Share

Bab 1503 Idiot

Penulis: Sarjana
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu mengancamku dengan membawa-bawa nama Haron, itu artinya kamu nggak bisa melakukan apa pun terhadapku, 'kan? Kalau begitu, minggir saja sana. Sekarang aku nggak punya waktu untuk berurusan denganmu."

"Kamu!"

Saking kesalnya, dada Tiano sampai naik turun. Dia menunjuk Ardika dengan marah dan berkata, "Oke, oke, aku mau lihat bagaimana kamu mati hari ini!"

Di bawah sorot mata aneh yang ditujukan oleh orang-orang ke arahnya, dia duduk kembali dengan memasang ekspresi masam.

Dia menatap Ardika dengan tatapan tajam.

Saat ini, Haron berkata dengan nada bicara sedingin es, "Ardika, berani-beraninya kamu bersikap begitu arogan di perjamuan malamku, apa kamu nggak menganggap serius aku?"

Dia sudah tidak memedulikan ucapan Tiano lagi.

Terlepas dari apakah Ardika adalah Wali Kota Banyuli atau bukan, mereka sudah ditakdirkan untuk melawan satu sama lain hingga tetes darah penghabisan.

Ardika bertanya balik sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri sudah tah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1504 Kesempatan Menjadi Anjing

    Mendengar ucapan Gando, anggota Keluarga Rewind lainnya sangat setuju.Kalau orang biasa tahu Haron mengundang tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli untuk menargetkan diri sendiri, pasti akan ketakutan setengah mati dan segera tunduk.Ardika juga pasti bukan pengecualian.Bagaimanapun juga, reputasi Haron sangat luar biasa. Terlebih lagi, pria itu sangat arogan dan mengintimidasi, dia bahkan tidak menganggap serius Wali Kota Banyuli.Sebelumnya Ardika tidak tahu seberapa menakutkan Haron. Karena itulah, dia berani menyinggung Haron sedemikian rupanya.Sekarang, setelah melihat betapa hebatnya Haron, yang bisa mengundang semua tokoh hebat Kota Banyuli untuk memeriahkan perjamuan yang diselenggarakannya, tentu saja Ardika akan ketakutan setengah mati dan menyadari tindakan sendiri benar-benar cari mati."Idiot? Hehe."Ardika tertawa pelan, menatap Gando dengan tatapan seperti menatap idiot."Kenapa? Memangnya bukan?"Gando mendengus, lalu melenggang ke hadapan Ardika dan berkata dengan percaya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1505 Hanya Butuh Satu Tamparan

    Gando sudah mengerahkan seluruh kekuatannya.Namun, tubuh Ardika seakan-akan sudah tertancap dengan permukaan tanah, sama sekali tidak bergerak."Sial! Cepat berlutut!"Gando merasa sangat malu. Sambil berteriak dengan marah, dia mengangkat lengannya, hendak melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. Dia mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke arah lawannya."Plak!"Begitu tamparan itu mendarat di wajah Gando, darah segar langsung muncrat dari mulut dan hidungnya.Gando bahkan tidak sempat bersuara, tubuhnya sudah terpental seperti layang-layang yang putus, lalu membentur lantai dengan kuat, bahkan terpental lagi dua kali.Namun, saat kejadian ini berlangsung, Gando bukan hanya tidak mengeluarkan suara sama sekali, bahkan kelopak matanya juga tidak terbuka.Suasana di dalam ruangan itu sangat hening!Semua orang membelalak kaget, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Berani-beraninya Ardika menyerang tepat di hadapan Ha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1506 Kesempatan Terakhir

    Haron langsung membelalakkan matanya, menatap Ardika dengan sorot mata yang tak tertebak.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya dari Ardika, lalu melirik Sumalin, Klito dan yang lainnya dengan sorot mata dingin.Saat ini, mereka semua merasa gugup setengah mati, seolah-olah sudah ditargetkan oleh seekor binatang buas yang ganas!Namun, mereka sama sekali tidak mengerti makna tersirat yang ditujukan oleh Ardika pada Haron tadi."Ardika, dasar bajingan! Gando hanya mengataimu beberapa patah kata kasar, tapi kamu malah langsung memukulnya hingga dia menjadi dalam kondisi koma. Kamu benar-benar kejam!"Dengan mata memerah, Klito berdiri dan memelototi Ardika dengan tatapan penuh kebencian.Kemudian, dia langsung berlutut di hadapan Haron dan berteriak dengan sedih sekaligus putus asa, "Tuan Haron, aku mohon turun tangan habisi Ardika! Kelak Keluarga Rewind akan mengikuti semua ucapan Tuan dan melakukan apa saja untuk Tuan!""Minggir sana!"Namun, tanggapan yang diterimanya adalah tendanga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1507 Hanya Bicara Sampai di Sini Saja

