Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1398 Apakah Sudah Cukup Menarik?

Share

Bab 1398 Apakah Sudah Cukup Menarik?

Penulis: Sarjana
"Eh, idiot, akhirnya kamu bicara juga. Kupikir kamu sudah ketakutan setengah mati, sampai-sampai nggak bisa berbicara lagi."

"Sesuatu yang menarik seperti apa? Apakah berjongkok sambil buang air kecil ...."

Pria dan wanita muda yang berada di sekelilingnya langsung tertawa terbahak-bahak.

Herdun menatap Ardika dengan sorot mata meremehkan dan berkata, "Idiot, kalau begitu, tunjukkan padaku! Cepat! Aku sudah nggak sabar lagi!"

"Oh? Kamu sudah nggak sabar, ya? Kalau begitu, aku akan memuaskanmu."

Ardika menganggukkan kepalanya dengan serius.

Kemudian, tiba-tiba saja dia mengayunkan lengannya dan melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Herdun.

"Plak!"

Herdun yang memiliki tinggi badan lebih tinggi dibandingkan Ardika dan berat badan mendekati 100 kilogram, langsung berputar-putar dua putaran akibat tamparan dari Ardika, lalu terjatuh dan terduduk di lantai.

"Ahhh ...."

Herdun memuntahkan seteguk darah yang telah bercampur dengan dua buah gigi gerahamnya.

"Bagaimana? Apakah sudah cukup
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
faris zerto
semakin bodoh jalan cerita.. penulis kayu byk mkn taik..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1399 Membangkitkan Suasana

    "Semangat! Hajar idiot itu sampai dia berlutut dan memanggil kalian Ayah!"Beberapa orang wanita bersorak, menyemangati para pria."Cih! Sampah!"Dengan sorot mata sedingin es, Ardika hanya tersenyum. Tanpa beromong kosong dengan orang-orang itu lagi, dia langsung menyambut serangan mereka."Kamu benar-benar cari mati!"Melihat Ardika berinisiatif menyambut serangan mereka, niat membunuh yang kuat tampak jelas di mata Herdun. Dia mengangkat kaki besarnya, lalu menendang ke arah Ardika dengan keras.Hanya dengan mengangkat lengannya saja, Ardika sudah bisa menangkap pergelangan kaki Herdun. Kemudian, dia mengayunkan pria yang memiliki bobot hampir mendekati 100 kilogram itu dan membantingnya ke lantai dengan keras."Bam!"Tubuh Herdun menabrak sebuah kursi hingga hancur berkeping-keping, lalu terjatuh di antara kepingan-kepingan tersebut."Aduh ...."Herdun kembali berteriak dengan menyedihkan. Saat ini, tubuhnya yang tinggi dan besar itu meringkuk dan berguling-guling di lantai.Meliha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1400 Hanya Bisa dengan Cara Mengecoh

    Sambil menutupi wajahnya, Herdun berkata dengan amarah yang menggebu-gebu, "Tuan Muda Ardius, tadi aku sudah mengirimkan pesan untuk memanggil orang kemari. Begitu orang yang kupanggil tiba dan melumpuhkan Ardika sialan itu, maka Futari akan menjadi milikmu.""Bukannya aku ingin berkomentar, tapi Tuan Muda Ardius, ingin memainkan seorang wanita saja, nggak perlu sampai serumit itu.""Jangan sembarangan!"Ardius memelototi anak buahnya itu, lalu berkata dengan dingin, "Tadi aku sudah menyuruh orang untuk melakukan penyelidikan. Ayah Futari adalah bawahan Ferdi, Wakil Kapten tim tempur Provinsi Denpapan. Belakangan ini, dia dipindahtugaskan ke tim tempur Kota Banyuli.""Jadi, kita nggak bisa menggunakan cara paksaan terhadap Futari, hanya bisa dengan cara mengecoh."Setelah mengetahui latar belakang ayah Futari, Ardius merasa sedikit lega.Walaupun dia tidak bisa menggunakan cara paksaan untuk mendapatkan gadis itu, tetapi latar belakang ayah gadis itu masih belum cukup kuat untuk membua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1401 Membujuk untuk Minum-Minum

