Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1507 Hanya Bicara Sampai di Sini Saja

Share

Bab 1507 Hanya Bicara Sampai di Sini Saja

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 18:00:01
Memerintah Haron untuk meninggalkan Kota Banyuli?

Memberinya kesempatan terakhir?

Ini ....

Apakah kata-kata ini keluar dari mulut Ardika?

Dalam sekejap, banyak orang bahkan mencurigai telinga mereka sudah bermasalah.

Pemandangan ini benar-benar sangat aneh.

Berani-beraninya seorang menantu benalu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mengancam seorang ahli bela diri terkenal di ibu kota provinsi seperti Haron.

Bukankah seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya?

Kalau kata-kata seperti itu keluar dari mulut Haron, barulah masuk akal!

"Guru, langsung saja habisi si Ardika itu!"

"Hanya dengan cara seperti ini, Guru baru bisa menunjukkan wibawa guru!"

"Agar bocah kampungan Kota Banyuli ini mengerti, Guru bukanlah orang yang bisa disinggung!"

Satu per satu dari murid Haron berteriak dengan niat membunuh yang kuat.

Ardika mempermalukan guru mereka, maka sama saja dengan mempermalukan mereka.

Selama Haron memberi mereka perintah, mereka akan menerjang maju tanpa ragu untuk menghabisi Ardi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1508 Hal yang Sangat Mudah

    Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1509 Meninggalkan Kota Banyuli

    Kalau terlibat dalam pertarungan sengit orang-orang ganas seperti ini, hanya sedikit kurang berhati-hati saja, nyawa sendiri akan terancam!Banyak orang tidak berani menunjukkan sikap mereka dengan gegabah."Tuan Haron, nggak ada yang pernah bertemu dengan wali kota baru ini, dia nggak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik.""Seperti biasa, pejabat yang baru menjabat selalu ingin menunjukkan wibawanya. Nggak lama setelah dia menjabat sebagai wali kota, dia langsung memecat tokoh-tokoh penting dari beberapa departemen, di antaranya ada seorang penanggung jawab ketiga departemen sekaligus putra Hamdi. Tapi, Pak Hamdi sangat tunduk padanya!""Dia juga berencana untuk membubarkan beberapa rumah sakit swasta yang dibeli oleh Perusahaan Investasi Mahasura, dia sama sekali nggak memedulikan seberapa kuat latar belakang perusahaan tersebut!""Banyak orang mengatakan wali kota baru ini sangat tegas dalam bertindak!"Di bawah tatapan tajam sekaligus mengancam Haron, ada beberapa orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1510 Bagi yang Tunduk Hidup Sebaliknya Mati

    "Pandangan Keluarga Yendia juga sama dengan Desta!""Tuan Haron, Kota Banyuli memang adalah tempat kecil. Tapi, kamu jangan lupa, kota ini juga merupakan lokasi markas tim tempur Kota Banyuli. Kalau benar-benar ingin dibandingkan, kedudukan ibu kota provinsi nggak ada apa-apanya dibandingkan Kota Banyuli!""Jadi, Kota Banyuli nggak sesederhana yang Tuan Haron pikirkan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera kembali ke ibu kota provinsi. Kalau nggak, kamu benar-benar akan menggali kuburmu sendiri!"Saat ini, Zaki dan Baron juga angkat bicara.Tidak perlu diragukan lagi, Desta dan dua orang lainnya adalah sosok pemimpin di kalangan kelas atas Kota Banyuli.Bahkan mereka juga memerintahkan Haron untuk kembali ke ibu kota provinsi pada saat bersamaan, bisa dibayangkan betapa terkejutnya orang-orang lainnya!Awalnya, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax tidak berani menyinggung Haron.Mereka juga tidak berani mengungkapkan keberatan atas kedatangan pria itu di Kota Banyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1511 Para Pendukung

    "Bagi yang tunduk padaku, akan tetap hidup. Sebaliknya, bagi yang melawanku, akan mati!"Begitu mendengar ucapan sedingin es Haron itu, banyak orang di ruangan tersebut yang tersentak.Dalam sekejap, ekspresi banyak orang sudah mulai berubah-ubah.Saat ini, mereka semua baru mengerti, perjamuan malam ini bukan hanya sekadar perjamuan jebakan untuk Ardika.Bagi tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli seperti mereka, perjamuan malam ini juga merupakan sebuah perjamuan jebakan.Karena Haron meminta mereka untuk menunjukkan sikap mereka, apakah ingin menjadi teman atau musuh.Sangat jelas bahwa di mata Haron yang arogan dan mengintimidasi itu, kalau mereka tidak memilih menjadi temannya, maka akan secara otomatis menjadi musuhnya.Tidak ada pilihan netral tersedia untuk mereka!Namun, tidak semua orang begitu bergumul."Aku mendukung Tuan Haron!"Begitu Haron selesai berbicara, Tiano langsung menunjukkan sikapnya tanpa ragu."Jujur saja, melihat Kota Banyuli kini dibuat kacau oleh seorang wali kota

