Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1402 Aku yang Mewakilinya Minum

Share

Bab 1402 Aku yang Mewakilinya Minum

Author: Sarjana
Namun, karakter Futari malah membuat ketetapan hati Ardius makin teguh untuk mendapatkan gadis itu.

Karena itulah, dia mengangkat gelasnya, lalu bangkit dan berkata pada Ardika, "Kak Ardika, mengenai kejadian tadi, aku benar-benar minta maaf. Seharusnya Herdun dan yang lainnya nggak mempersulitmu. Sebagai koordinator pertemuan ini, aku juga bertanggung jawab. Karena itulah, aku meminta maaf padamu."

"Aku akan menghukum diriku sendiri dengan minum tiga gelas terlebih dahulu!"

Selesai berbicara, Ardius langsung meneguk tiga gelas anggur berturut-turut.

Tepat pada saat ini, Arisa berkata, "Ardika, Tuan Muda Ardius saja sudah menghukum dirinya sendiri dengan minum tiga gelas. Bukankah seharusnya kamu juga mempertimbangkan Tuan Muda Ardius dan menemaninya minum segelas?"

Orang-orang lainnya juga ikut membujuk Ardika.

Ardius sangat puas dengan hasil seperti ini.

Kalau Ardika tetap berada di sini, hanya akan menghambat rencananya saja.

Karena untuk sementara waktu ini, dia tidak bisa membujuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1403 Mengambil Keuntungan

    Karena itulah, Ardius merasa tingkah laku Ardika saat ini sangat masuk akal.Kalau situasi terus berlanjut seperti sekarang ini, tak lama kemudian Ardika pasti tidak sadarkan diri lagi karena mabuk.Saat itu tiba, dia punya seribu macam cara untuk menghadapi Futari, gadis yang sudah sangat diinginkannya itu.Melihat rencananya malam ini sudah setengah sukses, Ardius merasa sedikit bangga. Dia segera memberikan isyarat mata kepada orang-orang lain."Sini, sini, sebelumnya kalian semua sudah menyinggung Kak Ardika. Kebetulan sekali, kalian bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bersulang untuknya, agar dia memaafkan kalian!"Begitu mendengar instruksinya, beberapa orang pria dan wanita muda lainnya tentu saja segera maju."Kak Ardika, kejadian tadi adalah salah kami, mulut kami nggak terkontrol. Tolong jangan dimasukkan ke dalam hati, ya. Aku bersulang untukmu!"Beberapa orang pria yang berkomplot dengan Ardius, juga mengucapkan kata-kata yang enak didengar.Ardika sama sekali tidak meno

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1404 Berpura-Pura Menggila dengan Meminjam Pengaruh Alkohol

    Namun, saat dia melihat Ardius yang sedang tersenyum menyaksikan pemandangan ini, Arisa tahu dia tidak bisa meledakkan emosinya saat ini. Dia terpaksa menahan emosinya.Selesai bersulang, akhirnya Arisa bisa lolos dari "cengkeraman" Ardika.Tepat pada saat ini, Ardika menarik tangan Arisa seakan-akan enggan melepaskan wanita itu. Kemudian, dia melontarkan pujian. "Bu Arisa, postur tubuhmu ini benar-benar bagus. Punggungmu sangat mulus dan enak disentuh, kamu memang layak menjadi seorang guru menari."Suasana berubah menjadi hening sejenak.Karena pencahayaan agak redup, tadi mereka tidak memperhatikan pergerakan tangan Ardika.Saat ini, begitu mendengar ucapan Ardika, orang-orang itu langsung melemparkan sorot mata aneh ke arah Arisa."Kak Ardika! Kamu!"Futari langsung memelototi Ardika dengan marah.Biasanya, kakak iparnya adalah tipe orang yang serius. Hari ini, setelah meminum minuman beralkohol, kakak iparnya bahkan bisa melakukan hal seperti itu.Namun, setelah melihat ekspresi a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1405 Kedudukan dalam Keluarga

    "Kak Ardika, aku bersulang untukmu lagi!"Ardius tidak berani meminta para wanita bersulang untuk Ardika lagi. Dia secara pribadi memimpin Herdun dan yang lainnya untuk bersulang untuk Ardika."Ardius, hari ini aku senang! Mari kita minum!"Ardika menepuk-nepuk pundak Ardius, menyodorkan gelas kosongnya ke hadapan Ardius, mengisyaratkan pria itu untuk menuangkan anggur padanya.Wajah Ardius tampak berkedut. Dia terpaksa menerima namanya dipanggil dengan santai oleh Ardika, lalu terkekeh dan menuangkan segelas anggur untuk Ardika. "Karena Kak Ardika begitu suka minum-minum, maka malam ini aku akan menemanimu minum hingga kamu puas!""Kamu sendiri yang mengatakannya, ya. Hari ini siapa yang nggak minum sampai mabuk, maka orang itu adalah pengecut!"Setelah meneguk segelas anggur hingga tak bersisa, Ardika kembali mengangkat gelas anggurnya dan meneguknya hingga habis tak bersisa.Saat ini, dia sudah minum sangat banyak. Sorot matanya juga sudah tidak sejernih tadi lagi, sudah terlihat se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1406 Membujuk Minum dengan Tamparan

