Penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga, Hamdi dan Lukmi juga turut hadir. Namun, karena identitas mereka sebagai anggota pemerintahan, tidak terlalu pantas kalau mereka hadir di tempat seperti ini.Karena itulah, mereka tidak menonjolkan diri, keduanya memakai topi.Saat ini, Hamdi bertanya pada Desta yang lengannya masih diperban, "Tuan Desta, menurut kalian, apakah Tuan Ardika bisa menang?"Desta, Zaki dan Baron hadir di sini dengan dipapah oleh orang lain. Mereka bertiga masih dalam kondisi lengan diperban. Melihat mereka hadir di sini dengan kondisi seperti ini, orang-orang lainnya melemparkan sorot mata aneh ke arah mereka.Beberapa hari yang lalu, lengan mereka baru saja dipatahkan, hari ini mereka malah sudah muncul di sasana tinju.Sepertinya kepala keluarga tiga keluarga ini memang sudah bertekad untuk mendukung Ardika."Tuan Ardika seharusnya bisa menang, 'kan?"Nada bicara agak ragu terdengar dalam ucapan Desta.Walaupun dia tahu identitas asli Ardika, tetapi bag
Bagaimanapun juga, agak aneh anggota pemerintahan hadir di sini. Terlebih lagi, kedudukan Hamdi dan Lukmi tidaklah rendah. Mereka adalah penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga Kota Banyuli.Saat ini, ekspresi Hamdi dan Lukmi juga sedikit berubah.Mereka tidak menyangka Haron bisa menyadari keberadaan mereka.Sepertinya saat mereka memasuki tempat ini, anak buah Haron juga menyadari keberadaan mereka.Apa pria itu ... sedang menunjukkan wibawa dengan cara seperti ini?Hamdi berdiri dan berkata, "Hormat kepada Tuan Haron. Pertandingan seperti ini adalah pertandingan ilegal. Kediaman Wali Kota beranggapan pertandingan ini bisa dijadikan sebagai pertandingan persahabatan saja. Kami berharap Tuan Haron bisa berhenti di saat yang tepat."Dia merasa tidak buruk juga identitasnya terekspos.Paling tidak, Haron tidak berani bertindak terlalu semena-mena, bukan?Namun, pemikiran Hamdi salah. Saat ini, tingkat arogan Haron sudah mencapai titik puncaknya. Pria itu sama sekali tidak men
Bisa-bisanya Haron mengatakan tidak ada orang lain lagi di Kota Banyuli!Bukankah itu sudah sangat jelas menunjukkan betapa Haron memandang rendah Kota Banyuli?!Namun, menghadapi orang sekuat Haron, tidak ada seorang pun yang bisa bertindak untuk menyangkal ucapan pria itu.Beberapa orang mulai menaruh harapan. Kalau hari ini Ardika bisa mengalahkan Haron, pasti sangat bagus.Dengan begitu, kekesalan dan amarah penduduk Kota Banyuli bisa terlampiaskan.Namun ....Hingga sekarang Ardika masih belum muncul.Haron mengerutkan keningnya dan berkata, "Di mana Ardika? Dia belum sampai juga?"Semua orang di tempat itu mengamati sekeliling, tetapi tidak menemukan sosok bayangan Ardika."Hahaha! Pecundang itu pasti sudah takut pada Tuan Haron! Dia nggak berani datang lagi!""Kulihat sebelumnya dia pasti menggunakan cara curang untuk mengalahkan Empat King Kong, sebenarnya dia nggak punya kemampuan apa-apa!""Bocah itu hanya berlagak hebat saja, saat diajak bertanding, dia langsung menjadi peng
Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, semua orang di tempat itu menunjukkan ekspresi heran.Klito adalah orang pertama yang mengentakkan kakinya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu menuduh Tuan Haron seperti itu di hadapan banyak orang!""Tuan Haron adalah seorang ahli bela diri! Dengan identitas dan kedudukannya, memangnya kamu pikir dia akan menipu orang-orang seperti kamu yang hanya pecundang yang bisa menuangkan air cuci kaki saja?"Anggota Keluarga Rewind juga ikut melontarkan makian terhadap Ardika.Haron adalah seorang penipu?Bagaimana mungkin?Mereka sama sekali tidak bisa memercayai hal seperti ini.Kalau tidak, tamat sudah riwayat Keluarga Rewind.Ardika melirik Haron yang ekspresinya tampak muram itu, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Aku nggak bilang dia bukan ahli bela diri. Hanya saja, dia memperoleh identitasnya itu dengan mengandalkan uang. Bagi yang cerdas, pasti sudah mengerti."Suasana kembali hening."Ardika,
