Di mata para penumpang yang berada di sekeliling tempat itu, Kaori dan yang lainnya seperti sedang mengawal Farlin masuk ke dalam mobil.Mereka sama sekali tidak menyadari Farlin dan asistennya sedang disandera.Terlebih lagi, saat menghadapi para penjahat ganas seperti mereka, Farlin yang sudah tua juga tidak berani melakukan perlawanan.Tak lama kemudian, rombongan mobil itu melaju meninggalkan bandara, langsung menuju ke Rumah Sakit Prima, ke hadapan Haron."Farlin, 'kan? Cepat operasi keempat muridku.""Kalau mereka nggak bisa pulih seperti sedia kala, ke depannya kamu juga akan berakhir seperti mereka, hanya bisa berbaring di tempat tidur!"Haron sudah mengetahui sikap Farlin dari Kaori.Karena itulah, begitu bertemu dengan Farlin, dia sama sekali tidak sungkan-sungkan lagi, melainkan langsung melontarkan ancaman dengan memasang ekspresi muram.Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Farlin langsung berubah menjadi masam saking kesalnya.Sebagai dokter nasional, orang-orang terpandan
Dengan iringan bunyi "krak", kaki asisten Farlin itu langsung patah."Ahhhh ...."Asisten itu terjatuh ke lantai. Sambil memegangi kakinya, dia berguling-guling di lantai, tampak sangat kesakitan.Haron tertawa dingin dan berkata, "Eh, Farlin, sekarang asistenmu ini sudah mengalami cedera seperti muridku, apa kamu juga nggak akan melakukan operasi padanya?""Guru, jangan menyetujui permintaan mereka!"Di lantai, asisten itu menahan rasa sakitnya sambil berkata dengan gigi terkatup, "Biarpun Guru melakukan operasi pada mereka, demi pengaruhnya, Haron juga nggak akan melepaskan Guru. Cari cara untuk hubungi Tuan Ardika ....""Bam!"Sebelum asisten itu bisa menyelesaikan kalimatnya, Kaori sudah melayangkan tendangan ke dagunya.Dalam sekejap, mulut dan hidung asisten itu berdarah. Dia terlihat makin menyedihkan.Farlin berteriak dengan marah, "Haron, kamu benar-benar keterlaluan!""Haha, kamu benar!"Haron tertawa terbahak-bahak, lalu berkata dengan arogan, "Di sini, aku adalah hukum! Aku
Ardika segera meletakkan proposal dalam genggamannya, lalu beranjak bangkit dan berkata, "Aku mengantar Pak Farlin ke bandara secara pribadi. Setelah melihatnya masuk ke bandara, aku baru pergi. Pasti terjadi sesuatu padanya saat dia berada di dalam bandara."Saat ini, Hamdi kembali menerima sebuah panggilan telepon.Setelah mendengar beberapa patah kata dari ujung telepon, ekspresinya langsung berubah drastis. "Tuan Ardika, seharusnya Pak Farlin disandera di landasan pacu pesawat tepat di hadapan banyak orang sebelum naik ke pesawat!""Menurut pernyataan staf darat di lokasi, saat itu ada beberapa buah mobil dengan pelat ibu kota provinsi yang melaju masuk melalui jalur khusus dam berhenti di depan pesawat yang ditumpangi oleh Pak Farlin.""Orang-orang di sekitar tempat itu mengira mereka datang untuk menjemput tokoh hebat, jadi nggak terlalu memperhatikan."Bisa melajukan mobil memasuki landasan pacu pesawat, tidak dapat dilakukan oleh orang biasa.Karena itulah, wajar saja kalau tid
Niat membunuh yang kuat tampak jelas di wajah Haron, ekspresinya terlihat ganas.Farlin berkata dengan marah, "Haron, kamu nggak bisa mengabaikan hidup dan mati orang lain hanya demi muridmu! Masih ada pasien di banyak tempat yang menunggu untuk menerima perawatan medis dariku!""Apa kamu pikir hanya nyawa muridmu yang berarti, sedangkan nyawa orang lain nggak berarti?"Walaupun Haron dijuluki sebagai ahli bela diri, tetapi sifatnya tidak berbeda dengan preman.Semua orang yang mengundangnya untuk mendapat perawatan medis darinya, selalu bersikap hormat padanya.Namun, Haron malah langsung mengancamnya. Selain itu, kini pria itu memaksanya untuk tidak memberikan perawatan medis kepada orang lain.Paling tidak, butuh waktu tiga bulan bagi Empat King Kong untuk pulih kembali.Dalam kurun waktu tiga bulan ini, sudah berapa banyak orang yang bisa disembuhkannya?Saat ini, Farlin benar-benar ingin melawan pria bajingan itu hingga akhir.Haron mencibir dan berkata pada Farlin dengan nada bic
