Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1502 Kamu Adalah Wali Kota

Share

Bab 1502 Kamu Adalah Wali Kota

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 18:00:01
Di arah depan aula, anggota Keluarga Rewind sedang mencoba menenangkan Haron.

"Tuan Haron, jangan marah. Wali kota baru itu datang atau nggak, sama sekali nggak penting. Malam ini, Tuan adalah pemeran utama di sini!"

"Ya, benar. Dia nggak mungkin bisa bersaing dengan Tuan. Tuan adalah pusat perhatian malam ini."

"Silakan duduk, Tuan!"

Haron menganggukkan kepalanya.

Dia berjalan ke arah kursi utama, berencana untuk duduk.

"Haron, kamu menginginkan penjelasan dari Kediaman Wali Kota?"

"Kamu nggak perlu menunggu nanti lagi, aku akan memberimu penjelasan sekarang juga."

Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin seseorang.

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, suasana di tempat tersebut langsung gempar!

Karena siapa pun bisa mendengar dengan jelas bahwa kata-kata yang ditujukan oleh orang yang berbicara terhadap Haron adalah kata-kata meremehkan.

Kalau tidak, orang tersebut tidak akan menggunakan nada bicara provokatif seperti ini.

Haron yang bokongnya sudah menempel pada k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1503 Idiot

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu mengancamku dengan membawa-bawa nama Haron, itu artinya kamu nggak bisa melakukan apa pun terhadapku, 'kan? Kalau begitu, minggir saja sana. Sekarang aku nggak punya waktu untuk berurusan denganmu.""Kamu!"Saking kesalnya, dada Tiano sampai naik turun. Dia menunjuk Ardika dengan marah dan berkata, "Oke, oke, aku mau lihat bagaimana kamu mati hari ini!"Di bawah sorot mata aneh yang ditujukan oleh orang-orang ke arahnya, dia duduk kembali dengan memasang ekspresi masam.Dia menatap Ardika dengan tatapan tajam.Saat ini, Haron berkata dengan nada bicara sedingin es, "Ardika, berani-beraninya kamu bersikap begitu arogan di perjamuan malamku, apa kamu nggak menganggap serius aku?"Dia sudah tidak memedulikan ucapan Tiano lagi.Terlepas dari apakah Ardika adalah Wali Kota Banyuli atau bukan, mereka sudah ditakdirkan untuk melawan satu sama lain hingga tetes darah penghabisan.Ardika bertanya balik sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri sudah tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1504 Kesempatan Menjadi Anjing

    Mendengar ucapan Gando, anggota Keluarga Rewind lainnya sangat setuju.Kalau orang biasa tahu Haron mengundang tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli untuk menargetkan diri sendiri, pasti akan ketakutan setengah mati dan segera tunduk.Ardika juga pasti bukan pengecualian.Bagaimanapun juga, reputasi Haron sangat luar biasa. Terlebih lagi, pria itu sangat arogan dan mengintimidasi, dia bahkan tidak menganggap serius Wali Kota Banyuli.Sebelumnya Ardika tidak tahu seberapa menakutkan Haron. Karena itulah, dia berani menyinggung Haron sedemikian rupanya.Sekarang, setelah melihat betapa hebatnya Haron, yang bisa mengundang semua tokoh hebat Kota Banyuli untuk memeriahkan perjamuan yang diselenggarakannya, tentu saja Ardika akan ketakutan setengah mati dan menyadari tindakan sendiri benar-benar cari mati."Idiot? Hehe."Ardika tertawa pelan, menatap Gando dengan tatapan seperti menatap idiot."Kenapa? Memangnya bukan?"Gando mendengus, lalu melenggang ke hadapan Ardika dan berkata dengan percaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1505 Hanya Butuh Satu Tamparan

    Gando sudah mengerahkan seluruh kekuatannya.Namun, tubuh Ardika seakan-akan sudah tertancap dengan permukaan tanah, sama sekali tidak bergerak."Sial! Cepat berlutut!"Gando merasa sangat malu. Sambil berteriak dengan marah, dia mengangkat lengannya, hendak melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. Dia mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke arah lawannya."Plak!"Begitu tamparan itu mendarat di wajah Gando, darah segar langsung muncrat dari mulut dan hidungnya.Gando bahkan tidak sempat bersuara, tubuhnya sudah terpental seperti layang-layang yang putus, lalu membentur lantai dengan kuat, bahkan terpental lagi dua kali.Namun, saat kejadian ini berlangsung, Gando bukan hanya tidak mengeluarkan suara sama sekali, bahkan kelopak matanya juga tidak terbuka.Suasana di dalam ruangan itu sangat hening!Semua orang membelalak kaget, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Berani-beraninya Ardika menyerang tepat di hadapan Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1506 Kesempatan Terakhir

