"Pak Grorius, cepat urus idiot itu! Dia benar-benar semena-mena!""Bocah itu benar-benar nggak menganggap serius Tuan Muda Huris!""Dia bahkan berani bersikap begitu arogan di hadapan Bapak, bukankah sama saja dengan mempermalukan Bapak ...."Tidak berdaya menghadapi Ardika dan masih mendengar suara-suara mobil dihancurkan di luar sana, orang-orang Klub Mobil Balap terpaksa meminta bantuan Grorius.Ekspresi Grorius sudah berubah menjadi sangat masam.Bahkan dia sendiri juga nyaris menggila melihat betapa arogannya Ardika. Hanya saja, untuk mempertahankan harga dirinya, dia memaksakan diri untuk tidak mengekspresikannya.Saat ini, dia berkata dengan dingin, "Ardika, seharusnya kamu tahu jelas apa yang sedang kamu lakukan.""Apa kamu merasa kamu bisa menggunakan cara seperti ini untuk memprovokasi Keluarga Sudibya? Mempermalukan Tuan Muda Huris dan mempermalukanku?""Kalau kamu beranggapan seperti itu, kamu sudah salah.""Kamu hanya akan mencelakai dirimu sendiri dan istrimu.""Makin men
Di dalam Klub Mobil Balap.Suasana sangat hening.Namun, semua orang bisa merasakan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi intens, bahkan membuat mereka sedikit kesulitan untuk bernapas.Di bawah tatapan semua orang, Ardika melayangkan satu tamparan ke wajah Grorius.Masalah ini sudah membesar!Bahkan sudah menjadi sangat besar!"Pak ... Pak Grorius, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Seorang anak buahnya segera menyodorkan tisu basah kepada Grorius. Melihat atasannya berdiri mematung di tempat tanpa bergerak sama sekali, dia mengajukan satu pertanyaan itu dengan cemas.Sementara itu, anak buah Grorius lainnya memelototi Ardika dengan marah.Mereka benar-benar ingin menghabisi Ardika saat itu juga.Seorang menantu benalu rendahan itu tidak hanya bersikap arogan di hadapan Grorius, pria itu bahkan berani menampar Grorius di hadapan orang banyak.Benar-benar sudah gila!Grorius tersadar kembali setelah mendengar suara anak buahnya.Dia tampak linglung sejenak sebelum menerima tisu basah itu d
Suara tamparan yang nyaring kembali terdengar.Suara itu bagaikan sebuah palu yang menghantam hati semua orang."Aku mau lihat seberapa kuat kekuatan modal yang kamu sebut-sebut itu."Selesai melayangkan tamparan, Ardika menarik kembali lengannya dan mengucapkan satu kalimat itu dengan nada bicara santai.Anggota Klub Mobil Balap kembali membelalak kaget.Bocah itu benar-benar sudah gila, bahkan sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata gila lagi! Bocah itu sudah tak tertolong lagi!Saat pertama kali Ardika melayangkan tamparan ke wajah Grorius, masih bisa dijelaskan sebagai bentuk tindakan gegabah.Namun, setelah mendengar kata-kata ancaman dari Grorius, dia masih berani memukul Grorius, itu jelas-jelas bukan tindakan gegabah lagi!Bocah itu benar-benar cari mati!"Ardika, mengapa kamu memukul orang lagi?!"Luna juga terkejut setengah mati. Dia segera maju dan menarik lengan Ardika dengan kuat, tidak membiarkan suaminya memukul orang lagi.Menerima dua tamparan di depan banyak orang
Sambil menutupi wajahnya, Grorius mengeluarkan teriakan penuh amarah yang menggelegar.Suara teriakan itu dipenuhi dengan kebencian yang sangat mendalam!Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi serangga sialan di hadapannya itu!Berani-beraninya menantu benalu rendahan itu menginjak-injaknya seperti ini lagi dan lagi! Kalau dia nggak menghabisi Ardika, ke depannya bagaimana dia bisa bertahan di Provinsi Denpapan?"Huh! Pak Grorius, ternyata kamu juga bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. Aku keterlaluan?"Ardika terkekeh, lalu berkata dengan tenang, "Kalau kamu beranggapan tindakanku ini keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu punya kekuatan untuk menekanku, kamu juga bisa menampar wajahku seperti itu.""Kalau nggak punya, berdirilah dengan patuh dan terima tamparanku."Kata-kata yang keluar dari mulut Ardika ini adalah kata-kata yang sebelumnya ditujukan oleh Grorius pada Luna. Tentu saja sudah disertai dengan sedikit "modifikasi".Saat ini, A