Ardika menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. "Ternyata memang benar, sistem beberapa rumah sakit ini sama saja. Satpam yang dipekerjakan juga adalah preman.""Sial! Kamu bergumam apaan?!"Petugas keamanan itu memelototi Ardika dengan tajam, sama sekali tidak mendengar jelas ucapan Ardika.Dia mengulurkan tangannya, hendak membuka pintu mobil. "Cepat keluar dari mobil sekarang juga ....""Bam!"Pintu mobil tiba-tiba terbuka, tubuh orang itu langsung terpental akibat benturan yang keras."Sialan ...."Petugas keamanan lainnya hendak mengambil walki-talkinya. Namun, saat itu, Ardika sudah turun dari mobil.Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kemarilah.""Sial! Berani-beraninya kamu memerintahku!"Petugas keamanan itu hendak menggulung lengan bajunya, tetapi Ardika sudah muncul di hadapannya dan menendangnya, hingga dia terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi.Ardika melambaikan tangannya, lalu melangkah memasuki rumah sakit dengan cepat.Dari kejauhan, dia mendapati be
Sebelumnya, saat Sumalin, Klito dan yang lainnya mengatakan Ardika sangat arogan dan menyebalkan, Kaori masih tidak percaya.Namun, sekarang, hanya beberapa patah kata yang keluar dari mulut Ardika saja, sudah berhasil menyulut niat membunuh yang kuat dalam hatinya!Ardika tidak memedulikan Kaori, dia langsung berjalan menghampiri Farlin."Maaf, Pak Farlin, kali ini pertimbanganku kurang matang, sampai-sampai menyebabkanmu disandera oleh sekelompok orang ini."Saat berbicara, dia mendapati ada memar-memar samar di wajah Farlin. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya dengan dingin, "Siapa yang memukulmu?""Aku yang memukulnya. Memangnya kenapa? Kamu ingin membalaskan dendam tua bangka itu?"Kaori tersenyum ganas dan berkata, "Sebaiknya kamu urus saja dulu dirimu sendiri, berani-beraninya kamu datang seorang diri dan berlagak hebat di hadapan kami! Kamu benar-benar sombong!""Karena gegabah dan meremehkan lawan, Empat King Kong baru dilumpuhkan olehmu. Apa kamu pikir kamu benar-benar seh
Dalam kurun waktu belasan detik saja, beberapa orang murid Haron itu sudah tergeletak tak berdaya di lantai.Masing-masing dari mereka mengalami patah satu lengan.Dalam suasana yang sangat hening itu, Ardika menepuk-nepuk tangannya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Yah, padahal penyelesaian masalah ini sangat mudah saja, yaitu dengan berlutut meminta maaf. Tapi, karena kalian memilih untuk menyerangku, maka masing-masing dari kalian patah satu lengan sebagai bentuk hukumannya."Mendengar nada bicara santai Ardika, sudut bibir Sumalin dan Klito berkedut.Ardika benar-benar menakutkan!Walaupun saat berada di Kediaman Keluarga Rewind, mereka sudah pernah menyaksikan kehebatan Ardika, tetapi saat ini mereka tetap terkejut bukan main.Di hadapan Ardika, murid Haron lemah bagaikan porselen.Hanya dengan satu gerakan saja, Ardika sudah bisa menumbangkan mereka semua dan membuat mereka tak berdaya!"Tuan Kaori, cepat panggil Tuan Haron, Tujuh Bilah dan Serigala Ganas! Hanya mereka yang bisa
Ardika mengerutkan keningnya, hendak mengejar mereka.Saat ini, Farlin angkat bicara. "Ardika, lupakan saja. Nggak semua anggota Keluarga Rewind pantas menerima hukuman seperti itu. Lagi pula, kalau kamu melumpuhkan mereka, hanya akan menambah beban dokter ortopedi Kota Banyuli.""Aku dengar dalam dua hari ini, sudah ada puluhan pasien yang mengalami cedera pada tulang. Mereka semua ada hubungannya denganmu."Saat membicarakan hal ini, Farlin merasa sedikit tidak bisa berkata-kata.Hanya Ardika seorang, sudah membuat departemen ortopedi berbagai rumah sakit besar Kota Banyuli merasakan beban yang berat."Eh ... baiklah."Ardika menggelengkan kepalanya dengan sedikit malu. Dia ingin mengatakan puluhan orang itu tidak ada hubungannya dengannya, melainkan Levin.Namun, sepertinya sumber permasalahan memang terletak pada dirinya.Farlin berkata, "Ayo pergi. Aku harus melakukan operasi pada asistenku secepatnya."Ardika langsung membawa mereka berdua ke dalam mobil."Hentikan mereka! Jangan