Kediaman Keluarga Rewind.Setelah dibawa kembali, Revina langsung dikurung di sebuah halaman kecil.Tempat ini adalah tempat Hadiman sekeluarga dikurung sebelumnya.Beberapa orang anak buah Haron berjaga di tempat tersebut, menatap Revina dengan tatapan ganas.Hal yang membuat Revina merasa heran adalah, terkadang beberapa orang pria itu melemparkan sorot mata mesum ke arahnya.Hingga dia mendengar pembicaraan di antara dua orang pria itu secara tidak sengaja, dia baru mengetahui rencana mereka."Hehe, Guru sudah bilang, selama Ardika masih belum menunjukkan batang hidungnya saat jam makan siang, kita bisa memainkan gadis itu sesuka hati kita, membuat calon istri tuan muda Keluarga Basuki itu ternodai. Memikirkannya saja sudah membuatku bersemangat ....""Ya, aku sudah sedikit nggak sabar. Aku benar-benar berharap Ardika nggak berani datang. Gadis secantik itu, siapa yang nggak ingin memainkannya ...."Mendengar ucapan kedua orang itu, ekspresi Revina berubah menjadi pucat pasi saking
Namun, permohonan Revina sama sekali tidak ada gunanya, malah makin menyulut nafsu para binatang itu.Saat ini, salah seorang murid Haron menoleh ke arah Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, lalu berkata dengan ekspresi menjilat, "Raja Tinju, apakah kalian ingin menikmati gadis ini dulu?"Tujuh Bilah tidak menunjukkan ekspresi apa pun, bahkan tidak meliriknya sama sekali.Sementara itu, Serigala Ganas tersenyum dan menunjukkan ekspresi seakan-akan dia adalah orang yang polos, sedang sorot matanya tertuju pada antara kedua kaki murid-murid Haron itu. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.Gerak-geriknya itu membuat para murid Haron merinding.Tidak tahu mengapa, mereka seakan-akan merasakan hawa dingin di antara kedua kaki mereka.Tadi guru mereka mengatakan kedua orang ini tidak tertarik pada wanita.Apa mungkin mereka tertarik pada pria ...."Eh ... itu ... karena kalian berdua nggak ingin menikmatinya, maka kami akan mulai sekarang, ya."Setelah mengucapkan satu kalimat itu, murid ters
Dengan ruang sesempit itu, begitu Ardika memutar pinggangnya, dia menghindari keempat tinju itu dengan posisi tubuh yang cukup aneh.Pada saat bersamaan, masing-masing dari kedua tangannya menangkap tinju dari arah kiri dan kanannya.Dengan mengerahkan sedikit tenaga saja, dua orang murid Haron itu sudah diayunkan ke atas, lalu dibanting ke bawah olehnya."Bam!"Dua orang itu terpental dari arah yang berbeda, lalu menabrak lantai dengan keras, bahkan sampai permukaan tanah itu pun retak.Mereka langsung patah tulang, darah muncrat dari mulut dan hidung mereka.Setelahnya, tubuh mereka berkedut sejenak, lalu tidak bergerak lagi.Mereka sudah tewas di tempat!"Ssss!"Menyaksikan pemandangan menakutkan itu, dua orang murid Haron yang berada di sisi depan dan sisi belakang Ardika langsung tersentak. Ekspresi mereka berubah drastis.Mereka tidak menyangka Ardika tidak hanya bisa menghindari tinju mereka berempat, bahkan menghabisi dua orang rekan mereka dalam sekejap mata.Tanpa menunggu du
Ardika mengamati Revina sejenak, lalu tersenyum dan bertanya, "Kamu masih bisa berjalan, 'kan?""Hmm!"Revina menyeka air matanya dan segera berdiri.Kepribadian Revina cukup tangguh. Walaupun sebelumnya dia sudah putus asa saking ketakutannya, tetapi tidak separah sampai tidak bisa berjalan."Ayo pergi."Ardika langsung membawa Revina pergi melalui tembok pembatas yang telah hancur.Tujuh Bilah dan Serigala Ganas mengikuti mereka dari belakang.Mulai dari Ardika datang hingga pergi, hanya dua menit berlalu.Di aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Haron sudah mengirim Sumalin ke tempat lain.Pertama, kalau polisi datang kemari, dia bisa melempar tanggung jawab pada wanita itu.Kedua, dia juga tidak ingin wanita itu tahu Revina dilecehkan oleh murid-muridnya.Saat ini, yang bertugas melayaninya tetap adalah anggota Keluarga Rewind.Haron duduk di kursi malas sambil menikmati tehnya. Dia melirik jam duduk di seberangnya, lalu tersenyum dan berkata, "Sudah lewat jam makan siang, 'kan? Ard
