Suara tamparan yang nyaring kembali terdengar.Suara itu bagaikan sebuah palu yang menghantam hati semua orang."Aku mau lihat seberapa kuat kekuatan modal yang kamu sebut-sebut itu."Selesai melayangkan tamparan, Ardika menarik kembali lengannya dan mengucapkan satu kalimat itu dengan nada bicara santai.Anggota Klub Mobil Balap kembali membelalak kaget.Bocah itu benar-benar sudah gila, bahkan sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata gila lagi! Bocah itu sudah tak tertolong lagi!Saat pertama kali Ardika melayangkan tamparan ke wajah Grorius, masih bisa dijelaskan sebagai bentuk tindakan gegabah.Namun, setelah mendengar kata-kata ancaman dari Grorius, dia masih berani memukul Grorius, itu jelas-jelas bukan tindakan gegabah lagi!Bocah itu benar-benar cari mati!"Ardika, mengapa kamu memukul orang lagi?!"Luna juga terkejut setengah mati. Dia segera maju dan menarik lengan Ardika dengan kuat, tidak membiarkan suaminya memukul orang lagi.Menerima dua tamparan di depan banyak orang
Sambil menutupi wajahnya, Grorius mengeluarkan teriakan penuh amarah yang menggelegar.Suara teriakan itu dipenuhi dengan kebencian yang sangat mendalam!Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi serangga sialan di hadapannya itu!Berani-beraninya menantu benalu rendahan itu menginjak-injaknya seperti ini lagi dan lagi! Kalau dia nggak menghabisi Ardika, ke depannya bagaimana dia bisa bertahan di Provinsi Denpapan?"Huh! Pak Grorius, ternyata kamu juga bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. Aku keterlaluan?"Ardika terkekeh, lalu berkata dengan tenang, "Kalau kamu beranggapan tindakanku ini keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu punya kekuatan untuk menekanku, kamu juga bisa menampar wajahku seperti itu.""Kalau nggak punya, berdirilah dengan patuh dan terima tamparanku."Kata-kata yang keluar dari mulut Ardika ini adalah kata-kata yang sebelumnya ditujukan oleh Grorius pada Luna. Tentu saja sudah disertai dengan sedikit "modifikasi".Saat ini, A
Seorang pria yang mengenakan setelan kasual berjalan memasuki klub dengan langkah santai.Raut wajah pria itu sangat biasa, bahkan kalau dia dilempar ke lautan manusia, akan sangat sulit dikenali.Namun, aura tenang yang terpancar dari dalam tubuhnya, membuat orang lain tidak berani menganggap sepele dirinya."Pak Jilbis dari Yayasan Investasi Homi!"Dalam sekejap, banyak orang di tempat itu yang berseru dengan kaget. Sangat jelas mereka telah mengenali identitas orang yang datang itu.Jilbis Zulfam, mitra pelaksana global Yayasan Investasi Homi.Kalau Grorius disebut sebagai tokoh hebat dalam dunia bisnis Provinsi Denpapan.Jilbis yang tiba-tiba datang itu adalah tokoh hebat yang terkenal di dunia investasi seluruh negeri ini!Di dunia investasi, tentu saja sangat jelas kedudukan siapa yang lebih tinggi.Namun, hal yang lebih mengejutkan anggota Klub Mobil Balap masih ada di belakang.Saat ini, ada banyak orang yang berjalan memasuki Klub Mobil Balap."Haha, Jilbis, bagaimanapun juga
Tuan Ardika?Mendengar para investor terkenal di seluruh penjuru negeri memanggil Ardika dengan panggilan Tuan Ardika, Dido dan yang lainnya langsung tercengang.'Apa? Sebenarnya apa latar belakang bocah itu?' pikir mereka semua.Sementara itu, para investor sama sekali tidak memedulikan sekelompok anak muda itu, sorot mata mereka tertuju pada Ardika seorang.Sorot mata mereka terhadap Ardika dipenuhi dengan antusiasme dan semangat yang tinggi.Bagaikan sekelompok pemburu yang telah melihat mangsa yang membuat mereka tertarik.Orang-orang itu adalah orang-orang yang cerdas. Tanpa butuh waktu lama, mereka semua langsung paham apa yang telah terjadi di Klub Mobil Balap.Saat itu juga, seseorang tertawa dan berkata, "Grorius, dengan mengandalkan relasimu di sini, kamu sudah memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Ardika terlebih dahulu.""Tapi, kalau dilihat sekarang, sepertinya pertemuanmu dengan Tuan Ardika kali ini berakhir kurang baik, ya? Haha!"Orang itu sengaja melontarkan