Seorang pria yang mengenakan setelan kasual berjalan memasuki klub dengan langkah santai.Raut wajah pria itu sangat biasa, bahkan kalau dia dilempar ke lautan manusia, akan sangat sulit dikenali.Namun, aura tenang yang terpancar dari dalam tubuhnya, membuat orang lain tidak berani menganggap sepele dirinya."Pak Jilbis dari Yayasan Investasi Homi!"Dalam sekejap, banyak orang di tempat itu yang berseru dengan kaget. Sangat jelas mereka telah mengenali identitas orang yang datang itu.Jilbis Zulfam, mitra pelaksana global Yayasan Investasi Homi.Kalau Grorius disebut sebagai tokoh hebat dalam dunia bisnis Provinsi Denpapan.Jilbis yang tiba-tiba datang itu adalah tokoh hebat yang terkenal di dunia investasi seluruh negeri ini!Di dunia investasi, tentu saja sangat jelas kedudukan siapa yang lebih tinggi.Namun, hal yang lebih mengejutkan anggota Klub Mobil Balap masih ada di belakang.Saat ini, ada banyak orang yang berjalan memasuki Klub Mobil Balap."Haha, Jilbis, bagaimanapun juga
Tuan Ardika?Mendengar para investor terkenal di seluruh penjuru negeri memanggil Ardika dengan panggilan Tuan Ardika, Dido dan yang lainnya langsung tercengang.'Apa? Sebenarnya apa latar belakang bocah itu?' pikir mereka semua.Sementara itu, para investor sama sekali tidak memedulikan sekelompok anak muda itu, sorot mata mereka tertuju pada Ardika seorang.Sorot mata mereka terhadap Ardika dipenuhi dengan antusiasme dan semangat yang tinggi.Bagaikan sekelompok pemburu yang telah melihat mangsa yang membuat mereka tertarik.Orang-orang itu adalah orang-orang yang cerdas. Tanpa butuh waktu lama, mereka semua langsung paham apa yang telah terjadi di Klub Mobil Balap.Saat itu juga, seseorang tertawa dan berkata, "Grorius, dengan mengandalkan relasimu di sini, kamu sudah memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Ardika terlebih dahulu.""Tapi, kalau dilihat sekarang, sepertinya pertemuanmu dengan Tuan Ardika kali ini berakhir kurang baik, ya? Haha!"Orang itu sengaja melontarkan
Melihat Grorius yang tampak seperti ingin melawan Ardika hingga akhir, Jilbis mengerutkan keningnya.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Ardika, bagaimana kalau kamu meminta maaf padanya saja ...."Ardika seolah-olah tidak mendengar ucapan Jilbis."Grorius, kalau didengar dari nada bicaramu, sepertinya kamu sudah pasti bisa menang melawanku?"Dia mengalihkan pandangannya ke arah Grorius, tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, dengarkan ucapanku baik-baik.""Gunakan saja semua cara yang bisa kamu gunakan.""Mari kita lihat pada akhirnya siapa yang akan mati!"Melihat sikap Ardika begitu keras seakan-akan sama sekali tidak akan mengalah, Jilbis langsung merasakan kepalanya sedikit berdenyut.Dia juga tidak tahu dari mana keberanian dan kepercayaan diri Ardika, sampai-sampai berani menantang Grorius seperti itu.Namun, menyaksikan pemandangan seperti itu, dia tetap berkata dengan suara dalam, "Grorius, kalau begitu, kebetulan sekali aku juga bisa mencoba. Perusa
Begitu mendengar ucapan Jilbis, hati Dido dan yang lainnya terasa seperti tersapu oleh sebuah gelombang yang dahsyat.Sebenarnya apa hebatnya si Ardika itu, sampai-sampai bisa dipandang tinggi oleh para tokoh hebat dunia investasi itu?Bukan miliaran, juga bukan puluhan miliar, melainkan ratusan miliar!Siapa yang berani mengatakan ratusan miliar adalah nominal yang kecil?Namun, Jilbis malah mengatakan bersedia membantu Ardika untuk mengeluarkan uang sebesar itu!"Nggak perlu, terima kasih."Setelah menolak penawaran Jilbis secara halus, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Dido dan yang lainnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak akan beromong kosong dengan kalian lagi. Sekarang tulis surat pernyataan yang berisi masalah penghancuran mobil nggak ada hubungannya denganku. Tuan Muda Huris yang memerintahkan orang untuk menghancurkan mobil kalian."Menulis surat pernyataan?Namun, jelas-jelas Ardika si sialan itu yang telah menghancurkan mobil balap mereka!Ratusan mobil b
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d