Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1368 Aku Juga Memberimu Sebuah Kesempatan

Share

Bab 1368 Aku Juga Memberimu Sebuah Kesempatan

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 18:00:01
Hingga saat ini, akhirnya Ardika menyadari Huris tidak bercanda.

Pria itu sangat serius dengan penawarannya.

Karena itulah, Ardika merasa geli dan tertawa.

Selama ini, dia sudah sering bertemu dengan tuan muda yang suka berlagak hebat dan mengalami gangguan otak.

Namun, tuan muda dengan tingkat gangguan otak separah Huris, hanya pria itu seorang.

"Ardika, apa yang kamu tertawakan?!"

Ekspresi marah tampak jelas di wajah Chelsea.

Dari tadi pria itu tetap bergeming, tidak segera berlutut di hadapan Huris untuk mengucapkan sumpah setianya.

Kalau bukan karena Huris menyalahkannya, dia sudah ingin melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.

Ardika tidak memedulikan wanita itu. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, bagaimana kalau aku juga memberimu sebuah kesempatan?"

"Apa maksudmu?"

Untuk sesaat, Huris masih belum bisa memahami apa maksud Ardika.

Ardika menunjuk ke arah bawah kakinya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Berlututlah dan tunduk padaku, aku j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1369 Mengapa Kalian Begitu Tidak Tahu Diri

    Ucapan Sugos dan dua orang lainnya sangat tidak enak didengar dan sangat tajam.Biarpun Ardika menjadi anak buah Huris, hubungan mereka dengan Ardika juga tidak mungkin baik.Sementara itu, Huris yang berperan sebagai majikan sama sekali tidak menghentikan mereka.Sebagai sosok majikan, tentu saja dia punya cara sendiri untuk mengendalikan anak buahnya.Kalau semua anak buahnya bersatu teguh, tentu saja juga bukanlah hal baik.Bisa ada sedikit persaingan dan perselisihan, adalah yang terbaik.Menghadapi tekanan dari sekelompok orang itu, Ardika tetap tampak tenang.Dengan sorot mata muram dan dingin, dia menatap lawan bicaranya dan berkata, "Huris, kalau begitu, aku juga beri tahu kamu.""Sebelum kesabaranku terkuras habis, sebaiknya kamu dan beberapa ekor anjingmu itu tutup mulut.""Kalau nggak, aku nggak berani jamin kalian bisa hidup sampai kapan."Huris tertegun sejenak, seolah-olah tidak menyangka Ardika akan mengancamnya seperti itu.Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1370 Apakah Kamu Mau Coba

    Chelsea tertawa dan berkata, "Ardika, orang-orang ini adalah pengawal yang dikirim oleh Keluarga Sudibya untuk melindungi Tuan Muda Huris. Mereka semua dilatih oleh Kak Sugos, Kak Milom dan Kak Neo.""Kamu nggak hanya mendatangi Vila Hundo seorang diri, kamu bahkan berani bersikap lancang di hadapan Tuan Muda Huris, benar-benar cari mati!"Dalam situasi sekarang ini, Chelsea merasa hari ini Ardika benar-benar cari mati.Tiga King Kong, ditambah lagi dengan ratusan pengawal.Seorang hanya melayangkan satu tinju saja, tubuh Ardika pasti akan hancur berkeping-keping!Ardika sama sekali tidak mendengar ucapan Chelsea, juga tidak melirik ratusan pengawal itu sama sekali, seolah-olah orang-orang itu hanyalah udara yang tak terlihat.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris dan berkata, "Tuan Muda Huris, apakah kamu yakin menyuruh mereka untuk menyerangku?"Huris sendiri juga sudah tidak paham lagi.Mengapa dalam situasi mencekam seperti sekarang ini, Ardika masih sangat tenang?"Ardika, ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1371 Berlagak Hebat

    "Baik, Tuan Muda!"Tiga King Kong langsung menganggukkan kepala mereka, lalu mendekati Ardika bersama-sama."Eh, Ardika, cepat berlutut dan terima pukulan dari kami!"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ratusan pengawal itu juga melangkah maju."Syuu ... syuu ... syuu ...."Tepat pada saat ini, terdengar seperti adanya banyak ekor ular berbisa yang tiba-tiba muncul dan melesat di hamparan rumput di luar vila.Suara itu datang terlalu dadakan, sampai-sampai membuat orang bergidik ngeri mendengarnya."Suara apa itu?"Selain Ardika, semua orang di ruangan itu sedikit tercengang.Saat suara itu kian mendekat, mereka baru menyadari itu adalah suara langkah kaki banyak orang.Sayang sekali, saat mereka menyadari hal itu, sudah terlambat."Bam!"Dengan iringan suara hantaman yang keras, pintu utama Vila Hundo langsung didobrak dan hancur."Siapa?! Berani-beraninya membuat keributan di wilayah kekuasaanku!"Tiga King Kong berbalik dan menegur dengan marah. Mereka mengalihkan pandangan mereka k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1372 Apakah Kamu Mau Memulai Perang

    "Ibarat katak dalam tempurung.""Hmm, dalam situasi seperti sekarang ini, bukankah kalimat ini lebih cocok untukmu, Huris?"Ardika melontarkan beberapa patah kata itu pada Huris sambil tersenyum tipis.Raut wajah Huris sangat muram, dia mendengus dingin dan berkata, "Ardika, apa kamu pikir hanya dengan memanggil seribu orang ke sini, kamu sudah pasti menang dariku?""Kalau mereka mengetahui identitasku, menurutku apakah mereka akan berani menyerang?"Walaupun Huris terkejut bukan main melihat "pertunjukan" Ardika, tetapi dia tidak langsung panik.Dia masih bisa tenang karena kepercayaan diri yang identitasnya berikan padanya."Oh? Jangan bilang aku nggak memberimu kesempatan, kamu boleh coba sendiri."Ardika memasang ekspresi mempermainkan.Huris tertawa acuh tak acuh dan berkata, "Hanya sekelompok orang rendahan saja, berani berlagak hebat di hadapanku. Hanya dengan mengucapkan satu kalimat, aku sudah bisa memerintahkan mereka enyah dari sini!"Selesai berbicara, dia beranjak dari sof

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1373 Menyerang

    Karena itulah, kejadian Levin membawa seribu orang ke wilayah kekuasaannya untuk mencari masalah dengannya, tidak pernah terbayangkan oleh Huris. Setahunya, hal seperti itu adalah hal yang mustahil terjadi.Namun, biarpun demikian, Huris lebih bersedia memercayai ini adalah sebuah bentuk deklarasi perang dari Keluarga Septio Provinsi Aste terhadap Keluarga Sudibya.Kemungkinan yang satu ini lebih masuk akal.Kemungkinan Levin menuruti perintah Ardika adalah sesuatu hal yang benar-benar di luar nalar."Memulai perang?"Levin tertawa dan berkata, "Huris, apa kamu nggak merasa kamu sudah terlalu meninggikan diri sendiri? Apa orang sepertimu layak untuk mewakili Keluarga Sudibya ibu kota provinsi?"Ekspresi marah langsung tampak jelas di wajah Huris setelah mendengar ucapan Levin.Levin memang sudah dikenal sebagai sosok tuan muda yang berbeda dari yang lain di kalangan keluarga kaya terkemuka. Jelas-jelas pria itu adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya terkemuka, tetapi hobinya berte

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1374 Siapa yang Memaksaku Orang Itu Harus Mati

    Dalam sekejap mata saja.Cakar tajam nan menakutkan Sugos sudah membelah udara dan muncul di hadapan Ardika.'Eh? Apakah pecundang ini sudah linglung saking ketakutannya?' pikirnya.Melihat Ardika tetap bergeming, kilatan antusiasme haus akan darah melintas di mata Sugos.Tepat pada saat ini, Ardika tiba-tiba meliriknya dengan sorot mata meremehkan.Sorot mata tenang lawannya, membuat aura dingin seakan-akan menyelimuti hati Sugos pada saat itu juga.Detik berikutnya.Ardika hanya mengangkat lengan kirinya dengan tenang, lalu mengayunkan lengannya dengan santai."Ahhh ...."Di sisi lain, Milom dan Neo sudah menyingkirkan dua orang yang menghalangi jalan mereka dan menerjang ke hadapan Levin.Tiba-tiba, terdengar suara teriakan menyedihkan dari arah belakang mereka.Secara refleks, mereka menoleh ke sumber suara. Saat itu juga, mereka terkejut bukan main."Kak Sugos!"Sambil muntah darah, tubuh Sugos terpental seperti layang-layang yang putus."Eh, Ardika, berani-beraninya kamu mengguna

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1375 Kamu Tidak Terima

    Huris berdiri dengan tegak.Dia menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan lekat, seolah-olah sedang menantang lawannya.Ya, benar. Apa yang perlu dia takutkan?Dia memiliki Keluarga Sudibya sebagai pendukungnya!Inilah sumber kepercayaan diri terbesarnya."Oh? Mati, ya?"Ardika menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Huris, sebaiknya jangan mengucapkan kata mati dengan sembarangan.""Kalau nggak, aku nggak akan keberatan untuk membiarkanmu merasakan bagaimana sensasi kematian."Seulas senyum dingin mengembang di wajah Huris. "Ardika, apakah kamu sedang menakut-nakutiku, agar aku berlutut padamu?""Sayang sekali, kamu sudah salah orang."Saat berbicara, dia melirik Levin dan orang-orang yang dibawa oleh Levin, lalu berkata dengan suara dalam, "Harus kuakui, hari ini aku kalah darimu.""Tapi, itu hanya karena tindakanmu benar-benar di luar dugaanku. Aku nggak menyangka kamu bisa menyuruh Levin untuk membawa begitu banyak orang kemari."Ardika mengangkat alisnya, la

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1376 Apakah Kamu Berani Bertarung secara Adil

    Kemudian, sebelum dua orang itu sempat bereaksi, Huris tiba-tiba menarik lengan kedua orang itu."Krak!"Dengan iringan suara patah tulang, terdengar suara teriakan menyedihkan kedua orang itu.Lengan kedua orang itu sudah dipatahkan oleh Huris hanya dengan satu tangan!Menyaksikan kekuatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Huris, ekspresi Levin juga berubah sejenak.Ardika juga mengangkat alisnya, lalu tertawa dan berkata, "Hmm, menarik juga."Sekarang dia sudah memercayai rumor yang dikatakan oleh Levin tadi.Kalau dilihat dari kekuatan yang ditunjukkan oleh Huris barusan, dia memang lebih kuat dibandingkan Empat King Kong.Atau mungkin bisa dikatakan mereka mempelajari seni bela diri yang berbeda.Seni bela diri yang dipelajari oleh Empat King Kong adalah seni bela diri yang keras.Huris berkebalikan dengan mereka.Dia mempelajari seni bela diri yang cenderung lembut tetapi mematikan.Kalau dalam novel seni bela diri, seni bela diri yang dipelajarinya termasuk seni bela diri licik.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1822 Agar Mereka Tutup Mulut

    Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1821 Kodam yang Bukan Apa-Apa

    Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1820 Kedatangan Ardika

    Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1819 Menikah dengan Orang Mati

    "Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1818 Benci Sekaligus Takut

    Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1817 Untuk Tuan Tridon

    Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1816 Terlambat

    "Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1815 Menuntut Keadilan

    Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in

DMCA.com Protection Status