Di dalam Klub Mobil Balap.Semua orang bergegas menerjang ke arah jendela, lalu menyaksikan pemandangan di luar dengan tercengang.Aston Martin yang dalam kondisi penyok itu, sudah tidak terlihat bentuk aslinya.Sebuah alat berat setinggi bangunan dua lantai sedang beroperasi.Tanpa perlu repot-repot, alat berat itulah yang menghancurkan Aston Martin tersebut dengan mudah.Orang yang mengoperasikan alat berat itu adalah seorang pemuda yang sedang menggigit rokok. Dia melambaikan tangannya ke arah jendela.Pemuda itu tidak lain adalah Levin. Saat ini, dia sangat senang dan bersemangat.Sayangnya, karena jarak terlalu jauh, tidak ada seorang pun yang mengenali pemuda itu adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Septio dari Provinsi Aste."Ahhh ... mobilku!"Tiba-tiba, teriakan keras menyedihkan seseorang hampir saja memekakkan telinga semua orang.Saat ini, wajah Dido yang sebelumnya melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika sudah memerah, matanya membelalak."Eh, Ardika, untuk apa kamu menyuruh o
"Jangan ... mobilku!"Saat suara hantaman keras McLaren itu dihancurkan masih terngiang-ngiang di telinga semua orang, kembali terdengar suara teriakan menyedihkan seseorang.Seorang pria, anggota Klub Mobil Balap berteriak dengan keras saking kesalnya.Sebelumnya, pria itulah yang meminta Luna untuk menjadi teman tidurnya, lalu akan menghadiahkan McLaren miliknya itu pada Luna.Sekarang, McLaren tersebut sudah hancur.Pemandangan itu sangat menegangkan.Hanya berdurasi kurang dari dua menit.Sebuah mobil Aston Martin bernilai 12 miliar, serta sebuah mobil McLaren bernilai 10 miliar, langsung hancur menjadi setumpuk besi rongsokan atas serangan dari alat berat itu!Bahkan sesama anggota Klub Mobil Balap sudah tidak sempat merasa simpati pada kedua rekan mereka. Mereka sudah tercengang dan kehilangan kemampuan untuk berpikir.Namun, hal yang lebih mencengangkan lagi masih menanti mereka.Di tempat parkir, alat berat itu kembali beroperasi, berbelok, lalu menghancurkan sebuah mobil lagi.
"Pak Grorius, cepat urus idiot itu! Dia benar-benar semena-mena!""Bocah itu benar-benar nggak menganggap serius Tuan Muda Huris!""Dia bahkan berani bersikap begitu arogan di hadapan Bapak, bukankah sama saja dengan mempermalukan Bapak ...."Tidak berdaya menghadapi Ardika dan masih mendengar suara-suara mobil dihancurkan di luar sana, orang-orang Klub Mobil Balap terpaksa meminta bantuan Grorius.Ekspresi Grorius sudah berubah menjadi sangat masam.Bahkan dia sendiri juga nyaris menggila melihat betapa arogannya Ardika. Hanya saja, untuk mempertahankan harga dirinya, dia memaksakan diri untuk tidak mengekspresikannya.Saat ini, dia berkata dengan dingin, "Ardika, seharusnya kamu tahu jelas apa yang sedang kamu lakukan.""Apa kamu merasa kamu bisa menggunakan cara seperti ini untuk memprovokasi Keluarga Sudibya? Mempermalukan Tuan Muda Huris dan mempermalukanku?""Kalau kamu beranggapan seperti itu, kamu sudah salah.""Kamu hanya akan mencelakai dirimu sendiri dan istrimu.""Makin men
Di dalam Klub Mobil Balap.Suasana sangat hening.Namun, semua orang bisa merasakan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi intens, bahkan membuat mereka sedikit kesulitan untuk bernapas.Di bawah tatapan semua orang, Ardika melayangkan satu tamparan ke wajah Grorius.Masalah ini sudah membesar!Bahkan sudah menjadi sangat besar!"Pak ... Pak Grorius, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Seorang anak buahnya segera menyodorkan tisu basah kepada Grorius. Melihat atasannya berdiri mematung di tempat tanpa bergerak sama sekali, dia mengajukan satu pertanyaan itu dengan cemas.Sementara itu, anak buah Grorius lainnya memelototi Ardika dengan marah.Mereka benar-benar ingin menghabisi Ardika saat itu juga.Seorang menantu benalu rendahan itu tidak hanya bersikap arogan di hadapan Grorius, pria itu bahkan berani menampar Grorius di hadapan orang banyak.Benar-benar sudah gila!Grorius tersadar kembali setelah mendengar suara anak buahnya.Dia tampak linglung sejenak sebelum menerima tisu basah itu d
