Share

Bab 1397 Sesuatu yang Menarik

"Tergantung padamu saja, aku nggak keberatan untuk tetap berada di sini."

Tentu saja Ardika tahu pemikiran Futari, dia pun melontarkan satu kalimat itu dengan santai.

Kalau tetap berada di sini, bagus juga. Dia juga mau lihat permainan seperti apa yang akan dimainkan oleh Ardius.

Arisa mendecakkan lidahnya dengan meremehkan. 'Dasar idiot yang nggak tahu apa-apa.'

'Tadi, kalau bukan karena Futari, dia sudah hampir dihajar oleh Herdun. Sekarang bisa-bisanya dia malah masih ingin tetap berada di sini demi makan makanan lezat. Ckckck.'

Herdun, serta pria dan wanita muda lainnya juga ikut tertawa mengejek setelah mendengar ucapan Ardika.

Tepat pada saat ini, Ardius beranjak dan berkata, "Aku keluar untuk menelepon sebentar, kalian lanjutkan saja obrolan kalian. Setelah aku kembali, kita baru minum-minum."

Dia ingin melakukan panggilan telepon untuk meminta orang menyelidiki data diri ayah Futari.

Sebelum berbalik dan pergi, Ardius memberi isyarat mata pada Herdun dan Arisa, lalu melirik Ard
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status