"Dia hanyalah seorang gadis muda. Apa yang bisa kulakukan padanya?"Haron yang sedang duduk santai di kursi goyangnya melontarkan satu kalimat itu."Baguslah kalau begitu."Secara naluriah, Hadiman menghela napas lega. Dia mengira Haron masih tahu sedikit batasan.Namun.Detik berikutnya, Haron berkata dengan santai, "Tapi, beberapa orang muridku sedang bersamanya. Kalau pria dan wanita muda sedang bersama, nggak bisa dikatakan dengan jelas apa yang akan terjadi."Ekspresi Hadiman langsung berubah drastis.Dalam sekejap, matanya langsung memerah. "Haron, kalau terjadi sesuatu pada Revina, aku akan melawanmu dengan mempertaruhkan nyawaku!"Haron tertawa meremehkan, dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan Hadiman.Melawannya dengan mempertaruhkan nyawa?Kalaupun Hadiman punya seratus nyawa, juga nggak akan bisa menandingi satu nyawanya.Haron tertawa dengan bangga. "Pak Hadiman, untuk apa kamu emosi? Bukankah putrimu itu bersikeras nggak bersedia untuk menikah dengan Elsen si bodo
Sebelumnya, setelah mengetahui Revina diculik, Hadiman segera mengirimkan pesan kepada Revina, tetapi tidak mendapatkan tanggapan apa pun.Setelah Revina diselamatkan, gadis itu segera menghubungi dan mengirimkan pesan kepada kerabat dan keluarganya untuk memberitahukan pada mereka bahwa dia baik-baik saja.Di dalam pesan, Revina memang tidak mengungkapkan dengan jelas siapa yang telah menyelamatkannya.Namun, bagi Hadiman, hanya ada satu kemungkinan, yaitu Ardika.Karena dengan kepribadian Ardika, pemuda itu tidak mungkin berdiam diri saja melihat putrinya dalam bahaya."Ardika?""Bagaimana mungkin?!"Begitu mendengar ucapan Hadiman, reaksi pertama murid-murid Haron dan anggota Keluarga Rewind adalah tidak percaya.Terlepas dari apakah Ardika memiliki kemampuan untuk menghabisi empat orang murid tersebut, masih ada Tujuh Bilah dan Serigala Ganas di lokasi kejadian.Tujuh Bilah dan Serigala Ganas bisa mengalahkan sekitar enam puluh orang pengawal Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Kel
"Lempar dia keluar!"Haron melambaikan tangannya, menginstruksikan muridnya untuk melempar Hadiman keluar dari Kediaman Keluarga Rewind.Kemudian, Haron menginstruksikan seseorang untuk memanggil Sumalin kembali, lalu berkata tanpa ekspresi, "Aku beri kamu waktu satu jam untuk mencari keberadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas.""Temukan mereka baik dalam kondisi hidup maupun mati!"Haron mengucapkan kalimat terakhir dengan gigi terkatup.Selama dia bisa menemukan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, maka keraguan dalam hatinya akan terjawab.Dia memang ingin langsung menghubungi kedua orang itu.Namun, mereka berdua bahkan tidak menggunakan ponsel."Baik!"Sumalin tidak berani banyak beromong kosong. Setelah membungkukkan badannya memberi hormat, dia langsung pergi menjalankan instruksi dari Haron.Dia merasa saat ini api amarah sudah bergejolak dalam hati Haron dan siap meledak kapan saja. Karena itulah, saat berada di dekat pria itu, dia selalu berhati-hati dan merasa ketakutan.Saat ini,
Sumalin bertanya dengan hati-hati, "Tapi Tuan Haron, sekarang Ardika si bajingan itu meminta Tuan untuk menyerahkan diri ke polisi, sepertinya dia benar-benar sangat percaya diri.""Sekarang keberadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas nggak jelas ...."Saat ini, Klito berkata dengan ekspresi menjilat, "Bu Sumalin, kamu sudah berpikir banyak. Biarpun nggak ada Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, dengan kekuatan Tuan Haron, Tuan Haron bisa menghabisi Ardika dengan satu tamparan saja.""Makin dia berlagak hebat, maka dia akan makin cepat mati!"Setelah mengetahui Ardika tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, dia dan anggota Keluarga Rewind lainnya juga sepenuhnya menghela napas lega.Untung saja.Kalau tidak, Ardika benar-benar sangat menakutkan.Namun, sanjungan dari Klito sama sekali tidak membuat Haron senang. Sebaliknya, ekspresinya kembali berubah menjadi tampak ragu.Semua orang merasa sedikit keheranan, termasuk para murid Haron.Mereka tidak mengerti
Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag
Sebelumnya, Ardika sudah meminta laboratorium tim tempur Kota Banyuli untuk memeriksa tubuh Serigala Ganas dan Tujuh Bilah. Tubuh fisik kedua orang ini berbeda dari orang biasa, bahkan pihak laboratorium pun tidak bisa memberikan penjelasan yang jelas.Kalau dibandingkan dengan Gustav yang memiliki postur tubuh tinggi dan kekar, Serigala Ganas yang kelihatan biasa-biasa saja, baru memiliki kekuatan supranatural.Kalau di zaman dahulu, sudah jelas dia adalah orang ganas yang luar biasa!"Huh!"Tepat pada saat ini, Antoine tiba-tiba mendengus dingin, lalu berjalan menghampiri Serigala Ganas tanpa ekspresi."Eh, bocah Negara Nusantara, hanya ada kekuatan besar saja nggak ada gunanya. Aku paling memandang rendah orang kasar yang nggak berotak seperti Gustav. Kamu sama saja dengannya.""Sekarang, sini bunuh aku!"Antoine melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat, sorot mata membunuhnya terpaku pada Serigala Ganas."Lawanmu adalah aku."Tepat pada saat ini, Tujuh Bilah yang da
"Setelah menerima satu tamparan dari Beruang Suci, si gemuk ini masih belum mati, kulit wajahnya cukup tebal.""Serigala Suci, jangan berbelas kasihan padanya, langsung habisi saja dia dengan satu tamparan!"Yugo dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak, sampai-sampai hampir meneteskan air mata.Mereka tidak pernah melihat orang sebodoh Serigala Ganas yang langsung ketakutan setengah mati, bahkan tidak tahu melakukan perlawanan.Di bawah sorakan beberapa orang itu, Gustav juga mengayunkan lengannya dengan sedikit kesal dan langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Serigala Ganas."Plak!"Kali ini, kepala Serigala Ganas langsung miring ke satu arah, bahkan terlihat jauh lebih bengkak dari tamparan sebelumnya.Namun, di luar dugaan semua orang, Serigala Ganas tidak mati.Bukan hanya tidak mati, Serigala Ganas bahkan masih bisa berdiri dengan kokoh di tempat. Kedua kakinya seolah-olah sudah terpaku di lantai.Perlu diketahui, dengan kekuatan Gustav, satu tamparannya itu bahkan bisa mene
Antoine dan Gustav juga tahu. Kali ini Tridon jauh-jauh membawa mereka dari Galea ke Negara Nusantara, karena bocah Negara Nusantara di hadapan mereka ini.Karena itulah, mereka berdua menyunggingkan seulas senyum jahat, sorot mata haus akan darah tampak makin jelas di mata mereka.Seiring dengan aura membunuh yang terpancar dari tubuh mereka, suasana di dalam ruangan itu seakan-akan menegang, membuat anak buah Yugo dan yang lainnya merinding ketakutan, bahkan sampai tidak berani bernapas dengan keras.Yomde menunjuk Antoine dan berkata, "Antoine, julukannya Ular Piton Putih, genius seni bela diri, menguasai Jiu-Jitsu, Muay Thai dan Karate. Nggak ada seorang pun di Tentara Bayaran Lane yang bisa mengalahkannya dalam pertarungan tangan kosong.""Jadi, aku berbaik hati mengingatkanmu, saat bertarung melawannya, jangan sampai terjerat olehnya. Kalau nggak, dia akan seperti ular piton yang melilit orang hingga mati hidup-hidup.""Yang ini adalah Gustav, julukannya Beruang Suci!"Yomde menu
Tepat pada saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Yugo, bukankah kamu mencari Keluarga Unima dan Elsy untuk membalas dendam padaku?""Sekarang aku sudah datang, biarkan mereka keluar, kita tangani masalah kita di sini, nggak masalah, bukan?"Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Yugo langsung berubah menjadi muram, teringat kejadian di kafe sebelumnya."Membalas dendam padamu? Hehe, memangnya kamu pantas?"Dia beranjak dari tempat duduknya, melambaikan tangannya dengan memasang ekspresi dingin. "Lepaskan mereka. Setelah aku selesai menangani masalah di sini, aku akan memainkan mereka perlahan-lahan."Setelah mendengar instruksi Yugo, anak buahnya baru membukakan jalan untuk Levin."Nona Elsy, ikut denganku."Levin menggendong Livy, lalu membawa Elsy dan Sharon keluar."Ardika, kamu harus hati-hati!"Elsy tahu ini adalah urusan antara pria, tidak ada gunanya dia tetap berada di sini. Setelah mengucapkan kalimat itu pada Ardika, dia langsung keluar."Terima kasih."Sementara itu,