Suara tamparan yang nyaring kembali terdengar.Suara itu bagaikan sebuah palu yang menghantam hati semua orang."Aku mau lihat seberapa kuat kekuatan modal yang kamu sebut-sebut itu."Selesai melayangkan tamparan, Ardika menarik kembali lengannya dan mengucapkan satu kalimat itu dengan nada bicara santai.Anggota Klub Mobil Balap kembali membelalak kaget.Bocah itu benar-benar sudah gila, bahkan sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata gila lagi! Bocah itu sudah tak tertolong lagi!Saat pertama kali Ardika melayangkan tamparan ke wajah Grorius, masih bisa dijelaskan sebagai bentuk tindakan gegabah.Namun, setelah mendengar kata-kata ancaman dari Grorius, dia masih berani memukul Grorius, itu jelas-jelas bukan tindakan gegabah lagi!Bocah itu benar-benar cari mati!"Ardika, mengapa kamu memukul orang lagi?!"Luna juga terkejut setengah mati. Dia segera maju dan menarik lengan Ardika dengan kuat, tidak membiarkan suaminya memukul orang lagi.Menerima dua tamparan di depan banyak orang
Sambil menutupi wajahnya, Grorius mengeluarkan teriakan penuh amarah yang menggelegar.Suara teriakan itu dipenuhi dengan kebencian yang sangat mendalam!Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi serangga sialan di hadapannya itu!Berani-beraninya menantu benalu rendahan itu menginjak-injaknya seperti ini lagi dan lagi! Kalau dia nggak menghabisi Ardika, ke depannya bagaimana dia bisa bertahan di Provinsi Denpapan?"Huh! Pak Grorius, ternyata kamu juga bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. Aku keterlaluan?"Ardika terkekeh, lalu berkata dengan tenang, "Kalau kamu beranggapan tindakanku ini keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu punya kekuatan untuk menekanku, kamu juga bisa menampar wajahku seperti itu.""Kalau nggak punya, berdirilah dengan patuh dan terima tamparanku."Kata-kata yang keluar dari mulut Ardika ini adalah kata-kata yang sebelumnya ditujukan oleh Grorius pada Luna. Tentu saja sudah disertai dengan sedikit "modifikasi".Saat ini, A
Seorang pria yang mengenakan setelan kasual berjalan memasuki klub dengan langkah santai.Raut wajah pria itu sangat biasa, bahkan kalau dia dilempar ke lautan manusia, akan sangat sulit dikenali.Namun, aura tenang yang terpancar dari dalam tubuhnya, membuat orang lain tidak berani menganggap sepele dirinya."Pak Jilbis dari Yayasan Investasi Homi!"Dalam sekejap, banyak orang di tempat itu yang berseru dengan kaget. Sangat jelas mereka telah mengenali identitas orang yang datang itu.Jilbis Zulfam, mitra pelaksana global Yayasan Investasi Homi.Kalau Grorius disebut sebagai tokoh hebat dalam dunia bisnis Provinsi Denpapan.Jilbis yang tiba-tiba datang itu adalah tokoh hebat yang terkenal di dunia investasi seluruh negeri ini!Di dunia investasi, tentu saja sangat jelas kedudukan siapa yang lebih tinggi.Namun, hal yang lebih mengejutkan anggota Klub Mobil Balap masih ada di belakang.Saat ini, ada banyak orang yang berjalan memasuki Klub Mobil Balap."Haha, Jilbis, bagaimanapun juga
Tuan Ardika?Mendengar para investor terkenal di seluruh penjuru negeri memanggil Ardika dengan panggilan Tuan Ardika, Dido dan yang lainnya langsung tercengang.'Apa? Sebenarnya apa latar belakang bocah itu?' pikir mereka semua.Sementara itu, para investor sama sekali tidak memedulikan sekelompok anak muda itu, sorot mata mereka tertuju pada Ardika seorang.Sorot mata mereka terhadap Ardika dipenuhi dengan antusiasme dan semangat yang tinggi.Bagaikan sekelompok pemburu yang telah melihat mangsa yang membuat mereka tertarik.Orang-orang itu adalah orang-orang yang cerdas. Tanpa butuh waktu lama, mereka semua langsung paham apa yang telah terjadi di Klub Mobil Balap.Saat itu juga, seseorang tertawa dan berkata, "Grorius, dengan mengandalkan relasimu di sini, kamu sudah memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Ardika terlebih dahulu.""Tapi, kalau dilihat sekarang, sepertinya pertemuanmu dengan Tuan Ardika kali ini berakhir kurang baik, ya? Haha!"Orang itu sengaja melontarkan