    Haron langsung membelalakkan matanya, menatap Ardika dengan sorot mata yang tak tertebak.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya dari Ardika, lalu melirik Sumalin, Klito dan yang lainnya dengan sorot mata dingin.Saat ini, mereka semua merasa gugup setengah mati, seolah-olah sudah ditargetkan oleh seekor binatang buas yang ganas!Namun, mereka sama sekali tidak mengerti makna tersirat yang ditujukan oleh Ardika pada Haron tadi."Ardika, dasar bajingan! Gando hanya mengataimu beberapa patah kata kasar, tapi kamu malah langsung memukulnya hingga dia menjadi dalam kondisi koma. Kamu benar-benar kejam!"Dengan mata memerah, Klito berdiri dan memelototi Ardika dengan tatapan penuh kebencian.Kemudian, dia langsung berlutut di hadapan Haron dan berteriak dengan sedih sekaligus putus asa, "Tuan Haron, aku mohon turun tangan habisi Ardika! Kelak Keluarga Rewind akan mengikuti semua ucapan Tuan dan melakukan apa saja untuk Tuan!""Minggir sana!"Namun, tanggapan yang diterimanya adalah tendanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1507 Hanya Bicara Sampai di Sini Saja

    Memerintah Haron untuk meninggalkan Kota Banyuli?Memberinya kesempatan terakhir?Ini ....Apakah kata-kata ini keluar dari mulut Ardika?Dalam sekejap, banyak orang bahkan mencurigai telinga mereka sudah bermasalah.Pemandangan ini benar-benar sangat aneh.Berani-beraninya seorang menantu benalu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mengancam seorang ahli bela diri terkenal di ibu kota provinsi seperti Haron.Bukankah seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya?Kalau kata-kata seperti itu keluar dari mulut Haron, barulah masuk akal!"Guru, langsung saja habisi si Ardika itu!""Hanya dengan cara seperti ini, Guru baru bisa menunjukkan wibawa guru!""Agar bocah kampungan Kota Banyuli ini mengerti, Guru bukanlah orang yang bisa disinggung!"Satu per satu dari murid Haron berteriak dengan niat membunuh yang kuat.Ardika mempermalukan guru mereka, maka sama saja dengan mempermalukan mereka.Selama Haron memberi mereka perintah, mereka akan menerjang maju tanpa ragu untuk menghabisi Ardi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1508 Hal yang Sangat Mudah

    Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1509 Meninggalkan Kota Banyuli

    Kalau terlibat dalam pertarungan sengit orang-orang ganas seperti ini, hanya sedikit kurang berhati-hati saja, nyawa sendiri akan terancam!Banyak orang tidak berani menunjukkan sikap mereka dengan gegabah."Tuan Haron, nggak ada yang pernah bertemu dengan wali kota baru ini, dia nggak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik.""Seperti biasa, pejabat yang baru menjabat selalu ingin menunjukkan wibawanya. Nggak lama setelah dia menjabat sebagai wali kota, dia langsung memecat tokoh-tokoh penting dari beberapa departemen, di antaranya ada seorang penanggung jawab ketiga departemen sekaligus putra Hamdi. Tapi, Pak Hamdi sangat tunduk padanya!""Dia juga berencana untuk membubarkan beberapa rumah sakit swasta yang dibeli oleh Perusahaan Investasi Mahasura, dia sama sekali nggak memedulikan seberapa kuat latar belakang perusahaan tersebut!""Banyak orang mengatakan wali kota baru ini sangat tegas dalam bertindak!"Di bawah tatapan tajam sekaligus mengancam Haron, ada beberapa orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1510 Bagi yang Tunduk Hidup Sebaliknya Mati

    "Pandangan Keluarga Yendia juga sama dengan Desta!""Tuan Haron, Kota Banyuli memang adalah tempat kecil. Tapi, kamu jangan lupa, kota ini juga merupakan lokasi markas tim tempur Kota Banyuli. Kalau benar-benar ingin dibandingkan, kedudukan ibu kota provinsi nggak ada apa-apanya dibandingkan Kota Banyuli!""Jadi, Kota Banyuli nggak sesederhana yang Tuan Haron pikirkan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera kembali ke ibu kota provinsi. Kalau nggak, kamu benar-benar akan menggali kuburmu sendiri!"Saat ini, Zaki dan Baron juga angkat bicara.Tidak perlu diragukan lagi, Desta dan dua orang lainnya adalah sosok pemimpin di kalangan kelas atas Kota Banyuli.Bahkan mereka juga memerintahkan Haron untuk kembali ke ibu kota provinsi pada saat bersamaan, bisa dibayangkan betapa terkejutnya orang-orang lainnya!Awalnya, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax tidak berani menyinggung Haron.Mereka juga tidak berani mengungkapkan keberatan atas kedatangan pria itu di Kota Banyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1807 Davinko

