"Lempar dia keluar!"Haron melambaikan tangannya, menginstruksikan muridnya untuk melempar Hadiman keluar dari Kediaman Keluarga Rewind.Kemudian, Haron menginstruksikan seseorang untuk memanggil Sumalin kembali, lalu berkata tanpa ekspresi, "Aku beri kamu waktu satu jam untuk mencari keberadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas.""Temukan mereka baik dalam kondisi hidup maupun mati!"Haron mengucapkan kalimat terakhir dengan gigi terkatup.Selama dia bisa menemukan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, maka keraguan dalam hatinya akan terjawab.Dia memang ingin langsung menghubungi kedua orang itu.Namun, mereka berdua bahkan tidak menggunakan ponsel."Baik!"Sumalin tidak berani banyak beromong kosong. Setelah membungkukkan badannya memberi hormat, dia langsung pergi menjalankan instruksi dari Haron.Dia merasa saat ini api amarah sudah bergejolak dalam hati Haron dan siap meledak kapan saja. Karena itulah, saat berada di dekat pria itu, dia selalu berhati-hati dan merasa ketakutan.Saat ini,
Sumalin bertanya dengan hati-hati, "Tapi Tuan Haron, sekarang Ardika si bajingan itu meminta Tuan untuk menyerahkan diri ke polisi, sepertinya dia benar-benar sangat percaya diri.""Sekarang keberadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas nggak jelas ...."Saat ini, Klito berkata dengan ekspresi menjilat, "Bu Sumalin, kamu sudah berpikir banyak. Biarpun nggak ada Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, dengan kekuatan Tuan Haron, Tuan Haron bisa menghabisi Ardika dengan satu tamparan saja.""Makin dia berlagak hebat, maka dia akan makin cepat mati!"Setelah mengetahui Ardika tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, dia dan anggota Keluarga Rewind lainnya juga sepenuhnya menghela napas lega.Untung saja.Kalau tidak, Ardika benar-benar sangat menakutkan.Namun, sanjungan dari Klito sama sekali tidak membuat Haron senang. Sebaliknya, ekspresinya kembali berubah menjadi tampak ragu.Semua orang merasa sedikit keheranan, termasuk para murid Haron.Mereka tidak mengerti
Bertanding secara adil.Haron tahu dia sama sekali tidak mungkin bisa mengalahkan Ardika.Jadi, kalau benar-benar dia sendiri yang pergi menemui Ardika, atau Ardika yang datang mencarinya, dia pasti akan mati.Dia hanya bisa menggunakan cara bertanding di arena ini untuk mengulur waktu.Dengan cara seperti ini, dia secara tidak langsung memaksa Ardika untuk tidak menyerangnya. Kalau tidak, Ardika sendiri pasti akan menjadi bahan makian banyak orang.Namun.Haron sendiri juga tahu dia tidak bisa kalah dalam pertandingan ini.Dia tidak sanggup menerima konsekuensi dikalahkan oleh seorang menantu benalu. Dia tidak hanya akan kehilangan reputasi baiknya yang telah dia jaga selama bertahun-tahun ini.Bahkan setelah dia kembali ke ibu kota provinsi pun, pasti akan ada banyak orang yang muncul untuk memperburuk situasinya, Vila Harmon juga kemungkinan bisa hancur diserang.Reputasi yang telah dibangun dan harta kekayaan yang telah dikumpulkannya selama bertahun-tahun, akan hilang tanpa mening
Ardika sudah berpengalaman di medan perang selama bertahun-tahun, baik orang aneh maupun hal-hal yang aneh sudah sering ditemuinya, jadi dia tidak terkejut.Dia sangat tertarik untuk mengetahui situasi kedua orang itu. Karena itulah, dia langsung menyerahkan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas kepada tim tempur Kota Banyuli, agar pihak tim tempur sekalian melakukan penelitian di saat memeriksa kondisi tubuh kedua orang itu.Itulah sebabnya mengapa Sumalin mengatakan mereka berdua seperti sudah menghilang ditelan bumi."Jangan banyak berpikir lagi, aku akan mengantarmu pulang dulu."Ardika menepuk-nepuk kepala Revina.Revina berkata, "Kak Ardika, aku ingin menjenguk staf-staf yang sedang dirawat di rumah sakit.""Oke."Setelah mengantar Revina ke rumah sakit dan meminta Levin mengirim orang untuk berjaga, Ardika baru pergi."Kak Ardika, Haron meminta bawahannya untuk mengumumkan, katanya dia akan mengadakan pertandingan arena, ingin bertanding melawanmu secara adil!"Saat dalam perjalanan pu
Empat King Kong.Mereka adalah empat orang dengan kemampuan paling luar biasa di antara sekian banyaknya murid Haron.Di ibu kota provinsi, boleh dibilang mereka juga adalah tokoh hebat yang disegani.Sebelumnya, katanya mereka bahkan membuat keributan di Grup Lautan Berlian. Sang raja preman, Tina, bahkan tidak berani menyinggung mereka.Ardika mampu melumpuhkan keempat orang ini, itu sudah cukup untuk membuktikan kekuatannya sangat luar biasa.Karena itulah, Haron membuat janji untuk bertanding melawan Ardika, tampaknya juga tidak bisa dibilang sebagai penindasan.Namun, sang ahli bela diri itu menyiapkan arena pertandingan, ingin bertanding melawan Ardika secara adil.Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Haron sangat percaya pada kemampuan diri sendiri. Kalau tidak, dia tidak mungkin mempertaruhkan reputasinya selama puluhan tahun untuk bertanding melawan Ardika.Bagaimanapun juga, kesenjangan identitas dan kedudukan antara kedua orang ini sangatlah besar.Yang satu adala
"Luna, cepat hentikan suami bodohmu ini, jangan sampai dia cari mati sendiri. Aku nggak ingin melihatmu menjadi janda di usiamu yang masih begitu muda."Setelah melontarkan kata-kata itu pada Luna, Tina langsung pergi.Dia tahu Ardika adalah orang yang sangat mementingkan harga diri, pasti tidak akan mendengar ucapannya.Setelah Tina pergi, Luna merangkul lengan Ardika dan berkata, "Sayang, besok jangan pergi, ya? Biarkan saja orang lain mau berkata apa, lagi pula kita nggak ada ruginya." Bahkan demi menenangkan suaminya, terdengar sedikit nada bicara manja dalam ucapannya.Ardika menganggukkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Oke, nggak pergi, ya nggak pergi."Dia harus menangani Haron si tua bangka itu.Dia tidak bisa membiarkan si tua bangka itu terus menerus bertindak semena-mena, mengacaukan Kota Banyuli.Namun, dia tidak ingin membuat Luna mengkhawatirkannya. Dia hanya bisa menyetujui saran istrinya untuk sementara waktu.Setelah mendengar jawaban dari suaminya, Luna baru tenang.
Penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga, Hamdi dan Lukmi juga turut hadir. Namun, karena identitas mereka sebagai anggota pemerintahan, tidak terlalu pantas kalau mereka hadir di tempat seperti ini.Karena itulah, mereka tidak menonjolkan diri, keduanya memakai topi.Saat ini, Hamdi bertanya pada Desta yang lengannya masih diperban, "Tuan Desta, menurut kalian, apakah Tuan Ardika bisa menang?"Desta, Zaki dan Baron hadir di sini dengan dipapah oleh orang lain. Mereka bertiga masih dalam kondisi lengan diperban. Melihat mereka hadir di sini dengan kondisi seperti ini, orang-orang lainnya melemparkan sorot mata aneh ke arah mereka.Beberapa hari yang lalu, lengan mereka baru saja dipatahkan, hari ini mereka malah sudah muncul di sasana tinju.Sepertinya kepala keluarga tiga keluarga ini memang sudah bertekad untuk mendukung Ardika."Tuan Ardika seharusnya bisa menang, 'kan?"Nada bicara agak ragu terdengar dalam ucapan Desta.Walaupun dia tahu identitas asli Ardika, tetapi bag
Bagaimanapun juga, agak aneh anggota pemerintahan hadir di sini. Terlebih lagi, kedudukan Hamdi dan Lukmi tidaklah rendah. Mereka adalah penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga Kota Banyuli.Saat ini, ekspresi Hamdi dan Lukmi juga sedikit berubah.Mereka tidak menyangka Haron bisa menyadari keberadaan mereka.Sepertinya saat mereka memasuki tempat ini, anak buah Haron juga menyadari keberadaan mereka.Apa pria itu ... sedang menunjukkan wibawa dengan cara seperti ini?Hamdi berdiri dan berkata, "Hormat kepada Tuan Haron. Pertandingan seperti ini adalah pertandingan ilegal. Kediaman Wali Kota beranggapan pertandingan ini bisa dijadikan sebagai pertandingan persahabatan saja. Kami berharap Tuan Haron bisa berhenti di saat yang tepat."Dia merasa tidak buruk juga identitasnya terekspos.Paling tidak, Haron tidak berani bertindak terlalu semena-mena, bukan?Namun, pemikiran Hamdi salah. Saat ini, tingkat arogan Haron sudah mencapai titik puncaknya. Pria itu sama sekali tidak men