Tanpa butuh waktu lama, dua putaran sudah usai.Semua orang termasuk Arisa dan para wanita lainnya sudah tergeletak tak berdaya di atas tempat duduk.Lambung mereka terasa seperti terbakar, aliran darah dalam tubuh mereka terus bergejolak tanpa henti, membuat mereka benar-benar tersiksa."Ckckck, aku masih belum puas, mengapa kalian semua sudah tumbang? Ah, payah sekali kalian ...."Ardika mendecakkan lidahnya seolah-olah menyayangkan situasi saat ini.Futari membuka matanya lebar-lebar, dia benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.'Kak Ardika, bukan mereka yang payah, kamu yang sudah terlalu hebat seperti monster saja.'Ardika seorang bisa mengalahkan belasan orang yang sudah terbiasa minum-minum hingga belasan orang itu tumbang. Apa mungkin orang biasa mampu melakukan hal seperti itu?"Ardius, ayo, temani aku minum segelas lagi."Ardika berjalan dengan terhuyung-huyung, menemukan Ardius yang kepalanya sudah terkulai di meja dan sorot matanya tampak linglung. Dia langsung menjambak r
"Tok!"Ardika menepuk kening Futari dan berkata, "Eh? Ada apa dengan ekspresimu itu? Sepertinya kamu mengharapkan hubunganku dengan kakakmu benar-benar bermasalah?""Bukan urusanmu!"Futari mengucapkan dua kata itu dengan diselimuti sedikit rasa bersalah. Kemudian, dia berkata dengan kesal, "Kak Ardika, kamu benar-benar sangat jahat. Kenapa kamu nggak memberitahuku sama sekali, sampai-sampai aku terus mengkhawatirkanmu? Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, tapi siapa tahu ternyata kamu hanya berpura-pura saja.""Selain itu, lain kali kamu nggak boleh berpura-pura menggila karena pengaruh alkohol lagi. Kalau ke depannya kamu mengambil keuntungan dari wanita lain seperti hari ini, aku ....""Aku akan memberi tahu Kak Luna!"Futari memelototi Ardika dengan galak.Sepasang mata indah yang berkaca-kaca, serta wajah yang memerah, benar-benar terlihat sangat memesona.Ardika tertawa canggung dan berkata, "Aku melakukan semua itu demi melindungimu. Sangat jelas Bu Arisa-mu itu ingin mendorongmu
Tiano sudah berkecimpung di dunia politik selama bertahun-tahun. Dia adalah orang yang senantiasa berhati-hati dalam segala situasi.Dia tidak berani menyetujui permintaan Amir secara langsung.Dalam beberapa hari belakangan ini, dia sengaja memprovokasi dan mengatai hal-hal aneh tentang wali kota baru itu di berbagai pertemuan terbuka.Kalau dilihat dari luar, dia seperti seorang senior yang sudah sangat berpengalaman, tetapi sesungguhnya dia hanya sedang menguji, ingin melihat apa reaksi Ardika.Namun, setelah melakukan "pengujian" sekian lama, tetap tidak ada pergerakan apa pun dari Ardika.Karena itulah, Tiano pun membuat kesimpulan di atas."Bawa dia masuk ke dalam. Apakah dia masih bisa tetap bertahan sebagai Wali Kota Banyuli atau nggak, tergantung pada sikapnya hari ini."Tiano melambaikan tangannya.Sorot mata Zumin langsung berbinar. Karena Tiano berbicara demikian, mungkin dia akan mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan sebagai Wali Kota Banyuli."Baik, Pak Tiano."Z
Ekspresi Tiano langsung berubah menjadi sangat muram. Sangat jelas dia teringat kejadian memalukan yang dialaminya di vila Yudin sebelumnya."Huh! Sebelumnya, aku hanya dikelabui oleh menantu benalu yang suka mengelabui orang itu.""Aku sudah menyelidiki anak buahnya yang berada di tim tempur Kota Banyuli itu. Bahkan data dirinya saja nggak ada, hanyalah orang yang nggak penting."Sebelumnya, bisa-bisanya dia melarikan diri karena ditakut-takuti oleh Draco, bahkan Ponipa, cucunya juga menerima tamparan dari pria itu.Baginya, kejadian itu adalah kejadian yang paling memalukan dalam hidupnya."Pak Tiano, jangan marah, tenangkan diri Bapak dulu.Setelah menenangkan Tiano sejenak, Zumin teringat akan hal lain. 'Oh ya, Pak Tiano, sebelumnya Wirhan, Tuan Muda Keluarga Rewind Kota Gamiga, juga menghubungiku, katanya dia ingin datang menemui Bapak.""Keluarga Rewind Kota Gamiga? Tuan Muda Wirhan yang begitu tiba di Kota Banyuli itu, langsung mengendalikan Hongkem?"Ekspresi marah tidak terlih
