"Pak Hadiman, permintaanku sangat sederhana saja. Selama kamu mengeluarkan pernyataan pemutusan hubungan dengan Ardika dan menjelek-jelekkannya di depan umum, memaksanya untuk mengembalikan dua puluh persen saham Hongkem dan berikan padaku.""Maka, mulai sekarang, kamu adalah temanku."Haron selalu menginginkan dua puluh persen saham yang ada di tangan Ardika itu.Namun, tujuan terbesarnya adalah, dia ingin menjatuhkan reputasi Ardika melalui Hadiman.Melakukan sesuatu harus ada logikanya.Terlebih lagi, Haron adalah tipe orang yang sangat mementingkan harga diri.Jadi, dia ingin orang luar tahu dia datang ke Kota Banyuli untuk menargetkan Ardika, bukan demi merebut aset atau keuntungan apa pun, melainkan untuk mewakili Langit menegakkan keadilan!Di bawah tatapan banyak orang, Hadiman merasakan tekanan yang sangat besar.Namun, dia tetap mengambil keputusan yang membuat semua orang keheranan."Maaf, Tuan Haron. Tuan Ardika telah menyelamatkan Hongkem, ini adalah sebuah fakta yang ngga
Semua orang sudah meninggalkan aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Hanya Haron dan para muridnya, serta anggota Keluarga Rewind yang gemetaran ketakutan masih berada di sana.Tekanan yang mereka rasakan paling besar.Karena sebelumnya tidak tahu mengapa Haron tiba-tiba marah besar, bahkan seakan-akan juga sudah membenci Keluarga Rewind."Kemarilah."Haron duduk di tempat duduk utama, mengambil garpu, menjepit sepotong daging bebek dengan perlahan, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.Belasan hidangan yang telah dipersiapkan secara khusus oleh Keluarga Rewind, sama sekali belum terpegang."Brak!"Sumalin, Klito dan yang lainnya berjalan menghampiri Haron dengan patuh, lalu berlutut di hadapannya.Haron meminta muridnya untuk menuangkan anggur untuknya. Kemudian, dia melirik Sumalin dan berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana? Apakah kamu sudah memikirkannya dengan jelas?""Tu ... Tuan Haron, aku sudah memikirkannya dengan jelas!""Aku seharusnya nggak mengambil keputusan secara sepih
Ekspresi cemas tampak jelas di wajah Luna.Ardika tersenyum dan berkata, "Baik aku mempertimbangkannya atau nggak, dia tetap akan menargetkanku. Jangan dengar omong kosong Tina. Dia nggak memahami situasinya. Konflik antara aku dan Haron, sudah nggak bisa diselesaikan dengan cara berdamai lagi."Saat berada di perjamuan malam itu, Ardika baru tahu ternyata Haron sedang menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli.Kalau Haron mendengar ucapannya, melupakan delusi-delusi itu dan meninggalkan Kota Banyuli dengan patuh.Tentu saja mereka berdua akan baik-baik saja, tidak perlu saling menyinggung satu sama lain lagi.Namun, kalau Haron masih saja keras kepala.Maka pertarungan antara mereka sudah tidak bisa dihindari lagi.Tentu saja, Ardika sama sekali tidak peduli pilihan apa yang diambil oleh Haron.Karena semua konsekuensi itu, baik hidup maupun mati, akan ditanggung oleh Haron sendiri.Jujur saja, dia sama sekali tidak menganggap serius orang yang disebut-sebut sebagai ahli bela diri i
"Siapa kalian?!"Sopir Desta menegur dengan tajam. Melihat situasi itu, pengawal Desta dan yang lainnya juga segera keluar dari mobil.Sebelumnya, mereka menunggu di luar Kediaman Keluarga Rewind, jadi mereka sama sekali tidak mengenal Sumalin."Siapa kami? Tentu saja orang yang akan melumpuhkan kalian!"Pemimpin sekelompok orang itu adalah Sumalin, keningnya tampak terbalut oleh kain kasa. Sambil mengucapkan beberapa patah kata itu, dia tertawa dingin.Belasan orang ini, selain dua orang pria pendiam, sisanya adalah murid Haron."Jangan omong kosong lagi! Cepat lumpuhkan mereka!"Begitu Sumalin melambaikan tangannya, enam orang di antara belasan orang tersebut segera maju, masing-masing dari mereka menerjang ke arah sopir dan pengawal Desta dan yang lainnya.Dalam pertarungan satu lawan satu saja, para sopir dan pengawal ini bukanlah tandingan lawan mereka.Tanpa butuh waktu lama, mereka sudah tergeletak di tanah. Masing-masing dari mereka sudah patah satu kaki, mengeluarkan suara ter
