Ardika menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. "Ternyata memang benar, sistem beberapa rumah sakit ini sama saja. Satpam yang dipekerjakan juga adalah preman.""Sial! Kamu bergumam apaan?!"Petugas keamanan itu memelototi Ardika dengan tajam, sama sekali tidak mendengar jelas ucapan Ardika.Dia mengulurkan tangannya, hendak membuka pintu mobil. "Cepat keluar dari mobil sekarang juga ....""Bam!"Pintu mobil tiba-tiba terbuka, tubuh orang itu langsung terpental akibat benturan yang keras."Sialan ...."Petugas keamanan lainnya hendak mengambil walki-talkinya. Namun, saat itu, Ardika sudah turun dari mobil.Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kemarilah.""Sial! Berani-beraninya kamu memerintahku!"Petugas keamanan itu hendak menggulung lengan bajunya, tetapi Ardika sudah muncul di hadapannya dan menendangnya, hingga dia terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi.Ardika melambaikan tangannya, lalu melangkah memasuki rumah sakit dengan cepat.Dari kejauhan, dia mendapati be
Sebelumnya, saat Sumalin, Klito dan yang lainnya mengatakan Ardika sangat arogan dan menyebalkan, Kaori masih tidak percaya.Namun, sekarang, hanya beberapa patah kata yang keluar dari mulut Ardika saja, sudah berhasil menyulut niat membunuh yang kuat dalam hatinya!Ardika tidak memedulikan Kaori, dia langsung berjalan menghampiri Farlin."Maaf, Pak Farlin, kali ini pertimbanganku kurang matang, sampai-sampai menyebabkanmu disandera oleh sekelompok orang ini."Saat berbicara, dia mendapati ada memar-memar samar di wajah Farlin. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya dengan dingin, "Siapa yang memukulmu?""Aku yang memukulnya. Memangnya kenapa? Kamu ingin membalaskan dendam tua bangka itu?"Kaori tersenyum ganas dan berkata, "Sebaiknya kamu urus saja dulu dirimu sendiri, berani-beraninya kamu datang seorang diri dan berlagak hebat di hadapan kami! Kamu benar-benar sombong!""Karena gegabah dan meremehkan lawan, Empat King Kong baru dilumpuhkan olehmu. Apa kamu pikir kamu benar-benar seh
Dalam kurun waktu belasan detik saja, beberapa orang murid Haron itu sudah tergeletak tak berdaya di lantai.Masing-masing dari mereka mengalami patah satu lengan.Dalam suasana yang sangat hening itu, Ardika menepuk-nepuk tangannya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Yah, padahal penyelesaian masalah ini sangat mudah saja, yaitu dengan berlutut meminta maaf. Tapi, karena kalian memilih untuk menyerangku, maka masing-masing dari kalian patah satu lengan sebagai bentuk hukumannya."Mendengar nada bicara santai Ardika, sudut bibir Sumalin dan Klito berkedut.Ardika benar-benar menakutkan!Walaupun saat berada di Kediaman Keluarga Rewind, mereka sudah pernah menyaksikan kehebatan Ardika, tetapi saat ini mereka tetap terkejut bukan main.Di hadapan Ardika, murid Haron lemah bagaikan porselen.Hanya dengan satu gerakan saja, Ardika sudah bisa menumbangkan mereka semua dan membuat mereka tak berdaya!"Tuan Kaori, cepat panggil Tuan Haron, Tujuh Bilah dan Serigala Ganas! Hanya mereka yang bisa
Ardika mengerutkan keningnya, hendak mengejar mereka.Saat ini, Farlin angkat bicara. "Ardika, lupakan saja. Nggak semua anggota Keluarga Rewind pantas menerima hukuman seperti itu. Lagi pula, kalau kamu melumpuhkan mereka, hanya akan menambah beban dokter ortopedi Kota Banyuli.""Aku dengar dalam dua hari ini, sudah ada puluhan pasien yang mengalami cedera pada tulang. Mereka semua ada hubungannya denganmu."Saat membicarakan hal ini, Farlin merasa sedikit tidak bisa berkata-kata.Hanya Ardika seorang, sudah membuat departemen ortopedi berbagai rumah sakit besar Kota Banyuli merasakan beban yang berat."Eh ... baiklah."Ardika menggelengkan kepalanya dengan sedikit malu. Dia ingin mengatakan puluhan orang itu tidak ada hubungannya dengannya, melainkan Levin.Namun, sepertinya sumber permasalahan memang terletak pada dirinya.Farlin berkata, "Ayo pergi. Aku harus melakukan operasi pada asistenku secepatnya."Ardika langsung membawa mereka berdua ke dalam mobil."Hentikan mereka! Jangan
Haron berjalan menghampiri Sigit, menatapnya dengan sorot mata dingin dan berkata, "Kamu adalah ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli? Kerja apaan kamu ini? Bukannya menangkap orang yang penjahat yang melukai orang, kamu malah menyegel rumah sakit! Apa kamu sudah nggak ingin menjabat sebagai ketua kantor polisi pusat lagi?!"Tentu saja Sigit tahu identitas Haron.Namun, dia sudah dikenal sebagai penegak keadilan dan dijuluki Topeng Besi, tentu saja dia tidak akan takut pada Haron."Perintah yang kamu peroleh adalah menyegel Rumah Sakit Edinbum. Adapun mengenai menangkap penjahat yang melukai orang? Kami nggak menerima perintah seperti itu."Sigit menanggapinya dengan tenang tanpa bersikap merendah."Perintah dari siapa? Wali kota kalian?"Haron berkata dengan nada bicara memerintah, "Kalau begitu, kamu kembali dan beri tahu dia untuk nggak menyegel Rumah Sakit Edinbum, melainkan langsung menangkap dan menembak mati Ardika, menantu benalu Keluarga Basagita itu! Bilang saja padanya ini
Jelas-jelas dia sudah mendatangi Kota Banyuli secara pribadi, tetapi Ardika masih saja berani melakukan hal seperti ini.Bukankah sama saja dengan sedang mempermalukan dirinya?!"Ardika, aku pasti akan membunuhmu!"Haron melontarkan beberapa patah kata itu dengan gigi terkatup.Saat ini, niat membunuh yang luar biasa kuat, bahkan belum pernah dirasakannya sebelumnya menyelimuti hatinya!Sumalin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghasutnya. "Tuan Haron, cepat turun tangan habisi Ardika! Dia sama sekali nggak menganggap serius Tuan! Tuan harus menghabisinya untuk menunjukkan wibawa Tuan!""Plak!"Haron tiba-tiba mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajah Sumalin, sampai-sampai wanita itu terjatuh ke tanah."Tuan Haron, kamu!"Sambil menutupi wajahnya, Sumalin memelototi Haron dengan marah.Dia adalah pelayan Tisya.Berani-beraninya pria itu memukulnya!"Bam!"Haron kembali melayangkan tendangan ke tubuh wanita itu, sampai-sampai membuat wanita itu berteriak kesakitan.
Ekspresi Hamdi langsung membeku. "Ini .... Mungkin dia akan melemparkan tanggung jawab pada muridnya. Terlebih lagi, dengan relasi Haron, pasti akan ada banyak tokoh hebat ibu kota provinsi yang membelanya dan memberikan tekanan pada kita.""Nah, memang begitu."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Hal-hal nggak berguna seperti ini, nggak perlu dilakukan. Aku akan menangani Haron sendiri.""Baik!"Hamdi membungkuk, memberi hormat, lalu pergi....Di sisi lain.Haron tidak punya kesabaran menunggu di rumah sakit lagi, dia kembali ke Kediaman Keluarga Rewind bersama Klito dan yang lainnya.Sesampainya di Kediaman Keluarga Rewind, dia seolah-olah sudah menjadi tuan rumah di Kediaman Keluarga Rewind.Klito dan yang lainnya mendampinginya dan melayaninya dengan menuangkan teh untuknya."Hmm, rasa teh ini cukup enak."Haron menyesap tehnya dengan santai. Baginya, kali ini tidak akan ada masalah lagi karena dia telah mengirim Tujuh Bilah dan Serigala Ganas.Melihat Haron tampak rileks d
Haron tidak percaya. "Kamu sedang mengelabui siapa? Ardika itu nggak lebih dari seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki, dia bukanlah seorang tokoh hebat, bagaimana mungkin ada pasukan khusus yang melindunginya?"Dia memelototi Sumalin dengan dingin. Dia mencurigai wanita itu tidak bekerja secara maksimal untuknya karena tidak puas ditampar olehnya sebelumnya."Tuan Haron, dia nggak berbohong."Saat ini, Klito segera angkat bicara untuk membela Sumalin. Dia berkata, "Ardika memang bukan tokoh hebat, tapi tetangganya adalah tokoh hebat. Komandan Draco dari tim tempur Kota Banyuli tinggal di kediaman mewah di sebelahnya. Karena itulah, Kompleks Vila Bumantara juga termasuk dalam kawasan larangan.""Dulu, Aliansi Lautan Berlian pernah mengerahkan dua puluhan pembunuh bayaran untuk membunuh Ardika. Tapi, baru sampai pintu saja, mereka sudah berakhir mengenaskan.""Jadi, semua penduduk Kota Banyuli sudah mengetahui satu hal, terlepas dari seberapa besar masalah yang