu, Haron tetap sangat berhati-hati dalam mengambil tindakan.Ardika melenggang pergi ke rumah sakit begitu saja, bagaimana kalau ada jebakan?Bagaimanapun juga, bocah itu bukanlah orang yang mudah dihadapi.Selama ada sedikit risiko, Haron tidak akan bersedia mengambil risiko itu.Biarpun Ardika ingin menyerangnya, lokasi juga harus ditentukan di wilayah kekuasaannya.Setelah berpikir demikian, Haron melambaikan tangannya dan berkata, "Coba katakan, siapa yang lebih baik dijadikan target selanjutnya?""Tuan Haron, aku punya ide!"Klito yang mencari kesempatan untuk menjilat Haron setiap saat, akhirnya menemukan kesempatannya."Katakan."Haron mengangkat cangkir tehnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lawan bicaranya.Klito tersenyum dan berkata, "Tuan Haron, semalam selain Desta dan dua orang lainnya, Hadiman yang paling berlagak hebat di hadapan Tuan. Dia bahkan mempermalukan Tuan di hadapan banyak orang. Kupikir sebaiknya target selanju
Hanya dengan saran sepele seperti itu saja, mereka sudah bisa mendapatkan kepercayaan dari Haron.Tidak hanya bisa merebut kembali Hongkem dengan mudah, masa depan mereka pasti akan cerah.Saat ini, anggota Keluarga Rewind benar-benar senang!...Saat ini.Di kantor Asosiasi Kemanusiaan Holim.Setelah mengatur anggotanya, Revina bersiap naik bus besar untuk berangkat ke lokasi kegiatan kemanusiaan diselenggarakan."Kak Revina, cepat naik ke mobil!"Seseorang yang sudah berada di dalam mobil berseru.Kemampuan kerja Revina sangat luar biasa.Dia baru mengambil alih Asosiasi Kemanusiaan Holim tidak lama, tetapi dia sudah mengurus segala sesuatu dengan terstruktur dan memimpin semua bawahannya dengan baik."Oke, aku datang."Setelah melakukan pemeriksaan barang-barang sekali lagi, Revina bersiap naik ke mobil.Tepat pada saat ini, Sumalin membawa beberapa orang murid Haron menghampiri Revina. "Revina, ikutlah dengan kami kembali ke Kediaman Keluarga Rewind."Begitu melihat Sumalin, samar-
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d