Melihat Grorius yang tampak seperti ingin melawan Ardika hingga akhir, Jilbis mengerutkan keningnya.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Ardika, bagaimana kalau kamu meminta maaf padanya saja ...."Ardika seolah-olah tidak mendengar ucapan Jilbis."Grorius, kalau didengar dari nada bicaramu, sepertinya kamu sudah pasti bisa menang melawanku?"Dia mengalihkan pandangannya ke arah Grorius, tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, dengarkan ucapanku baik-baik.""Gunakan saja semua cara yang bisa kamu gunakan.""Mari kita lihat pada akhirnya siapa yang akan mati!"Melihat sikap Ardika begitu keras seakan-akan sama sekali tidak akan mengalah, Jilbis langsung merasakan kepalanya sedikit berdenyut.Dia juga tidak tahu dari mana keberanian dan kepercayaan diri Ardika, sampai-sampai berani menantang Grorius seperti itu.Namun, menyaksikan pemandangan seperti itu, dia tetap berkata dengan suara dalam, "Grorius, kalau begitu, kebetulan sekali aku juga bisa mencoba. Perusa
Begitu mendengar ucapan Jilbis, hati Dido dan yang lainnya terasa seperti tersapu oleh sebuah gelombang yang dahsyat.Sebenarnya apa hebatnya si Ardika itu, sampai-sampai bisa dipandang tinggi oleh para tokoh hebat dunia investasi itu?Bukan miliaran, juga bukan puluhan miliar, melainkan ratusan miliar!Siapa yang berani mengatakan ratusan miliar adalah nominal yang kecil?Namun, Jilbis malah mengatakan bersedia membantu Ardika untuk mengeluarkan uang sebesar itu!"Nggak perlu, terima kasih."Setelah menolak penawaran Jilbis secara halus, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Dido dan yang lainnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak akan beromong kosong dengan kalian lagi. Sekarang tulis surat pernyataan yang berisi masalah penghancuran mobil nggak ada hubungannya denganku. Tuan Muda Huris yang memerintahkan orang untuk menghancurkan mobil kalian."Menulis surat pernyataan?Namun, jelas-jelas Ardika si sialan itu yang telah menghancurkan mobil balap mereka!Ratusan mobil b
"Bagaimana kalau begini saja? Semuanya, hari ini kalian pulang dulu, lalu mengirimkan proposal investasi kalian padaku. Aku akan memilih yang bagus, lalu menghubungi kalian."Ardika menyarankan pada sekelompok investor yang telah datang jauh-jauh untuk menemuinya itu.Bagaimanapun juga, dari luar orang-orang itu kelihatan membantunya. Walaupun dia tidak membutuhkan bantuan mereka, tetapi dia juga tidak bisa mengabaikan mereka begitu saja.Kalau dia memilih untuk berdiskusi dengan mereka di sini, hanya akan menyinggung yang lain.Walaupun Ardika tidak takut menghadapi masalah, tetapi dia juga tidak ingin mencari masalah dan merepotkan diri sendiri.Jilbis tertegun sejenak, menatap Ardika dengan tatapan penuh arti, lalu berkata, "Oke, solusi Ardika ini juga cukup bagus. Karena kita begitu banyak orang, memang sulit untuk berdiskusi sekarang. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan lagi."Selesai berbicara, dia langsung berbalik dan pergi.Kemudian, diikuti oleh Lumio dari Yayasan Investa
"Ardika, kalau kamu merasa Perusahaan Investasi Namsan belum cukup kuat untuk membantumu menyelesaikan masalah-masalah itu, Yayasan Investasi Mentari juga bisa melakukannya?"Tepat pada saat ini, mitra Yayasan Investasi Mentari angkat bicara.Melihat ekspresi Weigus sedikit tidak senang, investor yang satu ini tersenyum dan berkata, "Kak Weigus, jangan nggak senang. Dengan modal dan kekuatan yang dimiliki oleh Yayasan Investasi Homi, Yayasan Investasi Luyan dan Yayasan Investasi Jigaru, kalau kita ingin bersaing dengan mereka untuk berinvestasi pada Hongkem, mungkin modal kita nggak akan cukup.""Daripada melihat mereka berhasil berinvestasi pada Hongkem begitu saja, lebih baik kita membentuk aliansi, agar bisa bersaing dengan Jilbis dan yang lainnya.""Walau harus berbagi keuntungan, bukankah risiko juga akan ditanggung bersama?"Ekspresi Weigus tampak sedikit membaik, ucapan orang itu memang masuk akal juga."Ya, ucapannya benar. Kami juga ingin bergabung dalam aliansi.""Kalau begit
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening
Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet
Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen
"Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak
Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in