    Memerintah Haron untuk meninggalkan Kota Banyuli?Memberinya kesempatan terakhir?Ini ....Apakah kata-kata ini keluar dari mulut Ardika?Dalam sekejap, banyak orang bahkan mencurigai telinga mereka sudah bermasalah.Pemandangan ini benar-benar sangat aneh.Berani-beraninya seorang menantu benalu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mengancam seorang ahli bela diri terkenal di ibu kota provinsi seperti Haron.Bukankah seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya?Kalau kata-kata seperti itu keluar dari mulut Haron, barulah masuk akal!"Guru, langsung saja habisi si Ardika itu!""Hanya dengan cara seperti ini, Guru baru bisa menunjukkan wibawa guru!""Agar bocah kampungan Kota Banyuli ini mengerti, Guru bukanlah orang yang bisa disinggung!"Satu per satu dari murid Haron berteriak dengan niat membunuh yang kuat.Ardika mempermalukan guru mereka, maka sama saja dengan mempermalukan mereka.Selama Haron memberi mereka perintah, mereka akan menerjang maju tanpa ragu untuk menghabisi Ardi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1508 Hal yang Sangat Mudah

    Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1509 Meninggalkan Kota Banyuli

    Kalau terlibat dalam pertarungan sengit orang-orang ganas seperti ini, hanya sedikit kurang berhati-hati saja, nyawa sendiri akan terancam!Banyak orang tidak berani menunjukkan sikap mereka dengan gegabah."Tuan Haron, nggak ada yang pernah bertemu dengan wali kota baru ini, dia nggak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik.""Seperti biasa, pejabat yang baru menjabat selalu ingin menunjukkan wibawanya. Nggak lama setelah dia menjabat sebagai wali kota, dia langsung memecat tokoh-tokoh penting dari beberapa departemen, di antaranya ada seorang penanggung jawab ketiga departemen sekaligus putra Hamdi. Tapi, Pak Hamdi sangat tunduk padanya!""Dia juga berencana untuk membubarkan beberapa rumah sakit swasta yang dibeli oleh Perusahaan Investasi Mahasura, dia sama sekali nggak memedulikan seberapa kuat latar belakang perusahaan tersebut!""Banyak orang mengatakan wali kota baru ini sangat tegas dalam bertindak!"Di bawah tatapan tajam sekaligus mengancam Haron, ada beberapa orang yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1510 Bagi yang Tunduk Hidup Sebaliknya Mati

    "Pandangan Keluarga Yendia juga sama dengan Desta!""Tuan Haron, Kota Banyuli memang adalah tempat kecil. Tapi, kamu jangan lupa, kota ini juga merupakan lokasi markas tim tempur Kota Banyuli. Kalau benar-benar ingin dibandingkan, kedudukan ibu kota provinsi nggak ada apa-apanya dibandingkan Kota Banyuli!""Jadi, Kota Banyuli nggak sesederhana yang Tuan Haron pikirkan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera kembali ke ibu kota provinsi. Kalau nggak, kamu benar-benar akan menggali kuburmu sendiri!"Saat ini, Zaki dan Baron juga angkat bicara.Tidak perlu diragukan lagi, Desta dan dua orang lainnya adalah sosok pemimpin di kalangan kelas atas Kota Banyuli.Bahkan mereka juga memerintahkan Haron untuk kembali ke ibu kota provinsi pada saat bersamaan, bisa dibayangkan betapa terkejutnya orang-orang lainnya!Awalnya, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax tidak berani menyinggung Haron.Mereka juga tidak berani mengungkapkan keberatan atas kedatangan pria itu di Kota Banyu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1511 Para Pendukung

    "Bagi yang tunduk padaku, akan tetap hidup. Sebaliknya, bagi yang melawanku, akan mati!"Begitu mendengar ucapan sedingin es Haron itu, banyak orang di ruangan tersebut yang tersentak.Dalam sekejap, ekspresi banyak orang sudah mulai berubah-ubah.Saat ini, mereka semua baru mengerti, perjamuan malam ini bukan hanya sekadar perjamuan jebakan untuk Ardika.Bagi tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli seperti mereka, perjamuan malam ini juga merupakan sebuah perjamuan jebakan.Karena Haron meminta mereka untuk menunjukkan sikap mereka, apakah ingin menjadi teman atau musuh.Sangat jelas bahwa di mata Haron yang arogan dan mengintimidasi itu, kalau mereka tidak memilih menjadi temannya, maka akan secara otomatis menjadi musuhnya.Tidak ada pilihan netral tersedia untuk mereka!Namun, tidak semua orang begitu bergumul."Aku mendukung Tuan Haron!"Begitu Haron selesai berbicara, Tiano langsung menunjukkan sikapnya tanpa ragu."Jujur saja, melihat Kota Banyuli kini dibuat kacau oleh seorang wali kota

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status