Bisa-bisanya Haron mengatakan tidak ada orang lain lagi di Kota Banyuli!Bukankah itu sudah sangat jelas menunjukkan betapa Haron memandang rendah Kota Banyuli?!Namun, menghadapi orang sekuat Haron, tidak ada seorang pun yang bisa bertindak untuk menyangkal ucapan pria itu.Beberapa orang mulai menaruh harapan. Kalau hari ini Ardika bisa mengalahkan Haron, pasti sangat bagus.Dengan begitu, kekesalan dan amarah penduduk Kota Banyuli bisa terlampiaskan.Namun ....Hingga sekarang Ardika masih belum muncul.Haron mengerutkan keningnya dan berkata, "Di mana Ardika? Dia belum sampai juga?"Semua orang di tempat itu mengamati sekeliling, tetapi tidak menemukan sosok bayangan Ardika."Hahaha! Pecundang itu pasti sudah takut pada Tuan Haron! Dia nggak berani datang lagi!""Kulihat sebelumnya dia pasti menggunakan cara curang untuk mengalahkan Empat King Kong, sebenarnya dia nggak punya kemampuan apa-apa!""Bocah itu hanya berlagak hebat saja, saat diajak bertanding, dia langsung menjadi peng
Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, semua orang di tempat itu menunjukkan ekspresi heran.Klito adalah orang pertama yang mengentakkan kakinya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu menuduh Tuan Haron seperti itu di hadapan banyak orang!""Tuan Haron adalah seorang ahli bela diri! Dengan identitas dan kedudukannya, memangnya kamu pikir dia akan menipu orang-orang seperti kamu yang hanya pecundang yang bisa menuangkan air cuci kaki saja?"Anggota Keluarga Rewind juga ikut melontarkan makian terhadap Ardika.Haron adalah seorang penipu?Bagaimana mungkin?Mereka sama sekali tidak bisa memercayai hal seperti ini.Kalau tidak, tamat sudah riwayat Keluarga Rewind.Ardika melirik Haron yang ekspresinya tampak muram itu, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Aku nggak bilang dia bukan ahli bela diri. Hanya saja, dia memperoleh identitasnya itu dengan mengandalkan uang. Bagi yang cerdas, pasti sudah mengerti."Suasana kembali hening."Ardika,
"Di mana aku?"Luna mengedipkan matanya dengan kebingungan.Begitu dia membuka matanya, dia melihat sosok bayangan dua orang yang kabur di kejauhan. Mereka seperti sedang berbicara.Namun, pandangannya sangat kabur, bahkan sosok bayangan dua orang itu juga tampak bergerak-gerak, sama sekali tidak bisa terlihat jelas.Permukaan tanah yang basah, hawa dingin yang menjalar ke sekujur tubuhnya, membuat Luna gemetaran.Dia mulai merasakan firasat buruk.Luna berusaha keras mengingat-ingat, seolah-olah ingin mengingat sesuatu.Tiba-tiba, ekspresi kesakitan terlihat di wajahnya. Dia merasakan kepalanya seperti akan meledak, sampai-sampai membuatnya tidak tahan dan mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Luna tidak bisa mengingat apa pun, dia hanya ingat sebelumnya dia mengunjungi Kediaman Keluarga Basagita bersama orang tuanya."Eh? Gadis Negara Nusantara ini sudah bangun?"Tak jauh dari sana, dua orang pria yang sedang duduk di bangku kecil sambil mengobrol dan merokok mendengar suara tersebu
Sorot mata penuh amarah tampak jelas di mata Luna.Hari ini, saat dia dan orang tuanya mengunjungi Kediaman Keluarga Basagita, seluruh anggota Keluarga Basagita, mulai dari Tuan Besar Basagita hingga Wulan, Wisnu dan yang lainnya sangat baik dan ramah pada keluarganya.Terutama Wulan, wanita itu menunjukkan ekspresi seolah-olah dia benar-benar sudah menyesali perbuatannya.Luna sekeluarga berhati lembut. Mereka berpikir bagaimanapun juga orang-orang itu adalah keluarga mereka, jadi mereka memutuskan untuk membiarkan hal-hal yang telah berlalu, berlalu saja.Saat Wulan mengundangnya untuk pergi melakukan perawatan kecantikan, dia juga tidak menolak.Siapa sangka, Wulan kembali mencelakainya.Wulan berjalan menghampiri Luna, lalu menatapnya dengan tatapan sedingin es dan berkata, "Luna, bisa-bisanya kamu mengataiku mencelakaimu?""Apa kamu tahu bagaimana hari-hari yang kulalui saat berada di dalam sana? Semua penderitaan yang kualami karena kamu dan Ardika si sialan itu!"Sebelumnya, saa
