Ardika sudah berpengalaman di medan perang selama bertahun-tahun, baik orang aneh maupun hal-hal yang aneh sudah sering ditemuinya, jadi dia tidak terkejut.Dia sangat tertarik untuk mengetahui situasi kedua orang itu. Karena itulah, dia langsung menyerahkan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas kepada tim tempur Kota Banyuli, agar pihak tim tempur sekalian melakukan penelitian di saat memeriksa kondisi tubuh kedua orang itu.Itulah sebabnya mengapa Sumalin mengatakan mereka berdua seperti sudah menghilang ditelan bumi."Jangan banyak berpikir lagi, aku akan mengantarmu pulang dulu."Ardika menepuk-nepuk kepala Revina.Revina berkata, "Kak Ardika, aku ingin menjenguk staf-staf yang sedang dirawat di rumah sakit.""Oke."Setelah mengantar Revina ke rumah sakit dan meminta Levin mengirim orang untuk berjaga, Ardika baru pergi."Kak Ardika, Haron meminta bawahannya untuk mengumumkan, katanya dia akan mengadakan pertandingan arena, ingin bertanding melawanmu secara adil!"Saat dalam perjalanan pu
Empat King Kong.Mereka adalah empat orang dengan kemampuan paling luar biasa di antara sekian banyaknya murid Haron.Di ibu kota provinsi, boleh dibilang mereka juga adalah tokoh hebat yang disegani.Sebelumnya, katanya mereka bahkan membuat keributan di Grup Lautan Berlian. Sang raja preman, Tina, bahkan tidak berani menyinggung mereka.Ardika mampu melumpuhkan keempat orang ini, itu sudah cukup untuk membuktikan kekuatannya sangat luar biasa.Karena itulah, Haron membuat janji untuk bertanding melawan Ardika, tampaknya juga tidak bisa dibilang sebagai penindasan.Namun, sang ahli bela diri itu menyiapkan arena pertandingan, ingin bertanding melawan Ardika secara adil.Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Haron sangat percaya pada kemampuan diri sendiri. Kalau tidak, dia tidak mungkin mempertaruhkan reputasinya selama puluhan tahun untuk bertanding melawan Ardika.Bagaimanapun juga, kesenjangan identitas dan kedudukan antara kedua orang ini sangatlah besar.Yang satu adala
"Luna, cepat hentikan suami bodohmu ini, jangan sampai dia cari mati sendiri. Aku nggak ingin melihatmu menjadi janda di usiamu yang masih begitu muda."Setelah melontarkan kata-kata itu pada Luna, Tina langsung pergi.Dia tahu Ardika adalah orang yang sangat mementingkan harga diri, pasti tidak akan mendengar ucapannya.Setelah Tina pergi, Luna merangkul lengan Ardika dan berkata, "Sayang, besok jangan pergi, ya? Biarkan saja orang lain mau berkata apa, lagi pula kita nggak ada ruginya." Bahkan demi menenangkan suaminya, terdengar sedikit nada bicara manja dalam ucapannya.Ardika menganggukkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Oke, nggak pergi, ya nggak pergi."Dia harus menangani Haron si tua bangka itu.Dia tidak bisa membiarkan si tua bangka itu terus menerus bertindak semena-mena, mengacaukan Kota Banyuli.Namun, dia tidak ingin membuat Luna mengkhawatirkannya. Dia hanya bisa menyetujui saran istrinya untuk sementara waktu.Setelah mendengar jawaban dari suaminya, Luna baru tenang.
Penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga, Hamdi dan Lukmi juga turut hadir. Namun, karena identitas mereka sebagai anggota pemerintahan, tidak terlalu pantas kalau mereka hadir di tempat seperti ini.Karena itulah, mereka tidak menonjolkan diri, keduanya memakai topi.Saat ini, Hamdi bertanya pada Desta yang lengannya masih diperban, "Tuan Desta, menurut kalian, apakah Tuan Ardika bisa menang?"Desta, Zaki dan Baron hadir di sini dengan dipapah oleh orang lain. Mereka bertiga masih dalam kondisi lengan diperban. Melihat mereka hadir di sini dengan kondisi seperti ini, orang-orang lainnya melemparkan sorot mata aneh ke arah mereka.Beberapa hari yang lalu, lengan mereka baru saja dipatahkan, hari ini mereka malah sudah muncul di sasana tinju.Sepertinya kepala keluarga tiga keluarga ini memang sudah bertekad untuk mendukung Ardika."Tuan Ardika seharusnya bisa menang, 'kan?"Nada bicara agak ragu terdengar dalam ucapan Desta.Walaupun dia tahu identitas asli Ardika, tetapi bag
Bagaimanapun juga, agak aneh anggota pemerintahan hadir di sini. Terlebih lagi, kedudukan Hamdi dan Lukmi tidaklah rendah. Mereka adalah penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga Kota Banyuli.Saat ini, ekspresi Hamdi dan Lukmi juga sedikit berubah.Mereka tidak menyangka Haron bisa menyadari keberadaan mereka.Sepertinya saat mereka memasuki tempat ini, anak buah Haron juga menyadari keberadaan mereka.Apa pria itu ... sedang menunjukkan wibawa dengan cara seperti ini?Hamdi berdiri dan berkata, "Hormat kepada Tuan Haron. Pertandingan seperti ini adalah pertandingan ilegal. Kediaman Wali Kota beranggapan pertandingan ini bisa dijadikan sebagai pertandingan persahabatan saja. Kami berharap Tuan Haron bisa berhenti di saat yang tepat."Dia merasa tidak buruk juga identitasnya terekspos.Paling tidak, Haron tidak berani bertindak terlalu semena-mena, bukan?Namun, pemikiran Hamdi salah. Saat ini, tingkat arogan Haron sudah mencapai titik puncaknya. Pria itu sama sekali tidak men
Bisa-bisanya Haron mengatakan tidak ada orang lain lagi di Kota Banyuli!Bukankah itu sudah sangat jelas menunjukkan betapa Haron memandang rendah Kota Banyuli?!Namun, menghadapi orang sekuat Haron, tidak ada seorang pun yang bisa bertindak untuk menyangkal ucapan pria itu.Beberapa orang mulai menaruh harapan. Kalau hari ini Ardika bisa mengalahkan Haron, pasti sangat bagus.Dengan begitu, kekesalan dan amarah penduduk Kota Banyuli bisa terlampiaskan.Namun ....Hingga sekarang Ardika masih belum muncul.Haron mengerutkan keningnya dan berkata, "Di mana Ardika? Dia belum sampai juga?"Semua orang di tempat itu mengamati sekeliling, tetapi tidak menemukan sosok bayangan Ardika."Hahaha! Pecundang itu pasti sudah takut pada Tuan Haron! Dia nggak berani datang lagi!""Kulihat sebelumnya dia pasti menggunakan cara curang untuk mengalahkan Empat King Kong, sebenarnya dia nggak punya kemampuan apa-apa!""Bocah itu hanya berlagak hebat saja, saat diajak bertanding, dia langsung menjadi peng
Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, semua orang di tempat itu menunjukkan ekspresi heran.Klito adalah orang pertama yang mengentakkan kakinya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu menuduh Tuan Haron seperti itu di hadapan banyak orang!""Tuan Haron adalah seorang ahli bela diri! Dengan identitas dan kedudukannya, memangnya kamu pikir dia akan menipu orang-orang seperti kamu yang hanya pecundang yang bisa menuangkan air cuci kaki saja?"Anggota Keluarga Rewind juga ikut melontarkan makian terhadap Ardika.Haron adalah seorang penipu?Bagaimana mungkin?Mereka sama sekali tidak bisa memercayai hal seperti ini.Kalau tidak, tamat sudah riwayat Keluarga Rewind.Ardika melirik Haron yang ekspresinya tampak muram itu, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Aku nggak bilang dia bukan ahli bela diri. Hanya saja, dia memperoleh identitasnya itu dengan mengandalkan uang. Bagi yang cerdas, pasti sudah mengerti."Suasana kembali hening."Ardika,
"Di mana aku?"Luna mengedipkan matanya dengan kebingungan.Begitu dia membuka matanya, dia melihat sosok bayangan dua orang yang kabur di kejauhan. Mereka seperti sedang berbicara.Namun, pandangannya sangat kabur, bahkan sosok bayangan dua orang itu juga tampak bergerak-gerak, sama sekali tidak bisa terlihat jelas.Permukaan tanah yang basah, hawa dingin yang menjalar ke sekujur tubuhnya, membuat Luna gemetaran.Dia mulai merasakan firasat buruk.Luna berusaha keras mengingat-ingat, seolah-olah ingin mengingat sesuatu.Tiba-tiba, ekspresi kesakitan terlihat di wajahnya. Dia merasakan kepalanya seperti akan meledak, sampai-sampai membuatnya tidak tahan dan mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Luna tidak bisa mengingat apa pun, dia hanya ingat sebelumnya dia mengunjungi Kediaman Keluarga Basagita bersama orang tuanya."Eh? Gadis Negara Nusantara ini sudah bangun?"Tak jauh dari sana, dua orang pria yang sedang duduk di bangku kecil sambil mengobrol dan merokok mendengar suara tersebu