Serigala Ganas juga terkekeh, lalu ikut menerjang ke depan."Ahhh ....""Ahh ...."Selanjutnya, pemandangan yang membuat orang merinding terpampang nyata di sana.Dengan iringan suara teriakan kesakitan, sekitar lima puluh atau enam puluh pengawal itu sudah dikalahkan oleh Tujuh Bilah dan Serigala Ganas. Mereka semua tergeletak tak berdaya di tanah!"Ssss!"Menyaksikan dua orang yang menerjang dengan ganas dan darah yang tampak jelas di tinju mereka, Desta dan yang lainnya tersentak saking ketakutannya.Aura dingin menjalar dari ujung kaki hingga ke kepala mereka!Tidak hanya mereka, bahkan Sumalin dan para murid Haron juga gugup bukan main.Kekuatan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas benar-benar menakutkan!Tidak salah lagi, mereka memang adalah raj tinju yang menguasai arena tinju dunia preman ibu kota provinsi!Tak lama kemudian, Tujuh Bilah dan Serigala Ganas berjalan kembali ke posisi mereka. Setelah melumpuhkan sekitar enam puluh orang pengawal, aura yang terpancar dari tubuh mereka
"Di Rumah Sakit Ortopedi," jawab Levin.Desta dan yang lainnya, beserta para pengawal mereka mengalami patah tulang, jadi langsung diantar ke Rumah Sakit Ortopedi.Rumah sakit itu adalah rumah sakit paling ahli dalam mengobati cedera tulang di Kota Banyuli. Roberto, kepala rumah sakit tersebut adalah murid Farlin.Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ayo, pergi lihat mereka.""Kak Ardika, apakah kamu benar-benar ingin pergi ke rumah sakit secara pribadi? Aku bisa mewakilimu pergi melihat mereka."Levin buru-buru membujuk Ardika, "Sekarang rumor sedang beredar luas di luar sana, mengatakan alasan Haron nggak menyerangmu adalah karena kamu bersembunyi di Kompleks Vila Bumantara. Di sini ada perlindungan dari prajurit tim tempur, mereka nggak berani masuk.""Begitu kamu keluar, kemungkinan besar Tujuh Bilah dan Serigala Ganas akan menyerangmu!"Dia tahu keterampilan bela diri Ardika sangat luar biasa, sebelumnya Ardika bisa melumpuhkan Tiga King Kong dengan mudah.Namun, rumor sed
Melihat ekspresi tenang sekaligus percaya diri Ardika, Levin tidak banyak berkomentar lagi.Saat Ardika meninggalkan rumah sakit, dia mendapati ada banyak orang yang menjulurkan kepala mereka di luar rumah sakit. Saat melihatnya, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka."Seharusnya orang-orang ini dikirim oleh berbagai keluarga untuk mencari informasi. Saat ini, orang-orang di Kota Banyuli sudah dibuat gelisah oleh Haron."Levin berkomentar.Seperti apa yang dia katakan, saat ini orang-orang kalangan kelas atas Kota Banyuli benar-benar terguncang.Haron benar-benar terlalu kejam.Karena tidak memihak padanya, malam itu juga Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax yang merupakan keluarga kelas satu Kota Banyuli tertimpa musibah. Tidak hanya sekitar enam puluh pengawal mereka saja yang dilumpuhkan, kepala keluarga tiga keluarga itu juga patah satu lengan.Suasana hati orang-orang yang memilih untuk mendukung Haron cukup baik, mereka merasa sangat senang.Haron makin aro
Walaupun diliputi amarah yang menggebu-gebu, Haron tetap sangat berhati-hati dalam mengambil tindakan.Ardika melenggang pergi ke rumah sakit begitu saja, bagaimana kalau ada jebakan?Bagaimanapun juga, bocah itu bukanlah orang yang mudah dihadapi.Selama ada sedikit risiko, Haron tidak akan bersedia mengambil risiko itu.Biarpun Ardika ingin menyerangnya, lokasi juga harus ditentukan di wilayah kekuasaannya.Setelah berpikir demikian, Haron melambaikan tangannya dan berkata, "Coba katakan, siapa yang lebih baik dijadikan target selanjutnya?""Tuan Haron, aku punya ide!"Klito yang mencari kesempatan untuk menjilat Haron setiap saat, akhirnya menemukan kesempatannya."Katakan."Haron mengangkat cangkir tehnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lawan bicaranya.Klito tersenyum dan berkata, "Tuan Haron, semalam selain Desta dan dua orang lainnya, Hadiman yang paling berlagak hebat di hadapan Tuan. Dia bahkan mempermalukan Tuan di hadapan banyak orang. Kupikir sebaiknya target selanju
Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli
Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu
"Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,
"Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi
Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej
Vila Harmon, ibu kota provinsi.Setelah mengusir anggota Keluarga Citora, Tridon langsung mengambil alih tempat ini, menjadikan dirinya sendiri sebagai tuan rumah baru.Seperti biasa, Tridon sedang meminum teh.Sementara itu, raja tentara pertama, Musa, berdiri diam di sampingnya tanpa bergerak sama sekali seperti udara yang tak terlihat.Kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, sulit untuk menyadari masih ada satu orang di dekat dinding itu.Setelah meminum seteguk tehnya, Tridon menoleh ke arah Musa, lalu mendesah dan berkata, "Sayang sekali, sepertinya dalam perjalanan ke Negara Nusantara kali ini, kamu juga nggak bisa beraksi."Yugo dan Yomde sudah pergi ke Kota Banyuli dengan membawa dua raja tentara besar.Dia tahu jelas setiap pergerakan kedua orang itu di sana.Dia sangat memercayai kemampuan Yomde, muridnya.Sementara itu, Yugo juga merupakan pemuda yang paling menonjol di antara generasi muda keluarganya.Jadi, Tridon beranggapan tidak akan ada masalah membiarkan dua orang pemud
Melihat Yomde berakhir dengan kematian mengenaskan, Yugo dan Zilwar sudah sepenuhnya ketakutan.Mereka tidak menyangka Ardika akan main bunuh begitu saja.Yomde adalah murid langsung yang paling diperhatikan oleh Tridon, tetapi Ardika malah memukul mati dia tanpa ragu sama sekali.Biarpun biasanya mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang kejam, juga tidak mungkin menyerang di saat seperti ini, bukan?Saat ini, akhirnya Yugo dan Zilwar merasa ketakutan."Brak!"Kaki mereka berdua langsung lemas, mereka terjatuh dalam posisi berlutut di lantai."Ardika, jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!""Aku akan menyetujui apa saja permintaanmu!"Kedua orang itu bersujud seperti orang gila di hadapan Ardika, seolah-olah takut kalau sedikit terlambat aja, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diampuni."Aku boleh saja mengampuni nyawa kalian, tapi kalian tetap nggak bisa lari dari hukuman."Bagaikan dewa penentu nasib semua makhluk, Ardika berkata dengan dingin, "Menindas wanita dan
Yomde juga menatap Ardika dengan lekat, ekspresinya tampak berubah-ubah.Sebagai murid langsung Tridon, tentu saja dia tahu lebih jelas kekuatan dua raja tentara besar itu dibandingkan orang lain.Walaupun mereka jauh lebih lemah dibandingkan Musa, sang raja tentara pertama, tetapi selain Musa, hanya segelintir orang di kemiliteran Galea yang bisa mengalahkan mereka berdua.Namun, sekarang, dua raja tentara besar itu sudah tewas.Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Yugo.Awalnya dia sangat percaya diri, dia mengira selama dua raja tentara besar turun tangan, Ardika pasti akan berlutut dengan patuh di hadapannya, bersikap merendah dan tunduk padanya seperti seekor anjing.Namun, dia tidak menyangka hasilnya seperti ini.Saat ini, pertahanan mental Yugo sudah hancur."Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Bagaimana mungkin raja tentara yang dibimbing secara pribadi oleh pamanku bisa mati dengan cara seperti ini?! Pasti mereka sudah menggunakan cara curang!"Yugo berteriak
Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag