Walaupun diliputi amarah yang menggebu-gebu, Haron tetap sangat berhati-hati dalam mengambil tindakan.Ardika melenggang pergi ke rumah sakit begitu saja, bagaimana kalau ada jebakan?Bagaimanapun juga, bocah itu bukanlah orang yang mudah dihadapi.Selama ada sedikit risiko, Haron tidak akan bersedia mengambil risiko itu.Biarpun Ardika ingin menyerangnya, lokasi juga harus ditentukan di wilayah kekuasaannya.Setelah berpikir demikian, Haron melambaikan tangannya dan berkata, "Coba katakan, siapa yang lebih baik dijadikan target selanjutnya?""Tuan Haron, aku punya ide!"Klito yang mencari kesempatan untuk menjilat Haron setiap saat, akhirnya menemukan kesempatannya."Katakan."Haron mengangkat cangkir tehnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lawan bicaranya.Klito tersenyum dan berkata, "Tuan Haron, semalam selain Desta dan dua orang lainnya, Hadiman yang paling berlagak hebat di hadapan Tuan. Dia bahkan mempermalukan Tuan di hadapan banyak orang. Kupikir sebaiknya target selanju
Hanya dengan saran sepele seperti itu saja, mereka sudah bisa mendapatkan kepercayaan dari Haron.Tidak hanya bisa merebut kembali Hongkem dengan mudah, masa depan mereka pasti akan cerah.Saat ini, anggota Keluarga Rewind benar-benar senang!...Saat ini.Di kantor Asosiasi Kemanusiaan Holim.Setelah mengatur anggotanya, Revina bersiap naik bus besar untuk berangkat ke lokasi kegiatan kemanusiaan diselenggarakan."Kak Revina, cepat naik ke mobil!"Seseorang yang sudah berada di dalam mobil berseru.Kemampuan kerja Revina sangat luar biasa.Dia baru mengambil alih Asosiasi Kemanusiaan Holim tidak lama, tetapi dia sudah mengurus segala sesuatu dengan terstruktur dan memimpin semua bawahannya dengan baik."Oke, aku datang."Setelah melakukan pemeriksaan barang-barang sekali lagi, Revina bersiap naik ke mobil.Tepat pada saat ini, Sumalin membawa beberapa orang murid Haron menghampiri Revina. "Revina, ikutlah dengan kami kembali ke Kediaman Keluarga Rewind."Begitu melihat Sumalin, samar-
Kediaman Keluarga Rewind.Setelah dibawa kembali, Revina langsung dikurung di sebuah halaman kecil.Tempat ini adalah tempat Hadiman sekeluarga dikurung sebelumnya.Beberapa orang anak buah Haron berjaga di tempat tersebut, menatap Revina dengan tatapan ganas.Hal yang membuat Revina merasa heran adalah, terkadang beberapa orang pria itu melemparkan sorot mata mesum ke arahnya.Hingga dia mendengar pembicaraan di antara dua orang pria itu secara tidak sengaja, dia baru mengetahui rencana mereka."Hehe, Guru sudah bilang, selama Ardika masih belum menunjukkan batang hidungnya saat jam makan siang, kita bisa memainkan gadis itu sesuka hati kita, membuat calon istri tuan muda Keluarga Basuki itu ternodai. Memikirkannya saja sudah membuatku bersemangat ....""Ya, aku sudah sedikit nggak sabar. Aku benar-benar berharap Ardika nggak berani datang. Gadis secantik itu, siapa yang nggak ingin memainkannya ...."Mendengar ucapan kedua orang itu, ekspresi Revina berubah menjadi pucat pasi saking
Namun, permohonan Revina sama sekali tidak ada gunanya, malah makin menyulut nafsu para binatang itu.Saat ini, salah seorang murid Haron menoleh ke arah Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, lalu berkata dengan ekspresi menjilat, "Raja Tinju, apakah kalian ingin menikmati gadis ini dulu?"Tujuh Bilah tidak menunjukkan ekspresi apa pun, bahkan tidak meliriknya sama sekali.Sementara itu, Serigala Ganas tersenyum dan menunjukkan ekspresi seakan-akan dia adalah orang yang polos, sedang sorot matanya tertuju pada antara kedua kaki murid-murid Haron itu. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.Gerak-geriknya itu membuat para murid Haron merinding.Tidak tahu mengapa, mereka seakan-akan merasakan hawa dingin di antara kedua kaki mereka.Tadi guru mereka mengatakan kedua orang ini tidak tertarik pada wanita.Apa mungkin mereka tertarik pada pria ...."Eh ... itu ... karena kalian berdua nggak ingin menikmatinya, maka kami akan mulai sekarang, ya."Setelah mengucapkan satu kalimat itu, murid ters