    "Tuan Ardika, orang-orang Tridon mengatakan setelah acara pemakaman besok, mereka akan menggali kubur Tuan Delvin, menjadikan tempat itu sebagai makam Yomde!"Desta mengucapkan kata-kata itu dengan hati-hati, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi keningnya.Karena tiba-tiba saja suhu di dalam ruangan menurun secara signifikan, suasana menjadi tegang, membuat orang merasa kesulitan untuk bernapas.Orang-orang lainnya menggigil ketakutan, tidak berani berbicara.Mereka tahu saat ini amarah Ardika benar-benar sudah tersulut.Semua orang tahu Ardika dan Delvin adalah sahabat yang memiliki hubungan baik layaknya saudara.Kala itu, demi membalaskan dendam Delvin, Ardika menghancurkan tiga keluarga besar yang telah mengacaukan Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Sekarang Tridon malah ingin menggali makam Delvin untuk dijadikan sebagai makam muridnya?Pasti akan terjadi pertarungan hidup dan mati!Namun, tak lama kemudian, Ardika tenang kembali. Dia melambaikan tangannya dan berkata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1806 Vila Pelarum

    "Tuan Ardika, Tridon adalah orang Galea, dia sama sekali nggak memedulikan hidup dan mati rakyat Negara Nusantara.""Kalau dia menggila dan melakukan pembunuhan besar-besaran, penduduk Kota Banyuli benar-benar akan menghadapi ajal!"Dengan dipimpin oleh Desta, Zaki dan Baron, semua orang menatap Ardika dengan tatapan cemas sambil menyampaikan kekhawatiran mereka.Melihat puluhan ribu orang anggota dunia preman memasuki Kota Banyuli, tentu saja mereka yang paling khawatir.Kekuatan sebesar itu bisa meluluhlantakkan Kota Banyuli yang awalnya tenang dan terstruktur.Kalau begitu, pada akhirnya yang mengalami kerugian paling besar adalah mereka yang memiliki aset dan bisnis besar di kota ini.Ardika mengerutkan keningnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Desta dan dua orang lainnya. "Kalian juga sudah ditemui? Apa kata mereka?""Mereka menyampaikan pesan dari Tridon.""Katanya, kalau tiga keluarga kami nggak ingin hancur dan dihabisi hingga nggak ada satu pun yang tersisa, seluruh kel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1805 Tempat dengan Fengsui Bagus

    "Tapi aku tahu alasannya.""Karena kamu ini nggak berperikemanusiaan, kamu hanya diliputi aura membunuh yang kuat.""Orang sepertimu terlahir sebagai alat untuk membunuh, terlahir untuk medan perang.""Sebelumnya aku terus menekanmu, nggak membiarkanmu menyerang, karena tempat itu adalah Galea. Aku tahu begitu kamu beraksi, para penduduk akan menghadapi situasi yang sangat sulit.""Tapi kali ini di Negara Nusantara. Aku mau kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu dan melakukan pembunuhan besar-besaran.""Siapa pun yang berani menghalangimu, habisi saja semuanya."Tridon melontarkan kata-kata itu tanpa adanya gejolak emosi apa pun.Seakan-akan hal-hal seperti ini sangat normal, seperti makan dan minum saja.Namun, makin dia tampak tenang, maka makin menakutkan.Mendengar sang majikan, Pandu yang bertugas melayani di samping, langsung merasakan kaki dan tangannya dingin saking ketakutannya.Walaupun dia sudah bekerja untuk Tridon selama bertahun-tahun, tetapi kebanyakan dia hanya bertanggun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1804 Sudah Datang Jangan Harap Bisa Pergi Lagi

    Tridon juga tidak bodoh.Secara tidak langsung, dia membiarkan orang-orang Keluarga Dougli dari berbagai wilayah ini untuk bertindak demikian.Setelah Ardika dihabisi, itulah saatnya pembagian keuntungan besar tersebut.Saat itu tiba, tentu saja proyek kota baru Sungai Banyuli harus dijadikan sebagai imbalan.Jadi, para anggota Keluarga Dougli yang berkutat dalam dunia politik dari berbagai wilayah Negara Nusantara datang ke Provinsi Denpapan juga bukan hanya untuk memberikan tekanan kepada Helios, agar dia melepaskan Ardika.Mereka juga ingin mendukung orang-orang sendiri untuk menjadi Wali Kota Banyuli.Sambil menggunakan kekuatan di dunia pemerintahan untuk menekan pihak pemerintahan, mereka juga menggerakkan kekuatan dunia preman untuk menakut-nakuti berbagai perusahaan besar."Hanya sebuah proyek kota baru Sungai Banyuli saja bisa menarik begitu banyaknya 'binatang buas', berawal dari Haron, sekarang Tridon. Kalau 'binatang-binatang buas' yang memimpin ini nggak dihabisi semuanya,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1803 Semua Datang Demi Keuntungan

    Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1802 Menggerakkan Seluruh Anggota

    Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1801 Berkumpul di Kota Banyuli

    "Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1800 Wali Kota Baru

    "Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1799 Tanda-Tanda Badai Akan Menerjang

    Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej

DMCA.com Protection Status