Kedatangan, serta ucapan yang disampaikan oleh Huris sangatlah menggemparkan.Di saat berbagai kalangan baik kalangan kecil maupun besar di Kota Banyuli menyebarkan informasi tersebut, tentu saja Luna juga memperoleh informasi."Huris ini benar-benar keterlaluan! Apa dia pikir dia adalah raja zaman dahulu, yang bisa memerintahkan orang untuk berlutut di hadapannya sesuka hatinya?!"Dengan emosi yang meluap-luap, Luna menemui Ardika dan berkata, "Sayang, apa yang harus kita lakukan?"Yudin sudah dilumpuhkan, Grorius sudah dipukul.Dia tahu jelas tidak ada lagi kemungkinan Ardika bisa berdamai dengan Keluarga Sudibya.Karena itulah, hal pertama yang tebersit dalam benaknya bukan lagi mengalah seperti dulu, melainkan ingin mendiskusikan cara menyelesaikan masalah bersama Ardika."Sayang, kamu nggak perlu memedulikan hal ini. Kamu lakukan saja pekerjaanmu dengan tenang, aku yang akan menangani hal ini."Setelah menenangkan Luna, Ardika berganti pakaian dan keluar.Kemudian, dia mengeluarka
"Tuan Muda Huris itu sudah sampai?"Ardika tidak membicarakan lebih jauh tentang peralihan kepemilikan mobil itu lagi.Yobin berkata dengan penuh hormat, "Ya, dia baru sampai nggak lama.""Kalau begitu, ayo masuk."Ardika melangkahkan kakinya masuk ke dalam vila.Baru melangkah tak jauh, dia melihat ada sebuah helikopter berhenti di lahan kosong.Helikopter itu adalah helikopter yang sebelumnya digunakan oleh Yudin untuk menyebarkan foto.Mengingat laporan yang diperolehnya dari Draco saat dalam perjalanan kemari, dia mengangkat alisnya dan berkata, "Oh, kali ini Huris ingin menyebarkan foto siapa dengan menggunakan helikopter?""Nggak, bukan menyebarkan foto, katanya akan digunakan untuk menggantung orang dan membawa orang tersebut terbang satu putaran mengelilingi Kota Banyuli."Yobin mengikuti Ardika dari belakang. Saat berbicara, diam-diam dia mengangkat kepalanya dan mengintip Ardika."Ckckck, ternyata dia lebih pandai bermain dibandingkan adiknya, ya."Ardika melangkah maju sambi
"Kamu ingin tahu bagaimana adikmu bisa kalah? Kamu boleh coba sendiri."Seulas senyum tipis menghiasi wajah Ardika.Dia sama sekali tidak peduli pada sikap meremehkan yang ditunjukkan oleh Huris padanya. Dia juga malas untuk memberikan penjelasan apa pun.Dia sudah sering menemui orang-orang yang suka memandang rendah orang lain seperti Huris.Pria itu bukanlah orang pertama, juga tidak akan menjadi orang terakhir.Terlebih lagi, sejak lahir tuan muda keluarga kaya terkemuka seperti Huris sudah merasa dirinya lebih unggul dari orang lain.Jadi, sejak awal kemunculannya di dunia ini, bahkan akan menjadi sebuah akhir yang sulit dicapai oleh kebanyakan orang.Wajar saja kalau pria itu bersikap arogan.Hanya saja, Ardika merasa Huris menunjukkan aura arogan seperti itu di hadapannya, benar-benar konyol.Wajar saja kalau pria itu bersikap arogan.Hanya saja, Ardika merasa Huris menunjukkan aura arogan seperti itu di hadapannya, benar-benar konyol.Menyadari sikap acuh tak acuh Ardika, ekspr
Sugos langsung berteriak dengan marah, "Kamu benar-benar cari mati!"Saat berbicara, dia sudah mengangkat lengannya dan hendak menyerang.Pada saat bersamaan, Milom dan Neo juga melangkah maju satu langkah.Walaupun hubungan mereka dengan Keluarga Sudibya cukup baik dan sering menjalankan instruksi dari keluarga kaya terkemuka tersebut, tetapi mereka tidak pernah menganggap diri mereka sendiri sebagai pelayan Keluarga Sudibya.Sekarang, berani-beraninya seorang menantu benalu yang berasal dari tempat kecil seperti Kota Banyuli begitu tidak tahu diri dengan menghina mereka seperti itu.Benar-benar cari mati!Dalam sekejap, Ardika pun diselimuti oleh aura membunuh yang kuat dari tiga arah.Chelsea dan yang lainnya yang berada di sekitar tempat itu langsung merinding, ekspresi mereka juga tampak sedikit memucat.Mereka seolah bisa merasakan sedang menjadi target tiga ekor binatang ganas.Namun, menghadapi aura mengancam dari Tiga King Kong, Ardika yang menjadi target mereka tetap berdiri
