Haron langsung membelalakkan matanya, menatap Ardika dengan sorot mata yang tak tertebak.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya dari Ardika, lalu melirik Sumalin, Klito dan yang lainnya dengan sorot mata dingin.Saat ini, mereka semua merasa gugup setengah mati, seolah-olah sudah ditargetkan oleh seekor binatang buas yang ganas!Namun, mereka sama sekali tidak mengerti makna tersirat yang ditujukan oleh Ardika pada Haron tadi."Ardika, dasar bajingan! Gando hanya mengataimu beberapa patah kata kasar, tapi kamu malah langsung memukulnya hingga dia menjadi dalam kondisi koma. Kamu benar-benar kejam!"Dengan mata memerah, Klito berdiri dan memelototi Ardika dengan tatapan penuh kebencian.Kemudian, dia langsung berlutut di hadapan Haron dan berteriak dengan sedih sekaligus putus asa, "Tuan Haron, aku mohon turun tangan habisi Ardika! Kelak Keluarga Rewind akan mengikuti semua ucapan Tuan dan melakukan apa saja untuk Tuan!""Minggir sana!"Namun, tanggapan yang diterimanya adalah tendanga
Memerintah Haron untuk meninggalkan Kota Banyuli?Memberinya kesempatan terakhir?Ini ....Apakah kata-kata ini keluar dari mulut Ardika?Dalam sekejap, banyak orang bahkan mencurigai telinga mereka sudah bermasalah.Pemandangan ini benar-benar sangat aneh.Berani-beraninya seorang menantu benalu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mengancam seorang ahli bela diri terkenal di ibu kota provinsi seperti Haron.Bukankah seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya?Kalau kata-kata seperti itu keluar dari mulut Haron, barulah masuk akal!"Guru, langsung saja habisi si Ardika itu!""Hanya dengan cara seperti ini, Guru baru bisa menunjukkan wibawa guru!""Agar bocah kampungan Kota Banyuli ini mengerti, Guru bukanlah orang yang bisa disinggung!"Satu per satu dari murid Haron berteriak dengan niat membunuh yang kuat.Ardika mempermalukan guru mereka, maka sama saja dengan mempermalukan mereka.Selama Haron memberi mereka perintah, mereka akan menerjang maju tanpa ragu untuk menghabisi Ardi
Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota
Kalau terlibat dalam pertarungan sengit orang-orang ganas seperti ini, hanya sedikit kurang berhati-hati saja, nyawa sendiri akan terancam!Banyak orang tidak berani menunjukkan sikap mereka dengan gegabah."Tuan Haron, nggak ada yang pernah bertemu dengan wali kota baru ini, dia nggak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik.""Seperti biasa, pejabat yang baru menjabat selalu ingin menunjukkan wibawanya. Nggak lama setelah dia menjabat sebagai wali kota, dia langsung memecat tokoh-tokoh penting dari beberapa departemen, di antaranya ada seorang penanggung jawab ketiga departemen sekaligus putra Hamdi. Tapi, Pak Hamdi sangat tunduk padanya!""Dia juga berencana untuk membubarkan beberapa rumah sakit swasta yang dibeli oleh Perusahaan Investasi Mahasura, dia sama sekali nggak memedulikan seberapa kuat latar belakang perusahaan tersebut!""Banyak orang mengatakan wali kota baru ini sangat tegas dalam bertindak!"Di bawah tatapan tajam sekaligus mengancam Haron, ada beberapa orang yang