Dengan ruang sesempit itu, begitu Ardika memutar pinggangnya, dia menghindari keempat tinju itu dengan posisi tubuh yang cukup aneh.Pada saat bersamaan, masing-masing dari kedua tangannya menangkap tinju dari arah kiri dan kanannya.Dengan mengerahkan sedikit tenaga saja, dua orang murid Haron itu sudah diayunkan ke atas, lalu dibanting ke bawah olehnya."Bam!"Dua orang itu terpental dari arah yang berbeda, lalu menabrak lantai dengan keras, bahkan sampai permukaan tanah itu pun retak.Mereka langsung patah tulang, darah muncrat dari mulut dan hidung mereka.Setelahnya, tubuh mereka berkedut sejenak, lalu tidak bergerak lagi.Mereka sudah tewas di tempat!"Ssss!"Menyaksikan pemandangan menakutkan itu, dua orang murid Haron yang berada di sisi depan dan sisi belakang Ardika langsung tersentak. Ekspresi mereka berubah drastis.Mereka tidak menyangka Ardika tidak hanya bisa menghindari tinju mereka berempat, bahkan menghabisi dua orang rekan mereka dalam sekejap mata.Tanpa menunggu du
Ardika mengamati Revina sejenak, lalu tersenyum dan bertanya, "Kamu masih bisa berjalan, 'kan?""Hmm!"Revina menyeka air matanya dan segera berdiri.Kepribadian Revina cukup tangguh. Walaupun sebelumnya dia sudah putus asa saking ketakutannya, tetapi tidak separah sampai tidak bisa berjalan."Ayo pergi."Ardika langsung membawa Revina pergi melalui tembok pembatas yang telah hancur.Tujuh Bilah dan Serigala Ganas mengikuti mereka dari belakang.Mulai dari Ardika datang hingga pergi, hanya dua menit berlalu.Di aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Haron sudah mengirim Sumalin ke tempat lain.Pertama, kalau polisi datang kemari, dia bisa melempar tanggung jawab pada wanita itu.Kedua, dia juga tidak ingin wanita itu tahu Revina dilecehkan oleh murid-muridnya.Saat ini, yang bertugas melayaninya tetap adalah anggota Keluarga Rewind.Haron duduk di kursi malas sambil menikmati tehnya. Dia melirik jam duduk di seberangnya, lalu tersenyum dan berkata, "Sudah lewat jam makan siang, 'kan? Ard
"Dia hanyalah seorang gadis muda. Apa yang bisa kulakukan padanya?"Haron yang sedang duduk santai di kursi goyangnya melontarkan satu kalimat itu."Baguslah kalau begitu."Secara naluriah, Hadiman menghela napas lega. Dia mengira Haron masih tahu sedikit batasan.Namun.Detik berikutnya, Haron berkata dengan santai, "Tapi, beberapa orang muridku sedang bersamanya. Kalau pria dan wanita muda sedang bersama, nggak bisa dikatakan dengan jelas apa yang akan terjadi."Ekspresi Hadiman langsung berubah drastis.Dalam sekejap, matanya langsung memerah. "Haron, kalau terjadi sesuatu pada Revina, aku akan melawanmu dengan mempertaruhkan nyawaku!"Haron tertawa meremehkan, dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan Hadiman.Melawannya dengan mempertaruhkan nyawa?Kalaupun Hadiman punya seratus nyawa, juga nggak akan bisa menandingi satu nyawanya.Haron tertawa dengan bangga. "Pak Hadiman, untuk apa kamu emosi? Bukankah putrimu itu bersikeras nggak bersedia untuk menikah dengan Elsen si bodo
Sebelumnya, setelah mengetahui Revina diculik, Hadiman segera mengirimkan pesan kepada Revina, tetapi tidak mendapatkan tanggapan apa pun.Setelah Revina diselamatkan, gadis itu segera menghubungi dan mengirimkan pesan kepada kerabat dan keluarganya untuk memberitahukan pada mereka bahwa dia baik-baik saja.Di dalam pesan, Revina memang tidak mengungkapkan dengan jelas siapa yang telah menyelamatkannya.Namun, bagi Hadiman, hanya ada satu kemungkinan, yaitu Ardika.Karena dengan kepribadian Ardika, pemuda itu tidak mungkin berdiam diri saja melihat putrinya dalam bahaya."Ardika?""Bagaimana mungkin?!"Begitu mendengar ucapan Hadiman, reaksi pertama murid-murid Haron dan anggota Keluarga Rewind adalah tidak percaya.Terlepas dari apakah Ardika memiliki kemampuan untuk menghabisi empat orang murid tersebut, masih ada Tujuh Bilah dan Serigala Ganas di lokasi kejadian.Tujuh Bilah dan Serigala Ganas bisa mengalahkan sekitar enam puluh orang pengawal Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Kel