"Dua orang wanita ini berhubungan dengan Ardika, yang satunya menyukai Ardika, yang satunya lagi memiliki hubungan yang lebih dekat lagi dengan Ardika.""Bisa mempermalukan wanitanya Ardika seperti ini, seharusnya bisa membantu Kak Yugo melampiaskan kekesalan dan amarah dipukul hari ini, bukan?""Saran Kak Yomde cukup bagus."Yugo menjentikkan jarinya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sharon dan Elsy. "Kalian sudah dengar sendiri ucapan Kak Yomde, 'kan? Kalau begitu, mulai lepas pakaian kalian sekarang. Bergeraklah dengan cepat, kesabaran kami ada batasnya."Begitu mendengar ucapannya, sekujur tubuh Sharon dan Elsy gemetaran, bulir-bulir air mata mulai menggenangi pelupuk mata mereka berdua."Livy, tutup mata ya, Sayang."Elsy menutupi mata putrinya, lalu mulai mengulurkan tangannya yang gemetarannya untuk membuka pakaiannya.Sharon juga melakukan hal yang sama."Siapa kalian?! Tuan Muda Zilwar sedang ada urusan di dalam! Kalau kalian nggak ingin mati, cepat pergi ....""Ahhh!"Te
"Oh ya, aku harap kamu mengerti, Kak Zilwar bisa membawa putrimu kemari, itu artinya dia juga bisa membawa ayah dan ibu mertuamu kemari.""Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik ...."Melihat Yugo yang tetap tersenyum seperti orang baik itu, Elsy menggigil ketakutan."Ini yang kamu sebut dengan nggak memaksa?" tanya Elsy dengan dingin."Ini ... kamu tanyakan saja pada Nona Sharon," kata Yugo sambil tersenyum.Sharon berkata tanpa ekspresi, "Kalau aku nggak bersedia, mereka akan membunuh anggota Keluarga Unima satu per satu, jadi aku hanya bisa bersedia."Ekspresi Elsy tampak sangat muram, dia tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu.Namun, dia tidak berani meragukan ucapan Yugo, Sharon dan yang lainnya.Karena bekas darah di lantai sangat jelas, bisa dibayangkan telah terjadi kasus pembunuhan di Kediaman Keluarga Unima sebelum dia datang ke sini.Elsy menarik napas dalam-dalam. Di saat seperti ini, mungkin hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkannya dan putrinya.S
Sorot mata penuh amarah terlihat di mata Sharon, tetapi dia takut merangsang Yomde dan Yugo, jadi dia hanya bisa memendam amarahnya.Sementara itu, Elsy tidak tahu identitas kedua orang itu. Begitu mendengar percakapan mereka, dia hanya merasa malu sekaligus kesal. Dengan wajah memerah, dia berkata dengan marah, "Sebenarnya siapa kalian? Apa kalian pernah memikirkan konsekuensi bertindak seperti ini?""Tempat ini adalah Kota Banyuli, kalau kalian berani bertindak sembarangan, kalian pasti akan menyesal!"Ekspresi malu sekaligus marah yang menghiasi wajah Elsy, malah membuat Yugo kian terpana.Diliputi oleh gejolak hasrat, Yugo mengambil gelas anggurnya dan menyesapnya, lalu berkata dengan ekspresi nyaman sekaligus senang, "Sekarang aku sudah percaya, perpaduan antara wanita cantik dan anggur adalah perpaduan yang sempurna.""Bu Elsy, perkenalkan, namaku Yugo, berasal dari Keluarga Dougli Galea. Kelak aku akan menjadi pewaris posisi Kepala Keluarga Dougli.""Kali ini, aku benar-benar mi
Ardika baru pertama kali mendengar Sharon menyukai dirinya.Dia tidak peduli apakah ini memang benar, atau hanya alasan yang dikarang oleh anggota Keluarga Unima agar dia menyelamatkan Sharon.Intinya, begitu mendengar nama Yugo dan Zilwar disebut, dia sudah tahu musibah yang menimpa Keluarga Unima kali ini pasti ada hubungannya dengannya."Kak Ardika."Tepat pada saat ini, Levin sudah datang. Setelah melirik Yesaya yang sedang berlutut di tanah sejenak, dia langsung berjalan menghampiri Ardika."Bagaimana hasil penyelidikan pihak Tina? Zilwar membawa Elsy ke mana?"Ardika melontarkan pertanyaan itu dengan suara dalam. Tentu saja dia lebih memedulikan keselamatan Elsy. Adapun mengenai Sharon, wanita itu urutan belakangan.Levin berkata, "Tina sudah memberiku informasi. Zilwar membawa Elsy ke Kediaman Keluarga Unima, pasti untuk bergabung dengan orang-orang Keluarga Dougli Galea."Ardika melambaikan tangannya, mengisyaratkan Yesaya untuk berdiri. Kemudian, dia bertanya, "Aku dengar-deng