"Pandangan Keluarga Yendia juga sama dengan Desta!""Tuan Haron, Kota Banyuli memang adalah tempat kecil. Tapi, kamu jangan lupa, kota ini juga merupakan lokasi markas tim tempur Kota Banyuli. Kalau benar-benar ingin dibandingkan, kedudukan ibu kota provinsi nggak ada apa-apanya dibandingkan Kota Banyuli!""Jadi, Kota Banyuli nggak sesederhana yang Tuan Haron pikirkan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera kembali ke ibu kota provinsi. Kalau nggak, kamu benar-benar akan menggali kuburmu sendiri!"Saat ini, Zaki dan Baron juga angkat bicara.Tidak perlu diragukan lagi, Desta dan dua orang lainnya adalah sosok pemimpin di kalangan kelas atas Kota Banyuli.Bahkan mereka juga memerintahkan Haron untuk kembali ke ibu kota provinsi pada saat bersamaan, bisa dibayangkan betapa terkejutnya orang-orang lainnya!Awalnya, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax tidak berani menyinggung Haron.Mereka juga tidak berani mengungkapkan keberatan atas kedatangan pria itu di Kota Banyu
"Bagi yang tunduk padaku, akan tetap hidup. Sebaliknya, bagi yang melawanku, akan mati!"Begitu mendengar ucapan sedingin es Haron itu, banyak orang di ruangan tersebut yang tersentak.Dalam sekejap, ekspresi banyak orang sudah mulai berubah-ubah.Saat ini, mereka semua baru mengerti, perjamuan malam ini bukan hanya sekadar perjamuan jebakan untuk Ardika.Bagi tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli seperti mereka, perjamuan malam ini juga merupakan sebuah perjamuan jebakan.Karena Haron meminta mereka untuk menunjukkan sikap mereka, apakah ingin menjadi teman atau musuh.Sangat jelas bahwa di mata Haron yang arogan dan mengintimidasi itu, kalau mereka tidak memilih menjadi temannya, maka akan secara otomatis menjadi musuhnya.Tidak ada pilihan netral tersedia untuk mereka!Namun, tidak semua orang begitu bergumul."Aku mendukung Tuan Haron!"Begitu Haron selesai berbicara, Tiano langsung menunjukkan sikapnya tanpa ragu."Jujur saja, melihat Kota Banyuli kini dibuat kacau oleh seorang wali kota
Haron sangat kuat dan mengintimidasi. Selain itu, dia berasal dari ibu kota provinsi, memiliki latar belakang yang luar biasa.Sebaliknya, terlepas dari seberapa besar pengaruh Ardika di Kota Banyuli, identitasnya hanyalah seorang menantu benalu yang bertugas menuangkan air cuci kaki, tentu saja latar belakangnya tidak bisa dibandingkan dengan Haron.Intinya, bagi mereka, kemungkinan Haron untuk menang lebih besar."Haha, oke, terima kasih semuanya!"Senyuman di wajah Haron makin melebar. Kemudian, sorot matanya kembali tertuju pada Desta dan yang lainnya. Lalu, dia berkata dengan nada mempermainkan, "Bagaimana? Setelah berpikir begitu lama, bagaimana hasil pertimbangan kalian?"Sebelumnya, Desta dan yang lainnya memang telah menunjukkan dengan sangat jelas, mereka memihak pada Ardika.Namun, sekarang berbeda dengan sebelumnya.Dia yakin setelah melihat ada begitu banyak orang yang mendukungnya, selama tiga orang pria tua itu tidak bodoh, mereka pasti akan mengambil keputusan yang bija
Begitu mendengar ucapan Baron, ekspresi banyak orang mulai berubah.Sebelumnya, saat Gilang mendatangi Kota Banyuli, pria itu juga memaksa kekuatan penduduk asli Kota Banyuli untuk menentukan pilihan memihak pada siapa.Kala itu, Keluarga Pambudi, keluarga kelas satu inilah yang paling senang dan bersemangat.Dedi, Kepala Keluarga Pambudi, mendukung Gilang tanpa ragu, merebut posisi Ridwan sebagai wali kota, serta memaksa Ardika untuk memberi kesaksian.Putra Dedi bahkan hampir mendesak Luna melompat dari gedung.Hasil dari memprovokasi Ardika seperti itu adalah, Dedi hanya menjadi wali kota selama satu hari.Sejak saat itu, Keluarga Pambudi langsung mengalami kejatuhan yang signifikan, posisi mereka menjadi setara dengan banyak keluarga di Kota Banyuli lainnya.Mengingat kejadian itu, sebagian orang mulai menyesal.Mereka takut pada akhirnya Ardika berhasil membalikkan keadaan lagi dan membawa bencana bagi keluarga mereka sendiri.Namun, juga ada orang yang menganggap remeh hal terseb