Tiano sudah berkecimpung di dunia politik selama bertahun-tahun. Dia adalah orang yang senantiasa berhati-hati dalam segala situasi.Dia tidak berani menyetujui permintaan Amir secara langsung.Dalam beberapa hari belakangan ini, dia sengaja memprovokasi dan mengatai hal-hal aneh tentang wali kota baru itu di berbagai pertemuan terbuka.Kalau dilihat dari luar, dia seperti seorang senior yang sudah sangat berpengalaman, tetapi sesungguhnya dia hanya sedang menguji, ingin melihat apa reaksi Ardika.Namun, setelah melakukan "pengujian" sekian lama, tetap tidak ada pergerakan apa pun dari Ardika.Karena itulah, Tiano pun membuat kesimpulan di atas."Bawa dia masuk ke dalam. Apakah dia masih bisa tetap bertahan sebagai Wali Kota Banyuli atau nggak, tergantung pada sikapnya hari ini."Tiano melambaikan tangannya.Sorot mata Zumin langsung berbinar. Karena Tiano berbicara demikian, mungkin dia akan mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan sebagai Wali Kota Banyuli."Baik, Pak Tiano."Z
Ekspresi Tiano langsung berubah menjadi sangat muram. Sangat jelas dia teringat kejadian memalukan yang dialaminya di vila Yudin sebelumnya."Huh! Sebelumnya, aku hanya dikelabui oleh menantu benalu yang suka mengelabui orang itu.""Aku sudah menyelidiki anak buahnya yang berada di tim tempur Kota Banyuli itu. Bahkan data dirinya saja nggak ada, hanyalah orang yang nggak penting."Sebelumnya, bisa-bisanya dia melarikan diri karena ditakut-takuti oleh Draco, bahkan Ponipa, cucunya juga menerima tamparan dari pria itu.Baginya, kejadian itu adalah kejadian yang paling memalukan dalam hidupnya."Pak Tiano, jangan marah, tenangkan diri Bapak dulu.Setelah menenangkan Tiano sejenak, Zumin teringat akan hal lain. 'Oh ya, Pak Tiano, sebelumnya Wirhan, Tuan Muda Keluarga Rewind Kota Gamiga, juga menghubungiku, katanya dia ingin datang menemui Bapak.""Keluarga Rewind Kota Gamiga? Tuan Muda Wirhan yang begitu tiba di Kota Banyuli itu, langsung mengendalikan Hongkem?"Ekspresi marah tidak terlih
"Halo, aku adalah Luna."Luna sedikit mengerutkan keningnya.Namun, dia juga sudah cukup familier dengan karakter para tuan muda keluarga kaya terkemuka. Dia pun berkata dengan sopan, "Aku dengar tuan ini berasal dari Keluarga Rewind Kota Gamiga? Asosiasi Dagang Kota Banyuli telah menyiapkan makanan, nanti aku akan meminta wakil kepala asosiasi untuk bersulang beberapa gelas dengan tuan."Begitu Luna selesai berbicara, dia mendapati ekspresi Ardius langsung berubah menjadi masam."Plak!"Arisa memukul meja dengan keras, lalu berkata dengan marah, "Eh, Luna, kamu sengaja, 'kan?! Bersulang apaan? Semua minuman beralkohol sudah disingkirkan! Sekarang Tuan Muda Ardius nggak bisa melihat minuman beralkohol!"Walaupun Arisa melontarkan kata-kata itu dengan galak, tetapi saat dia menyebut minuman beralkohol, sorot mata ketakutan tampak jelas di matanya.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi muram. 'Temperamen orang-orang ini benar-benar buruk.' pikirnya.Dia benar-benar ingin pergi begitu sa
Jelas-jelas mereka berjumlah belasan orang, melawan satu orang, tetapi hasilnya malah mereka semua yang ditumbangkan.Mereka semua berakhir masuk ke rumah sakit!Kalau mereka menceritakan kejadian seperti ini pada orang lain, mereka pasti akan menjadi bahan tertawaan.Tidak akan ada yang menaruh simpati pada mereka, mereka malah akan menerima komentar seperti, "syukurin".Saat ini, amarah bergejolak dalam hati mereka, tetapi mereka malah tidak bisa melampiaskan amarah mereka.Perasaan seperti itu benar-benar membuat Ardius dan yang lainnya hampir meledak!"Bu Luna, aku nggak akan bertele-tele lagi."Ardius langsung mengabaikan pertanyaan Luna dan berkata dengan dingin, "Karena aku sudah datang mencarimu, maka masalah ini harus diselesaikan.""Aku nggak akan banyak omong kosong lagi. Ada dua persyaratan."Ardius mengulurkan satu jarinya dan berkata, "Pertama, suruh Ardika datang kemari dan berlutut di hadapanku. Aku akan mematahkan kakinya!""Kedua."Ardius menunjuk Luna dan berkata, "M