Jelas-jelas Luna pergi ke Kediaman Keluarga Basagita.Levin juga sudah mengatur orang untuk melindungi istrinya secara diam-diam. Hingga sekarang, belum ada laporan ada situasi yang aneh.Lalu, bagaimana istrinya bisa jatuh ke tangan Haron?Ardika melirik Levin yang berada tak jauh dari sana, yang tampak tenang seolah-olah tidak tahu apa-apa itu. Pada akhirnya, dia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkahkan kakinya ke arena.Hal ini menyangkut Luna. Terlepas dari foto itu memang benar, atau Haron hanya sengaja menjebaknya.Ardika tidak berani bertaruh.Dia berjalan menaiki arena perlahan-lahan. Niat membunuh yang terpancar di tubuh Ardika juga sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia kembali tampak tenang seperti biasanya.Namun, ekspresinya tetap sangat dingin."Haron, kamu benar-benar nggak tahu batasan, kamu melakukan apa saja untuk menggapai tujuanmu.""Ini nggak lebih dari kemenangan dan kekalahan sebuah pertandingan, sebenarnya aku sama sekali nggak peduli.""Kalau kamu i
"Haron, jurusmu ini adalah Jurus Telapak Tangan Lembut legendaris itu, 'kan?"Melihat seulas senyum meremehkan yang menghiasi wajah Ardika, samar-samar ekspresi malu karena marah menghiasi wajah Haron. Dia langsung menyerang Ardika tepat di dada Ardika.Ardika sama sekali tidak menghindar, serangan ini sama sekali tidak bisa melukainya.Hanya terasa seperti digelitik.Namun, mengingat selembar foto yang diterimanya tadi, Ardika tetap sangat kooperatif. Dia langsung melangkah mundur beberapa langkah dan menunjukkan ekspresi seakan-akan kesakitan.Sontak saja pemandangan itu membuat para penonton heboh seketika.Awalnya mereka mengira dengan kekuatan Ardika yang bisa melumpuhkan Tiga King Kong sekaligus, pasti cukup kuat untuk melawan Haron puluhan jurus.Saat itu, kalau Ardika berakhir dengan kekalahan, juga sesuai dengan dugaan mereka.Siapa sangka Ardika bahkan tidak bisa menahan serangan pertama dari Haron."Bukankah Ardika terlalu lemah? Apakah dia benar-benar telah melumpuhkan Tiga
"Anak Muda, kamu masih keras kepala, ya? Kamu mengira aku menang darimu hanya dengan mengandalkan keberuntungan?"Haron mendongak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kursi penonton dan berkata dengan suara lantang, "Semuanya, bagaimana menurut kalian?""Hahaha ...."Orang-orang yang duduk di kursi penonton langsung tertawa terbahak-bahak."Eh, Ardika, kamu bahkan nggak sanggup menahan satu serangan dari Tuan Haron, atas dasar apa kamu berbicara seperti itu?!""Atas dasar sebelumnya kamu memprovokasi Tuan Haron dengan sebegitunya dan melumpuhkan muridnya, kalau aku adalah Tuan Haron, aku pasti nggak akan berbelas kasihan. Aku pasti akan menghajarmu hingga mati di arena!""Tuan Haron terlalu baik hati, dia nggak tega mencabut nyawamu.""Jelas-jelas sudah tahu pasti akan kalah, tapi tetap saja keras kepala! Di saat seperti ini, kamu masih bisa keras kepala! Benar-benar memalukan!"Orang-orang yang memang mendukung Haron, saat ini mereka tentu saja melontarkan ejekan dan sindiran terhad
Saat ini, Haron benar-benar ingin menghabisi Ardika, agar bisa menyelesaikan masalah hingga tuntas!Namun, dia tahu dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sementara itu, orang-orang yang tidak memahami makna tersirat ucapan Ardika, mengira Ardika masih keras kepala di saat seperti ini."Eh, Ardika, Tuan Haron sudah berbesar hati mengampuni nyawamu! Berani-beraninya kamu bersikap lancang pada Tuan Haron! Bagaimana bisa ada pecundang nggak tahu malu sepertimu di dunia ini?!""Benar-benar mempermalukan Kota Banyuli saja!"Dalam sekejap, banyak orang yang melontarkan makian terhadap Ardika.Di antara orang-orang ini, suara Weigus dan para investor dari luar kota, beserta Tiano, Klito dan yang lainnya paling keras.Hari ini Ardika sudah diinjak-injak oleh Haron.Tentu saja mereka paling senang, seperti sedang melewati tahun baru. Mereka melontarkan ejekan terhadap Ardika sesuka hati mereka untuk melampiaskan kekesalan dalam hati mereka sebelumnya.Dengan memasang ekspresi dingin, Haron be
Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag
Sebelumnya, Ardika sudah meminta laboratorium tim tempur Kota Banyuli untuk memeriksa tubuh Serigala Ganas dan Tujuh Bilah. Tubuh fisik kedua orang ini berbeda dari orang biasa, bahkan pihak laboratorium pun tidak bisa memberikan penjelasan yang jelas.Kalau dibandingkan dengan Gustav yang memiliki postur tubuh tinggi dan kekar, Serigala Ganas yang kelihatan biasa-biasa saja, baru memiliki kekuatan supranatural.Kalau di zaman dahulu, sudah jelas dia adalah orang ganas yang luar biasa!"Huh!"Tepat pada saat ini, Antoine tiba-tiba mendengus dingin, lalu berjalan menghampiri Serigala Ganas tanpa ekspresi."Eh, bocah Negara Nusantara, hanya ada kekuatan besar saja nggak ada gunanya. Aku paling memandang rendah orang kasar yang nggak berotak seperti Gustav. Kamu sama saja dengannya.""Sekarang, sini bunuh aku!"Antoine melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat, sorot mata membunuhnya terpaku pada Serigala Ganas."Lawanmu adalah aku."Tepat pada saat ini, Tujuh Bilah yang da
"Setelah menerima satu tamparan dari Beruang Suci, si gemuk ini masih belum mati, kulit wajahnya cukup tebal.""Serigala Suci, jangan berbelas kasihan padanya, langsung habisi saja dia dengan satu tamparan!"Yugo dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak, sampai-sampai hampir meneteskan air mata.Mereka tidak pernah melihat orang sebodoh Serigala Ganas yang langsung ketakutan setengah mati, bahkan tidak tahu melakukan perlawanan.Di bawah sorakan beberapa orang itu, Gustav juga mengayunkan lengannya dengan sedikit kesal dan langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Serigala Ganas."Plak!"Kali ini, kepala Serigala Ganas langsung miring ke satu arah, bahkan terlihat jauh lebih bengkak dari tamparan sebelumnya.Namun, di luar dugaan semua orang, Serigala Ganas tidak mati.Bukan hanya tidak mati, Serigala Ganas bahkan masih bisa berdiri dengan kokoh di tempat. Kedua kakinya seolah-olah sudah terpaku di lantai.Perlu diketahui, dengan kekuatan Gustav, satu tamparannya itu bahkan bisa mene
Antoine dan Gustav juga tahu. Kali ini Tridon jauh-jauh membawa mereka dari Galea ke Negara Nusantara, karena bocah Negara Nusantara di hadapan mereka ini.Karena itulah, mereka berdua menyunggingkan seulas senyum jahat, sorot mata haus akan darah tampak makin jelas di mata mereka.Seiring dengan aura membunuh yang terpancar dari tubuh mereka, suasana di dalam ruangan itu seakan-akan menegang, membuat anak buah Yugo dan yang lainnya merinding ketakutan, bahkan sampai tidak berani bernapas dengan keras.Yomde menunjuk Antoine dan berkata, "Antoine, julukannya Ular Piton Putih, genius seni bela diri, menguasai Jiu-Jitsu, Muay Thai dan Karate. Nggak ada seorang pun di Tentara Bayaran Lane yang bisa mengalahkannya dalam pertarungan tangan kosong.""Jadi, aku berbaik hati mengingatkanmu, saat bertarung melawannya, jangan sampai terjerat olehnya. Kalau nggak, dia akan seperti ular piton yang melilit orang hingga mati hidup-hidup.""Yang ini adalah Gustav, julukannya Beruang Suci!"Yomde menu
Tepat pada saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Yugo, bukankah kamu mencari Keluarga Unima dan Elsy untuk membalas dendam padaku?""Sekarang aku sudah datang, biarkan mereka keluar, kita tangani masalah kita di sini, nggak masalah, bukan?"Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Yugo langsung berubah menjadi muram, teringat kejadian di kafe sebelumnya."Membalas dendam padamu? Hehe, memangnya kamu pantas?"Dia beranjak dari tempat duduknya, melambaikan tangannya dengan memasang ekspresi dingin. "Lepaskan mereka. Setelah aku selesai menangani masalah di sini, aku akan memainkan mereka perlahan-lahan."Setelah mendengar instruksi Yugo, anak buahnya baru membukakan jalan untuk Levin."Nona Elsy, ikut denganku."Levin menggendong Livy, lalu membawa Elsy dan Sharon keluar."Ardika, kamu harus hati-hati!"Elsy tahu ini adalah urusan antara pria, tidak ada gunanya dia tetap berada di sini. Setelah mengucapkan kalimat itu pada Ardika, dia langsung keluar."Terima kasih."Sementara itu,
"Dua orang wanita ini berhubungan dengan Ardika, yang satunya menyukai Ardika, yang satunya lagi memiliki hubungan yang lebih dekat lagi dengan Ardika.""Bisa mempermalukan wanitanya Ardika seperti ini, seharusnya bisa membantu Kak Yugo melampiaskan kekesalan dan amarah dipukul hari ini, bukan?""Saran Kak Yomde cukup bagus."Yugo menjentikkan jarinya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sharon dan Elsy. "Kalian sudah dengar sendiri ucapan Kak Yomde, 'kan? Kalau begitu, mulai lepas pakaian kalian sekarang. Bergeraklah dengan cepat, kesabaran kami ada batasnya."Begitu mendengar ucapannya, sekujur tubuh Sharon dan Elsy gemetaran, bulir-bulir air mata mulai menggenangi pelupuk mata mereka berdua."Livy, tutup mata ya, Sayang."Elsy menutupi mata putrinya, lalu mulai mengulurkan tangannya yang gemetarannya untuk membuka pakaiannya.Sharon juga melakukan hal yang sama."Siapa kalian?! Tuan Muda Zilwar sedang ada urusan di dalam! Kalau kalian nggak ingin mati, cepat pergi ....""Ahhh!"Te
"Oh ya, aku harap kamu mengerti, Kak Zilwar bisa membawa putrimu kemari, itu artinya dia juga bisa membawa ayah dan ibu mertuamu kemari.""Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik ...."Melihat Yugo yang tetap tersenyum seperti orang baik itu, Elsy menggigil ketakutan."Ini yang kamu sebut dengan nggak memaksa?" tanya Elsy dengan dingin."Ini ... kamu tanyakan saja pada Nona Sharon," kata Yugo sambil tersenyum.Sharon berkata tanpa ekspresi, "Kalau aku nggak bersedia, mereka akan membunuh anggota Keluarga Unima satu per satu, jadi aku hanya bisa bersedia."Ekspresi Elsy tampak sangat muram, dia tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu.Namun, dia tidak berani meragukan ucapan Yugo, Sharon dan yang lainnya.Karena bekas darah di lantai sangat jelas, bisa dibayangkan telah terjadi kasus pembunuhan di Kediaman Keluarga Unima sebelum dia datang ke sini.Elsy menarik napas dalam-dalam. Di saat seperti ini, mungkin hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkannya dan putrinya.S
Sorot mata penuh amarah terlihat di mata Sharon, tetapi dia takut merangsang Yomde dan Yugo, jadi dia hanya bisa memendam amarahnya.Sementara itu, Elsy tidak tahu identitas kedua orang itu. Begitu mendengar percakapan mereka, dia hanya merasa malu sekaligus kesal. Dengan wajah memerah, dia berkata dengan marah, "Sebenarnya siapa kalian? Apa kalian pernah memikirkan konsekuensi bertindak seperti ini?""Tempat ini adalah Kota Banyuli, kalau kalian berani bertindak sembarangan, kalian pasti akan menyesal!"Ekspresi malu sekaligus marah yang menghiasi wajah Elsy, malah membuat Yugo kian terpana.Diliputi oleh gejolak hasrat, Yugo mengambil gelas anggurnya dan menyesapnya, lalu berkata dengan ekspresi nyaman sekaligus senang, "Sekarang aku sudah percaya, perpaduan antara wanita cantik dan anggur adalah perpaduan yang sempurna.""Bu Elsy, perkenalkan, namaku Yugo, berasal dari Keluarga Dougli Galea. Kelak aku akan menjadi pewaris posisi Kepala Keluarga Dougli.""Kali ini, aku benar-benar mi
Ardika baru pertama kali mendengar Sharon menyukai dirinya.Dia tidak peduli apakah ini memang benar, atau hanya alasan yang dikarang oleh anggota Keluarga Unima agar dia menyelamatkan Sharon.Intinya, begitu mendengar nama Yugo dan Zilwar disebut, dia sudah tahu musibah yang menimpa Keluarga Unima kali ini pasti ada hubungannya dengannya."Kak Ardika."Tepat pada saat ini, Levin sudah datang. Setelah melirik Yesaya yang sedang berlutut di tanah sejenak, dia langsung berjalan menghampiri Ardika."Bagaimana hasil penyelidikan pihak Tina? Zilwar membawa Elsy ke mana?"Ardika melontarkan pertanyaan itu dengan suara dalam. Tentu saja dia lebih memedulikan keselamatan Elsy. Adapun mengenai Sharon, wanita itu urutan belakangan.Levin berkata, "Tina sudah memberiku informasi. Zilwar membawa Elsy ke Kediaman Keluarga Unima, pasti untuk bergabung dengan orang-orang Keluarga Dougli Galea."Ardika melambaikan tangannya, mengisyaratkan Yesaya untuk berdiri. Kemudian, dia bertanya, "Aku dengar-deng