Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota
Kalau terlibat dalam pertarungan sengit orang-orang ganas seperti ini, hanya sedikit kurang berhati-hati saja, nyawa sendiri akan terancam!Banyak orang tidak berani menunjukkan sikap mereka dengan gegabah."Tuan Haron, nggak ada yang pernah bertemu dengan wali kota baru ini, dia nggak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik.""Seperti biasa, pejabat yang baru menjabat selalu ingin menunjukkan wibawanya. Nggak lama setelah dia menjabat sebagai wali kota, dia langsung memecat tokoh-tokoh penting dari beberapa departemen, di antaranya ada seorang penanggung jawab ketiga departemen sekaligus putra Hamdi. Tapi, Pak Hamdi sangat tunduk padanya!""Dia juga berencana untuk membubarkan beberapa rumah sakit swasta yang dibeli oleh Perusahaan Investasi Mahasura, dia sama sekali nggak memedulikan seberapa kuat latar belakang perusahaan tersebut!""Banyak orang mengatakan wali kota baru ini sangat tegas dalam bertindak!"Di bawah tatapan tajam sekaligus mengancam Haron, ada beberapa orang yang
"Pandangan Keluarga Yendia juga sama dengan Desta!""Tuan Haron, Kota Banyuli memang adalah tempat kecil. Tapi, kamu jangan lupa, kota ini juga merupakan lokasi markas tim tempur Kota Banyuli. Kalau benar-benar ingin dibandingkan, kedudukan ibu kota provinsi nggak ada apa-apanya dibandingkan Kota Banyuli!""Jadi, Kota Banyuli nggak sesederhana yang Tuan Haron pikirkan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera kembali ke ibu kota provinsi. Kalau nggak, kamu benar-benar akan menggali kuburmu sendiri!"Saat ini, Zaki dan Baron juga angkat bicara.Tidak perlu diragukan lagi, Desta dan dua orang lainnya adalah sosok pemimpin di kalangan kelas atas Kota Banyuli.Bahkan mereka juga memerintahkan Haron untuk kembali ke ibu kota provinsi pada saat bersamaan, bisa dibayangkan betapa terkejutnya orang-orang lainnya!Awalnya, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax tidak berani menyinggung Haron.Mereka juga tidak berani mengungkapkan keberatan atas kedatangan pria itu di Kota Banyu
"Bagi yang tunduk padaku, akan tetap hidup. Sebaliknya, bagi yang melawanku, akan mati!"Begitu mendengar ucapan sedingin es Haron itu, banyak orang di ruangan tersebut yang tersentak.Dalam sekejap, ekspresi banyak orang sudah mulai berubah-ubah.Saat ini, mereka semua baru mengerti, perjamuan malam ini bukan hanya sekadar perjamuan jebakan untuk Ardika.Bagi tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli seperti mereka, perjamuan malam ini juga merupakan sebuah perjamuan jebakan.Karena Haron meminta mereka untuk menunjukkan sikap mereka, apakah ingin menjadi teman atau musuh.Sangat jelas bahwa di mata Haron yang arogan dan mengintimidasi itu, kalau mereka tidak memilih menjadi temannya, maka akan secara otomatis menjadi musuhnya.Tidak ada pilihan netral tersedia untuk mereka!Namun, tidak semua orang begitu bergumul."Aku mendukung Tuan Haron!"Begitu Haron selesai berbicara, Tiano langsung menunjukkan sikapnya tanpa ragu."Jujur saja, melihat Kota Banyuli kini dibuat kacau oleh seorang wali kota