Setelah mendengar ucapan Huris, Chelsea dan yang lainnya sedikit terkejut.Sosok tuan muda itu tiba-tiba saja mempertimbangkan bakat Ardika dan berencana untuk merekrut Ardika.Bahkan, demi tujuan itu, Huris tidak berencana untuk mencari perhitungan pada Ardika lagi.Selama Ardika menyerahkan anak buah yang mendatangi Vila Hundo bersamanya kala itu, masalah sebelumnya bisa dianggap selesai."Tuan Muda, bagaimana bisa seperti ini?!"Sugos dan dua orang adik seperguruannya langsung panik.Mereka sangat ingin melumpuhkan Ardika untuk membalaskan dendam Humni dan mengembalikan reputasi Empat King Kong.Kalau Ardika menjadi anak buah Huris, bagaimana mereka bisa menyerang Ardika?Melihat ekspresi tidak senang di wajah Huris, Chelsea berkata dengan dingin, "Kalian bertiga, tolong perhatikan baik-baik, ini adalah keputusan Tuan Muda Huris!"Ekspresi Sugos dan yang lainnya langsung berubah menjadi muram, mereka tidak bersuara lagi.Walaupun mereka tidak puas dengan keputusan Huris, tetapi mere
Hingga saat ini, akhirnya Ardika menyadari Huris tidak bercanda.Pria itu sangat serius dengan penawarannya.Karena itulah, Ardika merasa geli dan tertawa.Selama ini, dia sudah sering bertemu dengan tuan muda yang suka berlagak hebat dan mengalami gangguan otak.Namun, tuan muda dengan tingkat gangguan otak separah Huris, hanya pria itu seorang."Ardika, apa yang kamu tertawakan?!"Ekspresi marah tampak jelas di wajah Chelsea.Dari tadi pria itu tetap bergeming, tidak segera berlutut di hadapan Huris untuk mengucapkan sumpah setianya.Kalau bukan karena Huris menyalahkannya, dia sudah ingin melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Ardika tidak memedulikan wanita itu. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, bagaimana kalau aku juga memberimu sebuah kesempatan?""Apa maksudmu?"Untuk sesaat, Huris masih belum bisa memahami apa maksud Ardika.Ardika menunjuk ke arah bawah kakinya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Berlututlah dan tunduk padaku, aku j
Ucapan Sugos dan dua orang lainnya sangat tidak enak didengar dan sangat tajam.Biarpun Ardika menjadi anak buah Huris, hubungan mereka dengan Ardika juga tidak mungkin baik.Sementara itu, Huris yang berperan sebagai majikan sama sekali tidak menghentikan mereka.Sebagai sosok majikan, tentu saja dia punya cara sendiri untuk mengendalikan anak buahnya.Kalau semua anak buahnya bersatu teguh, tentu saja juga bukanlah hal baik.Bisa ada sedikit persaingan dan perselisihan, adalah yang terbaik.Menghadapi tekanan dari sekelompok orang itu, Ardika tetap tampak tenang.Dengan sorot mata muram dan dingin, dia menatap lawan bicaranya dan berkata, "Huris, kalau begitu, aku juga beri tahu kamu.""Sebelum kesabaranku terkuras habis, sebaiknya kamu dan beberapa ekor anjingmu itu tutup mulut.""Kalau nggak, aku nggak berani jamin kalian bisa hidup sampai kapan."Huris tertegun sejenak, seolah-olah tidak menyangka Ardika akan mengancamnya seperti itu.Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga
Chelsea tertawa dan berkata, "Ardika, orang-orang ini adalah pengawal yang dikirim oleh Keluarga Sudibya untuk melindungi Tuan Muda Huris. Mereka semua dilatih oleh Kak Sugos, Kak Milom dan Kak Neo.""Kamu nggak hanya mendatangi Vila Hundo seorang diri, kamu bahkan berani bersikap lancang di hadapan Tuan Muda Huris, benar-benar cari mati!"Dalam situasi sekarang ini, Chelsea merasa hari ini Ardika benar-benar cari mati.Tiga King Kong, ditambah lagi dengan ratusan pengawal.Seorang hanya melayangkan satu tinju saja, tubuh Ardika pasti akan hancur berkeping-keping!Ardika sama sekali tidak mendengar ucapan Chelsea, juga tidak melirik ratusan pengawal itu sama sekali, seolah-olah orang-orang itu hanyalah udara yang tak terlihat.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, apakah kamu yakin menyuruh mereka untuk menyerangku?"Huris sendiri juga sudah tidak paham lagi.Mengapa dalam situasi mencekam seperti sekarang ini, Ardika masih sangat tenang?"Ardika, ha
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d