"Halo, aku adalah Luna."Luna sedikit mengerutkan keningnya.Namun, dia juga sudah cukup familier dengan karakter para tuan muda keluarga kaya terkemuka. Dia pun berkata dengan sopan, "Aku dengar tuan ini berasal dari Keluarga Rewind Kota Gamiga? Asosiasi Dagang Kota Banyuli telah menyiapkan makanan, nanti aku akan meminta wakil kepala asosiasi untuk bersulang beberapa gelas dengan tuan."Begitu Luna selesai berbicara, dia mendapati ekspresi Ardius langsung berubah menjadi masam."Plak!"Arisa memukul meja dengan keras, lalu berkata dengan marah, "Eh, Luna, kamu sengaja, 'kan?! Bersulang apaan? Semua minuman beralkohol sudah disingkirkan! Sekarang Tuan Muda Ardius nggak bisa melihat minuman beralkohol!"Walaupun Arisa melontarkan kata-kata itu dengan galak, tetapi saat dia menyebut minuman beralkohol, sorot mata ketakutan tampak jelas di matanya.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi muram. 'Temperamen orang-orang ini benar-benar buruk.' pikirnya.Dia benar-benar ingin pergi begitu sa
Jelas-jelas mereka berjumlah belasan orang, melawan satu orang, tetapi hasilnya malah mereka semua yang ditumbangkan.Mereka semua berakhir masuk ke rumah sakit!Kalau mereka menceritakan kejadian seperti ini pada orang lain, mereka pasti akan menjadi bahan tertawaan.Tidak akan ada yang menaruh simpati pada mereka, mereka malah akan menerima komentar seperti, "syukurin".Saat ini, amarah bergejolak dalam hati mereka, tetapi mereka malah tidak bisa melampiaskan amarah mereka.Perasaan seperti itu benar-benar membuat Ardius dan yang lainnya hampir meledak!"Bu Luna, aku nggak akan bertele-tele lagi."Ardius langsung mengabaikan pertanyaan Luna dan berkata dengan dingin, "Karena aku sudah datang mencarimu, maka masalah ini harus diselesaikan.""Aku nggak akan banyak omong kosong lagi. Ada dua persyaratan."Ardius mengulurkan satu jarinya dan berkata, "Pertama, suruh Ardika datang kemari dan berlutut di hadapanku. Aku akan mematahkan kakinya!""Kedua."Ardius menunjuk Luna dan berkata, "M
"Sepasang kakak dan adik yang cantik, malam ini Tuan Muda Ardius pasti akan menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Haha ...."Herdun dan yang lainnya mengeluarkan suara tawa aneh."Ardius, dasar bajingan!"Wajah Luna langsung memerah. Tidak tahan lagi dipermalukan oleh Ardius seperti itu, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu. Selama ini, dia selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun, saat ini, dia bahkan sampai tidak bisa mengendalikan gejolak amarahnya dan memukul orang!"Plak!"Ardius langsung menarik pergelangan tangannya. Sambil tersenyum aneh, dia berkata, "Aku bajingan? Aku lebih bajingan lagi saat di ranjang, apakah kamu ingin mencobanya?""Luna, aku tahu kamu dan suamimu punya sedikit pengaruh di Kota Banyuli. Aku dengar-dengar Yudin dari Keluarga Sudibya juga kalah dari kalian.""Tapi, aku bukanlah orang bodoh seperti Yudin. Tanpa keyakinan penuh, bagaimana mungkin aku datang mencarimu?""Sebelum aku datang kemari, Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu seda
Hotel Blazar adalah sebuah hotel besar, tentu saja tersedia mesin cetak dan fotokopi.Tak lama kemudian, bos hotel kembali dengan membawa setumpuk kertas tebal."Nah, lihatlah."Ardika langsung mengambil setumpuk kertas tersebut dan melemparkannya ke arah mereka.Dalam sekejap, tumpukan kertas itu tampak seperti hujan yang turun, masing-masing terjatuh ke lantai, ke atas meja makan.Tentu saja, foto-foto yang dicetak ini berwarna sesuai permintaan Ardika.Di antara foto-foto tersebut, ada Herdun yang terduduk lemas dalam muntahan sendiri sambil memutar mata, tampak tidak berdaya.Selain itu, juga ada Arisa yang tergantung di atas tubuh seorang anak buah Ardius dalam posisi yang eksotis.Tentu saja, juga ada Ardius yang dalam posisi terduduk di atas meja makan sambil muntah-muntah, buang air kecil serta buang air besar. Dia terlihat seperti seekor anjing mati....Singkat kata, semalam berbagai pose jelek sekelompok orang itu telah tertangkap kamera.Di bawah pengaruh alkohol yang berle
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk