Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1412 Sangat Arogan

Share

Bab 1412 Sangat Arogan

Author: Sarjana
Jelas-jelas mereka berjumlah belasan orang, melawan satu orang, tetapi hasilnya malah mereka semua yang ditumbangkan.

Mereka semua berakhir masuk ke rumah sakit!

Kalau mereka menceritakan kejadian seperti ini pada orang lain, mereka pasti akan menjadi bahan tertawaan.

Tidak akan ada yang menaruh simpati pada mereka, mereka malah akan menerima komentar seperti, "syukurin".

Saat ini, amarah bergejolak dalam hati mereka, tetapi mereka malah tidak bisa melampiaskan amarah mereka.

Perasaan seperti itu benar-benar membuat Ardius dan yang lainnya hampir meledak!

"Bu Luna, aku nggak akan bertele-tele lagi."

Ardius langsung mengabaikan pertanyaan Luna dan berkata dengan dingin, "Karena aku sudah datang mencarimu, maka masalah ini harus diselesaikan."

"Aku nggak akan banyak omong kosong lagi. Ada dua persyaratan."

Ardius mengulurkan satu jarinya dan berkata, "Pertama, suruh Ardika datang kemari dan berlutut di hadapanku. Aku akan mematahkan kakinya!"

"Kedua."

Ardius menunjuk Luna dan berkata, "M
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1413 Masih Ada yang Lebih Menarik di Ponselku

    "Sepasang kakak dan adik yang cantik, malam ini Tuan Muda Ardius pasti akan menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Haha ...."Herdun dan yang lainnya mengeluarkan suara tawa aneh."Ardius, dasar bajingan!"Wajah Luna langsung memerah. Tidak tahan lagi dipermalukan oleh Ardius seperti itu, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu. Selama ini, dia selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun, saat ini, dia bahkan sampai tidak bisa mengendalikan gejolak amarahnya dan memukul orang!"Plak!"Ardius langsung menarik pergelangan tangannya. Sambil tersenyum aneh, dia berkata, "Aku bajingan? Aku lebih bajingan lagi saat di ranjang, apakah kamu ingin mencobanya?""Luna, aku tahu kamu dan suamimu punya sedikit pengaruh di Kota Banyuli. Aku dengar-dengar Yudin dari Keluarga Sudibya juga kalah dari kalian.""Tapi, aku bukanlah orang bodoh seperti Yudin. Tanpa keyakinan penuh, bagaimana mungkin aku datang mencarimu?""Sebelum aku datang kemari, Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu seda

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1414 Syukurin

    Hotel Blazar adalah sebuah hotel besar, tentu saja tersedia mesin cetak dan fotokopi.Tak lama kemudian, bos hotel kembali dengan membawa setumpuk kertas tebal."Nah, lihatlah."Ardika langsung mengambil setumpuk kertas tersebut dan melemparkannya ke arah mereka.Dalam sekejap, tumpukan kertas itu tampak seperti hujan yang turun, masing-masing terjatuh ke lantai, ke atas meja makan.Tentu saja, foto-foto yang dicetak ini berwarna sesuai permintaan Ardika.Di antara foto-foto tersebut, ada Herdun yang terduduk lemas dalam muntahan sendiri sambil memutar mata, tampak tidak berdaya.Selain itu, juga ada Arisa yang tergantung di atas tubuh seorang anak buah Ardius dalam posisi yang eksotis.Tentu saja, juga ada Ardius yang dalam posisi terduduk di atas meja makan sambil muntah-muntah, buang air kecil serta buang air besar. Dia terlihat seperti seekor anjing mati....Singkat kata, semalam berbagai pose jelek sekelompok orang itu telah tertangkap kamera.Di bawah pengaruh alkohol yang berle

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1415 Apakah Kamu Berani Menyentuhku

    "Kami hanyalah orang biasa. Eh, Ardika, memangnya kenapa kalau kamu bisa mengalahkan kami? Para pengawal Tuan Muda Ardius ini adalah elite di antara elite. Hanya dengan satu jari saja, mereka sudah bisa menghabisimu!""Benar-benar katak dalam tempurung! Hanya dengan mengalahkan beberapa orang biasa saja, kamu sudah beranggapan dirimu nggak terkalahkan di dunia ini!"Beberapa orang lainnya yang dihajar oleh Ardika juga melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika."Sudah, sudah."Ardius melambaikan tangannya, lalu menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Eh, Ardika, kalau kamu merasa dengan cara seperti ini kamu bisa mengulur waktu, menunggu kedatangan pihak kepolisian, kamu salah besar.""Biarpun pihak kepolisian datang, mereka juga nggak bisa menghentikanku!""Selama kita yang terlibat, nggak ada orang lain yang mengetahui kejadian semalam.""Jadi, kamu harus tutup mulutmu! Istrimu dan adik iparmu juga nggak akan bisa lolos!""Kalian semua harus menanggung api amarahku!"Ardi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1416 Benar-Benar Berani Menyerang