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1512 Memetik Pembelajaran dari Masa Lalu

    Haron sangat kuat dan mengintimidasi. Selain itu, dia berasal dari ibu kota provinsi, memiliki latar belakang yang luar biasa.Sebaliknya, terlepas dari seberapa besar pengaruh Ardika di Kota Banyuli, identitasnya hanyalah seorang menantu benalu yang bertugas menuangkan air cuci kaki, tentu saja latar belakangnya tidak bisa dibandingkan dengan Haron.Intinya, bagi mereka, kemungkinan Haron untuk menang lebih besar."Haha, oke, terima kasih semuanya!"Senyuman di wajah Haron makin melebar. Kemudian, sorot matanya kembali tertuju pada Desta dan yang lainnya. Lalu, dia berkata dengan nada mempermainkan, "Bagaimana? Setelah berpikir begitu lama, bagaimana hasil pertimbangan kalian?"Sebelumnya, Desta dan yang lainnya memang telah menunjukkan dengan sangat jelas, mereka memihak pada Ardika.Namun, sekarang berbeda dengan sebelumnya.Dia yakin setelah melihat ada begitu banyak orang yang mendukungnya, selama tiga orang pria tua itu tidak bodoh, mereka pasti akan mengambil keputusan yang bija

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1513 Para Penentang

    Begitu mendengar ucapan Baron, ekspresi banyak orang mulai berubah.Sebelumnya, saat Gilang mendatangi Kota Banyuli, pria itu juga memaksa kekuatan penduduk asli Kota Banyuli untuk menentukan pilihan memihak pada siapa.Kala itu, Keluarga Pambudi, keluarga kelas satu inilah yang paling senang dan bersemangat.Dedi, Kepala Keluarga Pambudi, mendukung Gilang tanpa ragu, merebut posisi Ridwan sebagai wali kota, serta memaksa Ardika untuk memberi kesaksian.Putra Dedi bahkan hampir mendesak Luna melompat dari gedung.Hasil dari memprovokasi Ardika seperti itu adalah, Dedi hanya menjadi wali kota selama satu hari.Sejak saat itu, Keluarga Pambudi langsung mengalami kejatuhan yang signifikan, posisi mereka menjadi setara dengan banyak keluarga di Kota Banyuli lainnya.Mengingat kejadian itu, sebagian orang mulai menyesal.Mereka takut pada akhirnya Ardika berhasil membalikkan keadaan lagi dan membawa bencana bagi keluarga mereka sendiri.Namun, juga ada orang yang menganggap remeh hal terseb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1514 Bersedia Mati

    "Pak Hadiman, permintaanku sangat sederhana saja. Selama kamu mengeluarkan pernyataan pemutusan hubungan dengan Ardika dan menjelek-jelekkannya di depan umum, memaksanya untuk mengembalikan dua puluh persen saham Hongkem dan berikan padaku.""Maka, mulai sekarang, kamu adalah temanku."Haron selalu menginginkan dua puluh persen saham yang ada di tangan Ardika itu.Namun, tujuan terbesarnya adalah, dia ingin menjatuhkan reputasi Ardika melalui Hadiman.Melakukan sesuatu harus ada logikanya.Terlebih lagi, Haron adalah tipe orang yang sangat mementingkan harga diri.Jadi, dia ingin orang luar tahu dia datang ke Kota Banyuli untuk menargetkan Ardika, bukan demi merebut aset atau keuntungan apa pun, melainkan untuk mewakili Langit menegakkan keadilan!Di bawah tatapan banyak orang, Hadiman merasakan tekanan yang sangat besar.Namun, dia tetap mengambil keputusan yang membuat semua orang keheranan."Maaf, Tuan Haron. Tuan Ardika telah menyelamatkan Hongkem, ini adalah sebuah fakta yang ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1515 Beraksi Malam Itu Juga

    Semua orang sudah meninggalkan aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Hanya Haron dan para muridnya, serta anggota Keluarga Rewind yang gemetaran ketakutan masih berada di sana.Tekanan yang mereka rasakan paling besar.Karena sebelumnya tidak tahu mengapa Haron tiba-tiba marah besar, bahkan seakan-akan juga sudah membenci Keluarga Rewind."Kemarilah."Haron duduk di tempat duduk utama, mengambil garpu, menjepit sepotong daging bebek dengan perlahan, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.Belasan hidangan yang telah dipersiapkan secara khusus oleh Keluarga Rewind, sama sekali belum terpegang."Brak!"Sumalin, Klito dan yang lainnya berjalan menghampiri Haron dengan patuh, lalu berlutut di hadapannya.Haron meminta muridnya untuk menuangkan anggur untuknya. Kemudian, dia melirik Sumalin dan berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana? Apakah kamu sudah memikirkannya dengan jelas?""Tu ... Tuan Haron, aku sudah memikirkannya dengan jelas!""Aku seharusnya nggak mengambil keputusan secara sepih

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1803 Semua Datang Demi Keuntungan

    Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1802 Menggerakkan Seluruh Anggota

    Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1801 Berkumpul di Kota Banyuli

    "Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1800 Wali Kota Baru

    "Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1799 Tanda-Tanda Badai Akan Menerjang

    Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1798 Tiga Buah Peti Mati

    Vila Harmon, ibu kota provinsi.Setelah mengusir anggota Keluarga Citora, Tridon langsung mengambil alih tempat ini, menjadikan dirinya sendiri sebagai tuan rumah baru.Seperti biasa, Tridon sedang meminum teh.Sementara itu, raja tentara pertama, Musa, berdiri diam di sampingnya tanpa bergerak sama sekali seperti udara yang tak terlihat.Kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, sulit untuk menyadari masih ada satu orang di dekat dinding itu.Setelah meminum seteguk tehnya, Tridon menoleh ke arah Musa, lalu mendesah dan berkata, "Sayang sekali, sepertinya dalam perjalanan ke Negara Nusantara kali ini, kamu juga nggak bisa beraksi."Yugo dan Yomde sudah pergi ke Kota Banyuli dengan membawa dua raja tentara besar.Dia tahu jelas setiap pergerakan kedua orang itu di sana.Dia sangat memercayai kemampuan Yomde, muridnya.Sementara itu, Yugo juga merupakan pemuda yang paling menonjol di antara generasi muda keluarganya.Jadi, Tridon beranggapan tidak akan ada masalah membiarkan dua orang pemud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1797 Menjadi Kasim

    Melihat Yomde berakhir dengan kematian mengenaskan, Yugo dan Zilwar sudah sepenuhnya ketakutan.Mereka tidak menyangka Ardika akan main bunuh begitu saja.Yomde adalah murid langsung yang paling diperhatikan oleh Tridon, tetapi Ardika malah memukul mati dia tanpa ragu sama sekali.Biarpun biasanya mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang kejam, juga tidak mungkin menyerang di saat seperti ini, bukan?Saat ini, akhirnya Yugo dan Zilwar merasa ketakutan."Brak!"Kaki mereka berdua langsung lemas, mereka terjatuh dalam posisi berlutut di lantai."Ardika, jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!""Aku akan menyetujui apa saja permintaanmu!"Kedua orang itu bersujud seperti orang gila di hadapan Ardika, seolah-olah takut kalau sedikit terlambat aja, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diampuni."Aku boleh saja mengampuni nyawa kalian, tapi kalian tetap nggak bisa lari dari hukuman."Bagaikan dewa penentu nasib semua makhluk, Ardika berkata dengan dingin, "Menindas wanita dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1796 Saatnya Perhitungan

    Yomde juga menatap Ardika dengan lekat, ekspresinya tampak berubah-ubah.Sebagai murid langsung Tridon, tentu saja dia tahu lebih jelas kekuatan dua raja tentara besar itu dibandingkan orang lain.Walaupun mereka jauh lebih lemah dibandingkan Musa, sang raja tentara pertama, tetapi selain Musa, hanya segelintir orang di kemiliteran Galea yang bisa mengalahkan mereka berdua.Namun, sekarang, dua raja tentara besar itu sudah tewas.Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Yugo.Awalnya dia sangat percaya diri, dia mengira selama dua raja tentara besar turun tangan, Ardika pasti akan berlutut dengan patuh di hadapannya, bersikap merendah dan tunduk padanya seperti seekor anjing.Namun, dia tidak menyangka hasilnya seperti ini.Saat ini, pertahanan mental Yugo sudah hancur."Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Bagaimana mungkin raja tentara yang dibimbing secara pribadi oleh pamanku bisa mati dengan cara seperti ini?! Pasti mereka sudah menggunakan cara curang!"Yugo berteriak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1795 Kematian Antoine

    Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag

DMCA.com Protection Status