"Sepasang kakak dan adik yang cantik, malam ini Tuan Muda Ardius pasti akan menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Haha ...."Herdun dan yang lainnya mengeluarkan suara tawa aneh."Ardius, dasar bajingan!"Wajah Luna langsung memerah. Tidak tahan lagi dipermalukan oleh Ardius seperti itu, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu. Selama ini, dia selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun, saat ini, dia bahkan sampai tidak bisa mengendalikan gejolak amarahnya dan memukul orang!"Plak!"Ardius langsung menarik pergelangan tangannya. Sambil tersenyum aneh, dia berkata, "Aku bajingan? Aku lebih bajingan lagi saat di ranjang, apakah kamu ingin mencobanya?""Luna, aku tahu kamu dan suamimu punya sedikit pengaruh di Kota Banyuli. Aku dengar-dengar Yudin dari Keluarga Sudibya juga kalah dari kalian.""Tapi, aku bukanlah orang bodoh seperti Yudin. Tanpa keyakinan penuh, bagaimana mungkin aku datang mencarimu?""Sebelum aku datang kemari, Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu seda
Hotel Blazar adalah sebuah hotel besar, tentu saja tersedia mesin cetak dan fotokopi.Tak lama kemudian, bos hotel kembali dengan membawa setumpuk kertas tebal."Nah, lihatlah."Ardika langsung mengambil setumpuk kertas tersebut dan melemparkannya ke arah mereka.Dalam sekejap, tumpukan kertas itu tampak seperti hujan yang turun, masing-masing terjatuh ke lantai, ke atas meja makan.Tentu saja, foto-foto yang dicetak ini berwarna sesuai permintaan Ardika.Di antara foto-foto tersebut, ada Herdun yang terduduk lemas dalam muntahan sendiri sambil memutar mata, tampak tidak berdaya.Selain itu, juga ada Arisa yang tergantung di atas tubuh seorang anak buah Ardius dalam posisi yang eksotis.Tentu saja, juga ada Ardius yang dalam posisi terduduk di atas meja makan sambil muntah-muntah, buang air kecil serta buang air besar. Dia terlihat seperti seekor anjing mati....Singkat kata, semalam berbagai pose jelek sekelompok orang itu telah tertangkap kamera.Di bawah pengaruh alkohol yang berle
"Kami hanyalah orang biasa. Eh, Ardika, memangnya kenapa kalau kamu bisa mengalahkan kami? Para pengawal Tuan Muda Ardius ini adalah elite di antara elite. Hanya dengan satu jari saja, mereka sudah bisa menghabisimu!""Benar-benar katak dalam tempurung! Hanya dengan mengalahkan beberapa orang biasa saja, kamu sudah beranggapan dirimu nggak terkalahkan di dunia ini!"Beberapa orang lainnya yang dihajar oleh Ardika juga melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika."Sudah, sudah."Ardius melambaikan tangannya, lalu menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Eh, Ardika, kalau kamu merasa dengan cara seperti ini kamu bisa mengulur waktu, menunggu kedatangan pihak kepolisian, kamu salah besar.""Biarpun pihak kepolisian datang, mereka juga nggak bisa menghentikanku!""Selama kita yang terlibat, nggak ada orang lain yang mengetahui kejadian semalam.""Jadi, kamu harus tutup mulutmu! Istrimu dan adik iparmu juga nggak akan bisa lolos!""Kalian semua harus menanggung api amarahku!"Ardi
"Huu ... huu ...."Wajah Ardius ditekan dengan keras oleh Ardika di atas meja. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang menjalar di wajahnya. Dia ingin berteriak dengan keras, tetapi pada akhirnya dia mendapati teriakannya terdengar seperti suara isakan yang tertahan di dalam tenggorokannya."Aku baru pertama kali mendengar permintaan seaneh ini."Ardika berkata dengan ekspresi dingin, "Atas dasar apa kamu begitu percaya diri, beranggapan aku nggak berani menyerangmu?""Kamu bahkan bilang kalau aku nggak menyerangmu, kamu akan menargetkan istriku, adik iparku, serta ayah dan ibu mertuaku?""Jelas-jelas kamu sedang memohon padaku untuk menyerangmu, menurutmu apakah mungkin aku nggak memenuhi keinginanmu?"Saat berbicara, Ardika langsung menarik kepala Ardius, lalu mengambil rokok yang telah dihisap setengah oleh pria itu dan langsung memasukkan bagian puntung rokok yang panas ke dalam mulut pria itu secara paksa."Ahhh ...."Panas yang membara menyelimuti lidah Ardius, bahkan asap dari ro