    "Huu ... huu ...."Wajah Ardius ditekan dengan keras oleh Ardika di atas meja. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang menjalar di wajahnya. Dia ingin berteriak dengan keras, tetapi pada akhirnya dia mendapati teriakannya terdengar seperti suara isakan yang tertahan di dalam tenggorokannya."Aku baru pertama kali mendengar permintaan seaneh ini."Ardika berkata dengan ekspresi dingin, "Atas dasar apa kamu begitu percaya diri, beranggapan aku nggak berani menyerangmu?""Kamu bahkan bilang kalau aku nggak menyerangmu, kamu akan menargetkan istriku, adik iparku, serta ayah dan ibu mertuaku?""Jelas-jelas kamu sedang memohon padaku untuk menyerangmu, menurutmu apakah mungkin aku nggak memenuhi keinginanmu?"Saat berbicara, Ardika langsung menarik kepala Ardius, lalu mengambil rokok yang telah dihisap setengah oleh pria itu dan langsung memasukkan bagian puntung rokok yang panas ke dalam mulut pria itu secara paksa."Ahhh ...."Panas yang membara menyelimuti lidah Ardius, bahkan asap dari ro

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1417 Membiarkan Kalian Memanggil Bantuan

    Ruang pribadi dipenuhi dengan suara teriakan histeris. Semua orang kembali tercengang melihat kekuatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Ardika.'Ya Tuhan, bahkan para pengawal juga nggak bisa menghadapi bocah itu!'Saat ini, Herdun dan yang lainnya baru mengerti. Semalam, saat Ardika menghajar mereka, memang benar-benar sudah berbelas kasihan pada mereka."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Jangan mendekat!"Saat ini, Herdun tiba-tiba berteriak dengan keras, suaranya diwarnai dengan ketakutan.Karena dia mendapati sorot mata Ardika tiba-tiba terpaku pada dirinya."Bam!"Ardika melangkah maju, lalu langsung membuat Herdun yang memiliki tubuh tinggi tegap itu terjatuh ke lantai."Menurutmu, apa yang ingin kulakukan? Selain Ardius, kamu yang paling arogan."Herdun yang terduduk di lantai, menutupi wajahnya sambil menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Namun, sorot matanya tetap saja mengekspos pemikirannya yang sesungguhnya. Dia enggan tunduk begitu saja.Dia berkata dengan suara dala

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1418 Konflik Makin Memanas

    "Ayo, kita pergi. Kamu nggak perlu memedulikan hal-hal lain, sekarang hal yang perlu kamu lakukan adalah menemaniku makan."Ardika menggandeng tangan Luna. Di bawah arahan dari bos hotel, mereka langsung pergi ke sebuah ruang pribadi di lantai atas. Biasanya mereka makan di restoran lantai satu.Namun, karena Ardius dan lainnya pasti akan terus menerus memanggil bantuan, dia tidak ingin Luna menyaksikan pemandangan seperti itu.Siapa sangka, setelah dia dan Luna selesai makan, Ardius dan yang lainnya masih belum memanggil bantuan."Sayang, kamu pulang saja, istirahat di rumah."Ardika meminta staf Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk mengantar Luna pulang. Selain itu, dia juga menghubungi Levin, meminta Levin untuk mengirim orang melindungi istrinya sepanjang jalan.Namun, mereka hanya perlu memastikan istrinya aman sampai di luar Kompleks Vila Bumantara saja.Tidak ada orang yang berani menerobos masuk ke dalam Kompleks Vila Bumantara untuk menargetkan Luna.Futari, ayah dan ibu mertuan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1419 Seorang Pria Sejati Seharusnya Seperti Ini

    Levin benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.Kalau bukan karena Ardika bisa menundukkan Keluarga Septio Provinsi Aste, dia pasti sudah bertanya-tanya dari mana kepercayaan diri Ardika, sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata seperti itu."Naiklah ke atas, jagalah Asosiasi Dagang Kota Banyuli dengan baik."Ardika melambaikan tangannya."Kak Ardika, kamu tinggal di sini sendirian?"Levin langsung tercengang. "Mungkin mereka akan memanggil banyak orang kemari ....""Nggak peduli seberapa banyak orang yang datang, mereka tetap saja lemah." Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu bawa anggotamu, jaga asosiasi baik-baik. Jangan biarkan mereka membuat keributan di atas."Dia mewaspadai Ardius yang tak bisa bersikap logis itu akan menghancurkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk melampiaskan amarahnya."Oke!"Levin menangkupkan tangannya, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.Saat ini, di jalan utama di luar Hotel Blazar, sudah dipenuhi dengan rombongan mobil mewah yang berjumlah mende

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1420 Tidak Ada Artinya Bagiku

    "Syuu!"Ratusan pasang mata langsung tertuju pada Ardika dengan serempak.Gelombang tekanan yang tak terlihat seperti menyapu ke arah Ardika.Kalau dibandingkan dengan Ardika yang berdiri sendirian di sana, kesenjangan antara kedua belah pihak sangatlah besar.Situasi saat ini bagaikan setetes air akan menghadapi gelombang air yang dahsyat, tampak sangat kasihan dan tidak berdaya.Kalau pemandangan ini diabadikan dengan kamera ponsel, sebuah sensasi tidak berdaya pasti akan menyelimuti layar.Banyak di antara ratusan orang itu yang menunjukkan ekspresi mempermainkan, mereka bahkan mengagumi pertahanan mental pria yang berdiri sendirian itu.Menghadapi sorot mata tajam ratusan orang sendirian, tetapi orang itu masih bisa berdiri dengan tegak."Ardius, apa otakmu sudah rusak? Kamu sedang membuat pertunjukan di sini?" Ardika mendongak, menatap lawan bicaranya dengan sorot mata seperti menatap idiot.Suasana di tempat parkir bawah tanah langsung hening seketika.Siapa sangka di bawah tatap

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status