    "Kita sudah datang, nggak mungkin pulang dengan perut kosong, bukan?"Ardika tersenyum.Ardius memilih untuk menahan emosi, belum menunjukkan karakter asli, bagaimana mungkin dia bisa pergi begitu saja?Karena dia sudah datang, maka dia harus menyelesaikan masalah ini hingga ke akarnya.Karena itulah, dia menggandeng tangan Futari, lalu duduk dengan ekspresi senang di sebuah meja yang bisa muat sekitar dua puluh hingga tiga puluh orang.Kemudian, para pelayan mulai menyajikan berbagai macam hidangan lezat yang menggugah selera.Ardius tersenyum dan berkata pada Ardika, "Kak Ardika, aku secara khusus meminta bos bar ini untuk memesan makanan dari hotel bintang lima. Sebelumnya, ada kesalahpahaman di antara kita, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati.""Hmm, lumayan lezat."Ardika langsung mengambil ceker ayam dan mulai makan. Dia sama sekali tidak memedulikan sorot mata meremehkan orang-orang sekitarnya.Herdun dan yang lainnya diam-diam tertawa.Siapa yang datang ke bar demi makan?Ha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1402 Aku yang Mewakilinya Minum

    Namun, karakter Futari malah membuat ketetapan hati Ardius makin teguh untuk mendapatkan gadis itu.Karena itulah, dia mengangkat gelasnya, lalu bangkit dan berkata pada Ardika, "Kak Ardika, mengenai kejadian tadi, aku benar-benar minta maaf. Seharusnya Herdun dan yang lainnya nggak mempersulitmu. Sebagai koordinator pertemuan ini, aku juga bertanggung jawab. Karena itulah, aku meminta maaf padamu.""Aku akan menghukum diriku sendiri dengan minum tiga gelas terlebih dahulu!"Selesai berbicara, Ardius langsung meneguk tiga gelas anggur berturut-turut.Tepat pada saat ini, Arisa berkata, "Ardika, Tuan Muda Ardius saja sudah menghukum dirinya sendiri dengan minum tiga gelas. Bukankah seharusnya kamu juga mempertimbangkan Tuan Muda Ardius dan menemaninya minum segelas?"Orang-orang lainnya juga ikut membujuk Ardika.Ardius sangat puas dengan hasil seperti ini.Kalau Ardika tetap berada di sini, hanya akan menghambat rencananya saja.Karena untuk sementara waktu ini, dia tidak bisa membujuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1403 Mengambil Keuntungan

    Karena itulah, Ardius merasa tingkah laku Ardika saat ini sangat masuk akal.Kalau situasi terus berlanjut seperti sekarang ini, tak lama kemudian Ardika pasti tidak sadarkan diri lagi karena mabuk.Saat itu tiba, dia punya seribu macam cara untuk menghadapi Futari, gadis yang sudah sangat diinginkannya itu.Melihat rencananya malam ini sudah setengah sukses, Ardius merasa sedikit bangga. Dia segera memberikan isyarat mata kepada orang-orang lain."Sini, sini, sebelumnya kalian semua sudah menyinggung Kak Ardika. Kebetulan sekali, kalian bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bersulang untuknya, agar dia memaafkan kalian!"Begitu mendengar instruksinya, beberapa orang pria dan wanita muda lainnya tentu saja segera maju."Kak Ardika, kejadian tadi adalah salah kami, mulut kami nggak terkontrol. Tolong jangan dimasukkan ke dalam hati, ya. Aku bersulang untukmu!"Beberapa orang pria yang berkomplot dengan Ardius, juga mengucapkan kata-kata yang enak didengar.Ardika sama sekali tidak meno

