Hingga saat ini, akhirnya Ardika menyadari Huris tidak bercanda.Pria itu sangat serius dengan penawarannya.Karena itulah, Ardika merasa geli dan tertawa.Selama ini, dia sudah sering bertemu dengan tuan muda yang suka berlagak hebat dan mengalami gangguan otak.Namun, tuan muda dengan tingkat gangguan otak separah Huris, hanya pria itu seorang."Ardika, apa yang kamu tertawakan?!"Ekspresi marah tampak jelas di wajah Chelsea.Dari tadi pria itu tetap bergeming, tidak segera berlutut di hadapan Huris untuk mengucapkan sumpah setianya.Kalau bukan karena Huris menyalahkannya, dia sudah ingin melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Ardika tidak memedulikan wanita itu. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, bagaimana kalau aku juga memberimu sebuah kesempatan?""Apa maksudmu?"Untuk sesaat, Huris masih belum bisa memahami apa maksud Ardika.Ardika menunjuk ke arah bawah kakinya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Berlututlah dan tunduk padaku, aku j
Ucapan Sugos dan dua orang lainnya sangat tidak enak didengar dan sangat tajam.Biarpun Ardika menjadi anak buah Huris, hubungan mereka dengan Ardika juga tidak mungkin baik.Sementara itu, Huris yang berperan sebagai majikan sama sekali tidak menghentikan mereka.Sebagai sosok majikan, tentu saja dia punya cara sendiri untuk mengendalikan anak buahnya.Kalau semua anak buahnya bersatu teguh, tentu saja juga bukanlah hal baik.Bisa ada sedikit persaingan dan perselisihan, adalah yang terbaik.Menghadapi tekanan dari sekelompok orang itu, Ardika tetap tampak tenang.Dengan sorot mata muram dan dingin, dia menatap lawan bicaranya dan berkata, "Huris, kalau begitu, aku juga beri tahu kamu.""Sebelum kesabaranku terkuras habis, sebaiknya kamu dan beberapa ekor anjingmu itu tutup mulut.""Kalau nggak, aku nggak berani jamin kalian bisa hidup sampai kapan."Huris tertegun sejenak, seolah-olah tidak menyangka Ardika akan mengancamnya seperti itu.Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga
Chelsea tertawa dan berkata, "Ardika, orang-orang ini adalah pengawal yang dikirim oleh Keluarga Sudibya untuk melindungi Tuan Muda Huris. Mereka semua dilatih oleh Kak Sugos, Kak Milom dan Kak Neo.""Kamu nggak hanya mendatangi Vila Hundo seorang diri, kamu bahkan berani bersikap lancang di hadapan Tuan Muda Huris, benar-benar cari mati!"Dalam situasi sekarang ini, Chelsea merasa hari ini Ardika benar-benar cari mati.Tiga King Kong, ditambah lagi dengan ratusan pengawal.Seorang hanya melayangkan satu tinju saja, tubuh Ardika pasti akan hancur berkeping-keping!Ardika sama sekali tidak mendengar ucapan Chelsea, juga tidak melirik ratusan pengawal itu sama sekali, seolah-olah orang-orang itu hanyalah udara yang tak terlihat.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, apakah kamu yakin menyuruh mereka untuk menyerangku?"Huris sendiri juga sudah tidak paham lagi.Mengapa dalam situasi mencekam seperti sekarang ini, Ardika masih sangat tenang?"Ardika, ha
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s