"Di mana aku?"Luna mengedipkan matanya dengan kebingungan.Begitu dia membuka matanya, dia melihat sosok bayangan dua orang yang kabur di kejauhan. Mereka seperti sedang berbicara.Namun, pandangannya sangat kabur, bahkan sosok bayangan dua orang itu juga tampak bergerak-gerak, sama sekali tidak bisa terlihat jelas.Permukaan tanah yang basah, hawa dingin yang menjalar ke sekujur tubuhnya, membuat Luna gemetaran.Dia mulai merasakan firasat buruk.Luna berusaha keras mengingat-ingat, seolah-olah ingin mengingat sesuatu.Tiba-tiba, ekspresi kesakitan terlihat di wajahnya. Dia merasakan kepalanya seperti akan meledak, sampai-sampai membuatnya tidak tahan dan mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Luna tidak bisa mengingat apa pun, dia hanya ingat sebelumnya dia mengunjungi Kediaman Keluarga Basagita bersama orang tuanya."Eh? Gadis Negara Nusantara ini sudah bangun?"Tak jauh dari sana, dua orang pria yang sedang duduk di bangku kecil sambil mengobrol dan merokok mendengar suara tersebu
Sorot mata penuh amarah tampak jelas di mata Luna.Hari ini, saat dia dan orang tuanya mengunjungi Kediaman Keluarga Basagita, seluruh anggota Keluarga Basagita, mulai dari Tuan Besar Basagita hingga Wulan, Wisnu dan yang lainnya sangat baik dan ramah pada keluarganya.Terutama Wulan, wanita itu menunjukkan ekspresi seolah-olah dia benar-benar sudah menyesali perbuatannya.Luna sekeluarga berhati lembut. Mereka berpikir bagaimanapun juga orang-orang itu adalah keluarga mereka, jadi mereka memutuskan untuk membiarkan hal-hal yang telah berlalu, berlalu saja.Saat Wulan mengundangnya untuk pergi melakukan perawatan kecantikan, dia juga tidak menolak.Siapa sangka, Wulan kembali mencelakainya.Wulan berjalan menghampiri Luna, lalu menatapnya dengan tatapan sedingin es dan berkata, "Luna, bisa-bisanya kamu mengataiku mencelakaimu?""Apa kamu tahu bagaimana hari-hari yang kulalui saat berada di dalam sana? Semua penderitaan yang kualami karena kamu dan Ardika si sialan itu!"Sebelumnya, saa
Jelas-jelas Luna pergi ke Kediaman Keluarga Basagita.Levin juga sudah mengatur orang untuk melindungi istrinya secara diam-diam. Hingga sekarang, belum ada laporan ada situasi yang aneh.Lalu, bagaimana istrinya bisa jatuh ke tangan Haron?Ardika melirik Levin yang berada tak jauh dari sana, yang tampak tenang seolah-olah tidak tahu apa-apa itu. Pada akhirnya, dia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkahkan kakinya ke arena.Hal ini menyangkut Luna. Terlepas dari foto itu memang benar, atau Haron hanya sengaja menjebaknya.Ardika tidak berani bertaruh.Dia berjalan menaiki arena perlahan-lahan. Niat membunuh yang terpancar di tubuh Ardika juga sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia kembali tampak tenang seperti biasanya.Namun, ekspresinya tetap sangat dingin."Haron, kamu benar-benar nggak tahu batasan, kamu melakukan apa saja untuk menggapai tujuanmu.""Ini nggak lebih dari kemenangan dan kekalahan sebuah pertandingan, sebenarnya aku sama sekali nggak peduli.""Kalau kamu i
"Haron, jurusmu ini adalah Jurus Telapak Tangan Lembut legendaris itu, 'kan?"Melihat seulas senyum meremehkan yang menghiasi wajah Ardika, samar-samar ekspresi malu karena marah menghiasi wajah Haron. Dia langsung menyerang Ardika tepat di dada Ardika.Ardika sama sekali tidak menghindar, serangan ini sama sekali tidak bisa melukainya.Hanya terasa seperti digelitik.Namun, mengingat selembar foto yang diterimanya tadi, Ardika tetap sangat kooperatif. Dia langsung melangkah mundur beberapa langkah dan menunjukkan ekspresi seakan-akan kesakitan.Sontak saja pemandangan itu membuat para penonton heboh seketika.Awalnya mereka mengira dengan kekuatan Ardika yang bisa melumpuhkan Tiga King Kong sekaligus, pasti cukup kuat untuk melawan Haron puluhan jurus.Saat itu, kalau Ardika berakhir dengan kekalahan, juga sesuai dengan dugaan mereka.Siapa sangka Ardika bahkan tidak bisa menahan serangan pertama dari Haron."Bukankah Ardika terlalu lemah? Apakah dia benar-benar telah melumpuhkan Tiga