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1404 Berpura-Pura Menggila dengan Meminjam Pengaruh Alkohol

    Namun, saat dia melihat Ardius yang sedang tersenyum menyaksikan pemandangan ini, Arisa tahu dia tidak bisa meledakkan emosinya saat ini. Dia terpaksa menahan emosinya.Selesai bersulang, akhirnya Arisa bisa lolos dari "cengkeraman" Ardika.Tepat pada saat ini, Ardika menarik tangan Arisa seakan-akan enggan melepaskan wanita itu. Kemudian, dia melontarkan pujian. "Bu Arisa, postur tubuhmu ini benar-benar bagus. Punggungmu sangat mulus dan enak disentuh, kamu memang layak menjadi seorang guru menari."Suasana berubah menjadi hening sejenak.Karena pencahayaan agak redup, tadi mereka tidak memperhatikan pergerakan tangan Ardika.Saat ini, begitu mendengar ucapan Ardika, orang-orang itu langsung melemparkan sorot mata aneh ke arah Arisa."Kak Ardika! Kamu!"Futari langsung memelototi Ardika dengan marah.Biasanya, kakak iparnya adalah tipe orang yang serius. Hari ini, setelah meminum minuman beralkohol, kakak iparnya bahkan bisa melakukan hal seperti itu.Namun, setelah melihat ekspresi a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1405 Kedudukan dalam Keluarga

    "Kak Ardika, aku bersulang untukmu lagi!"Ardius tidak berani meminta para wanita bersulang untuk Ardika lagi. Dia secara pribadi memimpin Herdun dan yang lainnya untuk bersulang untuk Ardika."Ardius, hari ini aku senang! Mari kita minum!"Ardika menepuk-nepuk pundak Ardius, menyodorkan gelas kosongnya ke hadapan Ardius, mengisyaratkan pria itu untuk menuangkan anggur padanya.Wajah Ardius tampak berkedut. Dia terpaksa menerima namanya dipanggil dengan santai oleh Ardika, lalu terkekeh dan menuangkan segelas anggur untuk Ardika. "Karena Kak Ardika begitu suka minum-minum, maka malam ini aku akan menemanimu minum hingga kamu puas!""Kamu sendiri yang mengatakannya, ya. Hari ini siapa yang nggak minum sampai mabuk, maka orang itu adalah pengecut!"Setelah meneguk segelas anggur hingga tak bersisa, Ardika kembali mengangkat gelas anggurnya dan meneguknya hingga habis tak bersisa.Saat ini, dia sudah minum sangat banyak. Sorot matanya juga sudah tidak sejernih tadi lagi, sudah terlihat se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1406 Membujuk Minum dengan Tamparan

    Namun, di luar dugaan semua orang.Setelah meneguk satu botol anggur dengan kadar alkohol lebih tinggi itu, Ardika memang terlihat lebih mabuk dibandingkan sebelumnya. Berjalan saja sudah terhuyung-huyung, sampai perlu dipapah oleh orang lain.Namun, hal yang paling mengesalkan dan membingungkan adalah, idiot itu masih belum tumbang juga.Saking paniknya, bulir-bulir air mata sudah bercucuran membasahi wajah Futari. Dia terus berusaha untuk membujuk Ardika berhenti minum, tetapi Ardika sama sekali tidak mendengar ucapannya. Sebaliknya, kakak iparnya itu terus menarik Ardius dan yang lainnya untuk minum-minum.Satu kotak anggur dengan kadar alkohol lebih tinggi itu juga sudah habis tak bersisa.Ardius, Herdun dan yang lainnya duduk mematung di sana, wajah mereka sudah memerah.Saat ini, pikiran mereka sudah kacau balau, mereka sudah tidak bisa berpikir lagi. Kepala mereka sudah terasa berat, langkah kaki mereka juga sudah terhuyung-huyung.Walaupun mereka minum-minum secara bergiliran,

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status