    Namun, di luar dugaan semua orang.Setelah meneguk satu botol anggur dengan kadar alkohol lebih tinggi itu, Ardika memang terlihat lebih mabuk dibandingkan sebelumnya. Berjalan saja sudah terhuyung-huyung, sampai perlu dipapah oleh orang lain.Namun, hal yang paling mengesalkan dan membingungkan adalah, idiot itu masih belum tumbang juga.Saking paniknya, bulir-bulir air mata sudah bercucuran membasahi wajah Futari. Dia terus berusaha untuk membujuk Ardika berhenti minum, tetapi Ardika sama sekali tidak mendengar ucapannya. Sebaliknya, kakak iparnya itu terus menarik Ardius dan yang lainnya untuk minum-minum.Satu kotak anggur dengan kadar alkohol lebih tinggi itu juga sudah habis tak bersisa.Ardius, Herdun dan yang lainnya duduk mematung di sana, wajah mereka sudah memerah.Saat ini, pikiran mereka sudah kacau balau, mereka sudah tidak bisa berpikir lagi. Kepala mereka sudah terasa berat, langkah kaki mereka juga sudah terhuyung-huyung.Walaupun mereka minum-minum secara bergiliran,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1407 Semuanya Tumbang

    Tanpa butuh waktu lama, dua putaran sudah usai.Semua orang termasuk Arisa dan para wanita lainnya sudah tergeletak tak berdaya di atas tempat duduk.Lambung mereka terasa seperti terbakar, aliran darah dalam tubuh mereka terus bergejolak tanpa henti, membuat mereka benar-benar tersiksa."Ckckck, aku masih belum puas, mengapa kalian semua sudah tumbang? Ah, payah sekali kalian ...."Ardika mendecakkan lidahnya seolah-olah menyayangkan situasi saat ini.Futari membuka matanya lebar-lebar, dia benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.'Kak Ardika, bukan mereka yang payah, kamu yang sudah terlalu hebat seperti monster saja.'Ardika seorang bisa mengalahkan belasan orang yang sudah terbiasa minum-minum hingga belasan orang itu tumbang. Apa mungkin orang biasa mampu melakukan hal seperti itu?"Ardius, ayo, temani aku minum segelas lagi."Ardika berjalan dengan terhuyung-huyung, menemukan Ardius yang kepalanya sudah terkulai di meja dan sorot matanya tampak linglung. Dia langsung menjambak r

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1408 Menemui Tiano

    "Tok!"Ardika menepuk kening Futari dan berkata, "Eh? Ada apa dengan ekspresimu itu? Sepertinya kamu mengharapkan hubunganku dengan kakakmu benar-benar bermasalah?""Bukan urusanmu!"Futari mengucapkan dua kata itu dengan diselimuti sedikit rasa bersalah. Kemudian, dia berkata dengan kesal, "Kak Ardika, kamu benar-benar sangat jahat. Kenapa kamu nggak memberitahuku sama sekali, sampai-sampai aku terus mengkhawatirkanmu? Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, tapi siapa tahu ternyata kamu hanya berpura-pura saja.""Selain itu, lain kali kamu nggak boleh berpura-pura menggila karena pengaruh alkohol lagi. Kalau ke depannya kamu mengambil keuntungan dari wanita lain seperti hari ini, aku ....""Aku akan memberi tahu Kak Luna!"Futari memelototi Ardika dengan galak.Sepasang mata indah yang berkaca-kaca, serta wajah yang memerah, benar-benar terlihat sangat memesona.Ardika tertawa canggung dan berkata, "Aku melakukan semua itu demi melindungimu. Sangat jelas Bu Arisa-mu itu ingin mendorongmu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1409 Keluar Sekarang Juga

    Tiano sudah berkecimpung di dunia politik selama bertahun-tahun. Dia adalah orang yang senantiasa berhati-hati dalam segala situasi.Dia tidak berani menyetujui permintaan Amir secara langsung.Dalam beberapa hari belakangan ini, dia sengaja memprovokasi dan mengatai hal-hal aneh tentang wali kota baru itu di berbagai pertemuan terbuka.Kalau dilihat dari luar, dia seperti seorang senior yang sudah sangat berpengalaman, tetapi sesungguhnya dia hanya sedang menguji, ingin melihat apa reaksi Ardika.Namun, setelah melakukan "pengujian" sekian lama, tetap tidak ada pergerakan apa pun dari Ardika.Karena itulah, Tiano pun membuat kesimpulan di atas."Bawa dia masuk ke dalam. Apakah dia masih bisa tetap bertahan sebagai Wali Kota Banyuli atau nggak, tergantung pada sikapnya hari ini."Tiano melambaikan tangannya.Sorot mata Zumin langsung berbinar. Karena Tiano berbicara demikian, mungkin dia akan mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan sebagai Wali Kota Banyuli."Baik, Pak Tiano."Z

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1410 Masalah Datang Lagi

    Ekspresi Tiano langsung berubah menjadi sangat muram. Sangat jelas dia teringat kejadian memalukan yang dialaminya di vila Yudin sebelumnya."Huh! Sebelumnya, aku hanya dikelabui oleh menantu benalu yang suka mengelabui orang itu.""Aku sudah menyelidiki anak buahnya yang berada di tim tempur Kota Banyuli itu. Bahkan data dirinya saja nggak ada, hanyalah orang yang nggak penting."Sebelumnya, bisa-bisanya dia melarikan diri karena ditakut-takuti oleh Draco, bahkan Ponipa, cucunya juga menerima tamparan dari pria itu.Baginya, kejadian itu adalah kejadian yang paling memalukan dalam hidupnya."Pak Tiano, jangan marah, tenangkan diri Bapak dulu.Setelah menenangkan Tiano sejenak, Zumin teringat akan hal lain. 'Oh ya, Pak Tiano, sebelumnya Wirhan, Tuan Muda Keluarga Rewind Kota Gamiga, juga menghubungiku, katanya dia ingin datang menemui Bapak.""Keluarga Rewind Kota Gamiga? Tuan Muda Wirhan yang begitu tiba di Kota Banyuli itu, langsung mengendalikan Hongkem?"Ekspresi marah tidak terlih

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status