Haron sangat kuat dan mengintimidasi. Selain itu, dia berasal dari ibu kota provinsi, memiliki latar belakang yang luar biasa.Sebaliknya, terlepas dari seberapa besar pengaruh Ardika di Kota Banyuli, identitasnya hanyalah seorang menantu benalu yang bertugas menuangkan air cuci kaki, tentu saja latar belakangnya tidak bisa dibandingkan dengan Haron.Intinya, bagi mereka, kemungkinan Haron untuk menang lebih besar."Haha, oke, terima kasih semuanya!"Senyuman di wajah Haron makin melebar. Kemudian, sorot matanya kembali tertuju pada Desta dan yang lainnya. Lalu, dia berkata dengan nada mempermainkan, "Bagaimana? Setelah berpikir begitu lama, bagaimana hasil pertimbangan kalian?"Sebelumnya, Desta dan yang lainnya memang telah menunjukkan dengan sangat jelas, mereka memihak pada Ardika.Namun, sekarang berbeda dengan sebelumnya.Dia yakin setelah melihat ada begitu banyak orang yang mendukungnya, selama tiga orang pria tua itu tidak bodoh, mereka pasti akan mengambil keputusan yang bija
Begitu mendengar ucapan Baron, ekspresi banyak orang mulai berubah.Sebelumnya, saat Gilang mendatangi Kota Banyuli, pria itu juga memaksa kekuatan penduduk asli Kota Banyuli untuk menentukan pilihan memihak pada siapa.Kala itu, Keluarga Pambudi, keluarga kelas satu inilah yang paling senang dan bersemangat.Dedi, Kepala Keluarga Pambudi, mendukung Gilang tanpa ragu, merebut posisi Ridwan sebagai wali kota, serta memaksa Ardika untuk memberi kesaksian.Putra Dedi bahkan hampir mendesak Luna melompat dari gedung.Hasil dari memprovokasi Ardika seperti itu adalah, Dedi hanya menjadi wali kota selama satu hari.Sejak saat itu, Keluarga Pambudi langsung mengalami kejatuhan yang signifikan, posisi mereka menjadi setara dengan banyak keluarga di Kota Banyuli lainnya.Mengingat kejadian itu, sebagian orang mulai menyesal.Mereka takut pada akhirnya Ardika berhasil membalikkan keadaan lagi dan membawa bencana bagi keluarga mereka sendiri.Namun, juga ada orang yang menganggap remeh hal terseb
"Pak Hadiman, permintaanku sangat sederhana saja. Selama kamu mengeluarkan pernyataan pemutusan hubungan dengan Ardika dan menjelek-jelekkannya di depan umum, memaksanya untuk mengembalikan dua puluh persen saham Hongkem dan berikan padaku.""Maka, mulai sekarang, kamu adalah temanku."Haron selalu menginginkan dua puluh persen saham yang ada di tangan Ardika itu.Namun, tujuan terbesarnya adalah, dia ingin menjatuhkan reputasi Ardika melalui Hadiman.Melakukan sesuatu harus ada logikanya.Terlebih lagi, Haron adalah tipe orang yang sangat mementingkan harga diri.Jadi, dia ingin orang luar tahu dia datang ke Kota Banyuli untuk menargetkan Ardika, bukan demi merebut aset atau keuntungan apa pun, melainkan untuk mewakili Langit menegakkan keadilan!Di bawah tatapan banyak orang, Hadiman merasakan tekanan yang sangat besar.Namun, dia tetap mengambil keputusan yang membuat semua orang keheranan."Maaf, Tuan Haron. Tuan Ardika telah menyelamatkan Hongkem, ini adalah sebuah fakta yang ngga
Semua orang sudah meninggalkan aula utama Kediaman Keluarga Rewind.Hanya Haron dan para muridnya, serta anggota Keluarga Rewind yang gemetaran ketakutan masih berada di sana.Tekanan yang mereka rasakan paling besar.Karena sebelumnya tidak tahu mengapa Haron tiba-tiba marah besar, bahkan seakan-akan juga sudah membenci Keluarga Rewind."Kemarilah."Haron duduk di tempat duduk utama, mengambil garpu, menjepit sepotong daging bebek dengan perlahan, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.Belasan hidangan yang telah dipersiapkan secara khusus oleh Keluarga Rewind, sama sekali belum terpegang."Brak!"Sumalin, Klito dan yang lainnya berjalan menghampiri Haron dengan patuh, lalu berlutut di hadapannya.Haron meminta muridnya untuk menuangkan anggur untuknya. Kemudian, dia melirik Sumalin dan berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana? Apakah kamu sudah memikirkannya dengan jelas?""Tu ... Tuan Haron, aku sudah memikirkannya dengan jelas!""Aku seharusnya nggak mengambil keputusan secara sepih